Halaman 3 garam konsumsi, namun hingga kini Indonesia masih mengimpor garam
kualitas farmasi, industri dan aneka pangan.
1.1.2. Capaian Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, sesuai rencana strategis dan renca
kerja per tahun, telah melaksanakan pembangunan iptek dengan kegiatan penelitian, pengembangan dan kerekayasaan litbangyasa, dengan fokus
pada bidang pangan, kesehatan dan obat serta bahan bakar nabati bioethanol.
Capaian kegiatan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi selama periode RPJMN 2010-2014, antara lain:
1 Prioritas Nasional
Bidang Iptek dalam RPJMN 2010-2014 terdiri atas Prioritas Nasional 11 prioritas dan Prioritas Nasional lainnya. BPPT pada tahun 2014
mempunyai 8 program prioritas nasional yang tercantum dalam 5 Program Nasional. Capaian kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi
di bidang agro industri dan bioteknologi antara lain: Prioritas 5 :
Program Aksi di Bidang Pangan - Pengembangan dan Penerapan Teknologi Pupuk Berimbang
Pada Tahun 2012 telah diselesaikan: Pilot Project Pupuk Mineral Fertilizer, Pilot Project Pilot Project Pupuk Lepas lambat SRF,
Optimalisasi Pilot Project Pupuk Lepas lambat SRF, Pilot Plant Teknologi Pupuk BCOF, dan Pilot Plant Produksi Pupuk Hayati
Majemuk.
Dalam Tahun 2013 dilaksanakan : Rekomendasi inventarisasi bahan baku industri pupuk, Rekomendasi teknologi proses dan peralatan
industri pupuk, dan Rekomendasi kebijakan industri pupuk nasional
Rekomendasi pupuk berimbang unntuk mendukung program revitalisasi industri pupuk nasional termasuk rekomendasi pola
sebaran kebutuhan pupuk sesuai karakteristik tanah dan rekomendasi engineering peralatan pabrik pupuk.
Pada Tahun 2014 dapat dicapai peningkatan kinerja peralatan pilot project pupuk SRF-NPK di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan,
sehingga secara kualitas pupuk SRF-NPK granul yang dihasilkan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, dan secara kuantitas
produksi pupuk meningkat menjadi kapasitas 10.000 tontahun.
2 Prioritas Bidang Bidang Ketahanan Pangan
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, telah mengembangkan teknologi pangan protein hewani berupa Genetic
Engineering Ikan Nila unggul, yaitu ikan Nila Gesit, yang mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibandingkan Nila biasa, dan selanjutnya
sedang dikembangkan ikan Nila unggul lainnya, yaitu Ikan Nila Salin,
Halaman 4 yang dapat berkembang pada perairan dengan salinitas 20,
sehingga dapat dibudidayakan pada lahan tambak. Berkaitan dengan teknologi pangan protein hewani dari ikan,
dikembangkan pula
teknologi produksi
protein hormon
pertumbuhan dan teknologi produksi vaksin DNA Streptococcus serta teknologi olahan dan rancang bangun hasil perikanan. Selain
itu telah dikembangkan pula teknologi laser-puncture, untuk gertak birahi ruminansia kecil yang digabungkan dengan teknologi
inseminasi buatan, serta pakan probiotik sehingga dapat mendorong peningkatan perkembang biakan dan pertumbuhan ternak.
Pengembangan teknologi pangan karbohidrat dilakukan melalui pengembangan varietas unggul jagung, pabrik pemipil, pengering
dan makanan olahan dari jagung, serta teknologi formulasi komposit jagung;
Pengembangan teknologi pangan fungsional berupa formulasi pangan fungsional anti-diabetes, anti kolestrol kolesta dan profiy
yoghurt dan anti oksidan isoflavon drink, hingga pangan darurat bergizi tinggi, pangan fungsional PUFA Poly Unsaturated Fatty Acid
serta pengembangan enzim untuk pangan karbohidrase, protease, lipase. Untuk mendukung bidang ketahanan pangan, dikembangkan
pula teknologi pupuk BCOF, teknologi pupuk konsorsia mikroba, pengembangan biopestisida dan Pilot Plant produksi pupuk hayati
berimbang kapasitas 300 tontahun, serta pemanfaatan mikroba dan tanaman untuk bioremediasi lahan pertanian. Pengembangan
teknologi minyak dan lemak berbasis sawit untuk pangan dan industri pendukungnya.
Bidang Kesehatan dan Obat
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, telah mengembangkan prototipe ekstrak dan sediaan obat alami
terstandar untuk indikasi penyakit kanker dan degeneratif, pengembangan bibit unggul tanaman obat dan rekomendasi
teknologi untuk pencegahan dan penanggulang penyakit infkesi. Selain itu juga dilaksanakan perekayasaan pengembangan teknologi
alat kesehatan dan biomedik antara lain rancang bangun PC USG multikanal, Vital Sign Monitor dan biosensor sebagai rapid test
untuk
penyakit degenerative.
Dalam rangka
mendorong kemandirian bahan baku obat, Deputi Bidang TAB juga melakukan
pengembangan teknologi dan penyusunan rekomendasi produksi Penisilin G, 6-APA dan antibiotik amoksisilin sampai skala pilot.
Disamping melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan kerekayasaan litbangyasa, Deputi Bidang teknologi Agroindustri dan
Bioteknologi juga melaksanakan kegiatan kemitraan, baik dengan, swasta nasional dan internasional, Industri dan Usaha Kecil dan menengah,
pemerintah daerah, perguruan tinggi, dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional di bidang pangan, kesehatan dan obat, serta bioenergi bioethanol.
Halaman 5
1.2. Pontensi Dan Permasalahan