PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN PENGEMBANG

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

17 Pages

ISSN 2302-0199
pp. 18- 34

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN
KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS SOSIAL
ACEH
Mawarni1, Iskandarsyah Madjid2, Fachrurrazi Zamzami 2
1)

Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of partial organizational
climate and employee career development on the performance of Social Services Aceh, as well
as to simultaneously investigate the effect of organizational climate and employee career

development on the performance of Social Services Aceh. Location of the study was conducted
at the Department of Social Aceh, while the object of this study is about the influence of
organizational climate and employee career development on the performance of Social
Services Aceh, with the number of respondents as many as 105 people. The results show that
partial organizational climate variables regression coefficient values obtained for 0.211, then
the career development variables regression coefficient values obtained for 0.087. While the
results of testing on an F-test (simultaneous) F-test values obtained for 53.702, while Ftabel of
3.085, this suggests that together the variables of organizational climate and career
development have a significant influence on employee performance improvement at the
Department of Social Aceh. To improve employee performance, organizational climate should
be made more conducive over again, so it can have a direct impact on employee performance,
while career development should be done in a transparent manner so that all employees know
about the career development of existing systems.
Keywords : _________
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial iklim organisasi dan
pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial Aceh, serta untuk mengetahui pengaruh
secara simultan iklim organisasi dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial Aceh.
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Dinas Sosial Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini
adalah tentang pengaruh iklim organisasi dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas
Sosial Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Hasil penelitian secara parsial

menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.211, kemudian
variabel pengembangan karir diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.087. Sedangkan hasil pengujian
berdasarkan uji-F (simultan) diperoleh nilai Fhitung sebesar 53.702, sedangkan Ftabel sebesar 3.085,
hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel iklim organisasi dan pengembangan karir
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Sosial Aceh.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai, hendaknya iklim organisasi lebih dibuat lebih kondusif lagi,
sehingga dapat berdampak langsung terhadap kinerja pegawai, sedangkan pengembangan karir
hendaknya dilakukan secara transparan agar semua pegawai mengetahui tentang sistem pengembangan
karir yang ada.
Kata kunci : ___________.

PENDAHULUAN

tujuannya. Begitu juga halnya dengan

Suatu organisasi baik berorientasi

Dinas Sosial Aceh yang mempunyai tugas

pada bisnis yang bersifat laba maupun nir


dan fungsi memberikan pelayanan kepada

laba selalu berusaha untuk mencapai

masyarakat dalam bidang pelayanan sosial
Volume 2, No. 1, November 2012

- 18

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
terutama

dalam

pemberdayaan

sosial


pelaksanaan
keluarga,

fakir

miskin, komunitas adat terpencil, wanita

laba

tenaga

kesejahteraan

masyarakat

(TKSM),

pelestarian

nilai-nilai


pemeliharaan
syuhada

dan

sosial,

pembima

kepahlawanan,

pemugaran

tsunami

dan

dan


organisasi

yang

tidak

membagikan aktiva atau labanya kepada
anggotanya.

rawan sosial, karang taruna, organisasi
sosial,

adalah

Peningkatan kuantitas dan kualitas
pelayanan
kualitas

tentu


saja

terkait

dengan

sumber

daya

manusia

yang

dimiliki oleh unit- unit pelayanan publik

makam

atau aparat pelaksana pelayanan publik


nilai-nilai

tersebut. Oleh karena itu, pemerintah

kesetiakawanan sosial lainnya.

sebagai organisasi yang mempunyai aparat

Pelayanan publik menurut Thoha

harus

mampu

mengembangkan

dan

(2004: 14) merupakan suatu kegiatan yang


mendayagunakan

harus mendahulukan kepentingan umum,

diharapkan dapat meningkatkan kualitas

mempermudah

mereka.

urusan

mempersingkat

pelayanan

sehingga

dan


Peningkatan kualitas kerja aparat

publik.

dapat dilakukan dengan memanfaatkan

Pemenuhan hak ditingkatkan, baik dari sisi

berbagai fungsi dan kegiatan bagian

kuantitas maupun kualitas. Sisi kuantitas

kepegawaian (personalia) untuk menjamin

dapat dilakukan dengan memperbanyak

bahwa mereka diperankan secara efisien

masyarakat yang dapat dilayani, dan


dan

menambah waktu pelayanan, sedangkan

pendayagunaan aparat dapat dilihat dari

sisi kualitas dapat dilakukan dengan

tingkat produktivitas yang tinggi yang

mengurangi

dilakukan oleh aparatur pemerintah sesuai

memberikan

waktu

publik,

mereka,

kepuasan kepada

kesalahan

pelayanan

dan

keterlambatan pelayanan.

efektif.

Efisiensi

dan

efektifitas

dengan tugas dan fungsinya.

Menurut jenisnya organisasi ada dua

Sumber daya manusia yang ada dalam

jenis, yaitu organisasi pencari laba dan

perusahaan atau organisasi terdiri dari para

organisasi bukan pencari laba. Secara

karyawan yang memiliki latar belakang

umum organisasi pencari laba bertujuan

berbeda-beda.

menghasilkan

mampu memberikan rasa aman serta

sedangkan
semata-mata

laba

organisasi
mencari

dari
nir
laba

usahanya,
laba
tapi

Perusahaan

diharapkan

tidak

kesejahteraan bagi karyawan. Selain itu

juga

perusahaan

juga

diharapkan

mampu

memberikan pelayanan publik. Pengertian

menciptakan

dari

banyak

psikologis yang nyaman sehingga bisa

dikemukakan oleh para ahli diantaranya

menimbulkan rasa kesetiakawanan, rasa

adalah menurut Supriyono (2000: 276)

diterima, dihargai, rasa kebersamaan dan

yang menyatakan bahwa organisasi nir

perasaan berhasil dari diri karyawan.

19 -

organisasi

nirlaba

Volume 2, No. 1, November 2012

suatu

ruang

lingkup

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Keterlibatan

pihak

perusahaan

dan

kemantapan

sistem

sosial.

Budaya

karyawan ini dalam mewujudkan tujuan

(culture) akan menghasilkan nilai- nilai

organisasi

rasa

yang nantinya mendasari perilaku anggota

kebersamaan dan perasaan berhasil pada

organisasi serta keyakinan dari suatu

diri

pihak

organisasi. Sedangkan iklim (climate) pada

ini

dalam

dasarnya mencerminkan persepsi anggota

organisasi

dapat

organisasi terhadap suasana kerja yang

memperkuat rasa memiliki bersama dan

terbentuk berdasarkan budaya (culture)

menciptakan

yang ada pada organisasi tersebut.

dapat

memperkuat

karyawan.

perusahaan

Keterlibatan

dan

mewujudkan

karyawan

tujuan

tim

kerja

yang

baik.

Keberhasilan seseorang bukan ditentukan

Iklim organisasi terkait erat dengan

oleh dirinya sendiri tetapi juga oleh

proses menciptakan lingkungan kerja yang

lingkungannya, dimana ia berada.

kondusif,

Konsep

sehingga

dapat

tercipta

iklim

organisasi

hubungan dan kerjasama yang harmonis

climate)

seringkali

diantara seluruh anggota organisasi. Upaya

organisasi

untuk menciptakan iklim organisasi yang

meskipun

kondusif khususnya hubungan kerja antara

kenyataannya kedua hal tersebut berbeda.

karyawan yang satu dengan karyawan

Namun tidak dapat dipungkiri adanya

yang

keterkaitan yang erat antara kedua konsep

karyawan dengan pimpinan, diarahkan

tersebut.

organisasi

kepada terwujudnya kerjasama kerja yang

(organizational culture) merupakan suatu

serasi. Dengan demikian, iklim organisasi

konsep yang sifatnya ditanamkan dan

yang harmonis dapat mewujudkan kinerja

dibangun melalui proses sosialisasi khusus

yang

antara

karyawan.

(organizational
disamakan

dengan

budaya

culture),

(organizational

Budaya

organisasi

dengan

anggotanya.

lain

dalam

semakin

lebih

hubungan

baik

antara

pada

diri

Sehingga budaya (culture) melakukan

Hal ini diduga berkaitan dengan

sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi.

sistem pengembangan karir yang belum

Pertama: Budaya mempunyai suatu peran

sepenuhnya

menetapkan tapal batas, artinya budaya

pegawai.

menciptakan perbedaan yang jelas antara

seorang

satu organisasi dan yang lainnya. Kedua,

penghargaan

budaya membawa suatu rasa identitas bagi

pegawai karena adanya kemampuan dan

anggota

budaya

kinerja yang ditunjukkan oleh pegawai

mempermudah timbulnya komitmen pada

dalam menjalankan tugas-tugas yang telah

sesuatu

diberikan oleh pimpinan kepada pegawai

organisasi.

yang

kepercayaan
Keempat,

Ketiga,

lebih

diri
budaya

luas

individu
itu

daripada
seseorang.

meningkatkan

sesuai

dengan

Pengembangan
pegawai
yang

harapan

karir

merupakan
diberikan

bagi
suatu
kepada

yang bersangkutan.
Fenomena yang muncul saat ini
Volume 2, No.1 November 2012

- 20

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
adalah bahwa kinerja pegawai Dinas Sosial

pencapaian kinerja organisasi, baik secara

Aceh masih tergolong rendah hal ini dapat

individual

maupun

dilihat pencapaian realisasi kerja pegawai

sedangkan

pengembangan

yang setiap tahunnya tidak mencapai target

dijalankan

yang telah ditetapkan oleh pimpinan

mengabaikan terhadap kemampuan dan

terutama

berkenaan

prestasi

anggaran

(DIPA)

dengan

dan

realisasi

kinerja

dalam

secara

oleh

kerja

organisasi,
karir

pimpinan

pegawai

yang
tanpa

juga

akan

menghambat pencapaian kinerja organisasi

memberikan pelayanan kepada masyarakat

Dinas

berkenaan dengan masalah-masalah sosial

organisasi yang mendukung dan faktor

kemasyarakatan,

banyaknya

pengembangan karir yang transparan akan

masalah-masalah sosial kemasyarakatan di

mendorong terhadap pencapaian kinerja

Provinsi

organisasi secara berkesinambungan dalam

masih

Aceh

penanganan
masyarakat

yang

dengan
korban

memerlukan

segera,
konflik

seperti
maupun

Sosial

Aceh.

Sehingga

iklim

memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat.

masyarakat korban bencana alam, seperti

Untuk menduduki posisi tertentu atau

korban banjir yang belum mendapatkan

pengembangan karir pegawai, telah diatur

pelayanan selayaknya dari dinas Sosial

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

dalam

Nomor

membatu

meringankan

beban

100

Tahun

2000

tentang

mereka. Hal ini terkait dengan faktor iklim

pengangkatan pegawai negeri sipil dalam

organisasi yang belum kondusif dalam

jabatan

menciptakan

Iklim

kenyataannya, banyak pengembangan karir

organisasi ini berhubungan dengan struktur

pegawai tidak sesuai peraturan yang

organisasi yang belum sesuai dengan

berlaku, hal ini didasarkan pada faktor

harapan pegawai dan tanggung jawab

individu,

pegawai yang masih tumpang tindih, serta

kekeluargaan

rendahnya dukungan organisasi terhadap

pimpinan,

pegawai

kantor.

menghambat terhadap pencapaian kinerja

Sedangkan faktor pengembangan karir

pegawai Dinas Sosial dalam melayani

pegawai yang belum berjalan sebagaimana

masyarakat.

kinerja

yang

organisasi.

bekerja

diluar

harapan pegawai. Hal ini tentu berakibat
terhadap

rendahnya

maupun

namun

faktor

antara
sehingga

pada

hubungan

pegawai
hal

dengan

ini

akan

Masalah pengembangan dan iklim

pegawai

organisasi saat ini cenderung masih belum

terutama dalam memberikan pelayanan

berjalan sesuai dengan PP No. 100 tahun

kepada masyarakat.

2000 tentang pengangkatan pegawai negeri

Disamping

itu

kinerja

struktural,

faktor

lingkungan

dalam

jabatan

struktural,

sehingga

organisasi yang kurang mendukung dapat

menyebabkan kinerja pegawai menjadi

menjadi salah satu faktor penghambat

rendah

21 -

Volume 2, No. 1, November 2012

terutama

pelayanan

kepada

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
masyarakat,

sehingga

terjadinya

organisasi,

kecemburuan sosial antar pegawai. Hal ini

organisasi.

karena iklim organisasi yang terjadi pada
Dinas

Sosial

karakteristik

serta

menentukan

kinerja

Stringer (2002) juga berpendapat

belum

sesuai

dengan

bahwa karakteristik atau komponen iklim

pegawai,

seperti

adanya

organisasi

mempengaruhi

motivasi

struktur organisasi yang kurang berpihak

anggota

kepada pegawai, tanggung jawab yang

tertentu. Menurutnya terdapat 6 komponen

banyak

untuk mengukur hal tersebut.

terabaikan,

penghargaan

masih

yang

rendahnya

diberikan

kepada

maupun standar kerja yang belum sesuai.

organisasi

a) Struktur
organisasi

Struktur

merefleksikan

perasaan

perangkat manajemen yang efektif untuk
memadukan motivasi individu dengan
tujuan serta tugas-tugas dalam organisasi.
organisasi

merupakan

karyawan

terhadap

prosedur

yang

persepsi

karakteristik

ada

dalam

dari

sebuah

perusahaan.

sebagai

“...collection

and

pattern of enviromental determinant of
aroused motivation.” Iklim organisasi
sebagai koleksi dan pola lingkungan yang
menentukan munculnya motivasi.

dan

tanggung

organisasi.

Struktur

tinggi

jika

anggota merasa pekerjaan mereka
didefinisikan secara baik.
b) Standar-standar

(Standards).

Mengukur perasaan tekanan untuk
meningkatkan kinerja dan derajat
kebanggaan

yang

dimiliki

oleh

definisi

iklim

pekerjaan
standar

dengan
tinggi

baik.

Standar-

artinya

anggota

organisasi selalu berupaya mencari
jalan untuk meningkatkan kinerja.
Sebaliknya

standar

rendah

merefleksikan harapan yang lebih

Dari seluruh definisi tersebut dapat
disimpulkan

peran

dan

anggota organisasi dalam melakukan

Stringer (2002) mendefinisikan iklim
organisasi

baik

jawab yang jelas dalam lingkungan

Iklim organisasi merupakan suatu

iklim

secara

mempunyai

Iklim Organisasi

berperilaku

(Structure).

diorganisasi
KAJIAN KEPUSTAKAAN

untuk

organisasi

adalah, persepsi anggota organisai baik

rendah untuk kinerja.
c) Tanggung

jawab

Merefleksikan

(Responsibility).

perasaan

karyawan

individu maupun kelompok dan pihak lain

bahwa mereka adalah “bos bagi diri

yang

sendiri”

berhubungan

dengan

organisasi

(misalnya: suplier, nasabah, konsultan, dan
lain-lain) secara rutin tentang lingkungan
internal

organisasi

yang

akan

mempengaruhi sikap dan perilaku anggota

dan

keputusannya

tidak

memerlukan

dilegitimasi

oleh

anggota organisasi lainnya. Persepsi
tanggung jawab tinggi menunjukkan
anggotanya merasa didorong untuk
Volume 2, No.1 November 2012

- 22

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
memecahkan

problemnya

sendiri.

derajat keloyalan terhadap pencapaian

Tanggung jawab rendah menunjukkan

tujuan organisasi. Perasaan komitmen

bahwa pengambilan keputusan dan

kuat

percobaan terhadap pendekatan baru

personal. Level rendah komitmen

tidak diharapkan.

artinya

d) Penghargaan

(Recognition)

mengindikasikan
organisasi

bahwa

merasa

berasosiasi

dengan

karyawan

loyalitas

merasa

apatis

terhadap organisasi dan tujuannya.

anggota

dihargai

jika

Organisasi itu harus menciptakan

mereka dapat menyelesaikan tugas

iklim yang mendorong manajemen kinerja

secara baik. Penghargaan merupakan

yang komprehensif yang menitik beratkan

ukuran penghargaan yang dihadapkan

pada pengembangan karir, (Simamora,

dengan kritik dan berkarakteristik

2007: 508).

keseimbangan antara karakter dan

Dalam iklim seperti manager akan

kritik. Penghargaan rendah artinya

lebih

penyelesaian pekerjaan dengan baik

seberapa baik mereka mengembangkan

diberikan

program

imbalan

secara

tidak

konsisten.

mendukung

bawahan

kerjaya.

Disini

mengenai

departement

sumber daya manusia yaitu kepegawaian

e) Dukungan (Support). Merefleksikan
perasaan

mengenali

percaya
terus

dan

saling

berlangsung

di

dapat mendukung program pendidikan
lebih lanjut biaya atau program pelatihan
atau pembangunan lainnya.

antara kelompok kerja. Dukungan

Pimpinan

organisasi

merupakan

tinggi jika anggota organisasi merasa

bagian

bahwa mereka bagian dari tim yang

menciptakan

berfungsi dengan baik dan merasa

kerjaya untuk membantu perencanaan

memperoleh bantuan dari atasannya,

kerjaya

jika

memberitahukan

mengalami

kesulitan

dalam

dari

organisasi

yang

program

pembangunan

pegawai

dapat

dengan
kepada

cara
pegawai

menjalankan tugas. Jika dukungan

mengenai pekerjaan yang ada baik pada

rendah, anggota organisasi merasa

saat sekarang maupun dimasa yang akan

terisolasi

mendatang.

Komponen

dan

tersisih

iklim

sendiri.

organisasi

ini

Dari

uraian

diatas

iklim

organisasi adalah kondisi lingkungan kerja

menjadi sangat penting untuk model

yang

bisnis yang ada saat ini, dimana

aktifitas individu didalamnya.

mempengaruhi

dan

menunjang

sumber-sumber sangat terbatas.
f) Komitmen
Merefleksikan

(Commitment).
bangga

Pada dasarnya, pengembangan karir

anggota terhadap organisasinya dan

dapat dijelaskan dari dua perspektif, yaitu

23 -

perasaan

Pengembangan Karir

Volume 2, No. 1, November 2012

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
internal dan eksternal. Secara eksternal,
pengembangan

karir

dapat

masa kerja dalam suatu organisasi.

dipandang

sebagai suatu pendekatan formal yang
diambil

organisasi

memastikan

yang menunjukkan adanya peningkatan

bahwa orang-orang dengan kualifikasi

peningkatan status seseorang dalam dalam

pengalaman yang tepat tersedia pada saat

suatu organisasi dalam jalur karir yang

dibutuhkan (Simamora, 2004). Menurut

telah ditetapkan dalam organisasi yang

Rivai dan Sagala (2009) pengembangan

bersangkutan

karir

peningkatan

Bagaimanapun juga pengembangan karir

kemampuan kerja individu yang dicapai

masing-masing anggota dalam organisasi

dalam

yang

tentunya

suatu

tergantung dari berbagai faktor. Titik

pemahaman bahwa pengembangan karir

sentral untuk meniti karir pada dasarnya

adalah suatu proses berkesinambungan

terletak pada tiga hal yaitu:

yang dilalui individu melalui upaya-upaya

1)

Kemampuan intelektual

pribadi dalam rangka mewujudkan tujuan

2)

Kemampuan dalam kepemimpinan

perencanaan karirnya yang disesuaikan

3)

Kemampuan manajerial

adalah

guna

Pengembangan karir adalah suatu

proses

rangka

mencapai

diinginkan.Dapat

karir

disimpulkan

(Robbins,

tidak

sama,

2007).

karena

amat

dengan kondisi organisasi
Suatu

karir

mencerminkan

Ketiga hal tersebut senantiasa dibina

perkembangan para anggota organisasi

oleh

(karyawan) secara individu dalam jenjang

organisasi apapun, terutama mereka yang

jabatan atau kepangkatan yang dapat

potensial kalau ingin maju dalam karirnya.

dicapai

Pengembangan

selama

masa

kerja

dalam

setiap

karyawan

atau

karir

anggota

merupakan

organisasi yang bersangkutan. Dengan

pendekatan

demikian, suatu karir menunjukkan orang-

organisasi untuk menjamin orang-orang

orang pada masing-masing peranan atau

dalam organisasi mempunyai kualifikasi

status

dasarnya

dan kemampuan serta pengalaman yang

dalam

cocok ketika dibutuhkan. Oleh karena itu,

admimistrasi personalia. Menurut Hani

perusahaan perlu mengelola karir dan

Handoko (2004) suatu karir adalah: semua

mengembangkannya dengan baik supaya

pekerjaan (atau jabatan) yang dipunyai

produktivitas karyawan tetap terjaga dan

(atau dipegang) selama kehidupan kerja

mampu mendorong karyawan untuk selalu

seseorang.

Karir

melakukan

perkembangan

para

mereka.

merupakan

Karir

istilah

pada
teknis

menunjukkan
karyawan

formal

hal

yang

yang

dilakukan

terbaik

dan

secara

menghindari frustasi kerja yang berakibat

individual dalam jenjang jabatan atau

penurunan kinerja perusahaan. Pengelolaan

kepangkatan yang dapat dicapai selama

dan

pengembangan

karir

Volume 2, No.1 November 2012

akan
- 24

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
meningkatkan efektifitas dan kreatifitas
sumber

daya

manusia

dalam

b.

upaya

posisi

mendukung perusahaan untuk mencapai
tujuannya (Robbins, 2007).

Jenjang

karir,

merupakan

pekerjaan

berurutan

model
yang

membentuk karir sesorang.
c.

Individu selalu berusaha untuk secara

Tujuan

karir,

mendatang

merupakan
yang

posisi

diupayakan

aktif dan produktif dalam proses kegiatan

pencapaianyan oleh seseorang sebagai

suatu perusahaan. Tujuan yang hendak

tujuan karirnya. Tujuan-tujuan ini

dicapai dari peran serta tersebut adalah

berperan

adanya suatu karir yang menunjukkan

sepanjang karir seseorang.

orang-orang pada masing-masing peran

d.

sebagai

benchmark

Perencanaan karir, merupakan proses

atau status mereka. Hal ini dapat dicapai

dimana kita menyeleksi tujuan karir

apabila

dan jenjang karir menuju tujuan-

individu

tersebut

memiliki

tanggung jawab yang tinggi terhadap hasil
pekerjaan telah dilakukan.
Dalam
perusahaan,

suatu

e.

organisasi

pengertian

tujuan tersebut.

atau

pengembangan

karir adalah perkembangan vertikal yang

Pengembangan

karir,

terdiri

dari

peningkatan pribadi yang dilakukan
oleh

seseorang

dalam

mencapai

rencana karir pribadinya.

meliputi jabatan, kepangkatan, pendidikan
dan

penugasan

seseorang

dalam

yang

dialami

rangkaian

oleh

susunan

Sedangkan

menurut

Flippo

(2003:271) mendefinisikan karir sebagai

kepegawaian dan digunakan sebagai dasar

suatu rangkaian

penggajian, (Rivai (2004:280).

terpisah namun berkaitan, serta memiliki

Perencanaan karir dapat mencegah
penumpukan tenaga kerja yang terhalang

kegiatan kerja

yang

kesinambungan, ketentraman, dan arti
dalam hidup seseorang.

pengembangan karirnya hanya karena

Sedangkan menurut Handoko, (2004 :

atasan langsung mereka. Pengembangan

121), menyebutkan bahwa yang dimaksud

karir dapat memberi petunjuk tentang siapa

dengan karir adalah semua pekerjaan atau

diantara pekerja yang wajar dan pantas

jabatan yang dipunyai atau dipegang

untuk di promosikan dimasa depan dan

selama kehidupan kerja seseorang.

demikian suplay internal dapat lebih
terjamin.

Tujuan dan Manfaat Pengembangan

Menurut Rivai (2004:282) konsepkonsep dasar perencanaan karir:
a.

Karir
Untuk dapat terwujudnya manfaat

Karir, merupakan seluruh posisi kerja

perencanaan karir tersebut, perusahaan

yang dijabat selama siklus kehidupan

harus mendukung melalui pendidikan karir,

pekerjaan seseorang.

infomasi karir, dan penyuluhan, (Rivai,

25 -

Volume 2, No. 1, November 2012

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2004 : 286). Adapun yang menjadi tujuan

pekerjaan/perbuatan. Dalam kamus Bahasa

dan manfaat pengembangan karir pada

Indonesia (1995 : 503), pengertian kinerja

dasarnya adalah:

diartikan sebagai sesuatu yang harus

a.

Meluruskan strategi dan syarat-syarat

dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan

karyawan intern.

kemauan kerja. Dalam pengertian lebih

b.

Mengembangkan

karyawan

yang

dapat dipromosikan
c.

Memudahkan

luas,

kata-kata

performance

selalu

digunakan dengan kata-kata seperti job

penempatan

keluar

performance atau work performance yang

negeri.

berarti hasil kerja atau prestasi. Dari

Membantu di dalam keanekaragaman

beberapa

tenaga kerja.

kinerja sebagai prestasi dan kemampuan

e.

Mengurangi pergantian karyawan.

kerja,

f.

Menyaring potensi karyawan.

manajemen memberikan pengertian yang

g.

Meneruskan

d.

pertumbuhan

pribadi

karyawan.

pendapat tentang pengertian

maka

umumnya

para

ahli

sama antara kinerja dengan prestasi kerja,
atau juga dengan produktivitas kerja.

h.

Mengurangi penimbunan karyawan.

i.

Memuaskan kebutuhan karyawan.

prestasi seseorang yang diukur berdasarkan

j.

Membantu

standar atau kriteria yang ditetapkan oleh

perencanaan

tindakan

Kinerja

karyawan

mengacu

pada

perusahaan/organisasi. Pengelolaan untuk

secara afirmatir.

mencapai kinerja sumber daya manusia
Menurut

Singgih,

(2003),

tinggi dimaksudkan guna meningkatkan

pengembangan karir merupakan suatu

kinerja organisasi

perkembangan

para

Kinerja sebenarnya meupakan konsep yang

pegawai secara individual dalam jenjang

sangat kompleks, baik definisi maupun

jabatan atau kepangkatan yang dapat

pengukurannya

dicapai selama masa kerja dalam suatu

tantangan bagi peneliti teori manajemen

organisasi. Adapun yang menjadi indikator

dan perilaku organisasi, karena bersifat

dari

multidimensional. Sehingga pengukuran

perjalanan

pengembangan

karir

karir

seorang

secara

yang

sering

menjadi

karyawan adalah promosi, kemampuan

kinerja

potensial,

dimensi pengukuran yang beragam.

bidang

tugas,

penghargaan

maupun kompetensi.

hendaknya

keseluruhan.

menginteraksikan

Robbins (2007 : 212), mendefinisikan
prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja

Kinerja Karyawan
Kata “Kinerja” merupakan istilah

seseorang

karyawan

selama

periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai

yang diberikan untuk kata “performance”

kemungkinan,

di dalam bahasa Inggris, yang berarti

target/sasaran atau kriteria yang telah

misalnya

Volume 2, No.1 November 2012

standar,

- 26

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ditentukan terlebih dahulu dan
disepakati
prestasi

bersama.
kerja

Oleh

umumnya

telah

penilaian

kinerja

dinilai

itu

karyawan

kepada

organisasi

karena

menyangkut

kontribusi
selama

periode tertentu. Melalui penilaian kinerja,

dengan pekerjaan atau macam pekerjaan

karyawan

manusia

pekerjaan

mengenai seberapa baik ia bekerja jika

tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta

dibandingkan dengan standar organisasi.

lingkungan dari pada pekerjaan tersebut.

Dengan kata lain karyawan mendapatkan

yang

mengerjakan

mendapatkan

informasi

Berdasarkan pengertian tersebut di

umpan balik atas kinerja mereka sebagai

atas, dapat dijelaskan bahwa kinerja atau

pedoman perilaku di masa depan. Sehingga

prestasi kerja adalah hasil kerja baik secara

diperlukan

kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan

dilakukan secara benar dan tepat agar

oleh seseorang karyawan dalam periode

hasilnya

tertentu sesuai dengan tanggung jawab

terhadap fokus strategik organisasi.

yang diberikan.

penilaian

dapat

kinerja

dijadikan

yang

informasi

Kerja dan bekerja adalah merupakan

Faktor kritis yang berkaitan dengan

bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

keberhasilan jangka panjang organisasi

kehidupan

adalah

mengukur

bagian yang paling dasar dari kehidupan

seberapa baik karyawannya bekerja serta

manusia. Kerja akan memberikan status

menggunakan informasi tersebut guna

pada pribadi manusia itu sendiri.

kemampuan

memastikan

untuk

pelaksanaannya

standar-standar

dan

kerja

merupakan

Seseorang bekerja karena ada sesuatu

terus

yang hendak dicapai dan aktivitasnya yang

meningkat sepanjang waktu. Teknik yang

dilakukan akan membawa kepada suatu

paling tua yang digunakan manajemen

keadaan yang lebih memuaskan dari pada

adalah

kinerja

keadaan sebelumnya. Dengan demikian

(performance apprasial). Penilaian kinerja

dapat dikatakan bahwa pada diri manusia

dapat pula menjadi sumber kerisauan dan

terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada

frustasi bagi manajer dan karyawan. Hal

saatnya akan membentuk tujuan-tujuan

ini disebabkan ketidakpastian di sekitar

yang hendak dicapai dan dipenuhinya.

sistem penilaian kinerja. Pada intinya

Yang menjadi persoalan sekarang adalah

penilaian kinerja dapat dianggap sebagai

bagaimana perusahaan dapat membuat

alat untuk menverifikasi bahwa individu-

pegawainya

menjadi

individu memenuhi standar kinerja yang

berprestasi

dalam

telah ditetapkan serta membantu individu

bersemangat

mengelola kinerja mereka.

bekerja

melalui

sekarang

memenuhi

manusia,

penilaian

Jadi untuk menilai kinerja karyawan
dibutuhkan
27 -

penilaian

kerja.

Dalam

Volume 2, No. 1, November 2012

keras,

pekerja

yang

bidangnya

dan

menjalankan
dan

siap

tugasnya,
menghadapi

tantangan sehingga tujuan perusahaan
tercapai.

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Setiap perusahaan atau organisasi

akan

merupakan

rangsangan

bagi

pemerintahan perlu melakukan penilaian

karyawan untuk memperbaiki prestasinya.

prestasi kerja para karyawannya. Penilaian

Selanjutnya

prestasi kerja karyawan merupakan salah

kelemahan-kelemahannya, maka dengan

satu alternatif dasar dalam pemindahan

bantuan pimpinan mereka berusaha untuk

(mutasi) atau promosi karyawan, sehingga

memperbaiki diri masing – masing.

akan dicapai kinerja karyawan yang tinggi,

bila

karyawan

Kemudian

Mathis

(2002:112)

sesuai dengan target dan harapan dari suatu

berpendapat

organisasi.

kegiatan memberikan umpan balik kepada

Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003:
167) mengemukakan bahwa : ”Evaluasi

”Penilaian

diberitahu

karya

adalah

karyawan mengenai unjuk kerjanya selama
kurun waktu tertentu.

prestasi adalah evaluasi sistematik dan

Hal ini berarti penilaian karya tidak

formal atas prestasi kerja karyawan dan

boleh dirahasiakan kepada orang yang

potensi pengembangannya di masa depan”.

dinilai. Penilaian karya harus dijadikan

Selanjutnya Robbins (2007: 327)

kritik yang dilengkapi saran dan petunjuk

mengemukakan bahwa :
Kinerja

untuk

karyawan

Performance) adalah
mana

perbaikan.

Pada

kenyataannya

(Employee

penilaian karya bukan hanya berguna

terhadap

untuk menetapkan besarnya imbalan yang

tingkat

karyawan

mencapai

persyaratan-persyaratan

pekerjaan.

melainkan dapat juga berfungsi untuk

Penilaian kinerja (Performance Appraisal)

membantu proses pengembangan dirinya.

adalah proses yang mengukur kinerja

Penilaian yang diberikan secara terbuka

karyawan.

Penilaian

dan

umumnya

mencakup

maupun

kuantitatif

kinerja
aspek
dari

pada

kualitatif

pelaksanaan

harus

diterima

seorang

didiskusikan,

karyawan

mengetahui

merupakan

karyawan,

memungkinkan
hal-hal

kekurangannya

yang
dan

pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan

mengetahui dengan pasti hal-hal yang

dengan

diharapkan darinya.

seberapa

baik

seseorang

melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau

appraisal) merupakan salah satu tugas

yang diberikan.
Program penilaian karyawan yang
dianut

oleh

Penilaian prestasi kerja (performance

perusahaan,

dapat

yang paling penting bagi setiap manager
yang diakui pula bahwa banyak kesulitan

menimbulkan kepercayaan moral yang

dialami

baik dari karyawan terhadap perusahaan.

memadai. Tidaklah selalu mudah untuk

Adanya kepercayaan dikalangan karyawan

menilai prestasi seorang karyawan secara

bahwa mereka akan menerima imbalan

akurat dan lagi pula serba sulit untuk

sesuai dengan prestasi yang dicapainya,

menyampaikan hasil penelitian kepada

dalam

menanganinya

Volume 2, No.1 November 2012

secara

- 28

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
yang bersangkutan tanpa menimbulkan

kemampuan pegawai dalam mencapai

rasa

target

kecewa baginya.

dihadapi

manajer

Masalah

adalah

yang

bagaimana

kerja

atau

hasil

kerja

yang

diinginkan.

menilai kemampuan-kemampuan tenaga
kerja pada saat ini sehubungan dengan

Hipotesis Penelitian

persyaratan-persyaratan sekarang maupun

Ha1 :

Iklim organisasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap

pada waktu-waktu mendatang.

kinerja pegawai Dinas Sosial

Motivasi kerja karyawan sangat erat

Aceh.

kaitannya dengan sifat dan kemauan
karyawan untuk menyelesaikan semua

Ha2 :

Pengembangan

karir

secara

tugas-tugasnya yang menjadi tanggung

parsial berpengaruh signifikan

jawabnya. Karyawan akan memiliki sifat

terhadap kinerja pegawai Dinas

untuk bekerja keras dorongan oleh faktor-

Sosial Aceh

faktor yang dapat memenuhi cita-citanya.
Motivasi kerja karyawan akan sangat

METODE PENELITIAN

berdampak terhadap prestasi perusahaan.

Lokasi dan Subjek Penelitian

Karena dengan motivasi kerja karyawan
yang

tinggi,

mencapai

perusahaan

tujuan-tujuan

Lokasi penelitian ini dilakukan pada

akan

dapat

Dinas

Sosial

yang

telah

menjadi objek penelitian ini adalah tentang

direncanakan tepat pada waktu dengan

pengaruh

biaya

pengembangan

yang

sangat

efisien.

Dengan

demikian pimpinan harus memberikan

Aceh,

iklim
karir

sedangkan

organisasi
terhadap

yang

dan
kinerja

pegawai Dinas Sosial Aceh.

kontribusi dalam menunjang motivasi kerja
karyawan dalam berbagai aspek kebutuhan.

Populasi dan Sampel

Sedangkan yang menjadi indikator

Populasi dalam penelitian ini adalah

dari kinerja karyawan adalah Vera Parlinda

seluruh pegawai pada Dinas Sosial Aceh

dan

(1)

yaitu sebanyak 184 orang. Pengambilan

kemampuan dalam menyusun rencana

sampel dilakukan dengan teknik purposive

kerja;

sampling

M.

(2)

Mahyuddin

kemampuan

(2005),

merealisasikan

terhadap

pegawai

yang

kemampuan

mendapatkan kesempatan pengembangan

melaksanakan perintah/instruksi atasan; (4)

karir selama 1 tahun terakhir ini yaitu pada

kemampuan

tahun

rencana

kerja;

(3)

memberikan

pelayanan

2011,

adapun

pegawai

yang

kepada masyarakat; (5) kemampuan dalam

mendapatkan pengembangan karir dalam

kualitas kerja, meliputi ketelitian, kerapian,

satu tahun terakhir sebanyak 105 orang.

kecepatan, ketepatan, dan keterampilan

Dimana

dalam

mendapatkan

29 -

melakukan

tugas;

dan

(6)

Volume 2, No. 1, November 2012

dari

jumlah
promosi

pegawai

yang

(pengembangan

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
karir) dalam satu tahun terakhir tersebut
diambil

keseluruhan

menjadi

Aceh.

sampel

penelitian yaitu sebanyak 105 orang,

persamaan regresi berganda sebagai
berikut.
Y = 2.733 + 0.211x1 + 0.087x2

dengan teknik pengambilan sampel secara
sensus atau mengambil seluruh pegawai
yang

mendapatkan

Dari persamaan regresi di atas dapat

kesempatan

pengembangan karir.

diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

Operasional Variabel

Koefisien Regresi (β):



Iklim



Konstanta sebesar 2.733. Artinya jika

(x1),

Persepsi

organisai

baik

individu

faktor-faktor iklim organisasi (x1),

maupun kelompok dan pihak lain

pengembangan karir (x2), dianggap

yang berhubungan dengan organisasi.

konstan, maka besarnya kinerja dasar

Pengembangan Karir (x2), Proses

pegawai Dinas Sosial Aceh adalah

peningkatan

kerja

sebesar 2.733 pada satuan skala likert

individu yang dicapai dalam rangka

atau Kinerja pegawai Dinas Sosial

mencapai karir yang diinginkan

Aceh masih rendah, dengan asumsi

Kinerja Pegawai (Y), Hasil kerja

variabel

seseorang karyawan selama periode

pengembangan karir tidak mengalami

tertentu

dibandingkan

dengan

perubahan.

berbagai

kemungkinan,

misalnya

anggota





Organisasi

kemampuan



iklim

organisasi

dan

Koefisien regresi iklim organisasi (x1)

standar, target/sasaran atau kriteria

sebesar 0.211. Artinya bahwa setiap

yang telah ditentukan terlebih dahulu

100% perubahan (iklim organisasi)

dan telah disepakati bersama

yang ada pada Dinas Sosial Aceh,
maka

secara

relatif

akan

HASIL PEMBAHASAN

meningkatkan kinerja pegawai Dinas

Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan

Sosial Aceh sebesar 21.1%, dengan

Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

demikian semakin baik atau tinggi

Pegawai Pada Dinas Sosial Aceh

iklim organisasi pada Dinas Sosial

Dalam rangka meningkatkan kinerja

Aceh akan semakin meningkatkan

pegawai Dinas Sosial Aceh, maka perlu

kinerja pegawai dimasa yang akan

dilihat

datang.

variabel

yang

mempengaruhi

kinerja pegawai Dinas Sosial Aceh tersebut,



Koefisien regresi pengembangan karir

untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

(x2) sebesar 0.102. Artinya setiap

yaitu iklim organisasi (x1), pengembangan

100% perubahan (perbaikan, karena

karir (x2), terhadap pegawai Dinas Sosial

tanda

+)

setiap

adanya

Volume 2, No.1 November 2012

adanya
- 30

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pengembangan karir maka secara

Koefisien Determinasi (R²) = 0.513.

relatif akan meningkatkan kinerja

Artinya

pegawai Dinas Sosial Aceh sebesar

perubahan dalam variabel terikat (kinerja

10.2%, jadi dengan semakin tinggi

pegawai

tingkat pengembangan karir pegawai

dijelaskan

Dinas Sosial Aceh maka secara relatif

dalam

faktor

iklim

organisasi

akan meningkatkan kinerja pegawai

pengembangan

karir

(x2).

Dinas Sosial Aceh.

selebihnya yaitu sebesar 48.7% dijelaskan

sebesar

51.3%

Dinas

Sosial

oleh

perubahan-

Aceh)

dapat

perubahan-perubahan
(x1),

Sedangkan

oleh faktor-faktor lain diluar dari dua
Berdasarkan hasil analisis di atas

variabel

yang

dijadikan

indikator

dapat diketahui bahwa dari dua variabel

penelitian artinya masih ada variabel yang

iklim organisasi dengan nilai koefisien

dapat

mempengaruhi

regresi sebesar 0.211 mempunyai pengaruh

Dinas

Sosial

yang dominan

terhadap peningkatan

penelitian ini dapat diprediksi seperti

kinerja

Dinas

tingkat

pegawai

Sosial

Aceh,

kinerja

Aceh.

pendidikan

pegawai

Variabel

pegawai,

diluar

program

sedangkan varibale pengembangan karir

pelatihan

mempunyai pengaruh yang relatif lebih

lingkungan kerja serta fasilitas penunjang

rendah terhadap kinerja pegawai dengan

pekerjaan

nilai koefisien regresi sebesar 0.087.

organisasi

secara

kontinyu,

faktor

yang diberikan oleh pihak
maupun

faktor

gaya

kepemimpinan dan tingkat kompetensi
pegawai.

Koefisien Korelasi dan Determinasi


Koefisien korelasi (R) = 0.716 yang
menunjukkan

bahwa

derajat

hubungan (korelasi) antara variabel

Hasil Uji Statistik


Hasil penelitian terhadap variabel

bebas dengan varibel terikat sebesar

iklim organisasi (x1) diperoleh nilai

71.6%.

thitung sebesar 5.912 sedangkan ttabel =

Dinas

Artinya
Sosial

Kinerja
Aceh

pegawai

mempunyai

1.984,

hasil

perhitungan

ini

hubungan yang erat dengan faktor-

menunjukkan bahwa thitung > ttabel

faktor

(x1),

dengan tingkata signifikansi sebesar

pengembangan karir (x2) sehingga

0.000 atau probabilitas jauh dibawah

berpengaruh

β = 5% Dengan demikian hasil

iklim

organisasi

terhadap

peningkatan

kinerja pegawai, dimasa yang akan

perhitungan

datang,

bahwa secara parsial variabel iklim

sehingga

kedua

variabel

statistik

menunjukkan

tersebut mempunyai peranan besar

organisasi

dalam meningkatkan kinerja pegawai

signifikan

Dinas Sosial Aceh.

Kinerja pegawai Dinas Sosial Aceh.

31 -

Volume 2, No. 1, November 2012

berpengaruh
terhadap

secara

peningkatan

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Hasil penelitian ini konsisten dengan



Pengujian Secara Simultan

penelitian yang dilakukan oleh Diana

Berdasarkan hasil pengujian secara

Sulianti Tobing (2009), dan Keke

simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar

Aritonang

(2005),

iklim

53.702, sedangkan Ftabel pada tingkat

organisasi

berpengaruh

signifikan

signifikansi  = 5 % adalah sebesar 3.085.

bahwa

terhadap

kinerja

pegawai.

signfikan

mengindikasikan

Hasil
bahwa

Hal

ini

memperlihatkan,

perhitungan

uji

berdasarkan

statistik

Fhitung

variabel yang diteliti berpengaruh

menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan

nyata dalam meningkatkan kinerja

tingkat

pegawai.

demikian hasil perhitungan ini dapat di

Temuan hasil penelitian terhadap

ambil suatu keputusan bahwa hipotesis

variabel pengembangan karir (x2)

alternatif yang diajukan dapat diterima dan

diperoleh nilai thitung sebesar 2.387

hipotesis nol ditolak, artinya bahwa iklim

sedangkan ttabel sebesar 1.984, hasil

organisasi (x1), pengembangan karir (x2),

perhitungan ini menunjukkan bahwa

secara bersama-sama berpengaruh secara

thitung > ttabel dengan signifikansi

signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas

sebesar

Sosial Aceh.

0.019

atau

probabilitas

probabilitas

0.000.

Dengan

dibawah β 5%. Dengan demikian hasil
perhitungan
bahwa

statistik

secara

pengembangan
secara

menunjukkan

parsial

variabel

karir

berpengaruh

signifikan

terhadap

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.

variabel iklim organisasi diperoleh
nilai koefisien regresi sebesar 0.211,

peningkatan kinerja pegawai Dinas

kemudian

Sosial Aceh. Hasil penelitian ini

Dinas

berpengaruh
kinerja

Sosial

pegawai.

Hasil

2.

berpengaruh

penelitian

peningkatan kinerja pegawai pada

signfikan

nyata

hasil

iklim organisasi berpengaruh terhadap

terhadap

Dinas Sosial Aceh, dengan nilai thitung

mengindikasikan bahwa variabel yang
diteliti

Berdasarkan

menunjukkan bahwa secara parsial

Aceh

signifikan

pengembangan

sebesar 0.087.

dilakukan oleh Diana Sulianti Tobing

pegawai

variabel

karir diperoleh nilai koefisien regresi

konsisten dengan penelitian yang

(2009), bahwa pengembangan karir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebesar 5.912 dan ttabel = 1.984 dengan

dalam

tingkat signifikansi sebesar 0.000.

meningkatkan kinerja pegawai.
3.

Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa

secara

pengembangan

parsial
karir

variabel

berpengaruh

Volume 2, No.1 November 2012

- 32

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
terhadap peningkatan kinerja pegawai

4.

2.

Untuk meningkatkan kinerja pegawai,

pada Dinas Sosial Aceh, dengan nilai

hendaknya iklim organisasi lebih

thitung sebesar 2.387 dan ttabel = 1.984

dibuat lebih kondusif lagi, sehingga

dengan tingkat signifikansi sebesar

dapat berdampak langsung terhadap

0.000.

kinerja

Sedangkan

hasil

pengujian

pegawai,

pengembangan

karir

sedangkan
hendaknya

berdasarkan uji-F (simultan) diperoleh

dilakukan

nilai

semua pegawai mengetahui tentang

Fhitung

sebesar

53.702,

secara

transparan

agar

sedangkan Ftabel sebesar 3.085, hal

sistem pengembangan karir yang ada.

ini

secara

Untuk meningkatkan kinerja pegawai

iklim

yang lebih baik lagi hendaknya pimpinan juga

organisasi dan pengembangan karir

memperhatikan kepada faktor lain selain dari

mempunyai pengaruh yang signifikan

iklim organisasi dan pengembangan karir

terhadap peningkatan kinerja pegawai

seperti

pada Dinas Sosial Aceh.

pendidikan dan pelatihan maupun faktor

menunjukkan

bersama-sama

bahwa
variabel

tersedianya

lingkungan

kerja,

kepemimpinan.
Saran
Diharapkan kepada pimpinan Dinas Sosial
Aceh hendaknya memperhatikan iklim
organisasi yang ada dilingkungan Dinas
Sosial Aceh dalam rangka meningkatkan
kinerja pegawai dimasa yang akan datang
dan

memotivasi

pegawai

untuk

mengerahkan seluruh kemampuan dan
tenaganya untuk meningkatkan kinerjanya.
Iklim organisasi yang dimaksudkan dalam
penelitian

ini

lebih

ditekankan

pada

struktur organisasi dan tanggung jawab
pegawai dalam bekerja.
1.

Pengembangan karir hendaknya juga
menjadi perhatian oleh pimpinan,
karena dengan pengembangan karir
yang transparan dan akuntable akan
berdampak

terhadap

peningkatan

kinerja pegawai dimasa yang akan
datang.
33 -

Volume 2, No. 1, November 2012

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Allen, 2006. Penilaian
Kinerja
dan
Pengembangan Karyawan. Yogyakarta:
BPFE.
Biatna, 2007. Analisis Faktor Gaya
Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Organisasi yang Telah Menerapkan SNI
19-9001-2001.
Dessler, G., 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia (Terj.). Jakarta: PT. Indeks.
Diana, 2009. Pengaruh Budaya Organisasi
Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Perkebunan Nusantara
(PTPN) III di Sumatera Utara.
Ermayanti, 2001. Pengaruh Motivasi Kerja
dan Budaya Kerja Organisasi Terhadap
Kinerja Dosen Politeknik Negeri Medan.
Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas
Sumatera Utara.
Erry, T. H., 2006. Strategi Pengembangan
Karir, Kepemimpinan dan Motivasi
Terhadap Kinerja Anggota Polri. Jurnal
Manajemen, Ilmu Manajemen Strategis,
Program Pascasarjana STIE Kampus
Ungu, Jakarta.
Felicia, 2006. Pengaruh Peran Kepemimpinan
dan Pengembangan Karir Terhadap
Komitmen
Organisasi
Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi
Kasus: PT. Bank Maspion Indonesia

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Cabang Semarang).
Flippo, E. B., 2003. Manajemen Personalia,
(penerjemah : Moh. Mas'ud). Jakarta:
Erlangga.
Ghozali, I.,, 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan SPSS. Semarang:
Universitas Dipenogoro.
Gibson, I. dan Donnelly, 2003. Organisasi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Handoko, T.H., 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Kamus Bahasa Indonesia, 1995. Balai Pustaka
Indonesia.
Listianto dan Setiaji, 2006. Pengaruh Motivasi,
Kepuasan dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen
dan Bisnis.
Ma’ruf, J.M., 2005. Riset Perilaku Konsumen:
Niat
Membeli
Melalui
Internet.
Magister
Manajemen
Unsyiah,
Darussalam – Banda Aceh.
Manullang, 2004. Manajemen Personalia,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marhaeni dan Suhartini, 2005. Pengaruh
Faktor-Faktor Kepusan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pelaksana di
Lingkungan Badan Pusat Statistik
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mathis, R.L., Jackson, dan John H., 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Thoha, M., 2004. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo.
Natassia, 2005. Pengaruh Iklim Organisasi Dan
Pengembangan
Karir
Terhadap
Kepuasan
Kerja.
Business
&
Management Journal Bunda Mulia, Vol.
3 No. 1. Maret 2007.
Nawawi, dan Hadari, 2005. Administrasi dan
Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peraturan
Gubernur
Nanggroe
Aceh
Darussalam No. 18 Tahun 2008,
Tentang Susunan Organisasi Pemerintah
Aceh.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 100 Tahun
2000 tentang pengangkatan pegawai
negeri sipil dalam jabatan struktural.
Rani,
M.,
2009.
Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai
Variabel Intervening Studi Pada Kantor
Pusat PT.Asuransi Jasa Indonesia

(Persero).
Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad
Husnan, 2007. Manajemen Personalia.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM
(BPFE).
Rivai,
Veithzal
dan
Sagala,
2009.
Kepemimpinan
dan
Perilaku
Organisasi). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Robbins, S. P., 2007. Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT. Indeks Jakarta.
Sarwoko, 2005. Analisis Jalur Pengaruh
Karakteristik Pekerjaan, Motivasi,
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Penelitian dilakukan di PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Distribusi Jatim Area Pelayanan dan
Jaringan Malang.
Saydan, 2006.
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta: Penerbit Jambatan,
Siagian, S. P. 2003. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Simamora, 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Singgih, S., 2003. SPSS Versi 10,01, Mengolah
Data Statistik Secara Profesional.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Strauss dan Sayles, 2006. Kepemimpinan
Dalam
Organisasi.
Jakarta:
Prenhallindo.
Stringer, 2002. Coaching For Performance,
Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak
Kinerja.
Terjemahan Y.D
Helly
Purnomo. Jakarta: Gramedia.
Supriyono (2000), Kepemimpinan, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Thoha, M., 2004. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo.
Thomson, 2001. Manajemen, Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Vera dan Mahyuddin, 2005. Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan,
Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Surakarta.
Jurnal Manajemen dan Bisnis.
Wahjisumidjo, 2002. Kepemimpian dan
Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian
dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.

Volume 2, No.1 November 2012

- 34