BAHAN KENAIKAN BBM DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT

KENAIKAN BBM DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAYA BELI
MASYARAKAT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun
berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor
penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas
cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di
sisi lain terdapat kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan
produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan
bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus
meninggi.
Hal ini kemudian direspon oleh pemerintah di beberapa negara di dunia dengan menaikkan harga
BBM. Demikian juga dengan Indonesia, DPR akhirnya menyetujui rencana pemerintah untuk
menaikkan harga bahan bakar minyak sebesar minimal 50%. Kebijakan kenaikan harga BBM
dengan angka yang menakjubkan ini tentu saja menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian sehingga kebijakan ini menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan. akibat
kenaikan harga minyak mentah dunia hingga lebih dari 60 Dolar AS per barel dan terbatasnya
keuangan pemerintah ini direspon oleh pasar dengan naiknya harga barang kebutuhan masyarakat
yang lain. Biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan masyarakat semakin mahal

sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Secara makro cadangan devisa negara banyak
dihabiskan oleh Pertamina untuk mengimpor minyak mentah. Tingginya permintaan valas
Pertamina ini, juga menjadi salah satu penyebab terdepresinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat
berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini dapat
mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar, khususnya
pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi. Kontroversi kenaikan harga
minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM
dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti
perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan.
Akibatnya, perilaku investasi di Indonesia sangat memungkinkan mengalami perubahan. Setiap
peristiwa berskala nasional apalagi yang terkait langsung dengan permasalahan ekonomi dan bisnis
menimbulkan reaksi para pelaku pasar modal yang dapat berupa respon positif atau respon negatif
tergantung pada apakah peristiwa tersebut memberikan stimulus positif atau negatif terhadap iklim
investasi. Berdasarkan pada argumentasi di atas, maka dimungkinkan akan terjadi reaksi negatif
para pelaku pasar modal setelah pengumuman tersebut. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya bahwa
kenaikan harga BBM ini direaksi positif oleh pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana dari
dampak peristiwa pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus
positif pada perekonomian Indonesia.

Dengan berkembangnya kontroversi pro dan kontra terhadap kenaikan harga BBM tersebut,
penelitian ini berusaha mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap kondisi

masyarakat kecil di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut, terdapat beberapa hal pokok yang menjadi pokok perhatian penulis, yaitu:
1. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya gejolak tersebut?
2. Apa tujuan pemerintah untuk menaikan harga minyak tersebut?
3. Apa yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan
Masyarakat semakin mahal sehingga daya beli masyarakat semakin menurun?
1.3 Tujuan
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan yang harus di dapatkan:
1.
Cara-cara memperkecil kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap Daya Beli Masyarakat.
2.
Untuk mengetahui bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus positif pada
perekonomian Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

“KENAIKAN BBM DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT”

Rencana
Pemerintah untuk
menaikkan harga
Bahan Bakar
Minyak (BBM)
yang akan berlakukan 1 April 2012, pasti akan membawa pengaruh secara langsung, maupun tidak
langsung terhadap daya beli masyarakat Indonesia secara Umum. Pengaruhnya biasanya terjadi
penurunan daya beli masyarakat karena harga barang-barang, jasa dan tariff umum lainnya yang
juga ikut naik. Karena biasanya kenaikan BBM memicu kenaikan harga barang-barang sembako
seperti sembako dan barang konsumsi lainnya, serta juga memicu kenaikan tariff jasa-jasa public,
termasuk tariff umum yang menyangkut fasilitas public, seperti tariff angkutan umum dan angkutan
barang, tariff ojek, tariff dasar listrik (TDL), dan tariff umum lainnya.
Saat ini (sebelum harga BBM naik) saja, kita sudah bisa melihat pengaruh kenaikan BBM
tersebut terhadap tarif-tarif umum seperti tariff dasar listrik (TDL). Hal itu terlibat dari rencana
pemerintah untuk menaikkan untuk menaikkan TDL sebesar 10 persen, yang akan dinaikkan secara
bertahap, dan berlaku atau dimulai pada bulan Mei 2012. Apalagi kalau nanti kalau BBM sudah

naik? Maka besar kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa, serta

tariff lainnya.
Kalau melihat alasan pemerintah dalam menaikkan harga BBM pada April 2012 ini, karena
pemerintah ingin mengurangi subsidi konsumsi BBM, dan mengalihkan subsidi tersebut ke sektor
lainnya seperti, pembangunan berbagai infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan,
dan hal lainnya yang dirasa lebih penting.
Akibat atau dampak dari kenaikan BBM kali ini, pemerintah pun berjanji memberikan
kompensasi kenaikan BBM tersebut kepada masyarakat yang terimbas, terutama masyarakat
miskin. Kompensasi tersebut diberikan dalam empat paket, seperti isi buku edaran sosialisasi BBM
yang dibagi-bagikan pemerintah kepada masyarakat.
Kurang lebih dalam buku itu, paket kompensasi yang disebutkan oleh pemerintah adalah:
1.
Penambahan frekwensi jatah beras untuk rakyat miskin sebanyak 2 bulan dalam satu tahun.
Yang mana sebelumnya 12 kali dalam setahun, ditambah menjadi 14 kali dalam setahun, dengan
harga tebus Rp. 1.600,- per kilogram.
2.
Memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyrakat (BLSM) berupa dana tunai senilai
Rp.150.000 per bulan. Penerima bantuan ini, adalah sekitar 18,5 juta rumah tangga miskin.
3.
Memberikan tambahan beasiswa untuk rumah tangga miskin selama enam bulan, dan
4.

Memberikan kompensasi kepada sektor transportasi sebesar Rp. 5 Trilyun. Tujuannya agar
tariff atau tiket angkutan kelas ekonomi tidak naik seiring dengan kenaikan BBM.
Sehingga harapannya, kompensasi yang dibeikan ini, bisa membantu mengurangi beban
masyarakat, terutama masyarakat miskin yang terkena dampak dari kenaikan BBM.
Nah, kalau kita analisa lebih jauh semua uraian diatas, walaupun ada kompensasi, tapi kenaikan
BBM sepertinya tetap, akan berdampak atau membawa pengaruh, atau masalah baru terhadap
masyarakat. Antara lain:
a.
Rumah Tangga yang sebelum BBM naik ini masih belum tergolong miskin (masyarakat
golongan ekonomi menengah), nanti setelah BBM naik, besar kemungkinan bisa jatuh miskin
karena harga-harga yang ikut naik.
b.
Setelah harga naik, akhirnya daya beli dari masyarakat itu menjadi menurun dan pengaruh
terhadap aktivitas ekonomi dan geliat pasar secara umum.
c.
Aktivitas ekonomi atau geliat pasar menurun, mengakibatkan sektor usaha terutama Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) jadi ikut lesu dan makin susah bersaing, dan menimbulkan
pengangguran. Walaupun pemerintah juga menjanjikan Kompensasi bagi UMKM yang terimbas
kenaikan BBM.
d.

Dan akibat-akibat, serta pengaruh lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap masyarakat.
Namun terlepas dari itu, penulis sebagai rakyat tetap berharap, semoga masyarakat dan pemerintah
bisa menyiasati dengan cerdas, agar kenaikan BBM ini tidak terlalu menimbulkan dampak negative
yang meluas terhadap kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Saya sebagi penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya

KESIMPULAN
Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap
rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya

permintaan (demand) dan di sisi lain terdapat kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara
produsen untuk meningkatkan produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa
negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap
posisi harga minyak yang terus meninggi.
Kebijakan kenaikan harga BBM dengan angka yang menakjubkan ini tentu saja menimbulkan
dampak yang signifikan terhadap perekonomian sehingga kebijakan ini menimbulkan banyak protes
dari berbagai kalangan. akibat kenaikan harga minyak mentah dunia hingga lebih dari 60 Dolar AS
per barel dan terbatasnya keuangan pemerintah ini direspon oleh pasar dengan naiknya harga barang
kebutuhan masyarakat yang lain. Biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan
masyarakat semakin mahal sehingga daya beli masyarakat semakin menurun.
Akibat atau dampak dari kenaikan BBM kali ini, pemerintah pun berjanji memberikan
kompensasi kenaikan BBM tersebut kepada masyarakat yang terimbas, terutama masyarakat
miskin. Kompensasi tersebut diberikan dalam empat paket, seperti isi buku edaran sosialisasi BBM
yang dibagi-bagikan pemerintah kepada masyarakat.
Kurang lebih dalam buku itu, paket kompensasi yang disebutkan oleh pemerintah adalah:
1.
Penambahan frekwensi jatah beras untuk rakyat miskin sebanyak 2 bulan dalam satu tahun.
Yang mana sebelumnya 12 kali dalam setahun, ditambah menjadi 14 kali dalam setahun, dengan
harga tebus Rp. 1.600,- per kilogram.
2.

Memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyrakat (BLSM) berupa dana tunai senilai
Rp.150.000 per bulan. Penerima bantuan ini, adalah sekitar 18,5 juta rumah tangga miskin.
3.
Memberikan tambahan beasiswa untuk rumah tangga miskin selama enam bulan, dan
4.
Memberikan kompensasi kepada sektor transportasi sebesar Rp. 5 Trilyun. Tujuannya agar
tariff atau tiket angkutan kelas ekonomi tidak naik seiring dengan kenaikan BBM.
Sumber:
http://merakyat.com/nasional/opini-nasional/1851-kenaikan-bbm-dan-pengaruhnya-terhadap- dayabeli-masyarakat
www.google.com