Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu Pada penggunaan Plastik Berproteksi UV

RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP RADIASI SURYA DAN
SUHU PADA PENGGUNAAN PLASTIK PERPROTEKSI UV

OLEH :

ABD. SYAKUR

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABD. SYAKUR. Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu Pada
Penggunaan Plastik Berproteksi W , dibawah bibingan YONNY KOESMARYONO
sebagai ketua dan RINI HIDAYATI sebagai anggota.
Fenomena kebocoran ozon (ozone depletion) mengakibatkan meningkatnya
radiasi ultraviolet ( W ) yang diterirna oleh permukaan bumi. Radiasi UV dengan tingkat
energinya yang tinggi memberikan efek negatif pada organisme, tak terkecuali pada
tanaman. Radiasi ini juga menyebabkan perubahan dalam tanggap tanaman terhadap

jurnlah dan kualitas rdiasi surya dan mempengaruhi unsur iklim/cuaca secara langsung.
Salah satu upaya untuk mengatasi penetrasi radiasi W yang berlebihan dan

sekaligus mengatasi iklim yang bervariasi adalah rpelakukan teknik modifikasi r a d i i
surya dan suhu dengan penggunaan rumah plastik dan mulsa berproteksi UV untuk
memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang optimal.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni sampai September 2001 di Kebun
Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (BPTH) Segunung, Cipanas, Jawa Barat
dengan ketinggian 1 100 dpl.
Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot
design) d

h pola RAK. Sebagai petak utama adalah naungan rumah plastik dengan 3

level: plastik W (U), plastik biasa (B), dan tanpa rumah plastik/kontrol (K); sebagai

anak petak yaitu mulsa dengan 3 level : mulsa perak/UV (P), mulsa hitarn (H), dan tanpa
mulsa (N). Kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 27 unit
percobaan. Pengukuran dan pengamatan meliputi unsur cuaca dan komponen agronorni.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan besaran rata-rata inensitas
dan intersepsi radiasi surya (global) oleh naungan rumah plastik UV, plastik biasa,


dan kontrol. Plastik berproteksi UV untuk rumah plastik dapat mengintersepsi radiasi
surya sebesar 14,58% dan sekaligus mengintersepsi radiasi UV-A, UV-B, dan UV-C
masing-masing sebesar 70%, 76,46% dan 71,24%. Naungan plastik UV dapat
menurunkan suhu udara rata-rata pada kondisi cerah, sebaliknya dapat meningkatkan
suhu udara pada kondisi mendunghujan.
Hasil analisis ragam menu4ukkan bahwa perlakuan naungan rumah plastik
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman; perlakuan mulsa berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun dan serangan penyakit bercak daun; tetapi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap saat munculnya bunga, jumlah dan berat buah per
tanaman.
Secara umum, hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan karakteristik
radiasi surya (global) dan radiasi UV serta suhu udara dan suhu tanah tidak
mengakibatkan perbedaan secara signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat. Hal ini diduga karena : pertarna, tanaman tomat dapat melakukan adaptasi
anatomis, morfologis, dan biokimia terhadap intensitas radiasi dalam selang
perlakuan dan mengembangkan toleransi terhadapnya; kedua, tanaman tomat dan
tahap pertumbuhadperkembangannya yang digunakan dalam penelitian ini tidak
sensitif terhadap radiasi UV.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul :
"Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu Pada
Penggunaan Plastik Berproteksi UV"
adalah benar karya saya dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data
adalah asli dan pustaka yang dikutipldigunakan telah diperiksa kebenarannya.

RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP RADLASI SURYA DAN
SUHU PADA PENGGUNAAN PLASTIK BERPROTEKSI W

ABD. SYAKUR

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Agroklimatologi

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


~udulTesis

: Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiii Surya dan Suhu

Pada penggunaan Plastik Berproteksi UV
Nama Mahasiswa

: Abd. Syakur

Nomor Pokok

: 99296

Program Studi

: Agroklimatologi

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing


Dr. If. Yomv Koesmaryono, MS
Ketua

Ir. Rini ~ i d a ~ a tMS
i.
A%gota

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi

P
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

Tanggal lulus : 10 April 2002

3. Direktur Program Pascasarjana

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Donggala (Sulawesi Tengah) pada 16 Januari 1968 sebagai


anak kedua dari lima bersaudara dari ayah M. Wahis dan ibu Rohana. Menarnatkan
pendidikan sarjana pertanian pada Jurusan Budidaya Pertmian Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako, Palu pada Tahun 1992. Sebelum diangkat sebagai staf pengajar
tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada Tahun 1995, penulis menimba
pengalaman sebagai tenaga peneliti pada Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih (BPSB)
Sidera sembari mengajar pada Fakdtas Perkmian Alkhaeraat Palu.
Pada Bulan September 1999 penulis diterima sebagai rnahasiswa Program Studi
Agroklirnatologi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa BPPS
Dirjen Dikti Depdiknas.

PRAKATA

Sepatutnya penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas izii dan
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Demikian pula pada

Rasulullah Muhammad SAW atas safkat yang dilirnpahkan pada urnmat dan pengikutnya.
Karya tulis ini melalui perjalanan cukup panjang sejak saat perenCanaan,

penelitian lapangan sampai kepada bentuk penulisan seperti ini.

Untuk itu, perkenankan

penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS selaku pembimbing utama sekaligus Ketua Program

Studi Agroklimatologi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas dorongan,
bimbingan dan bantuan sejak perencanaan penelitian sampai pada penulisan tesis ini.
2.

Ir. Rini Hidayati, MS, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

mengarahkan penulis dan menunjukkan bahan bacaan yang perlu dalam penulisan.
3. Seluruh staf pengajar PS. Agroklimatologi PPS IPB atas kesabaran dan ketulusannya

dalam mengajar dan mendidik selama penulis menempuh studi. Kepada staf
karyawan/karyawati PS. AgroMimatologi PPS IPB terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya selama penulis menempuh pendidikan di PPS IPB.
4. Dr. Ir. Koesuma, MS selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias (BPTH) Segunung


beserta staf;

Pak Suhardi selah kcpala kebun percobaan BPTH beserta

karyawanlkaryawati (Pak Yus, Bu Fit& Bu Mumun, Pak Dad-

Pak Ruhiat dan Pak

Udin,).
5. Yayasan R v.G. Van Deventer Maas (Jakarta), terima kasih atas beasiswanya selama

setahun yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan studi di PPS IPB.

6. Bapak H. Husaini Mansw, SE sekeluarga, paman penulis yang begitu banyak

memberikan dorongan dan bantam moril dan mated. Entah dengan cara apa saya
membalas kebaikan tersebut.
7. Bapak Samsudin MAP dan Ibu Mardiyah H. Sarkawi, bapak dan ibu mertua


terima kasih atas pengertian, juga bantuan moril dan rnaterialnya.
8. Kawan-kawan seangkatan di PS AGK IPB (AGK-99): Aris Pramudia, Djazim

Saehllah, Nani Her-

Petrus Siregar, dan R Pollo; terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya selama sama-sama belajar.
9. Adii Dilla Hikrnayanti, isteriku, terima kasih atas pengertian dan kesabarannya

selama mendampingi penulis.
10. Akhirnya kepada ibunda penulis (mama Rohana) dan nenek Hj. Fatima Mansur

yang telah mengasuh penulis sejak kecil tak cukup dengan hanya kata terima kasih,
kepada kakakku Hasan dan a d i i - a d i i : Muh. Arifin. Muhlisah, dan Mardiah, terima

kasih atas segala dorongan dan pengertiannya dimana kesempatan kalian m p i r telah
kuambil semuanya dan kepada kalian karya tulis ini kupersembahkan.

DAFTAR IS1


DAFTAR TABEL ...................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... v
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................
1
1.2. Tujuan dan Kegmaan .....................................................................
2
1.3. Hipotesis...................................................................................
-2
I1 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Tanaman Terhadap Radiasi Surya ........................................... 4
2.2. Ultraviolet (UV) dan Pengarulu~yaTerhadap Tanaman .............................9
2.3. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman............11
2.4. Pengaruh Rumah Plastik dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman............................................................... 14
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat .......................................................15
I11. METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 18
3.2. Bahan dan Alat ...........................................................................18
3.3. Metode Penelitian...................................................................... 18

3.4. Analisis Data............................................................................... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Unsur Iklim................................................................................ 25
4.2. Performa Tanaman.......................................................................32
4.3. Pembahasan Umum ......................................................................37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..............................................................................-41
5.2. Saran.......................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................-42
LAMPIRAN....................................................................................... -44

Halaman

1. Panjang gelombang radiasi dan pengaruhnya pada tumbuhan.. ........................

6

2. Pengaruh spektrum cahaya terhadap pertumbuhan.. .....................................

8

3. Rata-rata intensitas radiasi total dan intersepsi radiasi oleh plastik UV
dan plastik b i i . .............................................................................. 25
4. Rata-rata intensitas dan intersepsi radiasi ultraviolet pada pagi dan
siang oleh oleh plastik UV dan plastik biasa. ............................................. 28

5. Suhu uciara rata-rata pada pagi, siang, dan harian pads saat kondisi
cerah dan mendung.. .........................................................................

31

6. Suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0,5, clan 10 cm pada naungan
nunahplastik dan mulsa..................................................................... 32

7. Pengaruh perlakuan naungan terhadap tinggi tanaman pada 3,5,6 dan
7MST ..........................................................................................

33

8. Pengaruh perlakuan naungan dan mulsa terhadap jumlah dam pada
2 dan 3 MST................................................................................... 33
9. Pengaruh perlakuan mulsa terhadap rata-rata jumlah daun yang

terserang penyakit bercak daun.. ........................................................... 36

DAFTAR GAMBAR

1. Diagram proses pemencaran, pemencaran dan pemantulan radiasi
surya di atmosfer sampai mencapai permukaan vegetasi.. .......................... 5
2. Integrator solarimeter dan termocouple yang digunakan dalam
..
penehtm.. ................................................................................-22
3. Profil intensitas radiasi UV-A di pagi hari pada berbagai naungan.. ..............26
4. Profil intensitas radiasi UV-A di siangi hari pada berbagai naungan.. ............26

5. Profil intensitas radiasi UV-E di pagi hari pada berbagai naungan.. ..............27
6. Profil intensitas radiasi UV-B di siangi hari pada berbagai naungan. ............27

7. Profil pengamatan suhu udara rata-rata h a r i i dibawah naungan
rumah plastii UV, rumahplastik biasa, dan diluar rumah plastik.. ................30

8. Performa tanaman tomat pada rurnah plastik dan mulsa UV.. .....................34
9. Histogram jumlah dan berat buah per tanaman total panen pada
berbagai perlakuan. ....................................................................... -34
10. Pertumbuhan tanarnan tornat pada naungan rumah plastik
berproteksi UV.. ........................................................................37

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1. Rata-rata intensitas radiasi surya (W m-') pada berbagai naungan..................44

2. Hail pengamatan intensitas radiasi surya (cal cm-' min")
dengan interval pengamatan 1 jam .......................................................45

3 . Intensitas radiasi ultraviolet (W m-2)di pagi hari pada berbagai
naungan...................................................................................... -46
4 . Intensitas radiasi ultraviolet (W m-') di siang hari pada berbagai
naungan .......................................................................................47
5. Suhu udara rata-rata harian dari berbagai naungan selama
pertumbuhan tanaman...................................................................... 48
6. Data hasil pengamatan suhu udara ( O C ) pada kondisi cerah dan
mendung dengan interval pengamatan 1jam ...........................................49

7. Suhu tanah rata-rata ("C) pada kedalaman0. 5. dan 10 cm............................ 50
8. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada 2.3.4.5.6. dan 7 MST ............................ 51
9. Rata-rata jumlah daun pada 2.3.4.5.6. dan 7 MST ..................................... 51

10. Rata-rata saat munculnya bunga. total panen jumlah buah dan
berat buah per tanaman.................................................................... 51
11. Rata-rata jumlah daun yang terserang penyakit bercak daun (%) ..................52
12. Kuadrat tengah hasil analisis ragam (anova) total panen jumlah
buah dan berat buah per tanaman ....................................................... 52

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu dipelajari dengan alasan tertentu.

Dua alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh cuaca pada
tanaman; Pertama, pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu pemulia
tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi iklim tempat tumbuh
tanaman. Kedua, dasar tersebut akan mengizinkan ahli agronomi dan ahli fisiologi
untuk menghitung efek cuacs! pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman
sehingga mereka dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya.
Radiasi surya merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim yang sangat penting
dipelajari karena merupakan sumber utama kehidupan karena mempengaruhi sistem
atmosfer bumi dan sekaligus menjadi sumber energi bagi lingkungan dan makhluk
hidup, terutarna bagi tumbuhan yang mampu "memanen" energi surya melalui proses
konversi energi ke dalam bentuk termal, biokimia dan pancaran. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik dari segi kualitas dan kuantitas terhadap radiasi surya akan
memberikan dasar ilmiah untuk melakukan modifikasi sehingga diperoleh kondisi
optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman .

Fakta adanya kebocoran lapisan ozon (ozone depletion) pada lapisan stratosfer
sejak dua dekade lalu yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti kebakaran dan
penebangan hutan, meningkatnya Chlorofluorocarbon (CFC),Nitrogen Oksida (NO),
dan metan (CHq) mengakibatkan intensitas radiasi ultraviolet (UV) yang diterima

oleh permukaan burni juga semakin meningkat. Intensitas radiasi W dengan tingkat
energinya yang tinggi dapat memberikan efek negatif (photodestructive) pa&
organisme, termasuk tanaman karena diketahui radiasi W dapat mereduksi
konsentrasi dclorofil, kerusakan pada asam inti dan protoplasma sel (Kulandaivelu
1997). Dengan demikian radiasi W dapat mengakibatkan penurunan produksi dan

kualitas hasil pertanian.
Pada

perturnbuhan

tanaman

hampir

semua

unsur

cuaca

sangat

mempengaruhinya, sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman adalah suhu udara dan panjang hari (Handoko 1994).

Produk fotosintesis bruto sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR, sedangkan
suhu udara dan radiasi inframerah sangat menentukan laju respirasi. Kebocoran ozon
akan menyebabkan perubahan dalam penerimaan jumlah dan kualitas radiasi surya
dan mempengaruhi unsur-unsur iklimlcuaca lainnya, termasuk dalam ha1 tanggap
tanaman terhadapnya.
Untuk menghambat penetrasi radiasi W yang berlebihan dan mengatasi iklim
yang bervariasi maka perlu teknik modifikasi radiasi surya dan suhu yang mengarah
pada keadaan lingkungan yang dibutuhkan tanaman. Salah satu teknik modifikasi
tersebut yaitu dengan menggunakan rumah plastik dan mulsa berproteksi W untuk
memperbaiki performa pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji respon perturnbuhan dan
produksi tanaman tomat pada penggunaan naungan rumah plastik clan mulsa
berproteksi W.
1.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Penggunaan plastik berproteksi W untuk rumah plastik dan mulsa akan

menghasilkan modifikasi radiasi surya dan suhu yang khas dibanding perlakuan
lainnya.

2. Penggunaan plastik berproteksi UV untuk nunah plastik dan mulsa dapat
memperbaiki performa tanaman tomat.

11.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Tanaman Terhadap Radiasi Surya

Radiasi surya merupakan energi yang dipancarkan oleh sinar matahari ke
seluruh jagad raya dan sebagian kecil mencapai permukaan atmosfer kemudian
diteruskan (transmission) ke permukaan bumi setelah melalui proses pemancaran
(scattering), dan penyerapan (absorption) oleh atmosfer bumi. Proses dan besaran
radiasi surya yang terjadi di atmosfer diilustrasikan pada gambar 1. Nilai radiasi surya
yang tiba di puncak atmosfer sekitar 1350-1400 ~

m yang
- ~sering juga disebut

tetapan surya (Rosenberg dan Verna 1983), namun radiasi yang sampai dipermukaan
bumi tidak sebesar nilai tersebut karena telah mengalami proses pemantulan,
penyerapan, dan pemencaran di atmosfer.
Akibat modifikasi radiasi surya di atmosfer maka terjadi perubahan kualitas,
kuantitas, dan arah radiasi surya yang tiba dipermukaan bumi. Dari segi kualitas clan
kuantitas, energi radiasi surya yang sampai dipermukaan bumi terdiri atas ultra
violetKJV

(7,8%), cahaya tampak (39.8%), infiamerah dekat/NIR (38.8%) serta

sisanya radiasi di bawah W (1.2%) dan di atas NIR (12.4%). Akibat pemencaran
radiasi yang terjadi di atmosfer maka radiasi yang tiba dipermukaan dapat dibedakan
atas radiasi langsung dan radiasi baur. Radiasi langsung merupakan radiasi surya
yang tiba langsung di permukaan bumi tanpa mengalami proses pemencaran. Radiasi
baur adalah seluruh radiasi surya yang telah mengalami pemencaran di atmosfer baik
melalui pemantulan maupun penerusan.

Yang menjadi perhatian kita adalah sabuk ultraviolet, cahaya, dan infiamerah.
Radiasi surya dengan intensitas 2 kal cm-2 menit-1 atau sekitar 1396 Wm-2 (tetapan
surya). Bagian terbesar (99%) dari pancaran ini berada dalam kisaran panjang
gelombang 0,2-4 pm.

Ditinjau dari segi energi, maka pancaran yang tiba di

permukaan kurang lebih 4% adalah ultraviolet, 44% adalah cahaya (pancaran kasat
mata dan 52% adalah inframerah).

Gambar 1. Diagram proses pemencaran, penyerapan dan pemantulan radiasi surya di
atmosfer sarnpai mencapai permukaan vegetasi (Geiger 1950).

Kira-kira 29% pancaran surya bbih panjang dari 1 pi. Kualitas ini tidak banyak
berubah jika ketinggian matahari lebih dari 90. Di bawah ketinggian ini bauran langit
bertambah pada langit cerah. Pada langit berawan bagian biru akan lebih besar. Di
permukaan, panjang gelombang kurang dari 29 pm tidak ada karena diserap ozon di

stratosfer.
Radiasi surya sangat diperlukan oleh komunitas tanaman karena memiliki
energi untuk proses fotosintetis, terutama energi dari cahaya tampak (400-700 nm),
yang disebut PAR (photosinthetically active radiation). Interaksi antara radiasi surya
dan tanaman hidup dapat dibagi atas tiga kategori yaitu efek termal, efek foto-energi,

dan efek fotostimulus yang dapat diringkaskan dalam bentuk Tabel 1.
Tabel 1. Panjang gelombang radiasi dan pengaruhnya pada tumbuhan (Ross, 1975)
Tipe Radiasi

Wilayah
Spektral

Persen
Radiasi
Surya
0-4
21-46
.50-79

Termal

Fotosintesis

0.29-0.38
Ultraviolet
+
+
0.38-0.71
PAR
+
Infia Merah
0.7 1-4.0
Dekat (NIR)
+
Radiasi
3.0-100
Gelombang
Panjang
Keterangan: - = tidak nyata berpengaruh, + = nyata berpengaruh

-

'

Fotomorfogenetik

Moderate

+
+
+

Pengaruh interaksi radiasi terhadap tumbuhan dibagi tiga bagian (Ross,1975):
1. Pcngaruh termal radiasi hampir 70% diserap oleh tanaman dan diubah sebagai
bahang dan energi untuk transpirasi, serta untuk pertukaran panas dengan
lingkungannya.

2. Pengaruh fotosintesis karena hampir 28% dari energi yang a& diserap untuk
fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
3. Pengaruh fotomorfogenetik yaitu sebagai regulator dan pengendali proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contoh proses ini adalah untuk proses
gerakan nastik, orientasi, pembentukan pigmen, dan pembungaan.
Radiasi surya memegang peranan penting dalam kehidupan tanaman. Waren
(1967) dalam Langer dan Hill (1982) menguraikan penggunaan energi surya sampai
terbentuknya bahan kering tanaman secara bertahap sebagai berikut :
Energi surya yang niengenai daun (100%)

Panjang gelombang
yang aktif (45%)

Diserap daun (38%)

Tidak aktif untuk
fotosintesis (55%)

.

Refleksi dan transmisi (7%)

I
Diikat kloroplas (35%)

Diserap dinding sel(3%)

Diikat untuk fotosintesis (4%)

Hilang sebagai panas (3 1%)

Produksi bahan kering untuk
pertumbuhan dan penyimpanan (2%)

Hilang karena respirasi
(2%)

Produksi bahan kering untuk pertumbuhan dan penyimpanan pada akhirnya
akan menghasilkan berat kering tanaman. Hasil panen ini setara dengan hasil berat

kering tanaman yang merupakan keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi
(Gardner et al. 199 1).
Tiga karakteristik radiasi surya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah intensitas, lama penyinaran, dan panjang gelombang
cahaya seperti dapat dilihat pada tabel 2.
c

Tabel 2. Pengaruh spektrum cahaya terhdap pertumbuhan tanaman
Band
1

h (micron)

Pengaruh terhadap tanaman

Tidak ada pengaruh spesifk yang diketahui. Radiasi
diserap dan diubah menjadi panas tanpa
mempengaruhi proses biokimia.
2
1,O - 0,72
Pengaruh khas terhadap aktivitas pemanjangan
organ tanaman. Wilayah infra merah jauh penting
bagi fotoperiodisme, perkecambahan biji, kontrol
pembungaan, dan warna buah.
3
0,72 - 0,61
Diserap oleh klorofil.
Menghasilkan proses
aktivitas fotosintesis yang kuat.
Terkadang
menunjukkan adanya aktivitas fotoperiodik yang
kuat.
4
0,61-0,51
Wilayah spektrum hijau dengan efektivitas
fotosintesis rendah dan aktivitas formatif lemah.
5
,0,51- 0,40
Wilayah serapan terkuat oleh klorofil dan pigmen
kuning. Merupakan wilayah aktivitas fotosintesis
yang kuat pada cahaya biru violet. Mempunyai
pengaruh formatif yang kuat.
6
Tanaman
0,40 - O,S 15 Mznghasilkan pengaruh formatif.
menjadi lebih pendek dan daun lebih tebal.
0,3 15 - 0,28 Umumnya merugikan tanaman.
7
Secara cepat mematikan tanaman. Mempunyai aksi
8
1,0

2.2. Ultraviolet (UV) dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman

Adanya kebocoran lapisan ozon di lapisan straosfer yang terjadi dua dekade
lalu mengakibatkan radiasi ultraviolet (W)dapat 1010s sampai ke permukaan bumi.
Dari tiga spektra radiasi W yang paling berpengaruh terhadap proses fisiologi dan
biokimia tanaman yaitu pada spektra W B (280 - 320 nm).
Sebagaimana dikemukakan di atas, matahari memancarkan radiasi dalam
beberapa rentang panjang gelombang. Warna yang kita lihat sehari-hari berada
dalam rentang panjang gelombang antara 410-740 nm, rentang ini menyusun 45%
dari total radiasi matahari. Selcitar 46% dari total radiasi matahari berada pada daerah
infiamerah dengan panjang gelombang lebih dari 740 nm, sementara ultraviolet yang
memiliki panjang gelombang antara 100-400 nm menyusun 9% dari total radiasi
matahari yang dipancarkan (Prawirowardoyo 1996).
Radiasi ultraviolet (UV) dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar, yaitu:
1. W A (320 - 400 nm),umurnnya spektrum W dan paling banyak di biosfer.
Pengaruhnya sedikit terhadap ozon.
2. W B (280 - 320 nm); terdapat banyak di biosfer dan sangat kuat
dipengaruhi oleh ozon.

3. W C (100 - 280 nm); sedikit di biosfer, sebagian besar di pencarkan
(scattered) dan diserap oleh oksigen, nitrogen, dan ozon atmosfer.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa secara fisiologis tanaman menyerap
radiasi dalam spektrum cahaya tampak, termasuk juga radiasi W yang memberikan
pengaruh negatif pada tanaman. Bagian tanarnan yang paling kuat menyerap radiasi

W adalah pada pigmen antosianin. Efek merusak dari radiasi W yaitu pada

panjang gelombang 290 nrn (UV B). Klorofil juga dapat dirusak oleh radiasi W.
Meskipun demikian, tanaman juga mempunyai resistensi terhadap radiasi W dengan
cara melindungsi sel-selnya dari UV clan mengembangkan toleransi terhadapnya.
Sehingga dikenal ada tanaman yang sensitif dan tanaman yang resisten terhadap
radiasi UV (Levitt 1980). Seberzipa besar sensitivitas dan resistensi tanaman terhadap
radiasi UV sangat bergantung pada spesies dan kultivar serta tahap perkembangan
tanaman (Barnest et al. 1983; Terramura et al. 1991 dalam Kulandaivelu 1997).
Kulandaivelu (1997) juga

mengemukakan bahwa tanaman yang

ditumbuhkan dalam bilik (chamber) dan nunah kaca (green house) lebii rentan
terhadap UV B daripada tanaman yang tumbuh dibawah kondisi alami. Komponen
cahaya tampak (350 - 750 nm) boleh dikatakan mempengaruhi rasio W B/UV

AIPAR di lapang berbeda dengan pertumbuhan didalam bilik atau rumah kaca.
Tingkat radiasi UV B yang tinggi dengan radiasi PAR yang rendah dapat mereduksi
konsentrasi klorofil (Garrard et al. 1976; Terrini et al. 1981; Vu et al. 1982b dalam
Kulandaivelu et al. 1997).
Meskipun W B hanya sebagian kecil dari radiasi swya yang mengenai
permukaan bumi, namun pengaruhnya terhadap proses biologi sangat penting.
Radiasi UV B diketahui berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Caldwell 1981; Teramura 1983; Rozema et al. 1990;
Runeckles dan Krupa 1994; Correia 1995 dalam Correia et al. 1998).
Menurut Hale (1995) tidak semua tahap pertumbuhan tanaman sensitif
terhadap W. Akan tetapi Hale menyatakan bahwa W - B mempengaruhi fisiologi

tanaman, dalam ha1 ini radiasi W - B menurunkan asimilasi netto karbon yang
dihasilkan oleh fotosintesis tanaman.
Tanaman mengembanglcan adaptasi anatomis, morfologis dan biokimia
untuk melindungi diri mereka terhadap W (Teramura, 1991). Selanjutnya dikatakan
bahwa tanaman dataran tinggi lebih toleran terhadap paparan W daripada tanaman
dataran rendah, ha1 ini dikarenakan dataran tinggi mendapatkan intensitas W - B lebih
besar daripada dataran rendah sehingga tanaman yang mampu bertahan memiliki
toleransi yang lebih tinggi terhadap UV-B bila dibandingkan dengan tanaman di
dataran rendah.

2.3. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Perkembangan maupun pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsurunsur cuaca seperti suhu udara. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan tanarnan adalah suhu dan panjang hari, sedangkan pada pertumbuhan
hampir semua unsur cuaca sangat mempengaruhinya (Handoko 1994).
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan terutarna pa& respirasi dan kecepatan
proses biokimia dalam fotosintesis. Dalam proses respirasi, hasil fotosintesis akan
diubah menjadi C02 dan H20, sehingga semakin besar respirasi laju pertumbuhan
tanaman menjadi berkurang. Fotosintesis dan respirasi merupakan reaksi kimia yang
dikenal dengan narna proses biokimia.

Intensitaslkecepatan reaksinya sangat

ditentukan oleh aktivitas katalisator. Hanya saja pada proses biokimia katalisatornya
adalah enzim, yang daya toleransinya terhadap suhu lingkungan sangat terbatas dan
bervariasi untuk tiap varietas tanaman karena enzim tersebut dari protein yang

spesifik. Pada batas kisaran toleransi optimum, semakin tinggi suhu akan semakin
meningkatkan aktivitas dari enzim, yang akhirnya akan meningkatkan produk
fotosintesis dan respirasi.

Meningkatnya cahaya dari angka optimumnya akan

mengakibatkan p e n m a n produk, karena mulai terjadi perusakan enzim, yang
akhirnya proses fotosintesis dan respirasi akan berhenti bila seluruh enzim rusak
(mengurai) oleh suhu yang terlalu tinggi ( Nasir 1999).
Produk fotosintesis bruto sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR dan
tingginya suhu dam yang diakibatkan oleh penyerapan radiasi gelombang pendek
tersebut. Terutama pada ciaun ymg memperoleh radiasi surya langsung di puncak

tajuk, laju fotosintesis tidak terlalu terpengaruh oleh suhu udara. Sedangkan untuk
respirasi berlangsung terus menerus selama 24 jam dan kecepatannya sangat
dipengaruhi oleh suhu udara dan radiasi infiamerah.
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil fotosintesis
bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh suhu udara rendah di
malam hari, ha1 tersebut menguntungkan bagi tanaman karena meningkatkan prod&
fotosintesis neto. Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan
oleh suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk
fotosintesis neto.

Suhu rendah akan mengurangi kecepatan reaksi metabolisme

(fotosintesis dan respirasi), sehiigga pertumbuhan generatif untuk menghasilkan biji
menurun. Ditinjau terhadap respon suhu udara, terdapat tiga batas suhu penting (suhu
kardinal) pada tanaman yaitu suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum.

Untuk tanaman tomat, suhu optimumnya adalah 18-240C, suhu minimum 140C, dan
suhu maksimum 260C (Nasir 1999).
Tanaman mengalami dua proses hidup yakni turnbuh (bertambah ukuran
panjang, luas, volume dan bobot) dan berkembang yakni mengalami penggandaan
dan pemisahan h g s i organ melalui fase-fase benih, kecambah, perturnbuhan
vegetatif dan perturnbuhan generatif bunga, buah dan biji untuk memperoleh generasi
baru (benih baru). Dalam batas kisaran toleransi kenaikan suhu udara akan diikuti
oleh laju pertumbuhan dan semakii pendeknya periode antar fase perkembangan.
Dalam ha1 ini u n t k tanaman semusim peningkatan suhu udslra &an menyebabkan
semakii pendek umurnya.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertukaran panas
(bahang) di permukaan tanah, selain sifat-sifat fisik tanah seperti struktur dan tekstur
tanah dan kandungan air (kelengasan). Mekanisme pertukaran bahang di permukaan
tanah ini menentukan proses-proses yang terjadi di udara dekat permukaan.
Pertukaran panas ini merupakan masalah pokok karena keadaan seluruh atmosfer
ditentukan oleh proses ini (Rozari 1987).
Variasi suhu tanah harian maupun menurut kedalaman ditentukan oleh
kondisi cuaca yang berhubungan dengan neraca energi. Pada kondisi yang normal
pola fluktuasi suhu tanah diurnal sarna dengan suhu udara, namun tidak demikian
dengan pola fluktuasi menwut kedalaman. Variasi suhu tanah harian ditentukan oleh
variasi penerimaan radiasi surya yang mempengaruhi pertukaran panas antar lapisan.

2.4. Pengaruh Rumah Plastik dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan

Perkembangan Tanaman
Salah satu bentuk modifikasi iklim mikro pada tanaman yaitu dengan
penggunaan rumah plastik dan mulsa atau penutup tanah. Menurut Nelson dan
Suharsih (1996) rumah plastik atau rumah kaca adalah suatu bangunan yang ditutup
dengan benda

transparan untuk melindungi tanaman dari pengaruh negatif

lingkungan. Akibat penutupan ini akan diatur jenis spektrum matahari nyang
dibutuhkan oleh tanaman dengan menggunakan jenis penutup. Sumiati (1990)
mengernukakan pexlggunaan naungan plastik bening dapat menekan evaporasi yang
mungkin terjadi akibat tiupan angin, sehingga kelembaban tanah tetap terjamin untuk
perturnbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Selanjutnya dikemukakan bahwa
naungan dapat menahan percikan air hujan yang deras, sehingga dapat menekan
gugurnya bunga dan buah tomat serta menekan kemungkinan timbulnya penyakit.
Hasil penelitian Sumiati (1990) yang dilaporkan Nurtika dan Abidin (1999)
menunjukkan bahwa naungan plastik bening secara nyata dapat meningkatkan bobot
buah per hektar. Selain itu, manfaat rumah plastik di daerah tropis antara lain yaitu
melindungi tanaman dari curah hujan, angin dan sinar matahari yang terlalu kuat
serta mengatur kelembaban ruang. Rumah plastik dapat menyerap sinar W yang
berlebihan yang tidak menguntungkan bagi tanaman.
Dengan penggunaan mulsa maka terjadi perubahan pada iklim tanah dan
iklim mikro dekat permukaan tanah.

Secara umum, pemanfaatan mulsa yang

menutup permukaan tanah dengm sisa tanaman atau plastik akan mempengaruhi
iklim tanah; dan pengaruhnya dapat dilihat pada suhu dan kelembaban tanah, erosi

dan fisik tanah, hama dan penyakit, pertumbuhan gulma serta terhadap pertumbuhan

clan produksi tanaman (Davies 1975). Selanjutnya dikemukakan bahwa mulsa dapat
mencegah tanah dari curah hujan langsung sehingga mengurangi evaporasi dan
mengurangi fluktuasi suhu tanah. Hal ini akan meningkatkan lengas tanah dan
meningkatkan kapasitas panas.
Penggunaan mulsa atau penutup tanah pada tanaman ditujukan untuk menjaga
kelembaban tanah. Mulsa yang dikenal selama ini adalah mulsa yang dibuat dari
jerami kering atau jenis rumput lainnya yang dikeringkan. Akhir-akhir ini juga telah
dikembangkan mulsa plastik untuk budidaya tanaman seperti mulsa plastik h i t m
perak (silver black) dan lain-lain. Pada mulsa hitam perak, warna hitam berfungsi
sebagai UV stabilizer sehingga plastiknya tahan sengatan sinar matahari dalam waktu
yang lama. Sedang warna perak berfimgsi untuk memantulkan sinar matahari yang
intensitasnya berlebihan.
Fungsi mulsa hitam perak (silver black) antara 1ain:menekan pertumbuhan
gulma; menjaga kestabilan kelembaban udara saat musim penghujan ataupun m u s h
kemarau; mengontrol jumlah air yang tersedia; mengirit pemupukan karena distribusi
yang baik, tidak hilang menguap, d m tidak dikonsumsi oleh tumbuhan lain (tanaman
pesaing); mengurangi serangan hmna dan penyakit karena pantulan sinar bagian
plastik yang berwarna putih, dan menghemat tenaga kerja, waktu, dan biaya.

2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan tanaman berbentuk perdu atau semak Di daerah
temperate tanarnan ini merupakan tanaman semusim sedangkan di daerah tropis

merupakan tanaman tahunan yang hidup pendek. Tomat menghendaki penerimaan
radiasi minimum 3 1 mWIcrn2, meskipun begitu tomat merupakan tanaman hari netral
(day-neutral vegetables) yang tidak terpengaruh oleh panjang hari (Yamaguchi
1983).
Tanaman tomat tergolong kedalam warm season crop yang memerlukan suhu
optimum 200C - 280C dengan variasi pergantian suhu sebesar 180C pada malam
hari dan 250C pada siang hari pada masa pembungaannya. Nasir (1999)
mengemukakan bahwa suhu udara optimum untuk tanaman tomat yaitu 18 - 240C
dengan suhu minimum dan suhu maksimum masing-masing 140C dan 260C. Suhu
udara yang terlalu panas dan kering akan menyebabkan kepala putik cepat kering dan
tabung sari tidak banyak tumbuh sehingga tidak banyak terjadi pembentukan buah.
Tanaman tomat akan tumbuh optimal bila tanah dan iklim di mana tanaman

ini tumbuh sesuai dengan yang diinginkan. Tekstur tanah yang baik yaitu medium
dengan kedalaman akar medium (60 - 90 cm). Tingkat kesuburan tanah tinggi
dengan pH 5.0-7.0.

Tingkat kedalaman air tanah minimum selama periode

pertumbuhan yaitu 50 em. Bila target penanaman tomat adalah kegenjahannya, maka
tanaman tomat cocok ditanam di tanah lempung berpasir yang baik drainasenya.
Namun bila yang ditargetkan adalah jumlah total produksi yang tinggi maka yang
cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu.
Tanaman tomat sangat rentan terhadap iingkungan sehingga perlu
penanganan lingkungan secara menyeluruh yaitu cahaya, temperatur, dan lingkungan

sekitar akar tanaman. Selain faktor tanah, iklim yang bervariasi perlu modifhsi
yang mengarah kepada keadaan lingkungann yang diinginkan tanaman tomat.
Tanaman tomat menyenangi tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari.
Kurangnya sinar matahari menyebabkan pertumbuhan memanjang (etiolasi), lemah
dan pucat karena pembentukan kloroplas tidak sempurna. Namun radiasi surya yang
terlalu terik kurang baik karena transpirasi akan meningkat serta bunga dan buah
muda gugur. Tanaman tomat tergolong tanaman C3 yang cepat jenuh radiasi.

.

Jarak tanam yang baik yaitu 80 x 50 cm. Lama periode pertumbuhan

sekitar 100 - 145 hari dengan hasil per buah 50 - 100 g. Tanaman tomat sangat
sesuai ditanam di daerah tropik dengan ketinggian lebih dari 700 m. Produksi
maksimum dapat mencapai 20 tonha atau sekitar 5 - 8 tonha pada musim hujan
tergantung jenis dan varietasnya.

111.

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni sampai September 2001 di lahan
percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung di Desa Ciherang, Kecamatan
Pacet, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Secara geografis tempat ini terletak pada
~ 1 0 7 ' 0 5 ' ~ ~serta terletak pada ketinggian 1100 m diatas
koordinat 6 ' 4 7 ' ~ dan
permukaan laut.

3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih tanaman tomat
varietas Wisanggeni, plastik UV,plastik biasa, mulsa hitam p e r a m (silver black),
mulsa hitarn, pupuk urea, TSP, dan KCL, pupuk kandang, pestisida, bakterisida,
baterai, tali rafia, kayu, paku, label, dan lain-lain.
Alat yangdigunakan yaitu: meteran, sensor suhu udara (termocouple), sensor
suhu tanah LM-35 (termocouple multiflexer), sensor radiasi surya (solari meter),
sensor ultraviolet (radio meter), digital volt meter (DVM), alat-alat pengolah tanah,
alat tulis-menulis dan lain-lain.

3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Perlakuan

Untuk mengetahui pengaruh UV terhadap performa tanaman tomat dan
karakteristik iklim mikro, maka digunakan pola rancangan perlakuan yaitu rancangan

petak terbagi (split plot design) dengan pola rancangan acak kelompok (RAK).
Sebagai petak utama (main plot) adalah nunah plastik dengan tiga taraf perlakuan
yaitu:

0

-

Rumah plastik W (U)

-

Rumah plastik biasa (B)

-

Tanpa rurnah plastik (K)
Sedang sebagai anak petak (sub plot) yaitu tipe mulsa dengan tiga taraf

perlakuan yaitu:

-

Mulsa plastik W ( P )

-

Mulsa plastik hitam(H)

-

Tanpa mulsa (T).
Dengan demikian diperoleh sembilan kombinasi perlakuan yang diulang

sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan.

Untuk melihat pengaruh

perlakuan dilakukan analisis ragam (ANOVA), sedang untuk membandingkan
pengaruh perlakuan dilakukan uji beda nyata terkecil (LSD). Model linear dari
rancangan percobaan diatas yaitu:

Y i j k = , u + p k + A i + S i k + p j + ABij+aij

Yijk

: nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan

ulangan ke-k;

p, pk, pj

: komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktor A dan pengaruh

utama faktor B;

ABij

: komponen interaksi dari faktor A dan faktor B;

6ik

: komponen acak dari petak utama yang menyebar normal;

~ ik j

: pengaruh acak dari anak petak juga menyebar normal.

Rwnah plastik dibuat dengan arah timur-barat, sedang bedengan untuk
tanaman dibuat dengan arah utara-selatan. Setiap rumah plastik berisi tiga bedengan.
Benih tanaman tomat terlebih dahulu disemaikan dalam bak semai selama seminggu
untuk selanjutnya ditanarn di kantong plastik (polybag) selama 21 hari
(transplanting).

Kemudian dilakukan penanaman pada masing-masing unit

percobaan. Tiap bedengadunit percobaan terdiri dari 20 tanaman dengan jarak tanam
65 x 50 cm, sehingga secara keseluruhan terdapat 540 tanama.. Jarak tanaman antar
Q

baris 65 cm sedangjarak tanaman dalam baris 50 cm
3.3.2. Pengukuran unsur-unsur iklim

Untuk melihat pengaruh cuacdiklim terhadap pertumbuhan tanaman,
dilakukan pengamatan parameter cuacdiklim pada tiap unit perlakuan selama waktu
penelitian meliputi:
a. Radiasi surya
Radiasi surya diukur dengan menggunakan solarimeter digital hasil rakitan
bagian instrumentasi meteorologi, Jurusan Geofisikan dan Meteorologi, Institut
Pertanian Bogor.

Alat ini kemudian dikalibrasikan dengan solarimeter kipp.

Solarimeter ditempatkan setinggi 120 cm pada masing-masing perlakuan rumah
plastik. Intersepsi radiasi surya pada perlakuan dihitung dengan membandiikan

intersepsi radiasi surya dalam rumah plastik UV dan rumah plastik biasa terhadap
kontrol.
b. Intensitas Ultraviolet (UV)

Ultraviolet ( W A, UV B, dan UV C) diukur dengan menggunakan digital W
radiometer (UVX, UV Inc, USA). Radiasi W A dan W B (sesaat) diukur pada pagi
dan siang hari setiap hari selama penelitian. Intersepsi radiasi UV A dan W B

dihitung dengan membandingkan intersepsi radiasi UV A dan W B dalam rurnah
plasti UV dan rumah plastik biasa terhadap kontrol.
c. Suhu udara

Suhu udara diukur dengan menggunakan termocouple rakitan bagian
instrumentasi meteorologi, Program Studi Agroklimatologi, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Termocouple dipasang secara paralel pada semua unit
percobaan, kemudian suhu udara diukur secara jam-jaman mulai dari pukul 7.00
sampai 17.00. Untuk melihat pengaruh perlakuan dilakukan analisis terhadap suhu
..,.'

udara pada saat cerah dan mendung (hujan).
d. Suhu tanah
Suhu tanah diukur pada kedalaman 0,5, dan 10 cm pada setiap unit perlakuan
dengan menggunakan termocouple sistem multiflexer hasil rakitan bagian
instrumentasi meteorologi, Program Studi Agroklimatologi, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.

Titik pengamatan untuk pengukwan suhu tanah diambil

dari bagian tengah perlakuan (27 titik pengamatan).

3.4. Analisis Data

Untuk mengetahui perlakuan dilakukan perbandingan kondisi radiasi surya,
radiai W, dan suhu udara antar perlakuan dengan:
Beda nilai tengah :

&: pl

= p2 atau p1

HI: PI 'p2ataup1

- p2= 0

- p2#0

uji dua arah :

-

t = ((XI - X2) do)/(~dj
(l/nl

derajat bebas: v

-

+ lln2))

nl + n2 - 2

Data komponen agronomis dianalisis dengan menggunakan program
Statistical Analysis System (SAS) untuk analisis ragam (ANOVA) dan Uji Lanjut
(BNTILSD).
Secara umum prosedur pelaksanaan penelitian dapat diringkaskan sebagai
berikut :

Persiapan :

a
a

Perakitan sensor

-

H
Pengukuran unsur iWim

Analisis data

a

Selesai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Unsur Iklim

4.1.1.

Radiasi Surya
Hasil pengukuran intensitas radiasi surya dan perhitungan intersepsi radiasi

surya pada masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan Tabel lampiran 1
dan 2. Pada Tabel 3 terlihat bahwa rata-rata intensitas radiasi dibawah naungan

plastik W , plastik biasa dan kontrol berbeda nyata satu dengan lainnya. Rata-rata
intersepsi rasiasi total harian oleh plastik W berbeda nyata dengan plastik biasa.
Tabel 3. Rata-rata intensitas radiasi total dan intersepsi radiasi oleh plastik UV dan
plastik biasa

I

Parameter Iklim

I

( Rata-rata intensitas Radiasi (wm-2) 1
I Rata-rata intersepsi radiasi surya (%)

Kontrol

I Plastik Biasa I Plastik W (
1

I

530,46

475,01b
10,35a

1

452,35"
1438b

1
1

baris y L g Sama rnenunjt!kkan basil yang berbeda nyata
Keterangan: huruf yang berbeda
menurut uji-t pada taraf nyata 0,05.

4.1.2. Radiasi Ultraviolet (UV)

Hasil pengamatan intensitas radiasi ultraviolet disajikan pada Tabel lampiran
3 dan 4. Pengukuran intensitas radiasi UV-A, W - B dan UV-C dilakukan dalarn
skala harian selama pertumbuhan tanaman pada pagi dan siang hari. Profil radiasi
W - A dan UV-B pada pagi dan siang hari secara berturut-turut dapat dilihat pada
Gambar 3,4, 5 dan 6.

! _ -.

1-

*-

._. -

-

_ __

Tanggal Pengamatan
--

Kontrol..-H-..

.

~4

Plastik W
+Plastik - .- ..
- - -.--- -- . . - -

Galnbar 3. Profil intensitas radiasi UV-A di pagi hari pada berbagai naungan.

@

oh

8

'&\b

-

A"

."

+. a
\,

CL

@
\,

A+

$$' dp

,$*

+@

Tanggal Pengamatan

k*: -Kontrol
-+
Plastik
UV -k- - - - -- -.

Q

.-

.

..

Plastik Biasa

-

I

Gambar 4. Profil intensitas radiasi W - A di siang hari pada berbagai naungan .

a,

d%b

a

4'

,*

,P

$
,

4%

'

&
', %

4%'z

Tanggal Pengamatan

I-u~n!rol---cPlastikui
C.-- ---

-+--P 1sBiasaj

Gambar 5. Profil intensitas radiasi UV-B di pagi hari pada berbagai naui~gan.

z

,2.

p

+

\P

\
'

+
,\

p

(9

$D

g)%

Tanggal Pengamatan

Gainbar 6 . Profil intensitas radiasi W - B di siang hari pada berbagai naungan.

,$$

Gambar 6 . Profil intensiks radiasi UV-B di siang hari pada berbagai naungan.
Hasil pengukuran sesaat intensitas radiasi ultraviolet (UV-A, UV-B, dan UVC) serta perhitungan intersepsi radiasi dibawah rumah plastik disajikan pada Tabel 4.
Hasil pacia Tabel 4 menunjukkan bahwa intensitas radiasi UV-A dibawah plastik UV
tidak berbeda nyata dengan plastik biasa, namun keduanya berbeda nyata dengan
kondisi intensitas radiasi UV-A diluar (kontrol). Intensitas radiasi UV-B dibawah
plastik UV, plastik biasa dan kontrol berbeda nyata satu dengan lainnya. Intersepsi
radiasi UV-A dan UV-B oleh plastik b T berbeda nycta dengan plastik biasa.
Intensitrs radiasi UV-C tidak berbeda nyata pada pagi hari tetapi berbeda nyata pada
siang hari. Intersepsi UV-C oleh plastik UV dan plastik biasa berbeda nyata pada
siang hari.
Tabel 4. Rata-rata intensitas dan intersepsi radiasi ultraviolet pada pagi dan siang
hari oleh plastik UV dan plastik bi.asa

Parameter iklim
Rata-rata intensitas r a d i i
W - A (W m-2)
Rata-rata intensitas radiasi
w -B (Wm-2)
R
a
t
a
m intensitas radiasi
W-Cwm-2)
Rata-rata intersepsi ladiasi
W-A(%)
Rata-rata intersepsi d a s i
W - B (5%)
Rata-rata intersepsi radiasi
w-C(%)

Plastik
W
0,s'
0,550a

0,

5a

Pagi hari
Plastik Kontrol
biasa

Siang hari
Plastik Kontrol
biasa

Plastik
W

0,50a

1,18~

0,41a

!,3ob

2,03'

0,42a

0,07~

0,77'

0,95a

1,68~

0,31a

0,98b

2,45'

0, 14a

O,lSa

.

70,00.

~2,98~

72,81a

74,93'

76,46a

41 , 0 2 ~

83,07"

70,64~

79,37'

36,71a

72,81b

,24a

Keterangan: lluruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan lmil yang berbeda nyata menurut
uji-t pada taraf nyata 0,051.

Sebagai perbandingan, Hulaesuddin (2001) mengukur intersepsi radiasi W

A dan W B dari plastik W masing-masing sebesar 68,37% dan 67,20%. Radiasi
W - C meskipun dikatakan sedikit di biosfer, namun hasil pengukuran menunjukkan
bahwa jumlah radiasi ini hampir selalu ada, baik pada pagi maupun siang hari.
Radiasi W - C pada plastik W di siang hari memiliki jurnlah yang relatif kecil
dibanding dengan plastik biasa dan kontrol (Tabel lampiran 4).

4.1.3. Suhu Udara
Hasil pengukuran suhu udara rata-rata harian yang dilakukan secara jamjaman selama pertumbuhan tanaman disajikan pada Tabel lampiran 5 dan 6 . Ratarata besarnya suhu udara rata-rata harian pada masing-masing perlakuan selama
penelitian dari yang rendah sampai yang tertinggi masing-masing:

suhu udara

didalam plastik W (24,65OC), suhu udara didalam plastik biasa (24,80C), dan diluar

nunah plastiWkontro1 (24,980C). Profil suhu udara rata-rata harian disajikan pada
Gambar 7.

lebih rendah dibandingkan kontrol. Secara stastistik suhu udara di dalarn nunah
plastik W berbeda nyata dengan suhu udara di dalam rumah plastik biasa dan
kontrol. Pada kondisi mendung terjadi sebaliknya, secara kuantitatif suhu udara di
dalam rumah plastik UV lebih tinggi dibandingkan suhu udara di dalam rumah plastik
biasa, dan keduanya lebih tinggi dibandingkan kontrol. Secara statistik, suhu udara
pada ketiga perlakuan tidak berbeda nyata.

Tabel 5. Suhu udara rata-rata pada pagi, siang dan harian pada kondisi cerah dan
mendung
Parameter Iklim
Rata-rata suhu udara (OC) pada
kondisi cerah:
- Pagi
- Siang
- Harian
Rata-rata suhu udara (OC) pada
kondisi mendung:
- Pagi
- Siang
- Harian

I Plastik UV I Plastik Biasa I

Kontrol

22,3a
22,5a
22,4a

24,8b
24,4b
24,6b

25,6b
26,1
25,8b

24,0a
25,ga
25,0a

23,7a
24,7a
24,3a

23,Sa
24,0a
23,8a

I

Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sarna menunjukkan hasil yang berbeda nyata
menurut uji-t pada taraaf nyata 0,05.

4. 1.4. Suhu tanah
Dari tiga taraf perlakuan naungan dan tiga taraf mulsa yang di tempatkan
dalam percobaan, maka sedikitnya dibutuhkan 27 tit& pengamatan suhu tanah,
namun karena keterbatasan akurasi sensor (instrurnentasi), maka ada beberapa titik
pengamatan yang tidak tenvakili. Namun, secara urnurn hasil pengamatan suhu tanah
rata-rata pada kedalaman 0, 5, dan 10 cm dapat dilihat pada Tabel lampiran 7. Suhu
tanah rata-rata pada naungan rumah plastik d m mulsa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0,5 dan 10 cm pada naungan rumah
Plastik dan Mulsa
Naungan

Kedalaman
(cm)

Mulsa
Hitam

Perak

Tanpa mulsa

Plastik W

Plastik biasa

Kontrol

Keterangan : - =

c ada data

Dari tabel diatas tampak bahwa pada kedalaman tanah 10 cm suhu tanah ratarata tertinggi yaitu pada perlakuan tanpa mulsa diluar rumah plastik (kontrol)
dibandig dengan mulsa perak dan mulsa hitam pada kontrol clan rumah plastik biasa.
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa suhu tanah rata-rata cenderung semakin kecil
dengan bertambahnya kedalaman tanah.
4.2. Performa Tanaman
4.2.1. Tinggi Tanaman

Hasil pengukuran tinggi tanaman disajikan pada Tabel lampiran 8. Analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pada 2 dan 4 MST; sedang pada 3, 5,6 dan 7 MST perlakuan nunah plastik
berpengaruh nyata, sebaliknya perlakuan mulsa tidak berpengaruh nyata.

Tabel 7. Pengaruh perlakuan naungan terhadap tinggi tanaman pada 3, 5, 6, dan 7
minggu setelah tanam (MST)
Rata-rata tinggi tanaman (cm)

Perlakuan
3 MST

5 MST

6 MST

7 MST

Plastik UV

38,161a

60,107a

67,856a

73,598b

Plastik biasa

37,591a

62,154a

70,822ab

80,449a

Kontrol

27,269b

52,616b

62,719b

69,209b

Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom ymg sama tidak berbeda nyata
pada taraf 5% uji BNT.

4.2.2. Jumlah Daun

Terhadap parameter jumlah daun, perlakuan naungan dan mulsa berpengaruh
nyata pada 2 MST, sedang pada 3 MST hanya perlakuan mulsa yang berpengaruh
nyata. Sebaliknya pada 4,5,6, dan 7 MST kedu