MEMUTUSKAN Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENOLAKAN, PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, DAN PENGOBATAN PENYAKIT HEWAN
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1.
Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia. 2.
Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penolakan, pencegahan, pemberantasan dan pengobatan penyakit hewan;
3. Penolakan Penyakit Hewan adalah :
a. semua tindakan untuk mencegah masuknya sesuatu penyakit hewan dari luar
negeri kedalam wilayah Negara Republik Indonesia; b.
semua tindakan untuk mencegah masuknya penyakit hewan dari suatu wilayahpulau yang satu ke dalam wilayahpulau yang dalam lingkungan
Negara Republik Indonesia 4.
Pencegahan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk mencegah timbulnya, berjangkitnya dan menjalarnya penyakit hewan.
5. Pemberantasan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk menghilangkan
timbulnyaterjadinya, berjangkitnya dan menjalarnya kasus penyakit hewan. 6.
Pengobatan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk melaksanakan penyembuhan penyakit hewan yang menular maupun yang tidak menular.
7. Pelabuhan Hewan adalah pelabuhan laut, sungai, dan udara yang oleh Menteri
ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan atau mengeluarkan hewanternak, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan.
8. Karantina Hewan adalah tempat dan atau tindakan untuk mengasingkan
hewanternak, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang terkena atau diduga terkena penyakit hewan agar supaya tidak menular kepada hewanternak
yang sehat.
9. Pengawasan Penyakit Hewan adalah tindakan penilikan dan pengawasan yang
diselenggarakan oleh instansi Pemerintah atau ahli pengawas yang ditunjuk oleh Menteri, untuk mendapatkan kepastian apakah seekor atau lebih hewanternak,
bahan asal hewani dan hasil bahan asal hewan bebas dari segala penyakit hewan.
10. Bahan Asal hewanTernak adalah bahan yang berasal dari hewanternak yang dapat
diolah lebih lanjut.
11. Hasil Bahan Asal HewanTernak adalah bahan asal hewanternak yang diolah dan
dipergunakan untuk makanan manusia, penyusunan makanan hewan dan bahan baku untuk industri dan farmasi.
BAB II KEBIJAKSANAAN UMUM