Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga

Mertayasa Menikah Perusahaan

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1. Pendapatan Keluarga

a Sumber penghasilan Pendapatan Keluarga ini untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kesehariannya, seperti kebutuhan makanan mendapat bantuan dari Desa Ekasari berupa 15 Kg beras dan diberikan selama sebulan satu kali dengan membayar uang sebesar 24 ribu. Secara umum sumber penghasilan Ibu Suami diperoleh dari pekerjaan sebagai buruh lepas dan hasil dari menjual tamas, setiap tamas yang dijual dihargai Rp. 20 ribu dan biasanya dijual selama 2 minggu. Pekerjaan lainnya yaitu sebagai buruh lepas di rumah tetangga seperti membersihkan rumah serta halamannya, Ia memiliki beberapa ternak yang di pelihara di rumah tersebut, seperti 2 ekor sapi dengan sistem 1 sapi Ia bagi hasil dengan pemilik sapi, dan satunya adalah miliknya sendiri. Selain sapi Ibu Suami juga memiliki 3 ekor babi yang diikat di belakang rumah namun tanpa kandang, dengan sistem 1 babi di bagi hasilnya dengan pemiliknya sedangkan 2 ekor lagi adalah miliknya sendiri, ternak lainnya adalah beberapa ayam yang kerap Ia jual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suami dari Ibu Suami juga kadang kadang mengirimkan uang untuk kebutuhan yang di perlukan di desa seperti iuran suka duka. Jumlah pendapatan yang diperoleh dari buruh serabutan tidak menentu, berkisar antara Rp. 20 ribu perhari. Dengan pendapatan yang tergolong kecil, Ia hanya bisa memenuhi keperluan sehari-hari. Untuk keperluan lainnya, beliau mengandalkan kiriman dari suaminya dan hasil penjualan ternak yang hanya dapat dinikmati setiap beberapa bulan sekali, itupun masih harus dibagi dengan pemilik sapi dan babi.

1.2.2. Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran keluarga beliau tidak begitu besar jika hanya untuk kebutuhan sembako. Beliau cukup mengeluarkan biaya hanya untuk diri sendiri saja. Untuk kebutuhan membayar listrik dan air, beliau menyisihkan sekitar Rp. 35.000 – Rp.50.000. per bulan. b Kebutuhan sehari-hari Pengeluaran kebutuhan sehari-hari kebanyakan digunakan untuk kebutuhan makanan dan keperluan sembahyang. Menurut Ibu Suami, rincian pengeluaran sehari-hari dalam waktu 1 bulan tidak tentu berkisar antara Rp. 100.000 sd 200.000 yang diperuntukkan untuk membeli beras, lauk dan sayuran, serta perlengkapan sembahyang. Setiap harinya dialokasikan dana sebesar Rp 10.000,00 untuk membeli bahan masakan dan sembako lainnya, terkadang pula cukup untuk 2 hari. c Pendidikan Pengeluaran di bidang pendidikan tidak begitu banyak, karena ke empat anaknya tinggal di Panti Asuhan sampai tamat SMA dan akhirnya bekerja dan menikah. Pasangan suami istri ini hanya membantu anak-anaknya dalam mengkredit sepeda motor. d Kesehatan Sebagai salah satu keluarga yang terdaftar dalam kelompok Pra-Sejahtera, Keluarga Bapak I Wayan Sudarma, terdaftar dalam layanan JAMKESMAS. Ia menyadari bahwa kesehatan itu penting maka Ia selalu menyempatkan diri untuk mengurus masalah bantuan kesehatan dari pemerintah. Dalam hal kesehatan, Keluarga Bapak I Wayan Sudarma tidak memderita sakit khusus atau sakit parah. e Sosial Budaya Dari segi kehidupan sosial Ibu Ni Wayan Suami mengakui bahwa dana harus diluangkan untuk kehidupan sosialnya. Selayaknya orang Bali pada umumnya, memang diperlukan alokasi dana untuk upacara adat maupun acara adat lainnya. Ia memang tidak mengalokasikan dana khusus untuk bersosialisasi menyama braya namun tetap saja hampir tiap bulannya dibutuhkan untuk bidang ini. Ia bahkan mengakui bahwa dalam kesempatan tertentu seperti rahinan dan piodalan maka pengeluaran untuk banten akan bertambah dan bahkan dalam satu kesempatan piodalan pengeluaran sempat membengkak hingga Rp 100.000,00. Dana untuk kehidupan sosial ini nampaknya memang menghabiskan cukup banyak dana. Namun Beliau berpendapat bahwa, hal tersebut merupakan tabungan di kehidupan selanjutnya.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH