Perencanaan PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SETS DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK QOMARUL HIDAYAH 1 TUGU KELAS XI MATERI TERMODINAMIKA.
6
saja, tidak ada modul yang dibuat oleh guru. Kemampuan berpikir kreatif siswa kurang
berkembang. Dari keempat aspek yang akan diteliti yaitu aspek persiapan memusatkan
perhatian pada masalah, fase inkubasi membangun pengetahuan untuk menguji
hipotesis
dan mengajukan
beberapa pertanyaan, fase iluminasi memperdalam
kesadaran terhadap masalah dan kesulitan dalam mempelajari materi, fase revisi
mengevaluasi, menelaah, dan memperbaiki masalah
Angket pengungkapan kebutuhan guru naya diberikan kepada lima guru SMK, yaitu
guru SMK Qomarul Hidayah 1 Tugu, guru SMK Kriya Sahid SKH Sukoharjo, guru SMK
Negeri 1 Kebonsari, guru SMK Bakti Mulia Wonogiri, dan guru SMK Taman Siswa
Mojoagung Jombang. Sedangkan untuk siswa diberikan kepada 13 siswa di SMK Qomarul
Hidayah 1 Tugu. Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru dapat dilihat di lampiran 5 dan
6. Kesimpulan yang diperoleh dari tabel analisis kebutuhan guru adalah belum
gunakan modul dalam proses pembelajaran fisika khususnya materi Termodinamika.
Guru
menggunakan LKS
yang dapat
membengkitkan aktivitas namun kurang membangkitkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Laboratorium jarang digunakan karena alat-lata praktikum tidak lengkap, untuk kelas
XI hanya terdapat LKS dari satu pengarang. Kedua guru setuju jika dikembangkan modul
sebagai media pembelajaran alternatif. Untuk hasil analisis angket pengungkap kebutuhan
siswa menunjukkan bahwa semua siswa yang diberikan
angket mengalami
kesulitan mempelajari materi Termodinamika. Siswa
tidak pernah diajak praktikum tentang Termodinamika karena tidak tersedianya
peralatan laboratorium yang memadai dan membutuhkan media pembelajaran alternatif
untuk memahami materi Termodinamika. Seluruh siswa setuju bila dikembangkan
modul fisika berbasis SETS untuk materi Termodinamika.
Berdasarkan hasil
wawancara kepada
siswa diperoleh
kesimpulan bahwa siswa jarang menggunakan laboratorium untuk mendukung pembelajaran.
Siswa tidak menggunakan modul dalam pembelajaran
hanya LKS.
Tersedianya perpustakaan namun jarang digunakan dan
laboratorium yang
tidak menyediakan
peralatan yang memadai. Sedangkan hasil wawancara kepada guru SMK diperoleh
kesimpulan bahwa hampir semua materi fisika membutuhkan modul yang bisa menunjang
proses belajar meraka. Siswa membutuhkan media pembelajaran alternatif yang dapat
digunakan
untuk mempelajari
konsep Terodinamika dan setuju bila dikembangkan
media pembelajaran seperti modul berbasis SETS
untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
Dari hasil
angket pengungkap
kebutuhan guru juga setuju dikembangkan modul berbasis SETS untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. pada materi Termodinamika kelima guru dari
sekolah
yang berbeda
tidak belum
menggunakan modul
dalam proses
pembelajaran di
kelas, siswa
hanya menggunakan LKS. LKS yang digunakan
belum dapat mengaktifkan kemampuan kreatif siswa karena kurangnya penyajian masalah
nyata yang ada di lingkungan hidup mereka. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat
Dewey cit Nur 2006 yang menyatakan bahwa sekolah merupakan laboratorium untuk
pemecahan masalah kehidupan nyata, karena setiap memiliki kebutuhan untuk menyelidiki
lingkungan mereka dan membangun secara pribadi pengetahuannya. Kondisi tempat
penerbitan LKS yang tidak sama dengan kondisi yang ada di sekolah menyebabkan
materi yang disajikan juga kurang sesuai dengan kenyataan.
Berdasarkan hasil observasi kemudian disususn
skenario pengembangan
dan spesifikasi yang dikembangkan. Pada tahap
skenario pengembangan ini dijelaskan desain modul
yang dikembangkan
berdasarkan materi yang akan dikembangkan.