Pengujian Penalaan PID PENGUJIAN DAN ANALISIS

9

B. Pengoperasian Pengendali PID

Pengendali PID dioperasikan sesuai dengan persamaan 19. Pada pengendalian ini, sinyal masukan yang diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal yang didapat dari ADC. Selisih antara sinyal referensi dengan sinyal ADC diperhitungkan sebagai sinyal kesalahan error yang menjadi nilai variabel dalam pengendali PID. Diagram alir pengendalian PID ditunjukkan pada Gambar 24. Gambar 24 Diagram alir pengendalian PID. Mikrokontroler AT89S52 hanya dapat melakukan operasi aritmatika antara 8 bit data dengan 8 bit data lainnya. Karena itu, perhitungan sinyal kendali dilakukan secara bertahap. Sinyal kesalahan selama pengendalian berjalan disimpan sampai sinyal kesalahan kedua, ek-2, sebelum sinyal kesalahan sekarang. Pada akhir perhitungan, nilai sinyal kesalahan ini digeser, sehingga sinyal kesalahan sekarang, ek, menjadi sinyal kesalahan sebelumnya, ek-1, dan sinyal kesalahan sekarang akan diperbaharui pada perhitungan berikutnya. Nilai sinyal kendali yang telah dikeluarkan juga disimpan untuk perhitungan berikutnya. Nilai sinyal kendali sebelumnya, uk-1, akan diperbaharui setelah sinyal kendali sekarang, uk, dikeluarkan. Dapat dikatakan bahwa uk-1 adalah sinyal kendali sekarang untuk perhitungan berikutnya.

IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Pengujian Kalang Terbuka Pada pengujian ini, plant diberi masukan berupa tegangan yang diberikan ke DAC sebesar 5 volt. Tanggapan suhu ditunjukkan pada Gambar 25. Gambar 25 Tanggapan plant suhu untuk kalang terbuka. Tanggapan plant suhu menunjukkan adanya sedikit waktu tunda delay time. Besarnya waktu tunda L sebesar 19 detik dan konstanta waktu T sebesar 245 detik. Perbandingan waktu tunda terhadap konstanta waktu LT sebesar 0,078. Pengujian ini menghasilkan tanggapan plant stabil pada suhu 40,1 o C. Akan tetapi, suhu yang dirasakan sensor tidak dapat tetap pada nilai 40,1 o C. Hal ini disebabkan suhu lingkungan yang berpengaruh besar pada sistem plant pemanas.

4.2 Pengujian Penalaan PID

Plant pemanas memberikan tanggapan suhu seperti ditunjukkan pada Gambar 26 saat penalaan PID. Referensi yang diberikan adalah sebesar 32,5 o C yang setara dengan 60 h saat diolah mikrokontroler dan sinyal kendali relay yang diberikan ke DAC adalah sebesar 0 volt dan 3,76 volt. Gambar 26 Tanggapan plant suhu saat dilakukan penalaan parameter-parameter PID. Tanggapan suhu plant dapat stabil berosilasi antara 32,3 o C sampai 32,7 o C. Suhu maksimal 32,3 o C dan suhu minimal 32,7 o C. Karena pengolahan dilakukan dalam mikrokontroler dengan bilangan 10 satu byte, nilai amplitudo osilasi, a , didapatkan sebesar 2 h . Osilasi suhu plant pemanas dapat mencapai kestabilan dengan nilai perioda, T u , 100 detik. Nilai ini setara dengan 64 h dalam mikrokontroler. Nilai amplitudo dan perioda diolah lebih lanjut untuk menghasilkan konstanta-konstanta pengendalian. Sesuai dengan persamaan pengendali PID berikut ini, uk = uk-1 + k 3 ek - k 4 ek-1 + k 2 ek-2 maka didapatkan konstanta-konstanta pengendali: h h h P a d K 00 , 25 2 60 4 10 6 4 10 6 ✽ ✾ ✾ ✾ ✽ ✾ ✾ ✾ ✽ ✿ ✿ h h h u p d p d E T T K T T K K K 2 , 2 8 64 25 8 2 ❀ ❁ ❁ ❀ ❁ ❁ ❀ ❁ ❀ ❀ h h h p C E K K K 4 , 26 2 , 2 00 , 25 2 2 4 ❂ ❃ ❄ ❂ ❃ ❄ ❂ h h h h h i p p i p C E T T K K K K K K K 5 , 27 64 2 00 , 25 2 , 00 , 25 2 2 3 ❅ ❆ ❇ ❇ ❅ ❆ ❇ ❇ ❅ ❇ ❇ ❅ Jika dilihat masing-masing parameter pengendali PID, maka didapat nilai parameter pengendali PID sebagai berikut. K p = 25,00h = 37,00 K d = 0,E2h = 0,88 K i = 0,BDh = 0,74 Dari ketiga parameter pengendali tersebut, terlihat bahwa nilai konstanta pengendali proporsional, K p , nilainya sangat besar bila dibandingkan konstanta pengendali turunan, K d , dan konstanta pengendali integral, K i . Perbedaan nilai konstanta pengendali yang sangat besar ini terjadi akibat waktu tunda sistem terlalu kecil, sehingga perbandingan waktu tunda dan konstanta waktu sistem sebesar 0,078. Waktu tunda sistem L menentukan besarnya amplitudo osilasi saat penalaan parameter-parameter PID dilakukan. Semakin kecil waktu tunda sistem, semakin cepat reaksi yang dirasakan sensor terhadap perubahan pemanas. Karena itu, amplitudo osilasi yang terjadi juga semakin kecil. Besarnya nilai amplitudo osilasi berdampak pada konstanta proporsional dan perioda osilasi. Jika amplitudo yang terjadi besar, maka konstanta proporsional kecil, tapi perioda osilasi akan besar juga. Karena osilasi yang terjadi sangat kecil, yaitu sebesar 2 h , konstanta proporsional mempunyai nilai yang jauh lebih besar dari konstanta integral, Ki, dan konstanta turunan, Kd. 4.3 Pengujian Pengendalian PID Pengendalian PID pada pengujian ini dilakukan dengan menerapkan parameter-parameter yang didapat dari pengujian penalaan. Tanggapan suhu plant pemanas udara ditunjukkan pada Gambar 27, Gambar 28, dan Gambar 29. Gambar 27 Tanggapan plant suhu pada referensi 33 o C. Gambar 28 Tanggapan plant suhu pada referensi 35 o C. Gambar 29 Tanggapan plant suhu pada referensi 36 o C. Dari ketiga gambar tanggapan plant terhadap kendali PID, dapat diketahui beberapa karakteristik sistem plant pemanas. Karakteristik sistem ditabelkan dalam Tabel 3. Lewatan maksimum ketiga tanggapan sistem terlihat sangat besar, terutama tanggapan dengan nilai referensi 35 o C. Persentase lewatan maksimum yang cukup besar terjadi akibat konstanta proporsional yang besar. Besarnya nilai konstanta proporsional membuat sinyal kendali mempunyai nilai maksimum selama tanggapan peralihan sistem, bahkan sampai beberapa saat setelah melewati suhu referensi. Tabel 3 Karakteristik tanggapan sistem. Referensi o C Suhu awal o C t d s t r s t p s t s s Mp 33,0 30,1 59,2 66,8 164,2 382,6 48,7 35,0 30,2 84,6 116,4 320 519 50,0 36,0 29,9 93,6 160,2 424,8 523,6 34,7 Lonjakan maksimum untuk referensi 36 o C terlihat kecil dibandingkan dua referensi lainnya. Hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan pemanas untuk memanaskan sistem. Terbatasnya kemampuan pemanas sesuai dengan tanggapan dari pengujian kalang terbuka, dimana peningkatan suhu berkurang setelah melewati suhu sekitar 35 o C. Sinyal kendali berubah dengan cepat pada kondisi puncak dari tanggapan. Penurunan sinyal kendali terjadi sangat besar dan mengakibatkan penurunan suhu yang linier. Penurunan suhu menunjukkan bahwa sinyal kendali dalam keadaan minimum, sehingga penurunan suhu terjadi secara alami. Perubahan sinyal kendali yang cepat ini terjadi akibat Kp yang sangat besar. 11 Selain lonjakan maksimum, pengaruh ketidaksesuaian perbandingan waktu tunda dengan konstanta waktu LT terhadap persyaratan Ziegler-Nichols, terjadi juga pada waktu penetapan. Waktu penetapan dapat lebih cepat, jika konstanta proporsional tidak terlalu besar dibandingkan dengan konstanta turunan. Peranan konstanta proporsional ini mendominasi kendali PID dan mengurangi peranan kendali oleh konstanta turunan. Dengan konstanta turunan yang berimbang dengan konstanta proporsional akan mempercepat peningkatkan kembali nilai sinyal kendali setelah tanggapan suhu berada di bawah nilai referensi. Tanggapan sistem mencapai kestabilan pada suhu referensi dengan toleransi sebesar 2 . Kehalusan tanggapan sistem dalam kondisi stabil juga dipengaruhi konstanta proporsional. Keadaan ini mengurangi peranan konstanta integral dan konstanta turunan sebagai komponen-komponen pengendali. Peranan konstanta integral sebagai pengendali yang mendahului menjadi berkurang dalam memperhalus tanggapan terhadap perubahan sinyal kendali yang diakibatkan konstanta proporsional.

4.4 Unjuk Kerja Pengendali PID Terhadap