Pengabdian Dosen FT UMM, Gantikan Lampu Minyak Masjid Al-Mushodiqun

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Pengabdian Dosen FT UMM, Gantikan Lampu Minyak Masjid Al-Mushodiqun
Tanggal: 2011-08-08
Masjid Al-Mushodiqun yang menjadi objek objek penelitian oleh tim FT UMM.

Masjid Al-Mushodiqun di dusun Bantengan desa Sitiarjo kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang kini
sudah memiliki listrik untuk penerangan. Sebelumnya, selama lebih 11 tahun, masjid mungil berukuran 5X6 meter itu
hanya memanfaatkan lampu tempel atau biasa disebut lampu ublik berbahan bakar minyak tanah. M. Shodiq, pengelola
masjid di jalur lintas selatan Jawa itu pun bisa tersenyum karena dalam Ramadhan tahun ini masjidnya bisa digunakan
untuk tadarus Alquran. “Alhamdulillah, jamaah tidak lagi solat di kegelapan, masjid juga semakin ramai,” kata Sodiq
senang.
Desa Sitiarjo memang termasuk daerah yang belum dialiri listrik PLN. Warga setempat hanya mengandalkan
penerangan tradisional berbahan bakar minyak tanah. Lampu-lampu itu hanya terbuat dari bahan kaleng yang diberi
sumbu. Kekuatan pencahayaan lampu ublik itu tentu kurang layak untuk kegiatan tadarus Alquran. “Itu mengingatkan
masa kecil saya puluhan tahun lalu, sehingga kami terpanggil untuk mencarikan solusinya,” cerita Ir. M. Irfan, MT,
koordinator tim pengabdian FT UMM.
Irfan bersama lima orang anggota tim, Ir. Suwignyo, MT, Ir. Ali MUhtar, MT, Ir. Diding Suhendar, MT dan Mahfud, ST,
MT, terjun ke daerah Malang Selatan itu. Mereka melakukan survei mencari potensi kekuatan angin dan cahaya

matahari untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTMAg) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS). Dua jenis pembangkit listrik alternatif ini telah lama menjadi obyek riset di FT UMM. Termasuk
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang sudah dimiliki kampus swasta terbesar itu.
Tim menilai masjid Al-Mushodiqun sangat tepat menjadi obyek pengabdian mereka. Bersama-sama jamaah dan warga
setempat, dibangunlah sebuah kincir angin dan dua panel solar cell sebagai sumber energy alternatif. “Kami
menargetkan bulan puasa ini listrik sudah bisa digunakan, Alhamdulillah terwujud,” kata Suwignyo yang juga kepala lab
PLTMH UMM.
Suwignyo menambahkan kedua sumber listrik telah menghasilkan hampir 500 watt. Saat ini listrik itu sudah
dimanfaatkan untuk menyalakan 11 titik lampu dan energi untuk pengeras suara masjid. Selain di masjid, rumah Sodiq
sebagai takmir masjid juga kebagian penerangan. “Saya doakan bapak-bapak ini dengan Alfatihah, semoga barokah,”
kata Sodiq seperti ditirukan Suwignyo.
Ketika dilaporkan kepada rektor, pengabdian tim FT itu memperoleh sambutan positif. Rektor, kata Ali Muhtar, bahkan
meminta untuk mengkaji kemungkinan membantu membangun masjid kecil itu agar lebih layak. Menurut rektor jalur
selatan itu nantinya akan ramai dilalui lalu lintas sehingga memerlukan masjid yang lebih layak lagi.
“Kami memang akan menindak lanjuti arahan bapak Rektor, tetapi tanah untuk masjid itu ternyata masih milik
Perhutani, jadi perlu kajian lebih lanjut,” ujar Ali Muhtar.
Sementara ini, lanjut Ali, asal masjid itu bisa digunakan untuk memaksimalkan kegiatan Ramadhan itu sudah sangat
baik. Sebab, sebagai kampus dakwah UMM akan senantiasa menjangkau masyarakat yang masih sangat
membutuhkannya.
Aksi pengabdian dosen FT UMM tersebut merupakan salah satu bagian dari sekian banyak pengabdian dosen UMM

lainnya. Sepanjang Ramadhan ini, misalnya, terdapat tiga daerah terpencil yang memperoleh santunan sembako dan
pengobatan gratis. Rektor Dr. Muhadjir Effendy memang menghimbau seluruh dosen dan karyawan melakukan aktifitas
sosial yang bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya. (nas)

page 1 / 1