KONSTRUKSI PERS TENTANG REKAM JEJAK CAPRES DAN CAWAPRES MENUJU PILPRES 08 JULI 2009 Analisis Framing pada Edisi Khusus Kandidat Harian Kompas Periode 29 Juni – 1 Juli 2009
KONSTRUKSI PERS TENTANG REKAM JEJAK CAPRES DAN
CAWAPRES MENUJU PILPRES 08 JULI 2009Analisis Framing pada Edisi
Khusus Kandidat Harian KompasPeriode 29 Juni – 1 Juli 2009
Oleh: RIKA DANIATI SULAIMAN ( 05220251 )
Communication Science
Dibuat: 20110201 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata Kunci: Konstruksi Media, Analisis Framing, Pemilu Presiden 2009
ABSTRAK
Menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden 2009, gonjang ganjing politik semakin gencar
diberitakan media massa, baik media massa elektronik maupun media massa cetak. Drama
politik paling menarik pascaPemilu Legislatif 2009 adalah ketika para kandidat capres dan
cawapres menyuarakan visimisi yang diusungnya, hal ini menjadi perhatian yang luar biasa bagi
media massa ataupun khalayak. Di sinilah, penyampaian sebuah berita dalam media massa
terkadang tak lepas dari subyektivitas media. Maka sebagai objek penelitian, peneliti
menggunakan harian Kompas dengan tujuan ingin mengetahui gambaran media tersebut dalam
mengkonstruk realitas dan membentuk pencitraan tentang kandidat dalam Pilpres 8 Juli 2009.
Dalam pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil dari
konstruksi kerja jurnalistik, bukan dari kaidah buku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai
dari memilih fakta, sumber, pemakainan kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil
bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan khalayak dalam bentuk berita.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif interpretatif. Metode ini digunakan untuk membedakan ideologi media dalam
mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan fakta kedalam berita
agar lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak
sesuai perspektif media. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita pada harian Kompas.
Peneliti menggunakan teori metode analis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Pemilihan model analisis framing Pan dan Kosicki didasarkan atas pertimbangan bahwa
metode tersebut lebih detail dan lebih tepat dalam menganalisis bagian isi berita, yakni dengan
membagi struktur framing kedalam empat struktur analisis yang lebih bersifat empiris dan
operasional, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris.
Hasil penelitian pada harian Kompas tentang berita rekam jejak Kandidat, menunjukkan
keberpihakkan pembentukan pencitraan terhadap pasangan SBYBoediono, seperti dalam
kutipan isi berita Kompas berikut,“Dengan banyaknya kualitas positif yang dimiliki pasangan
dan kesesuaian di antara mereka, terciptanya masyarakat adil makmur, begitupun kesejahteraan
dan kemajuan rakyat Indonesia, semestinya menjadi niscaya.” Sedang pada pasangan Mega
Prabowo di framekan Kompas dengan citra mendompleng nama besar keluarga, seperti dalam
kutipan paragraf berikut,”Ia (Megawati) senantiasa mengidentifikasikan dirinya dengan ayahnya,
Soekarno, sang proklamator. Berbeda dengan Megawati, meskipun merupakan anak dari
begawan ekonomi Profesor Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari pendiri BNI 1946 dan
Ketua Pertimbangan Agung RI pertama Margono Djojohadikusumo, Prabowo jarang sekali
merujuk pilihan sikap dan tindakan politiknya pada keduanya.” Pada pasangan JKWiranto
dikonstruksikan sebagai pasangan yang menginginkan kekuasaan, berikut uraian Kompas,
“Keduanya juga memiliki kebutuhan kekuasaan yang menonjol. JK selama lima tahun terakhir
ini semakin menunjukkan kemampuannya memengaruhi dan mengendalikan orang lain, begitu
pula Wiranto yang sedari dulu memang memiliki kebutuhan itu.” Pemilihan kata pada penulisan
judulpun memberi kesan “patriotisme” pada pasangan MegaPro, “inspirator” pada pasangan
SBYBoediono dan “ambisius” pada pasangan JKWiranto. Meski sangat berhatihati metode
penulisannya, namun dalam kenyataannya terdapat keberpihakan Kompas pada pasangan SBY
Boediono dalam mengkonstruk isi berita.
ABSTRACT
Key words: Media Constructions, Framing Analysis, Election 2009
Toward the Election 2009, the politics’ slanders have been published incessantly through the
mass media, both from the electronic and printed media. The best political drama on pasca
Legislative Election 2009 was when the President and Vise President candidates (kandidat)
blurting their vision and mission, which it has been a great attention for the mass media and
public. At this point, the messaging of a news through mass media sometimes could not be
separated from the media’s subjectivity. Then as the object of the study, the researcher uses daily
Kompas in order to identify the sight of this media in constructing the reality and shaping the
image of the candidates in the Election 8 July 2009. In the view of the constructionists, the news
that we read is basically the result of the jurnalistic constructions, not based on the jurnalistic
instruction policies. The whole construction process (started from chosing the facts, source, the
words choice, pictures/ images to editing the words construction) serves a role of how that reality
comes at front of the public into a news.
The research design in this study is using qualitative interpretative. This method is used to
differentiate the media’s ideology in constructing the facts. This analysis is focusing on the
selection strategy, focusing on the fact at the inside of the news in order to be meaningful, more
interesting, and memorable in order to lead public’s interpretation as just like the media’s
perspective that they intended to. And as for the scoop and limitation, the researcher uses the
news on the daily Kompas.
The researcher uses the Zhondang Pan and Gerald M. Kosicki’s framing analysis. The researcher
uses this kind of analysis since considering that this kind of method is more detail and accurate
in news analysing, which is by dividing the framing structure into four kinds of structur analysis
which is more empirical and operational, they are sintaxis structure, script structure, tematic
structure, and retorical structure.
The result of the daily Kompas about the Rekam Jejak Kandidat indeed shows the pro image to
SBYBoediono duet, as like they noted on Kompas, “Dengan banyaknya kualitas positif yang
dimiliki pasangan dan kesesuaian di antara mereka, terciptanya masyarakat adil makmur,
begitupun kesejahteraan dan kemajuan rakyat Indonesia, semestinya menjadi niscaya.” (with lots
of positive images on both this couple, then it creates a wellfaired people, either the glory and
the Indonesians’ progression, it should be a role.) While on the duet MegaPrabowo, Kompas
framed them them through an image as a team who counts on the family name, as Kompas
noted, “Ia (Megawati) senantiasa mengidentifikasi dirinya dengan ayahnya, Soekarno, sang
proklamator. Berbeda dengan Megawati, meskipun merupakan anak dari begawan ekonomi
Profesor Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari pendiri BNI 1946 dan ketua Pertimbangan
Agung RI pertama Margono Djojohadikusumo, Prabowo jarang sekali merujuk pilihan sikap dan
tindakan politiknya pada keduanya.” (She (Megawati) always identifies herself to her father,
Soekarno, the proclamator. Different from Megawati, even though he is a son of an econimic
master Professor Sumitro Djojohadikusumo , also a grandson of BNI 1946 founder and the first
president of Pertimbangan Agung RI Margono Djojohadikusumo, Prabowo rarely shown his act
and his politics to these two.) While on JKWiranto couple, they were constructed as a couple
who intended to power, here is they wrote, “Keduanya juga memiliki kebutuhan kekuasaan yang
menonjol. JK selama lima tahun terakhir ini semakin menunjukkan kemampuannya
memengaruhi dan mengendalikan orang lain, begitu pula Wiranto yang sedari dulu memang
memiliki kebutuhan itu.” (Both of them are also need a power so much. For the last five years,
JK keep showing his ability influencing and counting on other person, as well as Wiranto who
used to intendedly need the trust.) Even the words choice on the title shows a “patriotic” image
to MegaPro, “inspirator” for SBYBoediono dan “ambitious” on JKWiranto. Even though the
media has carefully using the writing methods, still, the fact shows that Kompas indeed pro to
SBYBoediono in constructing the news.
CAWAPRES MENUJU PILPRES 08 JULI 2009Analisis Framing pada Edisi
Khusus Kandidat Harian KompasPeriode 29 Juni – 1 Juli 2009
Oleh: RIKA DANIATI SULAIMAN ( 05220251 )
Communication Science
Dibuat: 20110201 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata Kunci: Konstruksi Media, Analisis Framing, Pemilu Presiden 2009
ABSTRAK
Menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden 2009, gonjang ganjing politik semakin gencar
diberitakan media massa, baik media massa elektronik maupun media massa cetak. Drama
politik paling menarik pascaPemilu Legislatif 2009 adalah ketika para kandidat capres dan
cawapres menyuarakan visimisi yang diusungnya, hal ini menjadi perhatian yang luar biasa bagi
media massa ataupun khalayak. Di sinilah, penyampaian sebuah berita dalam media massa
terkadang tak lepas dari subyektivitas media. Maka sebagai objek penelitian, peneliti
menggunakan harian Kompas dengan tujuan ingin mengetahui gambaran media tersebut dalam
mengkonstruk realitas dan membentuk pencitraan tentang kandidat dalam Pilpres 8 Juli 2009.
Dalam pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil dari
konstruksi kerja jurnalistik, bukan dari kaidah buku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai
dari memilih fakta, sumber, pemakainan kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil
bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan khalayak dalam bentuk berita.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif interpretatif. Metode ini digunakan untuk membedakan ideologi media dalam
mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan fakta kedalam berita
agar lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak
sesuai perspektif media. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita pada harian Kompas.
Peneliti menggunakan teori metode analis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Pemilihan model analisis framing Pan dan Kosicki didasarkan atas pertimbangan bahwa
metode tersebut lebih detail dan lebih tepat dalam menganalisis bagian isi berita, yakni dengan
membagi struktur framing kedalam empat struktur analisis yang lebih bersifat empiris dan
operasional, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris.
Hasil penelitian pada harian Kompas tentang berita rekam jejak Kandidat, menunjukkan
keberpihakkan pembentukan pencitraan terhadap pasangan SBYBoediono, seperti dalam
kutipan isi berita Kompas berikut,“Dengan banyaknya kualitas positif yang dimiliki pasangan
dan kesesuaian di antara mereka, terciptanya masyarakat adil makmur, begitupun kesejahteraan
dan kemajuan rakyat Indonesia, semestinya menjadi niscaya.” Sedang pada pasangan Mega
Prabowo di framekan Kompas dengan citra mendompleng nama besar keluarga, seperti dalam
kutipan paragraf berikut,”Ia (Megawati) senantiasa mengidentifikasikan dirinya dengan ayahnya,
Soekarno, sang proklamator. Berbeda dengan Megawati, meskipun merupakan anak dari
begawan ekonomi Profesor Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari pendiri BNI 1946 dan
Ketua Pertimbangan Agung RI pertama Margono Djojohadikusumo, Prabowo jarang sekali
merujuk pilihan sikap dan tindakan politiknya pada keduanya.” Pada pasangan JKWiranto
dikonstruksikan sebagai pasangan yang menginginkan kekuasaan, berikut uraian Kompas,
“Keduanya juga memiliki kebutuhan kekuasaan yang menonjol. JK selama lima tahun terakhir
ini semakin menunjukkan kemampuannya memengaruhi dan mengendalikan orang lain, begitu
pula Wiranto yang sedari dulu memang memiliki kebutuhan itu.” Pemilihan kata pada penulisan
judulpun memberi kesan “patriotisme” pada pasangan MegaPro, “inspirator” pada pasangan
SBYBoediono dan “ambisius” pada pasangan JKWiranto. Meski sangat berhatihati metode
penulisannya, namun dalam kenyataannya terdapat keberpihakan Kompas pada pasangan SBY
Boediono dalam mengkonstruk isi berita.
ABSTRACT
Key words: Media Constructions, Framing Analysis, Election 2009
Toward the Election 2009, the politics’ slanders have been published incessantly through the
mass media, both from the electronic and printed media. The best political drama on pasca
Legislative Election 2009 was when the President and Vise President candidates (kandidat)
blurting their vision and mission, which it has been a great attention for the mass media and
public. At this point, the messaging of a news through mass media sometimes could not be
separated from the media’s subjectivity. Then as the object of the study, the researcher uses daily
Kompas in order to identify the sight of this media in constructing the reality and shaping the
image of the candidates in the Election 8 July 2009. In the view of the constructionists, the news
that we read is basically the result of the jurnalistic constructions, not based on the jurnalistic
instruction policies. The whole construction process (started from chosing the facts, source, the
words choice, pictures/ images to editing the words construction) serves a role of how that reality
comes at front of the public into a news.
The research design in this study is using qualitative interpretative. This method is used to
differentiate the media’s ideology in constructing the facts. This analysis is focusing on the
selection strategy, focusing on the fact at the inside of the news in order to be meaningful, more
interesting, and memorable in order to lead public’s interpretation as just like the media’s
perspective that they intended to. And as for the scoop and limitation, the researcher uses the
news on the daily Kompas.
The researcher uses the Zhondang Pan and Gerald M. Kosicki’s framing analysis. The researcher
uses this kind of analysis since considering that this kind of method is more detail and accurate
in news analysing, which is by dividing the framing structure into four kinds of structur analysis
which is more empirical and operational, they are sintaxis structure, script structure, tematic
structure, and retorical structure.
The result of the daily Kompas about the Rekam Jejak Kandidat indeed shows the pro image to
SBYBoediono duet, as like they noted on Kompas, “Dengan banyaknya kualitas positif yang
dimiliki pasangan dan kesesuaian di antara mereka, terciptanya masyarakat adil makmur,
begitupun kesejahteraan dan kemajuan rakyat Indonesia, semestinya menjadi niscaya.” (with lots
of positive images on both this couple, then it creates a wellfaired people, either the glory and
the Indonesians’ progression, it should be a role.) While on the duet MegaPrabowo, Kompas
framed them them through an image as a team who counts on the family name, as Kompas
noted, “Ia (Megawati) senantiasa mengidentifikasi dirinya dengan ayahnya, Soekarno, sang
proklamator. Berbeda dengan Megawati, meskipun merupakan anak dari begawan ekonomi
Profesor Sumitro Djojohadikusumo dan cucu dari pendiri BNI 1946 dan ketua Pertimbangan
Agung RI pertama Margono Djojohadikusumo, Prabowo jarang sekali merujuk pilihan sikap dan
tindakan politiknya pada keduanya.” (She (Megawati) always identifies herself to her father,
Soekarno, the proclamator. Different from Megawati, even though he is a son of an econimic
master Professor Sumitro Djojohadikusumo , also a grandson of BNI 1946 founder and the first
president of Pertimbangan Agung RI Margono Djojohadikusumo, Prabowo rarely shown his act
and his politics to these two.) While on JKWiranto couple, they were constructed as a couple
who intended to power, here is they wrote, “Keduanya juga memiliki kebutuhan kekuasaan yang
menonjol. JK selama lima tahun terakhir ini semakin menunjukkan kemampuannya
memengaruhi dan mengendalikan orang lain, begitu pula Wiranto yang sedari dulu memang
memiliki kebutuhan itu.” (Both of them are also need a power so much. For the last five years,
JK keep showing his ability influencing and counting on other person, as well as Wiranto who
used to intendedly need the trust.) Even the words choice on the title shows a “patriotic” image
to MegaPro, “inspirator” for SBYBoediono dan “ambitious” on JKWiranto. Even though the
media has carefully using the writing methods, still, the fact shows that Kompas indeed pro to
SBYBoediono in constructing the news.