SENGKETA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 DALAM BINGKAI MEDIA MASSA(Analisis Framing Berita Sengketa Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009 Pasca Tabulasi KPU Pada Harian Jawa Pos dan Kompas Periode 24 Juli 2009 – 13 Agustus 2009)

SENGKETA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009
DALAM BINGKAI MEDIA MASSA(Analisis Framing Berita Sengketa
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009 Pasca Tabulasi KPU
Pada Harian Jawa Pos dan Kompas Periode 24 Juli 2009 – 13 Agustus
2009)
Oleh: Abdul Malik Sholihin ( 05220176 )
Communication Science
Dibuat: 2010-03-31 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kata Kunci: Konstruksi Media, Bingkai Media, Analisis Framing
ABSTRAK
Pemilihan pemimpin merupakan salah satu bentuk dari perwujudan demokrasi di Indonesia,
mulai hingga pemilihan ditingkat bawah hingga tingkat atas, mulai pemilihan ketua kelas
hingga pemilihan presiden. Didalam pergolakan tumbuh kembangnya proses pendewasaan
demokrasi tersebut, tentunya tidaklah berjalan dengan mulus. Halangan dan rintangan pasti
menyertai didalamnya, salah satunya peristiwa sengketa Pemilihan Presiden dan Presiden
2009. Persengketaan tentang suatu hasil pemilihan di Indonesia sudah bagaikan budaya yang
menjadi bagian dari proses pematangan demokrasi. Begitu pula dengan media massa, baik
media cetak maupun media elektronik mempunyai pengaruh dan peran yang luar biasa untuk
membimbing pertumbuhan demokrasi.
Berangkat dari pemikiran dan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

media massa terutama Jawa Pos dan Kompas membingkai dan mengkonstruksi peristiwa
sengketa Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009 setelah ditetapkannya hasil
rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana konstruk atau bingkai pemberitaan sengketa Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden 2009 tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif berdasarkan metode
analisis framing model Zhondhang Pan dan Gerald M. Kosicki terhadap berita-berita tentang
sengketa pilpres 2009 yang ditulis oleh harian Jawa Pos dan Kompas periode terbit 24 Juli –
13 Agustus 2009. Dalam analisis framing, teks berita bukan merupakan suatu pesan yang
hadir begitu saja, tetapi teks berita dilihat sebagai teks yang dibentuk lewat struktur dan
formasi tertentu. Framing model Zhondhang Pan dan Gerald M. Kosicki ini berasumsi bahwa
setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Dalam frame
ini terdiri dari empat struktur besar perangkat framing. Pertama, sintaksis, perangkat yang
berhubungan dengan cara bagaimana wartawan menyusun peristiwa –pernyataan, opini,
kutipan, pengamatan atas peristiwa- ke dalam bentuk susunan umum berita. Kedua, Skrip,
perangkat yang berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan
peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, tematik, perangkat framing yang berhubungan
dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam
proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat sehingga membentuk teks secera keseluruhan.
Keempat, retoris, pada perangkat frame terakhir ini berhubungan dengan bagaimana cara

wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita.
Hasil penelitian menunjukan Jawa Pos membingkai peristiwa sengketa pilpres 2009 tersebut
sebagai salah satu peristiwa pergulatan politik antara pelaku politik, dalam artian lain sebagai
proses „perang politik‟, dan juga bukan peristiwa yang begitu penting. Hal ini terlihat dengan
bagaimana Jawa Pos mengkonstruk teks beritanya, dari perangkat tematiknya Jawa Pos lebih
menyoroti persoalan dari kubu pasangan capres-cawapres Megawati-Prabowo dan Jusuf
Kalla-Wiranto, kemudian pada perangkat retorisnya, Jawa Pos lebih sedikit dalam

memberikan ruang beritanya. Kemudian pada Kompas membingkai peristiwa tersebut
sebagai salah satu peristiwa penting yaitu pendewasaan dan perwujudan demokrasi di
Indonesia, Kompas mengkonstruk peristiwa yang terjadi secara seimbang dan memandang
para pelaku politik adalah sama serta cara menuangkannya dalam teks beritanya berimbang.

ABSTRACT
Leader election is one of democracy application in Indonesia, starts from the smallest part up
to the biggest one, it is including the class leader election to a president election. It is not
always good in the process of democracy growth. Barrier must be one apart within it take for
example the dispution of president election in 2009. A crash in an election in Indonesia has
been being cultured. It‟s all becoming one process to mature a democracy life in indonesia. In
line with it, mass media including printed or electronic version, hold a big influence and role

to accompany the growth of democracy.
Start from those idea and phenomenon, the writer is interesting to research how mass
media,especially to the Jawa Pos and Kompas, in their way to frame and construct the
dispution of president election in 2009 after the KPU declared the recapitulation result of the
election. The aim of this result is to know how to constructing or framing news in the case of
president election‟s dispution.
This research is using intrepretative qualitative method based on framing analysis method by
Zhondhang Pan and Gerald M. Kosicki, toward news about dispution event of president
election written on Java Pos and Kompas period 24th juli to 13th august 2009. In framing
analysis, news text is not merely as a text message, but news text is seen as a text that
formulated through special structure and formulation. Framing model of Zhondhang Pan and
Gerald M. Kosicki is assumed that every news has a frame, functioning as the center of idea
organization. First, syntaxis aspect is a software which connected to the way of a reporter
organizing event – statement, opinion, kutipan, and observation of an event- into a general
scheme of a news. Second, script aspect is a software which connected the way how a
reporter restorying the event into a form of news. Third, thematic is a software which
connected the way of a reporter on how they include their perception or point of view of an
event into a proposition, sentence, phrase that finally from the entire text. Forth, retorical
aspect is the last software of the frame which connected the way of a reporter impress a
special meaning into his news.

The result of this research shows that Jawa Pos frames the dispution of those president
election is one political event between politicus, on the other word can be called as “political
war”. They also considered it as a not-too-important event. It can be seen from how Jawa Pos
construct its text news. From the thematic point of view, Jawa Pos focused on a problem
encountered between Megawati-Prabowo and Jusuf Kalla-Wiranto, continued to the retorical
software. Jawa Pos do not give a big portion to this event. Kompas frames this event as a very
important event that give contribution to the exploration of democracy life in Indonesia.
Kompas constructs news fairly without any subjective point of view toward the political
personal. That is their way to report news.