Garavasa Kelas VII Buddha BS Isi. Database Dadang JSN

54 Kelas VII SMP

A. Garavasa

Dari sudut pandang kelembagaan, masyarakat Buddhis terdiri atas dua kelompok parisa yang dijelaskan dalam Anguttara Nikaya III, 178 yaitu: 1. Kelompok masyarakat keviharaan yang dinamakan Pabbajjita bhikkhu- bhikkhuni parisa. 2. Kelompok masyarakat awam yang dinamakan Garavasa upasaka- upasika parisa Angguttara Nikaya, III.178. Perbedaan ini hanyalah didasarkan pada kedudukan sosial mereka masing-masing dan bukan berarti kasta. Agama Buddha tidak menghendaki adanya kasta dalam masyaraka, Buddha mengatakan: “Bukan karena kelahiran seseorang disebut Vasala sampah masyarakat. Bukan karena kelahiran seseorang disebut Brahmana. Hanya karena perbuatan seseorang disebut Vasala. Hanya karena perbuatan seseorang disebut Brahmana” Sutta Nipata, Vasala Sutta. Selain dua kelompok diatas ada juga umat Buddha perumah tangga yang menjalani kehidupan sebagai samana walau dia bukan samana. Kelompok ini disebut Anagarika dan Anagariki. Kriteria umat Buddha dapat dilihat pada Gambar 4.5 54 Kelas VII SMP KRITERIA UMAT BUDDHA UMAT BUDDHA Perumah Tangga Garavasa Bhikkhu dan Bhikkhuni Pandita Rohaniwan Pabbajita Samanera dan Samaneri Upasaka dan Upasika 55 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Perumah tangga akan hidup layaknya anggota masyarakat biasa, hidup berkeluarga, bekerja atau mencari nafkah, menikmati kesenangan dan kebahagiaan duniawi. Umat Buddha kelompok ini menjalani kehidupan sehari-hari berlandaskan sila, baik itu panca sila, athangga sila maupun pandita sila bagi yang sudah menjadi pandita yang ditetapkan oleh Sangha. Melalui pelaksanaan sila dalam kehidupan sehari-hari ini umat Buddha dapat merasakan kebahagiaan baik isik maupun batin. Pelaksanaan sila dengan benar akan membawa umat Buddha pada kehidupan yang selaras dan seimbang. Kehidupan yang didasari oleh cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Perumah tangga menginginkan kehidupan keluarga yang bahagia, harmonis dan tentram. Ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh umat Buddha sebagai perumah tangga yaitu: Sadha, Sila, Caga, dan Panna. Sadha adalah keyakinan yang kuat terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha. Keyakinan terhadap nilai-nilai moral dan perbuatan yang baik. Keyakinan bahwa semua perbuatan yang telah dilakukan akan menghasilkan akibat. Sila adalah perilaku yang baik, yang meliputi perkataan, tindakan badan dan mata pencarian yang benar. Caga adalah kesediaan untuk berdana dan berkorban untuk meringankan penderitaan orang lain. Dana tersebut dapat berupa materi dan non materi. Panna adalah bijaksana dalam melihat kebenaran dan ketidak benaran, baik dan jahat. Kebijaksanaan yang dimiliki akan membawa kesucian bagi diri sendiri.

B. Pabbajita