Sistem Informasi Manajemen Zakat Di Badan Amil Zakat Al-Mu'minuun Kabupaten Bandung Berbasis Client Server

(1)

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

RIZA RAMDHANI

10108856

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

(5)

i

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT

DI BADAN AMIL ZAKAT AL-MU’MINUUN KABUPATEN BANDUNG

BERBASIS CLIENT SERVER Oleh

RIZA RAMDHANI 10108856

Pada zaman yang semakin menuntut pada cepatnya pengolahan data dan penyampaian informasi, semakin dibutuhkannya teknologi yang membantu dalam bidang informatika. Hal ini dirasakan dalam berbagai, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, hingga manajemen. Untuk mengolah data menjadi informasi yang valid salah satunya kita dapat menggunakan teknologi yang telah terkomputerisasi. Dengan semakin banyaknya data yang harus diolah, Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun merasa bahwa cara yang dilakukannya saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman yang ada. Sistem yang ada saat ini masih manual atau tidak menggunakan komputer sebagai alat pengolahan data. Data yang diolah antara lain data warga, data muzakki, data mustahik, data transaksi, data distribusi, dan pembuatan laporan. Petugas merasa kewalahan untuk memanajemen data tersebut karena masih menggunakan cara manual. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh cara manual ini, antara lain kesalahan perhitungan atau penulisan, lembaran-lembaran kertas rentan hilang, pembuatan laporan sangat lambat, pengolahan transaksi dan distribusi pun dinilai lambat.

Pada sistem informasi ini akan dipaparkan bagaimana rancang bangun dari sistem informasi manajemen zakat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kemudian pembangunan sistem ini menggunakan metode

waterfall. Alat pemodelan yang digunakan adalah flowmap, entity relationship diagram, dan data flow diagram. Software pembangun aplikasi menggunakan Borland Delphi 7.0 dengan database MySQL Server.

Setelah melalui tahap pengujian, sistem informasi manajemen zakat ini dapat mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada sistem sebelumnya. Manajemen data menjadi terkomputerisasi, pembuatan laporan menjadi lebih mudah, proses transaksi dan distribusi zakat pun menjadi lebih cepat dan mudah. Kata kunci : sistem informasi, manajemen, zakat


(6)

ii

BASED CLIENT SERVER By

RIZA RAMDHANI 10108856

At the time of rapidly increasing demands on data processing and delivery of information, increasing need for technologies that help in the field of informatics. It was felt in many, ranging from education, health, up to management. To process data into information is valid one we can use technology that has been computerized. As more and more data must be processed, the Al-Mu'minuun Alms Agency feel that the way it does today, is no longer compatible with the existing development period. The current system is manual or not using the computer as a data processing tool. The processed data include citizen’s data, muzakki’s data, mustahik’s data, transaction data, distribution data, and report generation. Officers feel overwhelmed to manage the data as it is still using the manual method. Many losses caused by manual means, among other miscalculations or writing, fragile sheets of paper is missing, report very slow, transaction processing and distribution was assessed later.

On this information system will be presented how the design of management information systems zakat. Data was collected through observation, interviews, and the construction of this system using the waterfall method. Modeling tool used is flowmap, entity relationship diagrams and data flow diagrams. Builder software applications using Borland Delphi 7.0 with MySQL database server.

From this alms management information system will be obtained a result that can cope with the problems that occurred in the previous system. Data will be computerized management, report generation easier, transaction processing and distribution of zakat becomes faster and easier.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Sistem Informasi Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun Kabupaten Bandung Berbasis Client Server”, yang ditujukan untuk memenuhi

salah satu syarat Ujian Akhir Sarjana pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Penulis sangat menyadari kekurangan yang ada pada skripsi ini. Kekurangan ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam hal ilmu pengetahuan dan pemahaman penulisan skripsi. Akan tetapi, penulis berusaha menyusun skripsi ini sebaik yang penulis bisa dengan segenap kemampuan dan usaha yang penulis bisa.

Dalam skripsi ini penulis sadar banyak bantuan yang telah diberikan dari lingkungan sekitar sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Bagai kacang yang tak lupa akan kulitnya penulis ingin memberikan rasa hormat dan terima kasih yang sangat dalam kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan pencerahan dan kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.

2. Kedua orang tua, Ayahanda Olih Komarudin dan Ibunda Esih Sukaesih, merekalah yang telah memberikan dukungan, semangat, do’a, dan bantuan moril maupun materil.


(8)

iv

3. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, dengan segala kesabarannya membimbing dan membantu penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Denny Kurniadie, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik & Ilmu Komputer yang telah memberikan masukan-masukan.

5. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dr. Yeffry Handoko Putra, M.T. selaku Dosen Jurusan Teknik Komputer yang telah membantu dan memberikan solusi untuk penulis. 7. Bapak Iskandar Ikbal, S.T, M.Kom. dan Bapak Alif Finandhita, S.Kom.

selaku Penguji 1 dan Penguji 3 yang telah memberi saran yang membangun terhadap skripsi penulis.

8. Bapak Rohmanur Aziz dan Suryana selaku narasumber di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun, terima kasih atas bantuan, do’a, dan informasi yang telah diberikan kepada penulis.

9. Kakakku dan adikku yang penulis sayangi, Riki Romansyah dan Rani Sri

Rahayu, terima kasih telah memberikan semangat dan do’a.

10.Seluruh dosen dan staf pengajar serta karyawan/karyawati Universitas Komputer Indonesia, khususnya Jurusan Teknik Informatika yang telah membantu penulis.


(9)

v

12.“Barudak Melania”, Putra, Riky, Indra, Adul, Om Ari, Iwan, Ilham, Yana, Gejon, Ary KW, Wekwow, Anto, Robi, Satrio, Dimas, yang telah memberikan semangat, hiburan dan canda tawa.

13.Teman-teman skripsi, Shinta, Ayu, Medya, Fahri, Indra, yang telah memberikan bantuan dan semangat ketika skripsi.

14.Serta seluruh pihak yang tidak bias disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya dan penulis khususnya sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bekal untuk terjun ke dunia kerja. Semoga Allah SWT membalas amal baik kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2012


(10)

vi LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PLAGIAT

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10


(11)

vii

2.1.2 Deskripsi Pekerjaan ... 11

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Zakat ... 11

2.2.1.1 Zakat Menurut Bahasa ... 12

2.2.1.2 Zakat Menurut Istilah ... 13

2.2.1.3 Syarat Wajib Zakat ... 14

2.2.1.3.1 Islam ... 15

2.2.1.3.2 Merdeka ... 15

2.2.1.3.3 Balig ... 16

2.2.1.4 Syarat Harta Zakat ... 16

2.2.1.5 Golongan Penerima Zakat ... 17

2.2.1.5.1 Fakir Miskin ... 17

2.2.1.5.2 Amil ... 17

2.2.1.5.3 Muallaf ... 17

2.2.1.5.4 Budak Belian ... 18

2.2.1.5.5 Gharimiin ... 18

2.2.1.5.6 Fisabilillah ... 19

2.2.1.5.7 Ibnu Sabil ... 19

2.2.2 Basis Data ... 19

2.2.2.1 Definisi Basis Data (Database) ... 19


(12)

viii

2.2.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 21

2.2.3.3 Kegiatan Sistem Informasi ... 22

2.2.4 Konsep Perancangan Basis Data ... 22

2.2.4.1 Entity Relationship Diagram ... 23

2.2.4.1.1 Definisi ERD ... 23

2.2.4.1.2 Notasi ERD ... 23

2.2.4.1.3 Derajat Relasi atau Kardinalitas ... 24

2.2.5 Konsep Perancangan Sistem Informasi ... 25

2.2.5.1 Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram (DFD) ... 25

2.2.5.1.1 Tujuan DFD ... 27

2.2.5.1.2 Manfaat DFD ... 27

2.2.5.1.3 Simbol DFD ... 28

2.2.5.1.4 Syarat Memuat DFD ... 31

2.2.5.2 Kamus Data ... 31

2.2.6 Perangkat Lunak ... 32

2.2.6.1 Borland Delphi 7 ... 32

2.2.6.2 MySQL ... 34

2.2.7 Kitab Fiqih Sunnah ... 36


(13)

ix

3.1.1 Analisis Prosedur Sistem Berjalan ... 44

3.1.1.1 Prosedur Pendataan Warga ... 44

3.1.1.2 Prosedur Transaksi Zakat Fitrah ... 47

3.1.1.3 Prosedur Transaksi Zakat Profesi/Mal ... 49

3.1.1.4 Prosedur Pendistribusian Zakat Fitrah ... 51

3.1.1.5 Prosedur Pendistribusian Zakat Profesi/Mal ... 53

3.1.1.6 Prosedur Pembuatan Laporan ... 55

3.1.2 Analisis Perhitungan Zakat ... 56

3.1.2.1 Perhitungan Zakat Fitrah ... 56

3.1.2.2 Perhitungan Zakat Profesi ... 57

3.1.3 Analisis Masalah ... 58

3.1.4 Analisis Basis Data ... 58

3.1.4.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 59

3.1.5 Analisis Kebutuhan Nonfungsional ... 61

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras ... 61

3.1.5.2 Analisis Perangkat Lunak ... 62

3.1.5.3 Analisis Pengguna ... 63

3.1.5.4 Analisis Jaringan ... 64

3.1.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 65

3.1.6.1 Diagram Konteks ... 65


(14)

x

3.2.1.1 Skema Relasi ... 82

3.2.2 Struktur Tabel ... 85

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 93

3.2.3.1 Struktur Menu Pada Bagian Petugas ... 93

3.2.3.2 Struktur Menu Pada Bagian Admin ... 94

3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 94

3.2.4.1 Perancangan Antarmuka Pada Bagian Petugas (Client) ... 95

3.2.4.2 Perancangan Antarmuka Pada Bagian Admin (Server) ... 100

3.2.5 Perancangan Pesan ... 103

3.2.6 Jaringan Semantik ... 107

3.2.6.1 Jaringan Semantik Pada Form Admin (Server) ... 107

3.2.6.2 Jaringan Semantik Pada Form Petugas (Client) ... 108

3.2.7 Perancangan Prosedural ... 109

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 114

4.1 Implementasi ... 114

4.1.1 Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 114

4.1.2 Perangkat Keras Pendukung ... 115

4.1.3 Implementasi Basis Data dan Antarmuka... 116


(15)

xi

4.2 Pengujian Alpha ... 139

4.2.1 Pengujian Sistem ... 140

4.2.1.1 Pengujian Login ... 141

4.2.1.2 Pengujian Pengolahan Data Warga ... 142

4.2.1.3 Pengujian Pengolahan Data Transaksi ... 144

4.2.1.4 Pengujian Pengolahan Data Distribusi ... 146

4.2.1.5 Pengujian Login Admin ... 147

4.2.1.6 Pengujian Pengolahan Data Nishab ... 148

4.2.1.7 Pengujian Pengolahan Laporan ... 149

4.2.1.8 Pengujian Pengolahan Grafik ... 150

4.2.1.9 Pengujian Pengolahan Data User ... 150

4.2.2 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 152

4.3 Pengujian Beta ... 152

4.3.1 Wawancara Pengujian Beta Untuk Admin ... 153

4.3.2 Wawancara Pengujian Beta Untuk Petugas ... 154

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 156

5.1 Kesimpulan ... 156

5.2 Saran ... 156

DAFTAR PUSTAKA ... 158 RIWAYAT HIDUP


(16)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem informasi merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

Sistem informasi sering diterapkan di segala bidang untuk mempermudah suatu pekerjaan dalam suatu instansi. Salah satunya di bidang keagamaan, contohnya pengelolaan zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun. Zakat merupakan jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin, ibnu sabil, fisabilillah dan sebagainya). Ada beberapa macam zakat, yaitu zakat mal, zakat fitrah, zakat pertanian, zakat perdagangan, dan lain-lain. Di dalam zakat terdapat istilah muzaki dan mustahik. Muzaki adalah orang yang wajib mengeluarkan zakat, sedangkan mustahik adalah orang yang berhak untuk menerima zakat.


(17)

Dalam hal pengelolaan zakat, Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun masih menggunakan cara yang konvensional atau manual, yaitu mencatat data-data

muzaki dan mustahik di lembaran-lembaran kertas yang kemudian dibukukan. Setelah data-data para mustahik dan muzaki terkumpul, petugas zakat Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun pun harus membuat laporan dari data yang telah terkumpul tersebut. Karena datanya sangat banyak, pembuatan laporan pun biasanya dikerjakan oleh lebih dari satu petugas. Oleh sebab itu, petugas zakat selalu kewalahan dalam mengelola zakat setiap tahunnya. Cara konvensional atau manual seperti ini banyak sekali kerugiannya, seperti lembaran-lembaran data rentan hilang, ketelitiannya kurang akurat, pengerjaannya lebih lama, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan pengelola zakat lainnya seperti BAZNAS, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan lainnya, Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun ini sudah pasti berbeda dalam hal manajemennya. BAZNAS, Rumah Zakat dan Dompet Dhuafa sudah memiliki sistem informasi untuk memanajemen zakat, bahkan pengelola zakat tersebut sudah memiliki website sebagai alat promosi dan pusat informasinya.

Berdasarkan hal tersebut, dibangunlah suatu sistem informasi manajemen zakat berbasis client server agar petugas zakat dapat melakukan tugasnya dengan nyaman dan tidak perlu memakai cara yang manual lagi.


(18)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, didapat suatu rumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun Berbasis Client Server.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan skipsi ini adalah untuk membangun sistem informasi manajemen zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun berbasis client server yang berfungsi memudahkan petugas dalam mengelola data zakat.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian dan pembangunan sistem informasi ini adalah :

1. Membantu para petugas zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun dalam pengelolaan zakat.

2. Mempercepat proses pelayanan transaksi zakat.

3. Mempercepat proses pengumpulan data dan perhitungan distribusi zakat. 4. Mempermudah pembuatan laporan dari data yang telah diolah.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ada dalam pembangunan sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber data berasal dari Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.


(19)

3. Aplikasi ini tidak dapat berjalan di perangkat mobile.

4. Zakat yang dikelola dalam sistem informasi ini hanya ada dua jenis zakat,

yaitu zakat fitrah dan zakat mal/profesi.

5. Barang yang dizakatkan hanya uang dan beras.

6. Sumber data dalam pembangunan sistem informasi ini berasal dari

narasumber yang bernama Bapak Rohmannur Aziz.

7. Rujukan perhitungan zakat berasal dari kitab Fiqih Islam dan ulama Sayid

Sabiq.

8. Penggolongan muzakki dan mustahik ditentukan oleh tiga parameter, yaitu

penghasilan, keadaan sosial, dan hutang.

9. User dalam aplikasi ini ada dua, yaitu user tingkat pertama dan user

tingkat kedua. User tingkat pertama bertugas untuk memantau perkembangan zakat serta memeriksa laporan. User tingkat kedua bertugas untuk menginputkan data-data dan transaksi zakat.

10.Aplikasi ini dibuat menggunakan Delphi 7.0 dengan bahasa pemrograman

Pascal dan database MySql.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(20)

a. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,

paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan sistem informasi manajemen zakat.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun. Salah satunya observasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun dalam manajemen/mengelola zakat. Selain itu, dilakukan juga observasi ke pengelola zakat lainnya, seperti Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan BAZNAS.

c. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada narasumber yang memiliki data-data tentang zakat serta menguasai bahasan tentang zakat. Narasumber pada interview yang dilakukan ini bernama Bapak Rohmanur Aziz selaku Ketua DKM Mesjid Al-Mu’minuun.

2. Tahap pembuatan perangkat lunak.

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses di antaranya:


(21)

a. System / Information Engineering

Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pembuatan suatu perangkat lunak, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.

b. Analysis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak. Dimulai dengan menganalisis kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk perancangan perangkat lunak, seperti kebutuhan fungsional, kebutuhan nonfungsional, serta kebutuhan yang diperlukan oleh badan amil zakat dalam aplikasi yang akan dibangun.

c. Design

Merupakan tahap dimana dilakukannya perancangan sistem yang merupakan terjemahan dari perangkat lunak yang akan dibangun kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user, dimulai dari perancangan sistem

database, perancangan antarmuka pengguna, kemudian perancangan jaringan

client server.

d. Coding

Merupakan tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk membangun sistem informasi zakat ini adalah Pascal.


(22)

e. Testing

Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun. Setelah diuji, maka akan didapatkan kesimpulan, apakah perangkat lunak tersebut sudah layak digunakan atau tidak. Metode yang digunakan pada tahap pengujian ini adalah metode black-box. Meliputi pengujian GUI (Graphical User Interface), pengujian arsitektur jaringan

client server, pengujian struktur database, pengujian sistem, dan lain-lain.

f. Maintenance

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.

Gambar 1.1 Skema Waterfall (Sumber : Pressman Roger S., 1997)

Sistem Engineering

Analisis

Perancangan

Implementasi

Pengujian


(23)

Dalam pengerjaan tugas akhir ini, tahap pembuatan perangkat lunak menggunakan metode waterfall, tetapi hanya sampai tahap pengujian karena untuk tahap pemeliharaan membutuhkan waktu yang cukup lama.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang profil instansi, berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian, di antaranya teori-teori tentang manajemen data, perancangan basis data, dan perancangan perangkat lunak.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini merupakan inti dari tugas akhir, dimana pada bab ini menganalisis masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan seperti kebutuhan fungsional, kebutuhan nonfungsional, serta kebutuhan yang diperlukan dari model penelitian yang kemudian dirancang menjadi suatu perangkat lunak yang dapat berfungsi dengan baik.


(24)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengimplemetasikan perangkat lunak tersebut sekaligus melakukan pengujian. Dalam tahap ini, perangkat lunak akan diketahui apakah berfungsi dengan baik atau tidak.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari perancangan sistem dan saran untuk pengembangan sistem yang lebih baik.


(25)

10

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun

Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun didirikan karena adanya permintaan warga sekitar agar adanya badan yang bertugas untuk mengelola zakat. Bangunan Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun ini berada di sekitar lingkungan Mesjid

Al-Mu’minuun yang beralamatkan di Perumahan Griya Utama Rancaekek Jl. Palem

Raya No.1, Rancaekek, Kabupaten Bandung.

2.1.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun akan dijelaskan pada gambar 2.1.


(26)

2.1.2 Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan dari tiap-tiap bagian pada struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut.

1. Dewan Syuro, bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

2. Ketua DKM, bertugas mengawasi kinerja petugas-petugas di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

3. Sekretaris, bertugas mengelola hal-hal yang berkaitan dengan surat perizinan. 4. Ketua Pelaksana, bertugas mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja dari

admin dan petugas, kemudian memeriksa laporan zakat per tahunnya. 5. Bendahara, bertugas mengelola keuangan serta membuat laporan keuangan. 6. Admin, bertugas membuat laporan dari data zakat serta melaporkannya ke

ketua pelaksana.

7. Petugas, bertugas melayani para muzakki dalam pembayaran zakat dan mendistribusikan zakat ke para mustahik

2.2 Landasan Teori

Dalam subbab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan sistem informasi manajemen zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

2.2.1 Zakat

Definisi zakat dibagi menjadi dua, yaitu definisi zakat menurut bahasa dan definisi zakat menurut istilah.[1]


(27)

2.2.1.1 Zakat Menurut Bahasa

Kata zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa, yang artinya bertambah dan berkembang. Selain itu, zakat mempunyai arti al-barakatu

(keberkahan), an-nama (pertumbuhan dan perkembangan), ath-thaharatu

(kesucian), dan ash-shalahu (keberesan).[1]

Di dalam Al-Qur’an dan hadis ditemukan beberapa pengertian tentang zakat di antaranya sebagai berikut.[1]

1. Tumbuh dari berkembang

Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib, “Harta akan berkurang apabila dibelanjakan dan ilmu semakin bertambah apabila disampaikan.”

2. Suci bersih

Sebagaimana firman Allah SWT, “Sungguh berbahagialah orang-orang yang menyucikan jiwanya, yaitu orang-orang yang membersihkan dirinya dari dosa-dosanya.” (QS Asy-Syams [91]: 9)

3. Banyak melakukan kebaikan

Sebagaimana firman Allah SWT, “Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan

Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (QS An-Nur [24]: 21)

4. Membersihkan atau menyucikan

Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur‟an) dan hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya


(28)

Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS Al-Baqarah [2]: 129)

5. Pujian

Dikatakan “zaka nafsuhu” artinya memujinya, sebagaimana firman Allah SWT, “Janganlah memuji diri kalian.” (QS An-Najm [53]: 32)

6. Halal dan baik

Sebagaimana firman Allah SWT, “…maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat mana makanan yang lebih baik…” (QS Al-Kahfi [18]: 19)

7. Pujian yang baik

Sebagaimana firman Allah SWT, “Sungguh berbahagia orang yang

membersihkan dirinya.” (QS Al-Mukminun [23]: 1)

2.2.1.2 Zakat Menurut Istilah

Menurut istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu. Allah mewajibkan kepada pemilik harta untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Fikih Islam memiliki definisi mengenai zakat yang diungkapkan oleh para ulama, yaitu “Penunaian hak yang diwajibkan atas harta tertentu, yang diperuntukkan bagi orang tertentu yang

kewajibannya didasari oleh haul (batas waktu) dan nishab (batas minimum).”[1] Dr. Kholid Abdurrazzaq mendefinisikan zakat menurut imam madzhab


(29)

tertentu untuk diberikan sebagai hak milik pada sekelompok tertentu, ditunaikan pada waktu yang telah ditentukan dengan melepas semua manfaatnya dengan

niatan karena Allah Ta’ala.”

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan pengertian zakat menurut istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang, bertambah, suci, dan beres (baik). Hal ini dinyatakan Allah SWT dalam Surat At-Taubah [9]: 103 dan Surat Ar-Ruum [30]: 39.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat mereka. Dan Allah

Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (At-Taubah [9]: 103)

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan

(pahalanya).” (Ar-Ruum [30]: 39)

2.2.1.3 Syarat Wajib Zakat

Pembebanan sangat identik dengan penghormatan. Oleh karena itu, sebuah beban tidak diberikan kepada seseorang tanpa adanya syarat dan kriteria tertentu sehingga layak untuk mendapatkan penghormatan. Begitu juga pembebanan syariat (taklif syar‟iyyah) pada hakikatnya adalah tasyriif (penghormatan) untuk


(30)

seseorang sehingga harus ada kriteria tertentu untuk mendapatkannya. Zakat merupakan taklif, maka kewajiban zakat tidak dibebankan kepada setiap orang. Kewajiban zakat hanya dibebankan kepada mereka yang memenuhi kriteria tertentu sehingga mendapat kehormatan berzakat. Syarat-syarat wajib zakat meliputi Islam, merdeka, dan balig.[1]

1. Islam

Zakat merupakan sebuah ibadah dan hanya wajib dilakukan setelah seseorang memeluk agama Islam. Hal tersebut dapat kita pahami dari pembebanan

secaa berurutan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Mu’adz bin Jabal

ketika Rasulullah mengutusnya menjadi amir di Yaman. Dengan Islamnya seseorang, maka ia menjadi seorang wajib zakat yang akan mengantarkannya mendapatkan penghormatan dari Allah SWT.

2. Merdeka

Kemerdekaan seseorang dari perbudakan adalah nikmat Allah yang sangat besar. Orang yang merdeka menjadi mulia dan hidup sebagaimana layaknya orang yang merdeka. Dia dapat memiliki banyak hal. Oleh karena itu, Allah membebankan kepada seseorang yang merdeka, jika memiliki harta benda yang mencapai nishab, maka ia harus mengeluarkan zakatnya sebagai penghormatan untuk dirinya.


(31)

3. Balig

Para ulama berbeda pendapat untuk anak yang belum balig yang memiliki harta wajib zakat. Apakah ia wajib membayar zakat? Sebagian ulama tidak mewajibkan anak yang belum balig membayar zakat. Dengan berpedoman kepada

sabda Rasulullah SAW, “Hukum itu diangkat dari tiga orang, yaitu anak-anak sampai ia balig, orang yang tidur sampai ia bangun, dan orang yang sakit ingatan

sampai sembuh.” Namun, sebagian ulama mengatakan wajib zakat bagi harta anak

yang belum dewasa, selama harta tersebut memenuhi persyaratan wajib zakat.

2.2.1.4 Syarat Harta Zakat

Harta yang harus dikeluarkan zakatnya harus memenuhi syarat tertentu. Salah satunya adalah nishab, yaitu batas minimal harta yang harus dikeluarkan zakatnya dalam jumlah tertentu. Jika batas minimal tersebut belum terlampaui, maka harta tersebut belum wajib atau belum memenuhi syarat untuk dikeluarkan zakatnya. Adapun syarat harta menjadi sumber atau obyek zakat adalah sebagai berikut.

1. Harta tersebut didapatkan dengan cara dan usaha yang baik serta halal 2. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan 3. Harta tersebut adalah milik diri sendiri

4. Harta tersebut mencapai nishab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena wajib zakat

5. Khusus untuk zakat pada harta-harta tertentu, syarat wajib zakat adalah waktu tertentu dimilikinya harta tersebut.


(32)

2.2.1.5 Golongan Penerima Zakat

Zakat yang dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat harus segera disalurkan kepada para mustahik (penerima zakat) sesuai dengan skala prioritas yang telah disusun dalam program kerja. Zakat tersebut harus disalurkan kepada para mustahik sebagaimana tergambar dalam Surat At-Taubah [9] ayat 60, yang uraiannya antara lain sebagai berikut.[1]

1. Fakir

Fakir adalah kelompok orang yang tidak memiliki penghasilan sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

2. Miskin

Miskin adalah kelompok orang yang memiliki penghasilan akan tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Amil (Petugas Zakat)

Kelompok ini berhak mendapatkan bagian dari zakat. Amil maksimal mendapat seperdelapan atau 12,5% dengan catatan bahwa petugas zakat ini benar-benar melakukan tugasnya dengan baik dan waktunya sebagian besar atau seluruhnya untuk tugas tersebut.

4. Muallaf

Muallaf yaitu kelompok orang yang dianggap masih lemah imannya, karena baru masuk Islam. Mereka diberi zakat agar bertambah kesungguhannya


(33)

dalam memeluk Islam dan bertambah keyakinan mereka. Sesungguhnya, segala pengorbanan mereka dengan sebab masuk Islam tidaklah sia-sia. Islam dan umatnya sangat memerhatikan mereka, bahkan memasukannya ke dalam bagian penting dari salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam ketiga.

5. Budak Belian

Zakat antara lain dipergunakan untuk membebaskan budak belian dan menghilangkan segala bentuk perbudakan.

6. Gharimiin

Gharimiin merupakan kelompok orang yang berutang dan sama sekali tidak bias melunasinya. Para ulama membagi kelompok ini pada dua bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Kelompok orang yang mempunyai utang untuk kebaikan dan kemaslahatan diri dan keluarganya. Misalnya, untuk membiayai dirinya dan keluarganya yang sakit atau untuk membiayai pendidikan.

2. Kelompok orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan orang atau pihak lain. Misalnya, orang yang terpaksa berutang karena sedang mendamaikan dua pihak atau dua orang yang sedang bertentangan, untuk penyelesaiannya membutuhkan dana yang cukup besar.


(34)

7. Fisabilillah

Pada zaman Rasulullah SAW, golongan yang termasuk dalam kategori ini adalah para sukarelawan perang yang tidak mempunyai gaji tetap. Akan tetapi, berdasarkan lafadz dari fi sabilillah, di jalan Allah SWT, sebagian ulama membolehkan memberikan zakat tersebut untuk membangun masjid, lembaga

pendidikan, perpustakaan, pelatihan para da’i, menerbitkan buku, majalah,

membangun media massa, dan lain sebagainya.

8. Ibnu Sabil

Ibnu sabil merupakan orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan. Untuk saat ini, di samping para musafir yang mengadakan perjalanan yang dianjurkan oleh agama, seperti silaturahmi, melakukan studi tur pada obyek-obyek yang bersejarah dan bermanfaat, mungkin juga dapat dipergunakan untuk pemberian beasiswa atau beasantri (pondok pesantren). Bagi mereka yang terputus pendidikannya karena ketiadaan dana. Zakat untuk ibnu sabil dapat juga dipergunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak jalanan yang kini semakin banyak jumlahnya. Selain itu, juga dapat digunakan untuk merehabilitasi anak-anak miskin yang terkena narkoba atau perbuatan-perbuatan buruk lainnya.

2.2.2 Basis Data (Database)

Basis data merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau


(35)

struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu.[2]

2.2.2.1 Tujuan Basis Data

1. Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi,

2. Menentukan kualitas informasi : akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya,

3. Mengurangi duplikasi data (data redudancy),

4. Hubungan data dapat ditingkatkan (data relatability), 5. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar.

2.2.2.2 Tahap Perancangan Basis Data

Perencanaan database harus terintegrasi dengan strategi dari sistem informasi. Tiga faktor utama yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi sistem informasi :[2]

1. Mengidentifikasi perencanaan enteprise dan tujuannya

2. Mengevaluasi sistem informasi yang sedang berjalan dengan melihat dari kekuatan dan kelemahannya


(36)

Pada perencanaan database secara jelas mendefinikan misi tujuan utama dari aplikasi database bersama dengan organisasi, yang menjadi pertimbangan dalam mendefinikan statement dari misi adalah: [2]

1. Apa yang harus dikerjakan

2. Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan misi 3. Dana yang dibutuhkan

2.2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah:[2]

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suati tujuan yaitu menyajikan suatu informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Terdapat 5 komponen pada Sistem Informasi yang diklasifikasikan sebagai berikut :[2]


(37)

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara

menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

2.2.3.2 Kegiatan Sistem Informasi

1. Input : Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

2. Proses : Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk

menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output : Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Penyimpanan : Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Control : Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi

tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.2.4 Konsep Perancangan Basis Data

Perancangan basis data sangat diperlukan dalam membangun suatu sistem agar sistem yang akan dingangun tersebut sesuai dengan yang kita inginkan, dimana dapat melalui tahapan berikut.[3]


(38)

2.2.4.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship Model

(ERM) merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-Relationship

adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut

Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD.[3]

2.2.4.1.1 Notasi ERD

Ada sejumlah konvensi mengenai notasi ERD. Notasi klasik sering digunakan untuk model konseptual. Berbagai notasi lain juga digunakan untuk menggambarkan secara logis dan fisik dari suatu basis data, salah satunya adalah

IDEF1X.[3]


(39)

Notasi-notasi simbolik yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut :[3]

1. Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.

2. Atribut, Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah.

3. Relasi atau Hubungan, Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara

sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. 4. Penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan

himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis.

2.2.4.1.2 Derajat Relasi atau Kardinalitas

Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Macam-macam kardinalitas adalah:[3]

1. Satu ke satu (one to one), Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.


(40)

2. Satu ke banyak (one to many), Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B tetapi tidak sebaliknya.

3. Banyak ke banyak (many to many), Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas B dan demikian pula sebaliknya.

2.2.5 Konsep Perancangan Sistem Informasi

Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir analisis sistem. Berikut ini akan dijelaskan rangkaian atau ruang lingkup sistem yang akan dirancang dengan memanfaatkan alat bantu sebagai berikut.[3]

2.2.5.1 Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.[3]


(41)

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat.

Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang

memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan

informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.”[3]

2. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow

diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai

sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya

data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level

selanjutnya, symbol „*’ dapat ditambahkan pada akhir nomor proses.[3]

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya.[3]


(42)

2.2.5.1.1 Tujuan DFD

Tujuan DFD adalah :

1. Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem.

2. Menggambarkan fungsi-fungsi (dan sub fungsi) yang mentransformasi aliran data.

2.2.5.1.2 Manfaat DFD

1. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

2. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

3. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.


(43)

2.2.5.1.3 Simbol DFD

1. Terminator/Kesatuan luar (External Entity)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan membeikan input atau menerima output dari sistem (Jogiyanto, 1989).

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak.

Gambar 2.3 Notasi Terminator/Kesatuan Luar di DFD

Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.

2. Arus data (Data flow)

Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.[3]


(44)

Gambar 2.4 Notasi Arus Data di DFD

Arus Arus data dapat berbentuk sebagai berikut.

a. Formulir atau atau dokumen dokumen yang yang digunakan digunakan perusahaan perusahaan

b. Laporan tercetak tercetak yang yang dihasilkan dihasilkan sistem sistem

c. Output dilayar komputer

d. Masukan untuk komputer komputer e. Komunikasi ucapan

f. Surat atau memo

g. Data yang dibaca atau atau direkam di file

h. Suatu isian yang yang dicatat pada buku agenda i. Transmisi data dari suatu komputer ke komputer lain

3. Proses (Proccess)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dan hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dilakukan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.[3]


(45)

Gambar 2.5 Notasi Proses di DFD

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses : a. Proses harus memiliki input dan output.

b. Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store atau proses melalui alur data.

c. Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.

4. Simpanan Data (Data store)

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file atau database di sistem komputer, arsip atau catatan manual, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan manual, agenda atau buku. Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.[3]


(46)

2.2.5.1.4 Syarat Memuat DFD

Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah : 1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD 2. Pemberian nomor pada komponen proses

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat 4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika

2.2.5.2 Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. [3]

Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem adapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir dari sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang


(47)

2.2.6 Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem. Kebutuhan ini diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.6.1 Borland Delphi 7

Borland delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan pemrograman yang terstruktur. Keunggulan lain delphi adalah dapat dipergunakan untuk merancang program aplikasi yang memiliki tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.[4]

1.Komponen Delphi

Component palette terdiri dari beberapa komponen yang dapat dipilih yang digunakan untuk menangani beberapa tugas pemrograman. Komponen-komponen yang terletak pada bagian component palette sudah ditata dalam beberapa tab yang masing-masing menunjukan maksud dan fungsi. Masing-masing tab ditampilkan dalam konfigurasi default yang semua juga tergantung pada versi delphi yang digunakan

2. Fitur Pada Delphi 7


(48)

a. IDE (Interface Development Environtment)

Lingkungan pengembangan aplikasi (IDE) Borland Delphi 7 telah mengalami perubahan dari versi sebelumnya. Diantaranya, terdapat Compiler Message, perubahan pada Component Pallete, Code Insight dan Debugger

b. Web

Borland Delphi 7 menyediakan Intraweb buatan AtoZed Software, yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi web server dengan sarana standar. Borland Delphi 7 juga mendukung pada Apache 2. Borland juga menghilangkan Win-CGI sebagai target aplikasi web server dan web service. Fasilitas untuk Web server juga mengalami perbaikan – perbaikan.

c. COM

Sekarang ini dengan Delphi 7, dapat membuat CoClass wrapper bagi pengembangan – pengembangan .NET dengan cara menggunakan kotak dialog

Import Type Library. Dengan adanya resulting wrapper, maka fitur

interoperabilitas dari Microsoft’s .NET Framework dapat digunakan.

d. Database

Pada Delphi 7 driver dbExpress telah diupdate bagi Informix SE, Oracle 9i, DB2 7.2, InterBase 6.5, dan MySQL 3.23.49. Driver baru bagi 30 MSSQL 2000 juga tersedia. Disamping itu, beberapa hal baru dan perubahan juga dilakukan pada komponen database. Borland juga telah membuang SQL Links. Borland merekomendasikan pemakaian dbExpress bagi database SQL Server yang diakses di Delphi.


(49)

e. Component Library

Jika ditelusuri komponen librari Delphi 7, maka akan ditemukan komponen baru, unit baru, komponen yang berubah, komponen yang hilang dan komponen yang mendukung bagi tema Windows XP.

f. Runtime Library

Beberapa perubahan di Runtime Library antara lain ialah perubahan pada unit Classes, Math, StdConv,StrUtils, SysUtils, VarCmplx, dan Variants.

g. Compiler

Kompiler Delphi dcc32 sekarang ini support terhadap tiga warning

kompiler tambahan, yaitu Unsafe_Type, Unsafe_Code, dan Unsafe_Cast. Warnings tersebut defaultnya adalah disabled, tetapi dapat di-enabled. Fitur ini sangat membantu kita ketika akan mem-port kode ke lingkungan eksekusi terkendali di platform Microsoft’s .NET.

h. Model Maker

Sarana baru yang disebut ModelMaker dapat membantu memudahkan proses desain, konstruksi, dan pengelolaan class dan interface. ModelMaker juga memiliki sarana untuk pembuatan diagram UML-style, yang dapat dipakai untuk membuat dan memodifikasi source code project.

2.2.6.2 MySQL

MySQL adalah suatu sistem manajemen database. Suatu database adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu database komputer anda memerlukan


(50)

sistem manajemen database seperti MySQL. Karena komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen database memainkan suatu peranan yang penting dalam komputasi, baik sebagai utility stand-alone

maupun bagian dari aplikasi lainnya. Suatu database relasional menyimpan data dalam tabel-tabel terpisah. Hal ini memungkinkan kecepatan dan fleksibilitas. Tabel-tabel yang dihubungkan dengan relasi yang ditentukan membuatnya bisa mengkombinasikan data dari beberapa tabel pada suatu permintaan. Bagian SQL

dari kata MYSQL berasal dari “Structured Query Language” bahasa paling umum

yang dipergunakna untuk mengakses database.[6]

Beberapa perintah dasar SQL yang sering dipergunakan pada MySQL adalah sebagai berikut :[6]

1. Create Database

Yaitu perintah yang digunakan untuk membuat database baru. Sintaks : Create database database_nama database

2. Drop Database

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus database. Sintaks : Drop Tabel Tabel_name

3. Create Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk membuat tabel baru. Sintaks : Create Tabel tabel_name (create_definition)

4. Describe

Yaitu perintah yang digunakan untuk mendeskripsikan tabel atau logam Sintaks : Describe (Desc) tabel [colum]


(51)

5. Alter Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk memodifikasi tabel Sintaks : Alter [Ignor] Tabel table_name

6. Drop Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus tabel Sintaks : Drop Tabel tabel_name [tabel_name..]

7. Delete

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus record dri tabel Sintaks : Delete From tabel_name Where Where_definiition

8. Select

Yaitu perintah yang digunakan untuk query ke database Sintaks : Select * from tabel_name

2.2.7 Kitab Fiqih Sunnah 1. Zakat Fitrah

Yaitu zakat yang dikeluarkan pada saat menjelang hari raya, paling lambat sebelum shalat Idul Fitri, untuk mengenyangkan kaum fakir miskin saat hari raya, dan hukumnya wajib. Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan:[7]

“Yaitu zakat yang diwajibkan karena berbuka dari Ramadhan (maksudnya: berakhirnya Ramadhan). Dia wajib bagi setiap pribadi umat Islam, anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, merdeka atau budak.” (Fiqhus Sunnah, 1/412)


(52)

Beliau juga mengatakan:[7]

“Wajib bagi setiap muslim yang merdeka, yang memiliki kelebihan satu

sha‟ makanan bagi dirinya dan keluarganya satu hari satu malam. Zakat itu wajib, bagi dirinya, bagi orang yang menjadi tanggungannya, seperti isteri dan anak-anaknya, pembantu yang melayani urusan mereka, dan itu merupakan nafkah bagi mereka.” (Ibid, 1/412-413)

Harta yang dikeluarkan adalah makanan pokok di negeri masing-masing, kalau di negeri kita sebanyak (+/-) 2,5 Kg beras. Ini pandangan jumhur (mayoritas) imam madzhab seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad

bin Hambal. Mereka menolak pembayaran zakat fitri dengan nilai harganya (uang), karena hal itu dianggap bertentangan dengan sunah nabi. Ini juga menjadi pandangan sebagian besar ulama kerajaan Arab Saudi, dan yang mengikuti mereka. Dasarnya adalah:

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam

mewajibkan zakat fitri pada bulan Ramadhan untuk setiap jiwa kaum muslimin, baik yang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, sebanyak satu sha‟ kurma atau satu sha‟ biji-bijian. (HR. Muslim No. 984)

Hadits ini menunjukkan bahwa yang mesti dikeluarkan dalam zakat fitri adalah makanan pokok pada sebuah negeri, sebagaimana contoh dalam hadits ini. Maka, menggunakan nilai atau harga dari makanan pokok merupakan pelanggaran terhadap sunah ini. Sedangkan Imam Abu Hanifah, menyatakan bolehnya zakat fitri dengan uang. Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:[7]


(53)

“Abu Hanifah membolehkan mengeluarkan harganya.” (Fiqhus Sunnah, 1/413)

Ini juga pendapat Imam Sufyan Ats Tsauri, Imam „Atha, Imam Al Hasan

Al Bashri, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan juga sahabat nabi, seperti Muawiyah Radhiallahu „Anhu dan Mughirah bin Syu’bah Radhiallahu „Anhu, membolehkannya dengan nilainya, sebab yang menjadi prinsip adalah terpenuhi kebutuhan fakir miskin pada hari raya dan agar mereka tidak meminta-minta pada hari itu. Sebagaimana hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu „Anhuma:

Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitri, Beliau bersabda: “Penuhilah kebetuhan mereka pada hari ini.” (HR. Ad Daruquthni, 2/152)

Dalam riwayat lain:

“Penuhilah kebutuhan mereka, jangan sampai mereka berkeliling (untuk minta-minta) pada hari ini.” (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7528)

Dari riwayat ini, bisa dipahami bahwa yang menjadi substansi adalah terpenuhinya kebutuhan mereka ketika hari raya dan jangan sampai mereka mengemis. Pemenuhan kebutuhan itu bisa saja dilakukan dengan memberikan nilai dari kebutuhan pokoknya, atau juga dengan barangnya. Apalagi untuk daerah pertanian, bisa jadi mereka lebih membutuhkan uang dibanding makanan pokok, mengingat daerah seperti itu biasanya tidak kekurangan makanan pokok. Ini juga menjadi pendapat dari Imam Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah:


(54)

“Memenuhi kebutuhan dapat terjadi dengan membayarkan harganya, sama

halnya dengan membayarkan yang asalnya.” (Imam Abul Hasan Al Mawardi, Al

Hawi fi Fiqh Asy Syafi‟i, 3/179)

Sebagaian ulama kontemporer, seperti Syaikh Yusuf Al Qaradhawi Hafizhahullahu Ta‟ala membolehkan dengan uang, jika memang itu lebih membawa maslahat dan lebih dibutuhkan oleh mustahiq, tapi jika tidak, maka tetaplah menggunakan makanan pokok. Ini juga pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hanya saja Beliau membicarakannya bukan dalam konteks zakat fitri tapi zakat peternakan, bolehnya dibayarkan dengan uang jika memang itu lebih membawa maslahat, jika tidak ada maslahat, maka tetap tidak boleh menggunakan uang (harganya).

Kepada siapa dibagikan zakat fitrah? Tidak ada bedanya dengan zakat lain, bahwa zakat fitri hendaknya diberikan kepada delapan ashnaf yang telah dikenal. Tetapi, untuk zakat fitri penekanannya adalah kepada fakir miskin, sebagaimana riwayat di atas, agar mereka terpenuhi kebutuahnya dan tidak mengemis. Syaikh Sayyid Sabiq berkata:[7]

“Orang-orang fakir, mereka adalah ashnaf yang lebih utama untuk memperoleh zakat fitrah.” (Fiqhus Sunnah, 1/415)

2. Zakat Mal (Zakat Harta)


(55)

a. Zakat Emas dan Perak

Kewajiban zakat emas dan perak, diperintahkan dalam Al Quran:

(34) Hai orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang-orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,

(35) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS. At Taubah (9): 34-35)

Khadimus Sunnah Asy Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:

“Zakat diwajibkan atas keduanya (emas dan perak), sama saja apakah berupa mata uang, kepingan, atau masih gumpalan, pada saat dimiliki keduanya sudah mencapai nishab dan sudah se-haul (satu tahun) kepemilikannya, dan pemiliknya bebas dari hutang dan berbagai kebutuhan mendasar.” (Lihat Fiqhus Sunnah, 1/339. Darul Kitab Al „Arabi)

Nishab zakat emas adalah jika telah mencapai 20 Dinar dan selama satu tahun kepemilikan, maka zakatnya 1/40-nya, yakni setengah Dinar. (HR. Abu


(56)

Daud No. 1573, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7325, dishahihkan Syaikh Al Albani. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 1573)

Satu Dinar adalah 4,25 gram emas. Jadi, jika sudah memiliki 85 gram emas, maka dikeluarkan zakatnya 2,125 gram.

Nishab zakat perak adalah jika telah mencapai 200 Dirham selama setahun kepemilikan sebanyak 1/40-nya, yakni 5 dirham. (HR. Abu Daud No. 1574, At Tirmdizi No. 620, Ahmad No. 711, 1232, Al Bazar No. 679, dan lainnya. Imam At Tirmidzi bertanya kepada Imam Bukhari, apakah hadits ini shahih? Beliau

menjawab: “shahih.” Lihat Sunan At Tirmidzi No. 620)

Satu Dirham adalah 2,975 gram perak. Jadi, jika sudah memiliki 595 gram perak, maka dikeluarkan zakatnya 14,875 gram.

b. Zakat Tijarah (Perniagaan)

Ini adalah pandangan jumhur ulama sejak zaman sahabat, tabi’in, dan

fuqaha berikutnya, tentang wajibnya zakat harta perniagaan, ada pun kalangan zhahiriyah mengatakan tidak ada zakat pada harta perniagaan. Zakat ini adalah pada harta apa saja yang memang diniatkan untuk didagangkan, bukan menjadi harta tetap dan dipakai sendiri.

Syaikh Yusuf Al Qaradhawi Hafizhahullah mengatakan tentang batasan barang dagangan:

Seandainya seseorang membeli sesuatu untuk dipakai sendiri seperti mobil yang akan dikendarainya, dengan niat apabila mendatangkan keuntungan nanti dia akan menjualnya, maka itu juga bukan termasuk barang tijarah (artinya tidak wajib


(57)

zakat). Hal ini berbeda dengan jika seseorang membeli beberapa buah mobil memang untuk dijual dan mengambil keuntungan darinya, lalu jika dia mengendarai dan menggunakan mobil itu untuk dirinya, dia menemukan adanya keuntungan dan menjualnya, maka apa yang dilakukannya yaitu memakai kendaraan itu tidaklah mengeluarkan status barang itu sebagai barang perniagaan. Jadi, yang jadi prinsip adalah niatnya. Jika membeli barang untuk dipakai sendiri, dia tidak meniatkan untuk menjual dan mencari keuntungan, maka hal itu tidak merubahnya menjadi barang tijarah walau pun akhirnya dia menjualnya dan mendapat keuntungan. Begitu juga sebaliknya jika seorang berniat merubah barang dagangan menjadi barang yang dia pakai sendiri, maka niat itu sudah cukup menurut pendapat mayoritas fuqaha (ahli fiqih) untuk mengeluarkan statusnya sebagai barang dagangan, dan masuk ke dalam kategori milik pribadi yang tidak berkembang. (Fiqhuz Zakah, 1/290)

Contoh, si A membeli barang-barang meubel untuk dipakai dan ditaruh dirumah, maka ini tidak kena zakat, sebab tidak ada zakat pada harta yang kita gunakan sendiri seperti rumah, kendaraan, pakaian, walaupun berjumlah banyak kecuali jika itu diperdagangkan . Nah, jika si A membeli barang-barang tersebut untuk dijual, maka barang tersebut wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishabnya dan jika sudah satu haul (setahun), yaitu dengan cara ditaksir harganya dan dikeluarkan dalam bentuk harganya itu, sebanyak 1/40 harganya.

Nishab zakat perniagaan adalah sama dengan zakat emas yakni jika sudah senilai dengan 85 gram emas. Besaran zakatnya 2,5%. Zakat tijarah yang


(58)

dikeluarkan adalah modal yang masih diputar plus keuntungan, lalu dikurangi hutang (kalau punya) dan pajak (kalau ada), lalu dikalikan 2,5%.


(59)

44

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1Analisis Sistem

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah analisis terhadap sistem yang sedang berjalan dan bagaimana aliran dokumen yang sedang berjalan yang akan digambarkan dalam bentuk flowmap, analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan nonfungsional.

3.1.1Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Badan Amil Zakat

Al-Mu’minuun, terdapat beberapa prosedur yang dilakukan diantaranya adalah

prosedur pendataan warga, prosedur transaksi zakat, prosedur pendistribusian zakat, dan prosedur pembuatan laporan.

3.1.1.1Prosedur Pendataan Warga

Prosedur pendataan warga yang sedang berlangsung saat ini (Gambar 3.1) adalah sebagai berikut.

1. Petugas Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun memberikan formulir data warga ke masing-masing ketua RT.

2. Ketua RT membagikan formulir tersebut kepada warga secara langsung (mengunjungi rumah-rumah warga).


(60)

3. Warga mengisi formulir tersebut dengan lengkap. Kemudian mengembalikan formulir yang telah terisi itu ke ketua RT.

4. Ketua RT mengecek ulang, apakah formulirnya telah terkumpul semua atau belum. Jika belum, ketua RT akan mendata ulang warga yang belum mengembalikan formulir. Jika sudah terkumpul semua, semua formulir data warga diberikan ke petugas Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

5. Petugas Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun membukukan data-data warga tersebut.


(61)

Gambar 3.1 Flowmap Prosedur Pendataan Warga Keterangan :


(62)

3.1.1.2Prosedur Transaksi Zakat Fitrah

Prosedur transaksi zakat fitrah yang sedang berlangsung saat ini (Gambar 3.2) adalah sebagai berikut.

1. Petugas mengumumkan jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh para muzakki.

2. Muzakki datang ke Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

3. Petugas mencatat data muzakki yang akan melakukan transaksi.

4. Muzakki membayar zakat yang jumlahnya telah ditentukan.

5. Petugas membuat kwitansi / bukti pembayaran. 6. Petugas dan muzakki melakukan ijab kobul.

7. Petugas memberikan kwitansi/bukti pembayaran kepada muzakki. 8. Petugas mencatat data transaksi zakat fitrah.


(63)

(64)

Keterangan :

A2 : Arsip data transaksi zakat fitrah oleh petugas.

3.1.1.3Prosedur Transaksi Zakat Profesi / Mal

Prosedur transaksi zakat profesi/mal yang sedang berlangsung saat ini (Gambar 3.3) adalah sebagai berikut.

1. Muzakki datang ke Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.

2. Petugas mencatat data muzakki yang akan melakukan transaksi.

3. Petugas menghitung jumlah zakat yang harus dikeluarkan (2,5% dari penghasilan per tahun yang telah mencapai nishab)

4. Muzakki membayar zakat yang jumlahnya telah ditentukan.

5. Petugas membuat kwitansi / bukti pembayaran. 6. Petugas dan muzakki melakukan ijab kobul.

7. Petugas memberikan kwitansi/bukti pembayaran kepada muzakki. 8. Petugas mencatat data transaksi zakat profesi/mal.


(65)

Gambar 3.3 Flowmap Prosedur Transaksi Zakat Profesi/Mal

Keterangan :


(66)

3.1.1.4 Prosedur Pendistribusian Zakat Fitrah

Prosedur pendistribusian zakat fitrah dilakukan dengan membagikan hasil zakat fitrah selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan kepada para mustahik. Prosedur pendistribusian zakat fitrah yang sedang berlangsung saat ini (Gambar 3.4) adalah sebagai berikut

1. Petugas menghitung total zakat fitrah keseluruhan. 2. Petugas meyiapkan data mustahik yang telah terdaftar.

3. Petugas melakukan perhitungan zakat fitrah yang berhak diterima oleh satu mustahik.

4. Setelah diketahui hasil perhitungannya, petugas mendistribusikan zakat fitrah tersebut ke para mustahik.


(67)

Gambar 3.4 Flowmap Prosedur Pendistribusian Zakat Fitrah Keterangan :


(68)

3.1.1.5 Prosedur Pendistribusian Zakat Profesi / Mal

Prosedur pendistribusian zakat profesi/mal dilakukan dengan membagikan hasil zakat profesi/mal selama satu bulan atau waktu yang tidak tentu kepada para

mustahik. Prosedur pendistribusian zakat profesi/mal yang sedang berlangsung saat ini (Gambar 3.5) adalah sebagai berikut

1. Petugas menghitung total zakat profesi/mal keseluruhan. 2. Petugas meyiapkan data mustahik yang telah terdaftar.

3. Petugas melakukan perhitungan zakat profesi/mal yang berhak diterima oleh satu mustahik.

4. Setelah diketahui hasil perhitungannya, petugas mendistribusikan zakat profesi/mal tersebut ke para mustahik.


(69)

Gambar 3.5 Flowmap Prosedur Pendistribusian Zakat Profesi/Mal Keterangan :


(70)

3.1.1.6 Prosedur Pembuatan Laporan

Prosedur pembuatan laporan dilakukan dengan mengumpulkan semua data-data dari petugas ke admin. Prosedur pembuatan laporan yang berlangsung saat ini (Gambar 3.6) adalah sebagai berikut.

1. Petugas mengumpulkan data warga, data transaksi zakat fitrah, data transaksi zakat profesi/mal, data distribusi zakat fitrah, dan data distribusi zakat profesi/mal.

2. Kemudian petugas memberikan data-data tersebut kepada admin.

3. Admin membuat laporan dari data-data yang diberikan oleh petugas tersebut.


(71)

Keterangan :

A1 : Arsip data warga oleh petugas.

A2 : Arsip data transaksi zakat fitrah oleh petugas. A3 : Arsip data transaksi zakat profesi/mal oleh petugas. A4 : Arsip data pendistribusian zakat fitrah oleh petugas. A5 : Arsip data pendistribusian zakat profesi/mal oleh petugas.

3.1.2 Analisis Perhitungan Zakat 3.1.2.1 Perhitungan Zakat Fitrah

Untuk mustahik, perhitungan zakat firah yang diberlakukan di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun berbeda-beda, sesuai dengan kebijakan petugas dan keadaan mustahik yang ada di lingkungan sekitar. Perhitungan zakat fitrah untuk mustahik

adalah sebagai berikut.

1. Perhitungan pertama, misalnya total zakat yang terkumpul sebesar Rp8.000.000,00, kemudian total mustahik ada 100 orang. Sehingga, hasil yang diterima masing-masing mustahik sebesar Rp80.000,00.

2. Perhitungan kedua, misalnya total zakat yang terkumpul sebesar Rp8.000.000,00, kemudian dibagikan ke delapan asnaf. Dikarenakan di lingkungan Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun hanya terdapat 3 asnaf

maka zakat tersebut dibagikan kepada tiga asnaf dengan persentase : fakir miskin 60%, fisabilillah 20%, dan amilin 20%.


(72)

Untuk muzakki, perhitungan zakat fitrah yang diberlakukan di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun adalah harga 2,5 kg beras (beras yang layak/baik). Contoh : harga beras per kilogram adalah Rp.8.000,00. Jadi, 2,5 x 8.000 = Rp 20.000,00. Sehingga muzakki harus mengeluarkan zakat fitrahnya sebesar Rp20.000,00.

3.1.2.2 Perhitungan Zakat Profesi/Mal

Untuk mustahik, perhitungan zakat profesi/mal yang diberlakukan di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun berbeda-beda, sesuai dengan kebijakan petugas dan keadaan mustahik yang ada di lingkungan sekitar. Perhitungan zakat profesi/mal untuk mustahik adalah sebagai berikut.

1. Perhitungan pertama, misalnya total zakat yang terkumpul sebesar Rp8.000.000,00, kemudian total mustahik ada 100 orang. Sehingga, hasil yang diterima masing-masing mustahik sebesar Rp80.000,00.

2. Perhitungan kedua, misalnya total zakat yang terkumpul sebesar Rp8.000.000,00, kemudian dibagikan ke delapan asnaf. Dikarenakan di lingkungan Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun hanya terdapat 3 asnaf

maka zakat tersebut dibagikan kepada tiga asnaf dengan persentase : fakir miskin 60%, fisabilillah 20%, dan amilin 20%.

Untuk muzakki, perhitungan zakat profesi/mal yang diberlakukan di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun adalah 2,5% dari penghasilan yang telah mencapai nishab dalam satu tahun yaitu senilai emas 85 gram. Misalnya harga emas adalah Rp300.000,00 per gram, maka nishab dalam satu tahun adalah 85 x 300.000 =


(73)

Rp25.500.000 per tahun atau Rp2.125.000 per bulan. Jadi, muzakki yang penghasilannya telah mencapai nishab boleh mengeluarkan zakat profesi/mal.

Contoh: Muzakki memiliki penghasilan Rp3.000.000,00 per bulan (telah mencapai nishab), maka zakat profesi/mal yang dikeluarkan adalah 2,5% x Rp3.000.000,00 = Rp75.000,00.

3.1.3 Analisis Masalah

Berdasarkan hasil observasi di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun dan

interview dengan petugas setempat bahwa Badan Amil Zakat tersebut memiliki kendala sebagai berikut.

1. Sistem pendataan warga masih secara manual/konvensional.

2. Sistem pencatatan transaksi zakat masih secara manual/konvensional. 3. Sistem pembuatan laporan zakat masih secara manual/konvensional.

Berdasarkan kendala-kendala di atas, maka perlu dibangun suatu sistem yang terkomputerisasi untuk memaksimalkan kinerja Badan Amil Zakat

Al-Mu’minuun.

3.1.4 Analisis Basis Data

Basis data adalah representasi kumpulan fakta yang saling berhubungan disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Tahap ini merupakan tahap untuk menganalisis data apa saja yang berelasi dan terlibat dalam pembuatan sistem.


(74)

3.1.4.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Analisis basis data Sistem Informasi Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun pada Gambar 3.7 terdiri dari beberapa entitas, atribut, dan beberapa relationship, dapat dilihat pada gambar berikut.


(75)

(76)

3.1.5 Analisis Kebutuhan Nonfungsional

Analisis kebutuhan nonfungsional meliputi elemen-elemen apa saja yang dibutuhkan, spesifikasi masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan sampai sistem tersebut diimplementasi. Tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu analisis perangkat keras, analisis perangkat lunak, dan analisis pengguna.

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras

Perangkat keras atau hardware merupakan peralatan fisik dari komputer yang dapat kita lihat dan rasakan. Perangkat keras ini merupakan perangkat yang sangat penting karena sebuah aplikasi yang dibangun tidak akan berjalan tanpa adanya perangkat keras.

Perangkat keras yang terdapat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun hanya sebuah kalkulator untuk alat perhitungan. Dikarenakan belum adanya sistem yang terkomputerisasi.

Untuk sistem yang akan dibangun harus memiliki spesifikasi minimum perangkat keras seperti yang terdapat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisis Minimum Perangkat Keras Sistem

No Perangkat keras Spesifikasi

1 Prosessor Intel Pentium 4

2 VGA 256 mb

3 Memori 1 Gb


(77)

5 Monitor 1074x768 pixel 6 Koneksi Internet Tidak

3.1.5.2 Analisis Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang dibaca dan ditulis komputer. Tidak ada perangkat lunak yang digunakan oleh Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun karena manajemen zakatnya masih secara manual.

Untuk membangun suatu sistem manajemen zakat ini dibutuhkan perangkat lunak dengan spesifikasi seperti terdapat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Analisis Perangkat Lunak Pembangun Sistem

No Perangkat lunak Spesifikasi

1 Sistem Operasi Windows XP

2 Database MySQL

3 Bahasa Pemograman Pascal

4 Tool Pembangun Aplikasi Borland Delphi 7.0

Untuk mengakses aplikasi yang akan dibangun, dibutuhkan perangkat lunak dengan spesifikasi minimal seperti terdapat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Analisis Minimum Perangkat Lunak Pengaksesan Sistem

No Perangkat lunak Spesifikasi


(78)

3.1.5.3 Analisis Pengguna

Sistem Informasi Manajemen Zakat ini akan dipakai oleh dua user yaitu

user tingkat pertama atau admin dan user tingkat kedua atau petugas dapat dilihat di Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Analisis Pengguna Pengguna Tanggung

Jawab

Hak Akses Tingkat

Keterampilan

Pengalaman

Admin Memantau perkembangan zakat serta mengelola laporan. Melakukan pencetakan laporan. Menguasai penggunaan komputer, mengerti cara penggunaan aplikasi berbasis desktop. Menggunakan komputer.

Petugas Mengolah data yang terdapat dalam aplikasi, melayani muzakki yang bertransaksi, medistribusikan zakat. Melakukan pengolahan data warga, data muzakki, data mustahik, data transaksi zakat dan data distribusi. Menguasai penggunaan komputer, mengerti cara penggunaan aplikasi berbasis desktop. Menggunakan komputer.

Deskripsi Pekerjaan :

Admin, bertugas membuat laporan dari data zakat serta melaporkannya ke ketua pelaksana.

Petugas, bertugas melayani para muzakki dalam pembayaran zakat dan mendistribusikan zakat ke para mustahik.


(79)

3.1.5.4 Analisis Jaringan

Sistem informasi yang akan dibangun di Badan Amil Zakat

Al-Mu’minuun adalah sistem informasi yang berbasis Client Server, sehingga

memerlukan adanya jaringan antarkomputer yang akan menggunakan sistem informasi ini.

Komputer yang akan menggunakan sistem informasi ini berada dalam satu bangunan, oleh karena itu jenis jaringan yang akan digunakan adalah LAN (Local Area Network). Model jaringan ini adalah client server dengan dua komputer yang dihubungkan oleh kabel UTP sebagai media transmisinya, sehingga masing-masing komputer harus memiliki LAN Card. Komputer yang akan terlibat dalam jaringan ini antara lain komputer di bagian admin dan komputer di bagian petugas. Komputer di bagian admin berperan sebagai Server, dan komputer di bagian petugas berperan sebagai Client.

Berikut adalah gambaran struktur jaringan yang akan dibangun di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun (Gambar 3.8).


(80)

3.1.6 Analisis Kebutuhan Fungsional

Tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Data Flow Diagram (DFD), spesifikasi proses, kamus data, skema relasi, rancangan struktur menu dan rancangan antarmuka.

3.1.6.1 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan antar-Entitas Eksternal dengan sistem yang akan dibangun. Dimana data yang dimasukan oleh bagian komponen eksternal akan diproses di dalam sistem dan akan menghasilkan laporan yang diinginkan oleh komponen eksternal tersebut sesuai dengan data yang dimasukan.

Diagram konteks dari sistem informasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut.

Gambar 3.9 Diagram Konteks Sistem Informasi Manajemen Zakat

3.1.6.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa


(81)

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

Berikut adalah DFD dari Sistem Informasi Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Al-Mu’minuun.


(82)

3.1.6.2.1 Diagram Nol Level 1

\


(83)

3.1.6.2.2 Diagram 2.0 Level 2

\


(84)

3.1.6.2.3 Diagram 3.0 Level 2


(85)

3.1.6.2.4 Diagram 4.0 Level 2

Gambar 3.13 Diagram 4.0 Level 2

3.1.6.2.5 Diagram 8.0 Level 2


(86)

3.1.6.2.6 Diagram 3.0 Level 3 Proses 3.1

Gambar 3.15 Diagram 3.0 Level 3 Proses 3.1

3.1.6.2.7 Diagram 3.0 Level 3 Proses 3.2


(87)

3.1.6.2.8 Diagram 4.0 Level 3 Proses 4.1

Gambar 3.17 Diagram 4.0 Level 3 Proses 4.1

3.1.6.2.9 Diagram 4.0 Level 3 Proses 4.2


(1)

(2)

(3)

Kesimpulan

(

1

)

• Sistem informasi ini mudah untuk dipahami dan digunakan oleh pengguna.

• Sistem informasi ini memudahkan pengguna untuk memanajemen data zakat, meliputi data warga, data muzakki, data mustahik, data transaksi zakat, dan data distribusi zakat.

• Sistem ini memudahkan dan mempercepat pengguna untuk membuat dan mencetak laporan dari data zakat yang diperlukan.

• Fitur grafik pada sistem informasi ini membantu

pengguna dalam memantau perkembangan zakat tiap tahunnya.


(4)

Kesimpulan

(

2

)

Fitur pengaturan nishab pada sistem informasi

ini sangat membantu dan sesuai dengan yang

diharapkan.

Sistem informasi ini dapat memudahkan dan

mempercepat proses transaksi zakat bagi para

muzakki.

Sistem informasi ini dapat memudahkan dan

mempercepat proses pendistribusian zakat ke

para mustahik.


(5)

Saran

Diharapkan untuk menambah jenis zakat yang

dapat diolah pada sistem informasi ini, seperti

zakat pertanian, zakat peternakan, dan lain-lain.

Diharapkan untuk pengembangan tampilan

antarmuka dibuat lebih menarik dan

powerfull

.

Diharapkan untuk menambah fitur-fitur yang

lebih baik dan berguna, seperti penambahan peta

lokasi penyebaran zakat.

Diharapkan untuk dapat menambah parameter

dalam menentukan penggolongan muzakki dan

mustahik agar hasilnya lebih akurat.


(6)