Pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit :(survey pada Kantor Akuntans Publik di Wilayah Bandung)
(2)
(3)
(4)
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Dessy Somantri
Nim : 21109092
Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 13 Januari 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Komp. GBA 2 Blok D5 No. 6 Bojongsoang, Kab. Bandung
E-mail : dessy.somantri@yahoo.com Riwayat Pendidikan
Tahun Pendidikan
1995-2001 SDN Gatot Subroto VI Bandung 2001-2004 SMP Negeri 19 Bandung
2006-2009 SMA Sumatera 40 Bandung 2009-Sekarang Universitas Komputer Indonesia
(5)
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS
AUDIT
(Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)
The Influence Of Auditor Independence And Auditor
Professionalism On Audit Quality
(Surveys of the Public Accountan Firm in Bandung Area)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
DESSY SOMANTRI 21109092
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(6)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Indepedensi Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Bandung). Skripsi ini disajikan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri peneliti agar dapat dimengerti oleh pembaca. Peneliti menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang untuk segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik merupakan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya terutama kepada dosen pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yaitu Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak. Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
(7)
vi
peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku Dosen Wali.
4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Seluruh pimpinan dan staff Universitas Komputer Indonesia.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa maju serta kakakku yang selalu memberikan semangat selama peneliti menyusun penelitian ini.
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dihati.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan Ridho dari Tuhan YME, Amin.
Bandung, November 2014
(8)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……… i
ABSTRAK ……… ii
ABSTRACT……… . iii
SURAT PERNYATAAN ……….... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 6
1.3. Rumusan Masalah ... 7
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4.1 Maksud Penelitian ……….. 8
1.4.2 Tujuan Penelitian ……….………... 8
1.5 Kegunaan Penelitian ………..……….. 8
1.5.1 Kegunaan Praktis ………... 8
1.5.2 Kegunaan Akademis ……….. 9
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 9
1.6.1 Lokasi Penelitian ………..……….….. 9
(9)
viii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ……… 13
2.1.1 Independensi Auditor ………. 13
2.1.1.1 Pengertian Independensi Auditor ……...……… 13
2.1.1.2 Indikator Independensi Auditor ………...……….. 14
2.1.2 Profesionalisme Auditor …….……...………. 17
2.1.2.1 Pengertian Profesionalisme Auditor ………..….……… 17
2.1.2.2 Indikator Profesionalisme Auditor .……...………... 18
2.1.3 Kualitas Audit ……… 19
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit ….……… 19
2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit ………..………. 20
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ………. 21
2.2 Kerangka Pemikiran ………...……….. 23
2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ………… 23
2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ….…… 25
2.3 Hipotesis ………...……….. 27
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……… 29
3.2 Metode Penelitian ………. 29
3.2.1 Desain Penelitian ………...………. 31
3.3 Operasionalisasi Variabel ………...……….. 32
3.4 Sumber Data ………...………. 34
(10)
ix
3.5.1 Uji Validitas ………. 35
3.5.2 Uji Realibilitas ……… 36
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ………. 38
3.7 Metode Pengumpulan Data ……… 41
3.7.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval)………...……. 42
3.8 Metode Pengujian Data ………..…… 43
3.8.1 Rancangan Analisis ………. 43
3.8.2 Pengujian Hipotesis ………. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….. 59
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ……… 59
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……… 60
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ……… 63
4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Akuntan Publik ………... 65
4.1.1.4 Aktivitas Kantor Akuntan Publik ……….... 67
4.1.1.5 Karakteristik Responden ………...……….….. 69
4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……… 72
4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas ………. 73
4.1.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………. 75
4.1.3 Analisis Deskriptif ………. 77
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Independensi Auditor ………. 78
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Profesionalisme Auditor ……….. 82
(11)
x
4.1.4 Analisis Verifikatif ………... 94
4.1.4.1 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ….. 99
4.1.4.2Pengaruh Profesionalisme auditor Terhadap Kualitas Audit … 101 4.1.4.3Pengaruh Independensi auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas audit ……….. 104
4.2 Pembahasan Penelitian ………. 107
4.2.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit ………...… 107
4.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit …..……. 108
4.2.3 Pengaruh Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ……… 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 110
5.2Saran ………... 111
5.2.1 Saran Operasional ………. 111
5.2.2 Saran Akademis ……… 112 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
(12)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2008. Auditing : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Achmat, Badjuri. (2011). “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah”. Dinamika Keuangan dan PerbankanVol. 3, No. 2. ISSN : 1979- 4878
Afridian Wirahadi Ahmad, Fera Sriyunianti, Nurul Fauzi, Yosi Septriani. (2011). “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pemerikasa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah: StudiI Pada Inspektorat Kabupaten Pasaman”. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 ISSN 1858 368
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Anton Eka, Saputra (2012). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. (StudiEmpiris pada Auditor diKantor Akuntan Publik se-Jawa Tengah dan D.I Yogjakarta)”. JURAKSI Vol. 1 No. 2
Arens, Alvin A. Randal J.Elder, Mark S.Beasley, 2010. Auditing and Assurance Services and ACL Software. 13 th Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Baotham, Sumintorn. (2007). “Effects of professionalism on audit quality and self image of CPAs in Thailand”. International Journal of Business Strategy, Source Volume: 7 Source Issue: 2
Danang, wibowo. (2010). “Auditor BPK Dilaporkan ke Polisi”. Diakses pada 7 Oktober, 2013 dari World Wide Web:
http://www.tempo.co/read/news/2010/03/02/063229320/Auditor-BPK Dilaporkan-ke-Polisi
IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2001. standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta : Salemba Empat.
(13)
Ida Rosnidah, Rawi, & Kamarudin (2011). “Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon)”. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2, 456-466
Irwansyah. 2010. Pengaruh ketaatan kompetensi dan independensi akuntan public terhadap profesionalisme akuntan publik dan implikasinya atas kualitas audit, survei pada akuntan publik yang menjadi anggota FAPB. Disertasi. Universitas Padjajaran Bandung.
Kusharyanti. (2003). “Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Topik Penelitian Dimasa Yang Akan Datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 2, No. 2, 25-34.
Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakarta : BPFE
Moksa, Hutasoit. (2011). Diduga Terima Suap Walikota Tomohon, Dua Auditor BPK Ditahan KPK. Diakses pada 7 Oktober, 2013 dari World Wide Web: http://news.detik.com/read/2011/09/08/200453/1718598/10/diduga-terima suap-walikota-tomohon-dua-auditor-bpk-ditahan-kpk
Novie Susanti, Suseno (2013). “An empirical analysis of auditor independence and Audit fees on audit quality”. International Journal of Management and Business Studies, ISSN 2167-0439 Vol:3
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 1. (2007). Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 2. (2007). Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Saripudi, Netty Herawat, Rahayu. (2012). “PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang)”. e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1
Simamora, Jenry. 2002. Auditing. Jilid I. UPP AMP YKPN.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
(14)
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Umi, Narimawati. 2007. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.
Umi, Narimawati., Sri, D. A., & Linna, I. (2010). Penulisan karya Ilmiah: Panduan awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis
Ussahawanitchakit, Phapruke Lim-U-Sanno, Kulwadee. (2008). “Relationship quality, professionalism, and auditquality: an empirical study of auditors in Thailand”. International Journal of Business Researce, Source Volume: 8 Source Issue: 4
(15)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Pada Bagian ini penulis akan membahas mengenai pengertian dan pemahaman independensi auditor, profesionalisme auditor dan kualitas audit dengan menganalisa data- data maupun teori yang telah dikumpulkan oleh penulis yang berhubungan dengan judul skripsi “Pengaruh Independensi auditor dan Profesionalisme auditor terhadap Kualitas Audit (Survey pada KAP Di Wilayah Bandung)”.
2.1.1 Independensi Auditor
2.1.1.1 Pengertian Independensi Auditor
Dalam menjalankan tugasnya, anggota kantor akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact )maupun dalam penampilan (in appearance) (Sukrisno,2012:45).
Aamir, et al, (2011:7) menjelaskan mengenai definisi independensi adalah sebagai berikut:
“Independence is a requerements for the auditor to cary out his or her audit work freely, and in an objective manner”.
(16)
14
Arens, et al, (2010:116) menyatakan bahwa independensi auditor adalah:
“A member in public practice shall be independence in performance a professional service as require by standards promulgated by bodies designated by a council”.
Menurut Mulyadi (2002:87) menjelaskan bahwa independensi adalah sebagai berikut:
“Sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak
lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa independensi auditor adalah seseorang yang mempunyai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dalam memeriksa laporan keuangan untuk kepentingan publik. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
2.1.1.2 Indikator Independensi Auditor
Pada penelitian ini independensi diproksikan dengan 4 sub variabel menurut teori yang dikemukakan oleh Sukrisno Agoes (2004: 302) yaitu :
1. Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure) 2. Tekanan dari klien
3. Telaah dari rekan auditor (Peer Review) 4. Jasa Non Audit
(17)
15
Dari indikator indepedensi auditor diatas dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut:
1. Lama Hubungan Dengan Klien (Audite Tenure)
Masa perikatan audit berturut-turut (audit tenure) adalah: Audit tenure is defined as the audit firm’s (auditor’s) total duration to hold their certain or the number of consecutive years that the audit firm (auditor) has audited it’s certain client (Suhaib Aamir et. Al, 2011: 6).
Sedangkan menurut Azizkhani, et. Al (2006: 12) audit tenure adalah: Audit tenure merupakan jumlah tahun berturut-turut bahwa perusahaan telah mempertahankan auditor atau jumlah tahun berturut-turut bahwa laporan audit telah ditanda tangani oleh mitra audit yang sama.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa audit tenure adalah: jumlah tahun berturut-turut bahwa kantor akuntan publik atau auditor telah mengaudit klien.
2. Tekanan dari klien
Usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya, klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi keinginannyaAlim et al,( 2007).
(18)
16
Masih menurut Alim et al,(2007), bahwa Kondisi keuangan klien berpengaruh terhadap kemampuan auditor untuk mengatasi tekanan klien, klien yang mempunyai kondisi keuangan yang kuat dapat memberikan fee audit yang cukup besar dan juga dapat memberikan fasilitas yang baik bagi auditor, selain itu probabilitas terjadinya kebangkrutan klien yang mempunyai kondisi keuangan baik relatif kecil, pada situasi ini auditor menjadi puas diri sehingga kurang teliti dalam melakukan audit.
3. Telaah dari rekan auditor (Peer Review)
Peer review adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap kantor akuntan publik untuk menilai apakah kantor akuntan publik tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagaimana yang disyaratkan dalam pernyataan standar auditing (PSA) No. 20 yang ditetapkan oleh ikatan akuntan indonesia (Sukrisno, 2012: 15).
Masih menurut Sukrisno (2012: 15), bahwa peer review sangat bermanfaat bagi profesi akuntan publik dan KAP, dengan membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu, profesi akuntan publik memperoleh keuntungan dari peningkatan kinerja dan mutu auditnya, KAP yang telah menjalani peer review juga memperoleh manfaat jika KAP tersebut dapat meningkatkan reputasinya dan mengurangi kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.
(19)
17
4. Jasa Non Audit
Menurut Kusharyanti (2002: 29) Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan, adanya dua jenis jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi auditor terhadap kliennya dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit.
Masih menurut Kusharyanti (2002: 29), pemberian jasa selain jasa audit berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien, jika pada saat dilakukan pengujian laporan keungan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut, kemudian auditor tidak ingin reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya, maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit dari auditor tersebut. 2.1.2 Profesionalisme Auditor
2.1.2.1 Pengertian Profesionalisme Auditor
Menurut Code of Ethics for Professional Accountants (2005:14):
”The principle of professional behavior imposes an obligation on professional accountants to comply with relevant laws and regulations and avoid any action that may bring discredit to the profession. This includes actions which a reasonable and informed third party, having knowledge of all relevant information, would conclude negatively affects the good reputation of the profession”.
(20)
18
Arens (2010:108) menjelaskan definisi profesionalisme dapat diartikan :
“Professional means a responbility for conduct that extended beyond satisfying individual responsibilities and beyond the requirement of our society law an regulation”.
Professionalisme menurut Messier, Glover, Prawitt (2005:375):
“Professional didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau
kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang professional seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang
mendefinisikan perilaku etika (professional) bagi anggota profesi tersebut”.
Jadi, Profesionalisme Auditor merupakan sikap dan perilaku auditor dalam menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas untuk kepentingan umum.
2.1.2.2 Indikator Profesionalisme Auditor
Menurut Simamora, Henry (2002:47), ada 4 prinsip yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan profesinya, yaitu :
1. Tanggung jawab profesi 2. Integritas
3. Objektivitas
4. Perilaku Profesional
Dari indikator profesionalisme auditor diatas dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut:
(21)
19
1. Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 3. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
4. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
2.1.3 Kualitas Audit
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya bagi klien ataupun bagi kantor akuntan publik itu sendiri, tetapi juga bagi publik (Nor dan Smith, 2009).
Arens, et al, (2012 :105), definisi kualitas audit mencakup pengertian sebagai berikut:
(22)
20
“Audit quality means how tell an audit detects and report material misstatements in financial statements. The detection aspect is a reflection of auditor competence, while repoiting is a reflection of ethics or auditor integrity, particularly independence”.
Knetchel et al, (2012) definisi kualitas audit adalah sebagai berikut:
“Gabungan dari proses pemeriksaan sistematis yang baik, yang sesuai dengan standar yang berlaku umum, dengan auditors judgments (skeptisme dan pertimbangan profesional) yang bermutu tinggi, yang dipakai oleh auditor kompeten dan independen, dalam menerapkan proses pemeriksaan tersebut, untuk menghasilkan audit yang bermutu tinggi”.
Menurut penelitian Aamir, et al, (2011:1-3), definisi kualitas audit adalah:
“Audit quality is defined as a positive constructives process used to assess,verify and validate the quality of audit process and activities performed by an auditor”.
2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit
Wooten (2003) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangunteori dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh Wooten dalam penelitiannya dijadikan sebagai indikator untuk kualitas audit, yaitu:
1. Diteksi salah saji.
2. Kesesuaian dengan SPAP (Standar Pelaporan Akuntan Publik). 3. Kepatuhan terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur). 4. Risiko audit.
(23)
21
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti-peneliti terdahulu menghasilkan kesimpulan mengenai pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit, yaitu terdapat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu No Peneliti dan
Tahun
Judul Sumber Hasil Penelitian
(Kesimpulan) 1 Achmat Badjuri FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS AUDIT AUDITOR INDEPENDEN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH
Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Hal: 183 - 197 Vol. 3, No. 2 ISSN :1979-4878
independensi dan akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, semakin auditor mampu menjaga independensinya dalam menjalankan penugasan profesionalnya maka kualitas audit
yang dihasilkan akan meningkat.
2 Novie Susanti Suseno
An empirical analysis of auditor independence and audit fees on audit quality
International Journal of Management and Business Studies, Vol:3, March 2013, ISSN 2167-0439
The significant influence of auditor independence towards
audit quality reflects that the auditor has an absolute
attitude that needs to be maintained, which is independence. 3 Ussahawanitcha
kit, Phapruke Lim-U-Sanno, Kulwadee
Relationship quality, professionalism, and auditquality: an empirical study of auditors in Thailand.
International Journal
of Business Resea rce, Source Volume: 8 Source Issue: 4,
September2008, ISSN:1555-1296
professionalism has a significant positive impact on audit quality and the interaction has a significant negative effect when we set competitive environments as a moderator.
(24)
22
4 Baotham, Sumintorn
Effects of professionalism on audit quality and self-image of CPAs in Thailand.
International Journal of Busin ess Strategy, Source Volume: 7 Source Issue: 2, May2007
ISSN:1553-9563
Appealing, both auditors' ability and professional conduct have a direct positively influence on audit quality and self-image.
5 Intakhan, Phaithun Ussahawanitcha kit, Phapruke
Effects of audit
characteristics on audit independence, audit quality and audit effectiveness through moderators of
stakeholder pressure and professional
responsibility: a comparative study of CPAs and tax auditors in Thailand. European Journal of Management, Source Volume: 10 Source Issue: 3, September 2010 ISSN:1555-4015
Similarly, audit independence is
positively related to audit quality, and audit quality capably has a key role in increasing audit
effectiveness.
6 Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu
PENGARUH INDEPENDENSI,
PENGALAMAN, DUE
PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP
KUALITAS AUDIT (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang)
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN:2303-1522
1. Secara simultan variabel dependen (independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas) memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen (kualitas audit).
2. Secara parsial variabel independensi,
pengalaman dan akuntabilitas auditor berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kualitas audit.
7 Anton Eka Saputra Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor sebagai Variabel
JURAKSI Vol. 1 No. 2, Februari 2012 ISSN:2301-9328
Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
independensi terhadap kualitas audit dapat diterima Hasil pengujian
(25)
23
Moderasi. (Studi Empiris pada Auditor diKantor Akuntan Publik se-Jawa Tengah danD.I
Yogjakarta)
model regresi diperoleh independensi memiliki pengaruh yang positif.
8 Ida Rosnidah, Rawi, & Kamarudin
Analisis Dampak Motivasi Dan
Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon)
Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2, Juli 2011: 456-466
Hasil penelitian menunjukkan terdapat dampak motivasi dan profesionalisme secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme yang tinggi dan ditunjang dengan motivasi yang tinggi dari aparat Inspektorat akan meningkatkan kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat
Inspektorat.
9 Afridian Wirahadi Ahmad Fera Sriyunianti Nurul Fauzi Yosi Septriani Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pemerikasa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah: StudiI Pada Inspektorat Kabupaten Pasaman
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 Kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kabupaten Pasaman.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Watt and Zimmerman (1986: 313) menyatakan sebagai berikut: An increase in auditor independence is also consistent with increased in audit quality, whereby
(26)
24
audit quality is defined as the probability of both detecting and reporting breach in the financial statements.
Novie Susanti Suseno. (2013) dalam penelitiannya menyatakan sebagai berikut: The significant influence of auditor independence towards audit quality reflects that the auditor has an absolute attitude that needs to be maintained, which is independence.
Menurut Intakhan et al, (2010) dalam penelitiannya menyatakan audit independence is positively related to audit quality.
Abdul Halim (2008:29) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik yang terefleksikan oleh sikap independensi, objektivitas dan integritas.
Menurut Achmad (2011) menyatakan independensi dan akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, semakin auditor mampu menjaga independensinya dalam menjalankan penugasan profesionalnya maka kualitas audit yang dihasilkan akan meningkat.
Saripudin, et al.(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial dan simultan indepedensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Menurut Anton (2012) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari independensi terhadap kualitas audit. Hasil pengujian model regresi diperoleh independensi memiliki pengaruh yang positif.
(27)
25
Afridian (2011) menyatakan independensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Alim et al.(2007:2) menyatakan bahwa : Professionalism has a significant positive impact on audit quality.
Menurut Ussahawanitchakit (2008) adanya pengaruh positif profesionalisme terhadap kualitas audit sebagai berikut : Professionalism has a significant positive impact on audit quality”
Menurut Baotham (2007) menyatakan both auditors' ability and professional conduct have a direct positively influence on audit quality.
Menurut Irwansyah (2010 : 35) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara ketaatan regulasi, kompetensi, independensi akuntan publik dan profesionalisme akuntan publik baik secara parsial maupun simultan terhadap kualitas audit akuntan public.
Menurut Ida Rosdinah, Rawi dan Kamarudin (2011) menyatakan bahwa : Terdapat dampak motivasi dan profesionalisme secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan atau mengambarkan kerangka pemikiran dalam bentuk skema kerangka pemikiran pada Gambar 2.1
(28)
26
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Dari kerangka penelitian diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian. Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis. Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Independensi Auditor
Profesionalisme Auditor
1. Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure)
2. Tekanan dari Klien 3. Telaah dari Rekan
Auditor (Peer Review) 4. Jasa Non Audit
Sukrisno Agoes (2004:302)
1. Tanggung jawab profesi
2. Integritas 3. Objektivitas
4. Perilaku Profesional Simamora, Henry
(2002:47)
Kualitas Audit
1. Diteksi salah saji. 2. Kesesuaian dengan
SPAP
3. Kepatuhan terhadap SOP
4. Resiko Audit Wooten (2003)
(29)
27
Abdul Halim (2008:29)
Alim et al.(2007:2)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka perlu dilakukannya pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent.
Menurut Sugiyono (2009:93) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:73) menyatakan bahwa hipotesis adalah:
Independensi Auditor
Profesionalisme Auditor
(30)
28
“Pendugaan sementara mengenai hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena sifatnya dan dugaaan, maka hipotesis hendaknya
mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian yang dinyatakan”.
Berdasarkan konsep hipotesis diatas, maka penulis mengambil dugaan sementara (hipotesis) sebagai berikut:
H1 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Bandung.
H2 : Profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Bandung.
H3 : Independensi auditor dan profesionalisme auditor berpengaruh terhadap
(31)
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengaruh Independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum berada dalam kategori rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung pada umumnya mendapat tekanan dalam melakukan audit. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung dalam pemberian jasa selain jasa audit kadang-kadang dilibatkan sebagai auditor dalam aktivitas manajemen klien sehingga banyak kasus indepedensi auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
2. Pengaruh Profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum termasuk sangat rendah. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup bertanggungjawab dalam semua kegiatan yang dilakukan dan memiliki integritas yang masih rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung juga masih kurang profesional dan kurang konsisten
(32)
111
dalam menjalankan tugas sehingga banyak kasus profesionalisme auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
3. Pengaruh Independensi auditor dan profesionalisme auditor secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 60,0% terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup sering mendeteksi salah saji material yang ada dan sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung belum melakukan proses audit berpedoman pada SOP yang ada sehingga banyak kasus yang mempengaruhi kualitas audit. Diantara kedua variable, independensi auditor memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas audit dibanding profesionalisme auditor.
5.2Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung, yaitu sebagai berikut:
5.2.1 Saran Operasional
1. Agar sikap independensi auditor tetap terjaga, maka sebaiknya auditor membatasi hubungan kedekatan dengan klien, hanya melakukan pekerjaan sesuai penugasan bukan berdasar permintaan klien. Independensi auditor harus ditingkatkan baik dalam verivikasi, temuan audit dan mematuhi kode etik serta tidak memiliki hubungan istimewa dengan klien. Penyuluhan
(33)
112
tentang etika dan moral terus digalakan antara lain melalui siraman rohani yang diberikan secara berkala, seminar-seminar dan lain-lain.
2. Agar profesionalisme auditor tetap terjaga maka sebaiknya auditor junior yang baru bergabung di Kantor Akuntan Publik khususnya di Wilayah Bandung untuk selalu diberikan pelatihan–pelatihan, supervisi-supervisi maupun review terhadap hasil pekerjaannya yang diarahkan langsung oleh auditor yang lebih berpengalaman karena auditor yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang terjadi.
3. Agar Independensi Auditor dan Profesionalisme auditor dan kualitas audit tetap terjaga dengan baik maka sebaiknya seluruh auditor secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya serta auditor harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang diperoleh dari penerapan SPAP dan yang berlaku di Internasional dan di Indonesia. 5.2.2 Saran Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Disarankan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan metode yang sama tetapi unit analisis dan sample yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep diterima secara umum.
(34)
113
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan agar para peneliti lain dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh independensi auditor dan profesionalisme auditor.
(35)
Artikel Page 1 PENGARUH INDEPEDENSI AUDITOR DAN PROFESIONALISME
AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)
The Influence of Auditor Independence and Auditor Professionalism on Audit Quality
(Survey on Public Accountan Firm in Region Bandung) Dessy Somantri
21109092
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Abstract
The study was conducted at the public accounting firm in Greater London. The research object is Auditor Independence, Auditor Professionalism and Quality Audit.
The method of research using descriptive methods and verification. Population 26 public accounting firm auditors numbered 36, 12, auditor's sample, sampling using 30% from population. Collecting data using observation, literature, questionnaires, interviews and internet. The statistical test used path analysis calculations, Pearson correlation, coefficient of determination, hypothesis testing and application program SPSS 20.0 for Windows.
The results showed that the auditor's independence significant effect on the quality of the audit with the positive direction which means more independence of the auditor's audit quality to be good and Professionalism auditor significant effect on the quality of the audit with the positive direction which means more professionalism then auditors audit quality and auditor independence be good Professionalism and auditors have a significant effect on audit quality with the positive direction, which means more and more professionalism auditors audit the quality to be good.
Keywords: Auditor Independence, Auditor Profesionalism, Quality Audit. I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002:4).
(36)
Artikel Page 2 Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan (Mulyadi, 2002:12). Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (Mulyadi, 2002:41).
Selain standar audit, akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis (Simamora, 2002:47).
Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kualitas audit merupakan suatu kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya (Kusharyanti, 2003:25).
Dalam hal ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai salah satu lembaga tinggi negara, memegang peran yang strategis dalam menilai kinerja keuangan pemerintah daerah. Proses penilaian ini dilakukan dengan cara memeriksa laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah yang berupa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Untuk meningkatkan kualitas audit, BPK telah menerbitkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas yang baik maka auditor harus bersikap independen. Dalam nilai-nilai dasar yang dianut BPK disebutkan bahwa BPK merupakan lembaga negara yang independen di bidang organisasi, legislasi, dan anggaran serta bebas dari pengaruh lembaga negara lainnya. Auditor secara profesional bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor harus memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik serta menjunjung tinggi integritas, objektivitas, dan independensi. Auditor
(37)
Artikel Page 3 harus mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin menghadapi tekanan dan atau konflik dari manajemen entitas yang diperiksa, berbagai tingkat jabatan pemerintah, dan pihak lainnya yang dapat mempengaruhi objektivitas dan independensi auditor. Dalam menghadapi tekanan atau konflik tersebut, auditor harus profesional, objektif, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak. Auditor harus bersikap jujur dan terbuka kepada entitas yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan dalam melaksanakan pemeriksaannya dengan tetap memperhatikan batasan kerahasiaan yang dimuat dalam ketentuan perundang-undangan (BPK RI, 2007).
Pernyataan Standar Umum Kedua dalam SPKN (BPK RI, 2007) menjelaskan bahwa dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya (BPK RI, 2007).
Kenyataannya, sikap independensi auditor tidak tercermin seperti pada kasus yang menimpa auditor BPK Manado. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dua orang auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Manado, Sulawesi Utara. Dua auditor itu diduga menerima suap sebesar Rp 600.000.000 dari Walikota Tomohon. Kasus ini berawal dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tomohon tahun 2007. Juru bicara KPK Johan Budi menyatakan pemberian uang suap ini supaya laporan keuangan Tomohon dinyatakan berstatus Wajar Tanpa Pengecualian. Mereka juga mendapatkan fasilitas berupa hotel dan sewa kendaraan dari dana Pemkot Tomohon sebesar Rp 7.500.000. Mereka dijerat pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 5 ayat (2) atau pasal 11 UU Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Moksa Hutasoit, detik.com, 08/09/2011). Fenomena ini menunjukan bahwa sikap independensi auditor masih lemah, karena auditor masih dapat dipengaruhi oleh pihak lain sehingga berdampak pula pada kualitas audit yang dihasilkan.
Selain itu, fenomena yang terjadi pada kasus auditor BPK yang menjadi penanggung jawab audit Bank Century. Indonesia Audit Watch melaporkan Ketua Tim Auditor Bank Century dan penanggung jawab audit Bank Century ke Badan Reserse dan Kriminal, Mabes Polri. Indonesia Audit Watch menuding keduanya menyalahgunakan wewenang sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Indonesia Audit Watch menduga BPK telah melakukan penyalahgunaan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 2 UU No. 15 tahun 2006 tentang BPK. Ketua Tim Auditor Bank Century dan penanggung jawab audit Bank Century maupun BPK sebagai lembaga dinilai telah memberikan keterangan palsu dan melampaui kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam mengaudit Bank Century. Iskandar Sitorus, Sekretaris dan juga pendiri di Indonesia Audit Watch menyatakan ada
(38)
Artikel Page 4 setidaknya enam dari sembilan temuan audit investigasi BPK yang terkait kasus Bank Century itu diduga tidak valid. Indonesia Audit Watch menyimpulkan ada pola yang tidak sinkron antara pengaudit dan yang diaudit (Danang Wibowo, Tempo.com 02/03/2010). Melihat fenomena diatas memunculkan pertanyaan apakah auditor BPK tersebut sudah memiliki sikap profesionalisme yang baik. Pertanyaan tersebut akan berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan.
Kualitas audit yang dihasilkan juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak. Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. Asisten Tindak pidana khusus (Aspidsus) Kejati Jambi, Andi Herman menyatakan adanya dugaan kesalahan prosedur dalam pemberikan kredit sehingga ditemukan kerugian negara senilai Rp52 miliar. Kemudian dalam prosedur dan tahapannya pengajuan permohonan kredit itu peruntukannya juga disalahgunakan oleh penerima kredit Raden Motor, sehingga dalam kasus ini ada dugaan kuat telah terjadi konspirasi atau kerja sama antara BRI Cabang Jambi dengan Raden Motor. Dalam kasus ini, seorang akuntan publik dituduh melanggar prinsip kode etik yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Akuntan Publik tersebut telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu : (1) Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya Akuntan Publik tersebut tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat ketidakpercayaan terhadap masyarakat. (2) Prinsip integritas : Awalnya Akuntan Publik tersebut tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi. (3) Prinsip obyektivitas : Akuntan Publik tersebut telah bersikap tidak jujur, mudah dipengaruhi oleh pihak lain. (4) Prinsip perilaku profesional : Akuntan Publik tersebut tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai akuntan publik telah melanggar etika profesi. (5) Prinsip standar teknis : Akuntan Publik tersebut tidak mengikuti undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan. (Lucky Pransiska, kompas.com, 18/05/2010). Sikap independensi dan profesionalisme akuntan publik tersebut masih lemah yang akan berdampak buruk pada kualitas audit yang dihasilkan.
Melihat fenomena yang terjadi pada indepedensi, profesionalisme terhadap kualitas audit, maka penulis memberi judul penelitian ini “Pengaruh Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)”.
(39)
Artikel Page 5 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.2Kajian Pustaka
Definisi Indepedensi Auditor Menurut Mulyadi (2002:87):
“Sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.
Definisi Profesionalisme Auditor Menurut Messier, Glover, Prawitt (2005:375):
“Professional didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang professional seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefinisikan perilaku etika (professional) bagi anggota profesi tersebut”.
Definisi Kualitas Audit Menurut Knetchel et al, (2012):
“Gabungan dari proses pemeriksaan sistematis yang baik, yang sesuai dengan standar yang berlaku umum, dengan auditors judgments (skeptisme dan pertimbangan profesional) yang bermutu tinggi, yang dipakai oleh auditor kompeten dan independen, dalam menerapkan proses pemeriksaan tersebut, untuk menghasilkan audit yang bermutu tinggi”.
2.3Kerangka Pemikiran
Abdul Halim (2008:29)
Alim et al.(2007:2) Profesionalisme
Auditor
Kualitas Audit Indepedensi
(40)
Artikel Page 6 Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
Sehingga berdasarkan logika diatas maka indenpedensi auditor dan profesionalisme auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
III. OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2009:29) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
3.2Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:21) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan Menurut Masyhuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29) mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Desain Penelitian
Menurut Moh. Nazir (2009:84) mendefinisikan desain penelitiansebagai berikut:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
Digunakan
Unit Analisis Time
Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan
verifikatif
KAP di wilayah Bandung
Cross Sectional
T-2 Verifikatif Descriptive dan
verifikatif
KAP di wilayah Bandung
Cross Sectional
(41)
Artikel Page 7
Verifikatif verifikatif Bandung Sectional
3.3Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.
Kuisioner
Independens i Auditor (X1)
Independensi diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Mulyadi (2002 : 87)
1. Audit tenure
Ordinal
1 2. Tekanan dari
klien
2
3. Peer Review 3
4. Jasa Non Audit Sukrisno Agoes (2004:302)
4
Profesionalis me Auditor (X2)
“Professional didefinisikan secara luas,
mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang professional seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefinisikan perilaku etika
(professional) bagi anggota profesi tersebut”.
Messier, Glover, Prawitt (2005:375)
1. Tanggung jawab profesi
Ordinal
5
2. Integritas 6
3. Objektivitas 7
4. Perilaku Profesional Simamora, Henry (2002:47) 8,9 Kualitas
Audit (Y) “Audit quality means how tell an audit detects and report material misstatements in financial statements. The detection aspect is a reflection of auditor competence, while repoiting is a reflection of ethics or auditor integrity, particularly independence”.
1. Diteksi salah saji. Ordinal 10 2. Kesesuaian dengan SPAP 11 3. Kepatuhan terhadap SOP 12
(42)
Artikel Page 8 Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert’s.
3.4Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder adalah data primer.
Menurut Sugiyono (2010:137), mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
3.5Alat Ukur Penelitian Uji Validitas
Menurut Purbayu, 2005: 247 validitas adalah:
“Ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.20 for window. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Uji Realibilitas
Menurut Sugiyono (2010:3) reliabiltas adalah:
“Derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.”
Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat
Arens, et al, (2012 :105)
4. Risiko audit
Wooten (2003)
(43)
Artikel Page 9 disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil).
3.6Populasi dan Penarikan Sampel Populasi
Adapun pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008:161) sebagai berikut :
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung.
Tabel 3.4
Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Bandung No Nama Kantor Akuntan
Publik
Alamat Kantor Akuntan Publik
Keterangan 1 KAP ABUBAKAR USMAN &
REKAN (CAB)
Jl. Abdurahman Saleh No.40 Lantai 2
Bandung 40174
Menerima Kuesioner 2 KAP ACHMAD, RASYID,
HISBULLAH & JERRY (CAB)
Jl. Rajamantri 1 No.12 Bandung 40264
Menerima Kuesioner 3 KAP AF. RACHMAN &
SOETJIPTO WS.
Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 42254
Menerima Kuesioner 4 KAP Drs. BAMBANG BUDI
TRESNO
Pascal Hyper Square Blok B-52 Lantai 3 Jl. Pasir Kaliki Bandung 40181
Tidak Menerima Kuesioner 5 KAP DJOEMARMA, WAHYUDIN
& REKAN
Jl. Dr. Slamet No.55 Bandung 40161
Menerima Kuesioner 6 KAP EKAMASNI, BUSTAMAN &
REKAN (CAB)
Jl. Wastu Kencana No.5 Bandung 40117
Tidak Menerima Kuesioner 7 KAP DRS. GUNAWAN
SUDRADJAT
Komplek Taman Golf Arcamanik Endah Jl. Golf Timur III No.1 Bandung 40293
Menerima Kuesioner
(44)
Artikel Page 10 8 KAP Prof. Dr. H. TB
HASANUDDIN, MSc & REKAN
Metro Trade Center Blok F No.29
Jl. Soekarno - Hatta Bandung 40286
Tidak Menerima Kuesioner 9 KAP Dr. H.E.R.
SUHARDJADINATA & REKAN
Metro Trade Center Blok C No.5
Jl. Soekarno - Hatta Bandung 40286
Tidak Menerima Kuesioner 10 KAP HELIANTONO & REKAN
(CAB)
Jl. Sangkuriang No.B 1 Bandung 40135
Menerima Kuesioner 11 KAP Drs. JAJAT MARJAT Jl. Pasir Luyu Timur No.125
Bandung 40254
Tidak Menerima Kuesioner 12 KAP JOJO SUNARJO, RUCHIAT
& ARIFIN (CAB)
Jl. Ketuk Tilu No.38 Bandung 40264
Tidak Menerima Kuesioner 13 KAP Drs. JOSEPH MUNTHE, MS Jl. Terusan Jakarta No.20
Bandung 40281 Tidak Menerima Kuesioner 14 KAP Drs. KAREL, WIDYARTA Jl. Hariangbanga No.15
Bandung 40116 Tidak Menerima Kuesioner 15 KAP KOESBANDIJAH, BEDDY
SAMSI & SETIASIH
Jl. H. P. Hasan Mustafa No.58 Bandung 40124
Menerima Kuesioner 16 KAP Drs. LA MIDJAN & REKAN Jl. Ir. H. Juanda No.207
Bandung 40135
Menerima Kuesioner 17 KAP MOCH. ZAINUDDIN &
SUKMADI (CAB)
Jl. Melong Asih No.69 B Lantai 2 Cijerah
Bandung 402
Tidak Menerima Kuesioner 18 KAP PEDDY HF DASUKI Jl. Jupiter Raya D.2 No.4
Margahayu Raya Barat Bandung
Menerima Kuesioner 19 KAP Drs. R. HIDAYAT EFFENDY Komplek Margahayu Raya
Jl. Tata Surya No.18 Bandung 40286
Tidak Menerima Kuesioner 20 KAP ROEBIANDINI & REKAN Jl. Sidoluhur No.26
RT 004 / 007 Kel. Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Bandung 40123
Menerima Kuesioner 21 KAP Drs. RONALD HARYANTO Jl. Sukahaji No.36 A
Bandung 40152
Tidak Menerima Kuesioner 22 KAP SABAR & REKAN Jl. Kancra No.62
Buah Batu Bandung 40264
Menerima Kuesioner 23 KAP Drs. SANUSI DAN REKAN Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri
No.76 C Bandung 40164
Tidak Menerima Kuesioner
(45)
Artikel Page 11 24 KAP SUGIONO POULUS, SE, Ak,
MBA
Jl. Taman Holis B.3 No. 8
Bandung 40215 Tidak Menerima Kuesioner 25 KAP WISNU B. SOEWITO &
REKAN (CAB)
Metro Trade Center Blok I No.17
Jl. Soekarno - Hatta No.590 Bandung 40286
Tidak Menerima Kuesioner 26 KAP DRA. YATI RUHIYATI Jl. Ujung Berung Indah Berseri
I
Blok 9 No.4
Komplek Ujung Berung Indah Bandung 40611
Menerima Kuesioner
(Sumber:Direktori IAI 2013)
Penarikan Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Menurut Sugiyono (2010:81), menjelaskan definisi sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan 30% dari jumlah populasi pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung.
3.7Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (LibraryReseach). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara: 1. Studi Lapangan (field research)
a. Wawancara atau interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. 2. Studi Kepustakaan (library research)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.
(46)
Artikel Page 12 3.8Metode Pengujian Data
Analisis Deskriptive (Kualitatif)
Menurut Sugiyono (2010:44) menerangkan bahwa analisis kualitatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternative jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.
2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.
3. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistic deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk table ataupun grafik. 5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:
(Sumber: Umi Narimawati 2010:45)
Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Pengujian Hipotesis
1. Uji Pengaruh Secara Parsial
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho1 : � = 0 : Independensi Auditortidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha1 : � ≠ 0 : Independensi Auditorberpengaruh terhadap Kualitas Audit.
Skor Aktual
Skor Total = x 100 % Skor Ideal
(47)
Artikel Page 13 Ho2 : � = 0 : Profesionalisme Auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha2 : � ≠ 0 : Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Kualitas
Audit Kriteria uji :
Tolak Ho jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Indepedensi Auditor (X1) & Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).
Terima Ho jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) & Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).
2. Uji Pengaruh Secara Simultan
Ho3 : � = 0 : Independensi auditor dan Profesionalisme Auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha3 : � ≠ 0 : Independensi auditor dan Profesionalisme Auditor
berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Kriteria Uji:
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel atau artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) dan Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji secara bersama-sama terhadap Kualitas Audit(Y).
Terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) dan Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji secara bersama-sama terhadap (Y).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Pengaruh Indepedensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Independensi auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Indepedensi terhadap Kualitas Audit sebesar 36,2%. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 36,2% oleh Independensi Auditor dan sisanya 63,8 % di pengaruhi oleh factor lain seperti Kompetensi, Masa Perikatan Auditor.
(48)
Artikel Page 14 4.2Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Profesionalisme auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit sebesar 29,5%. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 29,5% oleh Independensi Auditor dan sisanya 70,5% di pengaruhi oleh factor lain seperti Fee audit dan Objektivitas.
4.3Pengaruh Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Independensi dan Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Independensi dan Profesionalisme auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Independensi dan Profesionalisme auditor sebesar 60,0 persen. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 60% oleh Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor dan sisanya 40% di pengaruhi oleh factor lain seperti Ukuran KAP, Disfungsional.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh Independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum berada dalam kategori rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung pada umumnya mendapat tekanan dalam melakukan audit. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung dalam pemberian jasa selain jasa audit kadang-kadang dilibatkan sebagai auditor dalam aktivitas manajemen klien sehingga banyak kasus indepedensi auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
2. Pengaruh Profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum termasuk sangat rendah. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup bertanggungjawab dalam semua kegiatan yang dilakukan dan memiliki integritas yang masih rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung juga masih kurang profesional dan kurang konsisten
(1)
3.8Metode Pengujian Data
Analisis Deskriptive (Kualitatif)
Menurut Sugiyono (2010:44) menerangkan bahwa analisis kualitatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternative jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.
2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.
3. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistic deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk table ataupun grafik. 5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:
(Sumber: Umi Narimawati 2010:45)
Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Pengujian Hipotesis
1. Uji Pengaruh Secara Parsial
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho1 : � = 0 : Independensi Auditortidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha1 : � ≠ 0 : Independensi Auditorberpengaruh terhadap Kualitas Audit. Skor Aktual
Skor Total = x 100 % Skor Ideal
(2)
Ho2 : � = 0 :Profesionalisme Auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha2 : � ≠ 0 : Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Kriteria uji :
Tolak Ho jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Indepedensi Auditor (X1) & Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).
Terima Ho jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) & Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).
2. Uji Pengaruh Secara Simultan
Ho3 : � = 0 : Independensi auditor dan Profesionalisme Auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha3 : � ≠ 0 : Independensi auditor dan Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit.
Kriteria Uji:
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel atau artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) dan Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji secara bersama-sama terhadap Kualitas Audit(Y).
Terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independensi Auditor (X1) dan Profesionalisme Auditor (X2) yang sedang diuji secara bersama-sama terhadap (Y).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Pengaruh Indepedensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Independensi auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Indepedensi terhadap Kualitas Audit sebesar 36,2%. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 36,2% oleh Independensi Auditor dan sisanya 63,8 % di pengaruhi oleh factor lain seperti Kompetensi, Masa Perikatan Auditor.
(3)
4.2Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Profesionalisme auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit sebesar 29,5%. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 29,5% oleh Independensi Auditor dan sisanya 70,5% di pengaruhi oleh factor lain seperti Fee audit dan Objektivitas.
4.3Pengaruh Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil dalam penelitian ini Independensi dan Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif yang artinya semakin banyak Independensi dan Profesionalisme auditor maka kualitas audit menjadi baik.
Besarnya pengaruh Independensi dan Profesionalisme auditor sebesar 60,0 persen. Nilai tersebut memiliki arti bahwa Kualitas Audit di pengaruhi sebesar 60% oleh Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor dan sisanya 40% di pengaruhi oleh factor lain seperti Ukuran KAP, Disfungsional.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh Independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum berada dalam kategori rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung pada umumnya mendapat tekanan dalam melakukan audit. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung dalam pemberian jasa selain jasa audit kadang-kadang dilibatkan sebagai auditor dalam aktivitas manajemen klien sehingga banyak kasus indepedensi auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
2. Pengaruh Profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung secara umum termasuk sangat rendah. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup bertanggungjawab dalam semua kegiatan yang dilakukan dan memiliki integritas yang masih rendah. Auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung juga masih kurang profesional dan kurang konsisten
(4)
dalam menjalankan tugas sehingga banyak kasus profesionalisme auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
3. Pengaruh Independensi auditor dan profesionalisme auditor secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 60,0% terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup sering mendeteksi salah saji material yang ada dan sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung belum melakukan proses audit berpedoman pada SOP yang ada sehingga banyak kasus yang mempengaruhi kualitas audit. Diantara kedua variable, independensi auditor memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas audit dibanding profesionalisme auditor.
5.2Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh independensi auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung, yaitu sebagai berikut:
Saran Operasional
1. Agar sikap independensi auditor tetap terjaga, dapat dilakukan dengan cara membatasi hubungan kedekatan dengan klien, hanya melakukan pekerjaan sesuai penugasan bukan berdasar permintaan klien. Independensi auditor harus ditingkatkan baik dalam verivikasi, temuan audit dan mematuhi kode etik serta tidak memiliki hubungan istimewa dengan klien. Penyuluhan tentang etika dan moral terus digalakan antara lain melalui siraman rohani yang diberikan secara berkala, seminar-seminar dan lain-lain.
2. Agar profesionalisme auditor tetap terjaga maka dapat dilakukan dengan cara auditor junior yang baru bergabung di Kantor Akuntan Publik khususnya di Wilayah Bandung untuk selalu diberikan pelatihan– pelatihan, supervisi-supervisi maupun review terhadap hasil pekerjaannya yang diarahkan langsung oleh auditor yang lebih berpengalaman karena auditor yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang terjadi.
3. Agar Independensi Auditor dan Profesionalisme auditor dan kualitas audit tetap terjaga dengan baik maka bisa dilakukan dengan cara seluruh auditor secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya serta auditor harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang diperoleh dari penerapan SPAP dan yang berlaku di Internasional dan di Indonesia.
(5)
Saran Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Disarankan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan metode yang sama tetapi unit analisis dan sample yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep diterima secara umum.
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan agar para peneliti lain dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh independensi auditor dan profesionalisme auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2008. Auditing : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Achmat, Badjuri. (2011). “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah”. Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol. 3, No. 2. ISSN : 1979- 4878
Afridian Wirahadi Ahmad, Fera Sriyunianti, Nurul Fauzi, Yosi Septriani. (2011). “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pemerikasa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah: StudiI Pada
Inspektorat Kabupaten Pasaman”. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6
No.2 ISSN 1858 368
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Anton Eka, Saputra (2012). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. (StudiEmpiris pada Auditor diKantor Akuntan Publik se-Jawa Tengah
dan D.I Yogjakarta)”. JURAKSI Vol. 1 No. 2
Arens, Alvin A. Randal J.Elder, Mark S.Beasley, 2010. Auditing and Assurance Services and ACL Software. 13 th Edition. New Jersey : Prentice Hall. Baotham, Sumintorn. (2007). “Effects of professionalism on audit quality and self
image of CPAs in Thailand”. International Journal of Business Strategy,
Source Volume: 7 Source Issue: 2
Danang, wibowo. (2010). “Auditor BPK Dilaporkan ke Polisi”. Diakses pada 7 Oktober, 2013 dari World Wide Web:
http://www.tempo.co/read/news/2010/03/02/063229320/Auditor-BPK Dilaporkan-ke-Polisi
(6)
IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2001. standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta : Salemba Empat.
Ida Rosnidah, Rawi, & Kamarudin (2011). “Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon)”. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2, 456-466
Irwansyah. 2010. Pengaruh ketaatan kompetensi dan independensi akuntan public terhadap profesionalisme akuntan publik dan implikasinya atas kualitas
audit, survei pada akuntan publik yang menjadi anggota FAPB. Disertasi. Universitas Padjajaran Bandung.
Kusharyanti. (2003). “Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Topik Penelitian Dimasa Yang Akan Datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 2, No. 2, 25-34.
Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakarta : BPFE
Moksa, Hutasoit. (2011). Diduga Terima Suap Walikota Tomohon, Dua Auditor BPK Ditahan KPK. Diakses pada 7 Oktober, 2013 dari World Wide Web:
http://news.detik.com/read/2011/09/08/200453/1718598/10/diduga-terima suap-walikota-tomohon-dua-auditor-bpk-ditahan-kpk
Novie Susanti, Suseno (2013). “An empirical analysis of auditor independence
and Audit fees on audit quality”. International Journal of Management and
Business Studies, ISSN 2167-0439 Vol:3
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 1. (2007). Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 2. (2007). Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Saripudi, Netty Herawat, Rahayu. (2012). “PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi
dan Palembang)”. e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1
Simamora, Jenry. 2002. Auditing. Jilid I. UPP AMP YKPN.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta