Sistem Informasi Pendistribusian Sepatu Berbasis Web Di Golfer

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Oleh :

Fajar Al Farozi Kurniawan 10507665

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

dan pendistribusian sepatu, Namun tidak adanya sistem yang terkomputerisasi pada perusahaan menyebabkan proses pemesanan barang yang masih ditulis manual kedalam buku sehingga mengalami kesulitan dalam pencarian data dan pengolahan data, dengan adanya kesulitan tersebut telah menyebabkan tidak maksimalnnya pelayanan perusahaan terhadap pelanggan, selain itu proses pengiriman barang pun masih belum teratur karena data pemesanan sering kali disimpan tidak secara tersusun.

Desain Sistem Informasi Pendistribusian Sepatu berbasis web di Golfer menggunakan metode pengembangan sistem Prototype paradigma, serta untuk pemodelan sistemnya menggunakan Unifield Modelling Language (UML) dan bahasa pemrogramannya menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySql.

Jadi hasil penelitian Sistem informasi pendistribusian sepatu ini dapat mempermudah dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam melakukan pengelolaan data pendistribusian sepatu, Karena sistem ini mengintegrasikan beberapa proses yang penting di dalam mengelola data-data pendistribusian sepatu, sehingga dapat membantu meningkatkan keuntungan dalam meningkatkan usahanya .

Kata Kunci : Sistem Informasi Pendistribusian, Prototype paradigma, UML, PHP, MySql


(3)

ii

distribution of shoes, but the absence of a computerized system at the company led the process of ordering goods are still manually written into a book so difficult in data searching and data processing, in the presence of these difficulties has led to no service maksimalnnya company to customers, besides the delivery process is still not settled because the ordering of data is often stored not as structured.

Distribution of Information Systems Design at Golfer Shoes web-based system development using Prototype paradigm, as well as for modeling the system using a unified Modeling Language (UML) and programming language using programming language PHP with MySql database.

So the results of research information systems can facilitate the distribution of these shoes and improve company performance in managing the data distribution of shoes, because this system integrates several processes that are important in managing the data distribution of shoes, so it can help increase profits in their efforts.

Keywords: Information Distribution System, Prototype paradigm, UML, PHP, MySql


(4)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN SEPATU BERBASIS WEB DI GOLFER”.

Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Strata 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, materi, ataupun teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang menunjang terhadap kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang turut serta membantu demi tersusunnya penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua tercinta yang selama ini telah memberikan kepercayaan dan doa serta selalu memberikan motivasi supaya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini juga, izinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(5)

iv

2. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

3. Bapak Dadang Munandar, S.E, M.Si, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

4. Ibu . Fenny Syafariani, S,Si., M.STAT, selaku Wali Dosen Kelas MI-14 angkatan 2007.

5. Ibu Deasy Permatasari, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

7. Bapak H.Kosman selaku pemilik perusahaan Golfer yang telah memberi izin dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

8. Kedua orang tua saya juga adik, (Alm) kakek dan nenek saya serta saudara-saudara saya dirumah, dan keluarga besar Banjaran yang selalu mendoakan juga memberi semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat saya seperjuangan, yang bersma-sama menjalani tugas skripsi (Eko, Rendi, Sofyan, Habibi).


(6)

v skripsi ini.

11. Orang tercinta yang selalu memberi semangat Nurul Shavira Abdat, terima kasih banyak selalu mendoakan juga setia menemani.

12. Semua sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan tugas skripsi ini

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Harapan besar penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 2012


(7)

vi PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2 Rumusan masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan ... 5

1.4 Kegunan Penelitian ... 6


(8)

vii

1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 8

2.1.1 ElemenSistem ... 9

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 11

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 13

2.2.1Siklus Informasi ... 14

2.2.2 Kualitas Informasi ... 14

2.2.3 Nilai Informasi ... 15

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 16

2.3.1 Komponen Sistem Informasi ... 17

2.4 Definisi Distribusi ... 18

2.5 Definisi Sistem Distribusi ... 19

2.6 Definisi Internet ... 19

2.7 Metode Pengembangan Sistem ... 20


(9)

viii

2.8.2 Unified Modelling Language ... 22

2.8.3 Use Case Diagram ... 22

2.8.4 Activity Diagram ... 23

2.8.5 Sequence Diagram ... 23

2.8.6 Class Diagram ... 23

2.8.7 Collaboration Diagram ... 24

2.8.8 Component Diagram ... 24

2.8.9 Deployment Diagram ... 24

2.9 Perangkat Lunak Pendukung ... 24

2.9.1 Hyper Text Markup Language (HTML) ... 24

2.9.2 Hypertext Processor (PHP) ... 26

2.9.3 Mysql Database ... 26

2.9.4 Apache ... 26

2.9.5 Macromedia Dream Weaver ... 27


(10)

ix

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 29

3.1.1 Sejarah Golfer ... 29

3.1.2 Visi Dan Misi Golfer ... 30

3.1.3 Struktur Organisasi ... 30

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.2.1 Desain Penelitian ... 33

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 34

3.2.2.1 Sumber Data Primer ... 34

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder ... 35

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 36

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem ... 36

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 36


(11)

x

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 46

4.1.1 Analisis Prosedur yang Berjalan ... 47

4.1.1.1 Use Case Diagram ... 48

4.1.1.2 Skenario Use Case ... 49

4.1.1.3 Activity Diagram ... 51

4.1.2 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 55

4.2 Perancangan Sistem ... 55

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 56

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 57

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 57

4.2.3.1 Use Case Diagram ... 58

4.2.3.2 Skenario Use Case ... 58

4.2.3.3 Activity Diagram ... 67

4.2.3.4 Sequence Diagram ... 74


(12)

xi

4.2.3.8 Deployment Diagram ... 89

4.2.4 Perancangan Antar Muka ... 89

4.2.4.1 Perancangan Input ... 90

4.2.4.2 Perancangan Output ... 95

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implemantasi ... 99

5.1.1 Batasan Implementasi ... 99

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 100

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras... 100

5.1.4 Implementasi Basis Data ... 101

5.1.5 Implementasi Antar Muka ... 109

5.1.5.1 Implementasi Halaman Utama Anggota ... 109

5.1.5.2 Implementasi Halaman Utama Administrator ... 110

5.1.6 Implementasi Instalasi Program ... 112


(13)

xii

5.1.8.2 Penggunaan Program Admin ... 121

5.2 Pengujian ... 128

5.2.1 Rencana Pengujian ... 129

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 129

5.2.2.1 Kelas Uji Pendaftaran ... 129

5.2.2.2 Kelas Uji Login ... 131

5.2.2.3 Kelas Uji Pemesanan Sepatu... 132

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 133

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 134

6.2 Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Ditengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang teknologi informasi yang merambah segala bidang. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya untuk mengelola informasi, dibutuhkan teknologi yang baik akan membuat sistem yang terkomputerisasi sangat mendukung kecepatan dan ketepatan dalam memperoleh informasi dan selain itu juga dapat memberikan kemudahan dalam mengumpulkan, mengolah dan menyimpan data serta kebutuhan untuk menyampaikan informasi yang didapat.

Melihat dari kebutuhan akan peningkatan efesiensi dan efektifitas dari setiap kegiatan dalam perusahaan tidak dapat diukur dan dilakukan secara cepat dan akurat tanpa adanya dukungan teknologi tersebut. Akurasi data, kecepatan waktu dan relevansi menjadi penentu kualitas informasi yang dihasilkan.

Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar. Adapun yang termasuk direct selling

1. Single Level Marketing (Pemasaran Satu Tingkat), maksudnya adalah : Metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung


(15)

melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana Mitra Usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri.

2. Multi Level Marketing (Pemasaran Multi Tingkat), maksudnya adalah : Metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.

(http://apli.or.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id= 129&Itemid=59)

Sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar koran. Sebuah sistem yang kompleks jelas terdiri dari banyak komponen atau tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti perusahaan.

GOLFER merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan dan pendistribusian sepatu, pendistribusian hasil produksi perusahaan tersebut meliputi dalam Kota Bandung maupun luar wilayah Bandung seperti Jakarta, yang masih menggunakan direct selling (penjualan langsung). Hal ini mengalami berbagai kesulitan dalam pencarian data barang dan data pemesanan, sehingga menyebabkan keterlambatan dan ketidak sesuaian dalam proses pengiriman barang yang telah dipesan. Karena letak geografis yang menjadikan pendistribusian


(16)

barang sering mengalami keterlambatan hingga 25% dalam satu bulan sehingga dapat mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, selain itu tidak adanya sistem yang terkomputerisasi yang diterapkan pada perusahaan menyebabkan proses pemesanan barang yang masih ditulis manual kedalam buku sehingga mengalami kesulitan dalam pencarian dan pengolahan data, dengan adanya kesulitan tersebut telah menyebabkan tidak maksimalnnya pelayanan perusahaan terhadap pelanggan, selain itu proses pengiriman barang pun masih belum teratur karena data pemesanan sering kali disimpan tidak secara tersusun. Berikut adalah data penjualan di Golfer.

Table 1.1 Penjualan Pertahun

Tahun Jumlah Pendistribusian

(lusin)

2008 294

2009 323

2010 369

2011 526

Sumber: Manajer Pemasaran Perusahaan Sepatu Golfer

Hal ini melatar belakangi penulis untuk membuat atau merancang suatu sistem informasi pendistribusian sepatu yang berbasis pemrograman web. Pembuatan website ini diharapkan dapat menangani proses pendistribusian, sehingga dalam proses pengolahan data pendistribusian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Informasi yang diperoleh dari hasil pengolahan data harus dapat dipercaya. Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN SEPATU BERBASIS WEB DI GOLFER”.


(17)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya. Secara lebih rinci penulis mengelompokan permasalahan-permasalahan tersebut ke dalam beberapa hal berikut :

1.

Belum adanya sistem informasi pendistribusian sepatu yang baik untuk pengelolaan data pemesanan sepatu yang terjadi di perusahaan.

2. Golfer masih memanfaatkan sistem direct selling (datang langsung atau melalui telepon) sehingga pelanggan masih mengalami kesulitan dan transaksi berjalan lambat.

3. Masih terdapat kesulitan dalam pencarian data barang dan data pemesanan, sehingga menyebabkan keterlambatan dan ketidak sesuaian dalam proses pengiriman barang yang telah dipesan.

4. Belum maksimalnya kinerja perusahaan dalam pelayanan terhadap pelanggan.

1.2.2Rumusan Masalah

Berdasarkan Iidentifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Bagaimana sistem informasi pendistribusian sepatu dalam pengelolaan data pemesanan pelanggan yang sedang berjalan pada perusahaan Golfer agar dapat berjalan dengan baik.

2. Bagaimana perancangan sistem informasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer agar memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi.


(18)

3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer dapat berjalan dengan baik agar memudahkan dalam pencarian data barang dan data pemesanan sehingga tidak akan terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang yang telah dipesan.

4. Bagaimana implementasi Sistem Infromasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan dalam pelayanan terhadap pelanggan.

1.3Maksud dan Tujuan

Berdasarkan pengamatan dan penelitian, penulis bermaksud untuk membuat dan mengimplementasikan sistem informasi pendistribusian sepatu berbasis web dalam pendistribusian sepatu di Golfer, dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan pendistribusian sepatu agar terciptanya ketepatan waktu dalam proses pendistribusian.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem informasi pendistribusian sepatu yang sedang berjalan pada perusahaan Golfer.

2. Untuk merancang sistem informasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer berbasis Web.

3. Untuk menguji Sistem Informasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer berbasis Web.

4. Untuk menimplementasikan program Sistem Infromasi pendistribusian sepatu pada perusahaan Golfer berbasis Web.


(19)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan, dengan adanya sistem informasi pendistribusian diharapkan dapat menyajikan informasi yang akurat dan relevan.

2. Meningkatkan pelayanan pendistribusian sepatu dengan jangkauan yang lebih luas.

3. Memudahkan penyampaian informasi tentang data-data atau spesifikasi produk kepada konsumen.

4. Meningkatkan kepuasan konsumen atas pelayanan yang diberikan oleh Golfer.

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Pengembangan Ilmu

Sebagai masukan didalam bidang pengembangn wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang teknologi pemrograman web.

2. Bagi Penulis

Untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan yang pernah diterima selama dibangku kuliah ke dalam dunia nyata.

1.5 Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dalam penulisan ini bertujuan agar pembahasan dan penulisan laporan dapat dilakukan secara terarah dari tujuan yang telah ditetapkan. Dari permasalahan yang timbul, penulis membatasi beberapa permasalahan sebagai berikut :


(20)

1. Web yang dibangun hanya mengolah data-data pendistribusian sepatu secara online.

2. Web hanya menyediakan fasilitas pembayaran melalui transfer bank. 3. Web ini maliputi tentang pendataan laporan data agen atau pelanggan, data

sepatu, serta data pemesanan sepatu.

4. Web ini hanya membahas sampai dengan pengelolaan data sepatu yang kosong dibagian gudang, tidak penjadwalan pengiriman barang atau sepatu.

5. Karena dengan adanya keterbatasan armada untuk pengiriman barang, maka Web ini hanya melayani pemeseanan sekitar daerah Jawa Barat dan Jakarta saja. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berlangsung di Golfer yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No.29 Bandung. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu terhitung dari tanggal 1 febuari sampai 4 juni atau kurang lebih 5 bulan adapun penjadwalan penelitian tersebut meliputi.

Table 1.2 Rancangan Waktu Penelitian

No Jadwal Kegiatan

2011-2012

Febuari Mart April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpulan Data

2 Analisis Kebutuhan 3 Perancangan Sistem 4 Pembuatan Program 5 Pengujian

6 Evaluasi 7 Implementasi 8 Pendokumentasian


(21)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem sangatlah luas dan mempengaruhi semua aspek kehidupan. Sistem sangat diperlukan dalam melakukan kinerja yang baik dan terstruktur terhadap manajemen. Keterpaduan sistem ini memungkinkan terciptanya kerjasama untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Menurut Jogiyanto (2000:683) “sistem ialah suatu jaringan kerja dari prosedur -prosedur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel yang disadur oleh Jogiyanto (2005 : 1) mendefinisikan sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis) biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis terjadi”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem adalah gabungan proses cara kerja yang terdiri dari objek dan elemen-elemen pendukungnya yang disatukan untuk mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu.


(22)

2.1.1 Elemen Sistem

Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri yang disebut sebagai sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan dan lingkaran umpan balik (feedback loop) disamping tiga elemen utama. Sistem yang tidak memiliki kemampuan pengendalian disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system), dalam arti mereka berhubungan dengan lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Karakteristik atau sifat-sifat suatu sistem dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

(Sumber : Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis Dan Desain, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta)

Input Pengolahan Output

Sub Sistem

Sub Sistem Sub

Sistem Sub Sistem

Boundary

Lingkungan Luar Interface

Boundary Boundary


(23)

Adapun karakteristik ataupun sifat-sifat dari sistem tertentu yaitu :

1. Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen ini saling berhubungan dan bekerja sama sehingga tercipta satu kesatuan fungsi dari sistem. Sehingga sistem dapat mencapai tujuannya.

2. Batas Sistem (Boundary)

Daerah pemisah antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem, maka dapat dipisahkan dan dibedakan satu sistem dengan sistem yang lainnya maupun sistem dengan lingkungan luar.

3. Lingkungan Luar (Environment)

Segala sesuatu yang berada diluar batas sistem, namun jika terdapat ketidak-serasian antara lingkungan luar sistem dengan sistem maka dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem tersebut. Oleh karena itu haruslah senantiasa tercipta keharmonisan antara sistem dengan lingkungan luarnya.

4. Penghubung Sistem (System Interface)

Media perantara antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain. Melalui penghubung sistem ini, maka dapat saling memberi dan menerima sumber daya sehingga terjalin kerja sama dan dapat membentuk satu kesatuan fungsi dari sistem.


(24)

5. Masukan Sistem (Input)

Bahan atau energi yang dimasukkan kedalam sistem. Energi ini dimasukkan kedalam sistem untuk diproses oleh sistem sesuai dengan fungsi dari sistem agar dapat menghasilkan proses keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari proses pengolahan input. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada subpra sistem.

7. Pengolahan Sistem (Proces)

Mesin yang digunakan secara mekanisme ataupun manual untuk mengubah masukan menjadi keluaran atau data menjadi informasi.

8. Sasaran dan Tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh sistem. Suatu sistem dapat diakatakan berhasil menjalankan fungsinya jika berhasil mencapai sasaran dan tujuan sistem tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem menurut Azhar Susanto (2004: 76) dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, terbagi menjadi :

1. Sistem terbuka dan tertutup

Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy bila aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup bila aktivitas-aktivitas


(25)

didalam sistem tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi dilingkungannya.

2. Sistem buatan manusia dan Tuhan

Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau buatan manusia. Sebagai contoh sistem tata surya, adalah sistem yang secara alamiah, sedangkan organisasi perusahaan adalah sistem buatan manusia.

3. Sistem berjalan dan konseptual

Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sistem konseptual. Suatu sistem konseptual yang dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

4. Sistem sederhana dan Kompleks

Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar koran. Sebuah sistem yang kompleks jelas terdiri dari banyak komponen atau tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti perusahaan.


(26)

5. Kinerja bisa yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi yang dihadapi.

6. Sistem sementara dan selamanya

Suatu sistem yang mungkin digunakan untuk selamanya mungkin juga digunakan untuk periode waktu tertentu.

7. Sistem secara pisik dan abstrak

Sistem dapat dilihat dari wujudnya misalnya kendaraan bermotor, sedangkan yang abstrak seperti organisasi.

8. Sistem, subsistem dan super sistem

Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem, sedangkan super sistem adalah sistem yang lebih besar.

9. Sistem yang bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Berdasarkan fleksibilitasnya, karakteristik suatu sistem dapat dibedakan apakah sistem tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya atau tidak.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti atau manfaat bagi penggunanya. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu organisasi sangatlah penting karena informasi merupakan landasan untuk


(27)

mengambil suatu keputusan dan data merupakan sumber dari informasi. Konsep dasar informasi menurut Jogiyanto (2005 : 8) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan penting bagi yang menerimanya.

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu hasil (output) dari suatu data yang diolah dengan metode pendekatan dan pengembangan tertentu.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

Data diolah sehingga menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

2.2.2 Kualitas Informasi

Baik buruknya kualitas suatu informasi menurut Jogiyanto (2005 : 10) dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber


(28)

informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Informasi harus sesuai dengan dengan keadaan saat itu, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11), nilai dari informasi (value of

information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan


(29)

informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya. Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi diperoleh dari sistem informasi (information system) atau processing system. Sistem informasi menurut Robert A Letch dan K. Roscoe Davis, disadur oleh Jogiyanto (2005 : 11) :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pengertian diatas, sistem informasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu kesatuan dari berbagai bagian atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(30)

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Jogiyanto (2005 : 12), dalam buku Analisis Dan Desain, John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa “sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block)”, yaitu :

1. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan Toolbox dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi


(31)

terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyedian informasi lebih lanjut.

6. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, tidak efisien, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Definisi Distribusi

Distribusi adalah proses yang menujukkan penyaluran barang dari produsen sampai ketangan masyarakat konsumen. Produsen adalah orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen adalah orang yang menggunakan atau memakai barang atau jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.(http://balaipustaka.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-distribusi.)


(32)

2.5 Definisi Sistem Distribusi

Sistem distribusi adalah pengaturan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem distribusi dapat dibedakan menjadi :

a. Sistem Distribusi Jalan Pendek atau Langsung

Sistem Distribusi Jalan Pendek atau Langsung adalah sistem distribusi yang tidak menggunakan saluran distribusi.

b. Sistem Distribusi Jalan Panjang atau Tidak Langsung

Sistem Distribusi Jalan Panjang atau Tidak Langsung adalah sistem distribusi yang menggunakan saluran distribusi, dalam kegiatan distribusinya biasanya melalui agen. ( http://balaipustaka.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-distribusi.)

2.6 Definisi Internet

Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat bisnis, pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer didalam jaringan-jaringan tersebut. WWW adalah sistem client/server yang dirancang untuk menggunakan dokumen hypertext dan hypermedia via Internet. WWW menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk bertukar informasi, image, dan data lain. Dokumen diformat dalam HTML (Hypertext Markup Language) yang digunakan untuk menciptakan halaman dan dokumen yang disajikan pada Web (Ellsworth Jill H. & Ellsworth Matthew V, 1997). URL merupakan singkatan dari Uniform Resources Locator adalah cara standar yang digunakan untuk menentukan situs atau halaman pada


(33)

internet. URL merupakan cara standar untuk menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file : nama file, lokasi komputer di internet, letak file di dalam komputer, dan protokol internet yang digunakan untuk mengakses file itu.

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Desain penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan model proses

prototype, merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang

menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user).

2.7.1 Metode Pengembangan Sistem Prototype Paradigma

Prototype paradigma menurut Roger Pressman (2002 : 40), dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan. Pengembangan dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat, perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan/pemakai (contohnya pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototype. Prototype tersebut dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Iterasi terjadi pada saat prototype disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang sama


(34)

memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang harus dilakukannya.

Gambar 2.2 Metode Pendekatan Prototype Paradigma (Sumber : Pressman, Roger S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi jilid Dua, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta).

Secara ideal prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Bila prototype yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus mempergunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat bantu (contohnya report generation, windows manager, dll) yang memungkinkan program bekerja secara cepat.

2.8 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang telah maupun akan dirancang dengan metode pengembangan tertentu. Dalam analisis dan perancangan ini digunakan metode pendekatan sistem yang berorientasi objek (Object-Oriented Analysis and Design).


(35)

2.8.1 Konsep Dasar Objek

Munawar (2005 : 34), mengemukakan bahwa konsep object oriented dibangun atas beberapa prinsip dasar. Objek adalah contoh atau instance dari sebuah class. Beberapa objek mempunyai attribute dan operation yang sama akan membentuk class.

Inheritance, polymorphisme dan encapsulation adalah prinsip-prinsip dasar pada metode Object Oriented. Inheritance lebih berorientasi ke penurunan sifat, polymorphisme lebih menekankan ke penggunaan terminologi operasi yang sejenis. Sedangkan encapsulation lebih menekankan ke penyembunyian informasi untuk menyederhanakan operasi kepada objek lainnya.

2.8.2 Unified Modelling Language

Unfied Modelling Language (UML) menurut Martin Fowler (2005 : 1)

adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO). UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh Object Management Company (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan.

2.8.3 Use Case Diagram

Use Case menurut Martin Fowler (2005 : 141) adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri,


(36)

dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case Diagram menampilkan aktor mana yang menggunakan use case mana, uses case mana yang memasukkan use case lain dan hubungan antara aktor dan use case.

2.8.4 Activity Diagram

Activity diagram menurut Martin Fowler (2005 : 163) adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan peran mirip diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara notasi diagram alir adalah activity diagram mendukung behavior paralel. Node pada sebuah activity diagram disebut sebagai action, sehingga diagram tersebut menampilkan sebuah activity yang tersusun dari action.

2.8.5 Sequence Diagram

Sequence diagram menurut Munawar (2005 : 187) adalah grafik dua dimensi dimana obyek ditunjukkan dalam dimensi horizontal, sedangkan lifeline ditunjukkan dalam dimensi vertikal.

2.8.6 Class Diagram

Class diagram menurut Munawar (2005 : 28) merupakan himpunan dari objek-objek yang sejenis. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior). State sebuah objek adalah kondisi objek tersebut yang dinyatakan dalam attribute/properties. Sedangkan perilaku suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/beraksi dan memberikan reaksi.


(37)

2.8.7 Collaboration Diagram

Collaboration diagram menurut Munawar (2005 : 101) adalah perluasan dari objek diagram. Objek diagram menunjukkan objek-objek yang hubungannya satu dengan yang lain. Collaboration diagram menunnjukkan mesage-message objek yang dikirim satu sama lain.

2.8.8 Component Diagram

Component diagram menurut Munawar (2005 : 119),

mempresentasikan dunia riil item yaitu component software. Component software adalah bagian fisik dari sebuah sistem karena menetap di komputer. Component diagram mengandung component, iterface dan relationship.

2.8.9 Deployment Diagram

Deployment diagram menurut Munawar (2005 : 125), menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware.

2.9 Perangkat Lunak Pendukung

Penulis menggunakan beberapa perangkat lunak pendukung yang digunakan untuk pengembangan sistem, dibawah ini akan dijelaskan perangkat-perangkat lunak yang penulis gunakan.

2.9.1 Hyper Text Markup Language (HTML)

Qcollege (2004 : 1-6), mengemukakan HTML adalah bahasa standar penulisan dokumen web. Semua informasi yang akan diletakkan di web


(38)

menggunakan format penulisan HTML. File HTML adalah file teks yang dilengkapi simbol-simbol untuk keperluan display. Simbol-simbol tadi disebut tag. HTML kependekan dari Hyper Text Marhup languange. Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai webpage. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi ataupun interface aplikasi di dalam internet.

Dokumen HTML disusun oleh elemen-elemen. Elemen merupakan istilah bagi komponen-komponen dasar pembentuk dokumen pembentuk HTML. Beberapa contoh HTML adalah: head, body, table, paragrap, dan list. Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML, dapat menggunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung sudut kiri (<. Tanda lebih kecil), sebuah nama tag, dan sebuah kurung sudut kanan (>, tanda lebih besar). Tag umumnya berpasangan (misalnya <H1> dengan </H1>, tag yang berpasangan selalu diawali dengan karakter garis miring (/). Tag-tag yang pertama menunjukan tag awal yang berarti awal elemen, dan yang kedua menunjukan tag akhir, berarti akhir elemen.

Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML dinyatakan dengan tag <html>,<head>, dan <body> berikut tag-tag pasanganya. Setiap dokumen terdiri atas tag head dan body. Elemen head berisi informasi tentang dokumen tersebut, dan elemen body berisi tentang teks yang sebenarnya yang tersusun dari link, grafik, paragraf, dan elemen lainya.


(39)

2.9.2 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP (Hypertxt Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk scripting, sistem kerja program ini adalah sebagai interpreter bukan sebagai Compiler. PHP menurut Syafii (2004 : v) merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang terbukti sangat reliable penggunaannya dan mempunyai dukungan yang kuat.

2.9.3 MySQL Database

MySql merupakan salah satu perangkat lunak sistem pengelola basis data DBMS (Data Base Management System). MySQL merupakan sebuah hubungan Data Base Management System (DBMS) yang membantu sebuah model data yang terdiri atas kumpulan hubungan nama (named relation). Database MySQL adalah salah satu database yang open source. Database ini banyak dipasangkan dengan script PHP. Penyebab utama MySQL begitu populer di kalangan Web karena cocok bekerja di lingkungan tersebut, selain itu karena :

1 MySQL tersedia di berbagai platform dan kompatibel dalam berbagai sistem operasi.

2 Fitur-fitur yang dimiliki MySQL merupakan fitur-fitur yang biasanya banyak dibutuhkan dalam aplikasi web.

3 MySQL memiliki overhead koneksi yang rendah, sehingga kecepatan koneksi relatif tinggi.

2.9.4 Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak digunakan saat ini. Apache digunakan karena faktor kecepatan, kinerja yang stabil, dan


(40)

performansi. Apache sebagai web server mempunyai fungsi untuk melayani permintaan data dalam protocol HTTP. Apache melayani permintaan data dalam bentuk/format teks, gambar, suara, animasi dan video.

2.9.5 Macromedia Dream Weaver 8

Macromedia Dreamweaver 8.0 [http://ms.wikipedia.org] adalah “sebuah software web design yang menawarkan cara mendesain website dengan dua langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu mendesain dan memprogram”.

Macromedia Dreamweaver merupakan editor visual yang proporsional untuk menambah dan mengelola situs web dan halaman-halaman HTML. Dengan Dreamweaver sangat mudah membuat dan mengedit lintas platform termasuk lintas platform browser. Dreamweaver menyediakan desain tingkat tinggi dan tool-tool untuk layout, kemudian juga sangat mudah menggunakan kemampuan Dynamic HTML seperti animasi layer dan behaviours tanpa perlu untuk menulis kode programnya. Teknologi

roundtrip HTML dari macromedia mengimpor dokumen HTML tanpa

perlu memformat ulang kodenya dan kita bisa mengeset Dreamweaver untuk merapikan dan memformat ulang HTML jika menginginkannya. Dreamweaver juga menyediakan tool SQL sederhana yang memungkinkan untuk membuat query tanpa harus menguasai SQL.

2.9.6 Macromedia Flash 8

Macromedia Flash 8.0 [http://ms.wikipedia.org] merupakan software yang memiliki keunikan dalam kemampuannya membuat animasi vektor


(41)

dan interaktivitas yang menarik dengan dilengkapi actionscript. Software ini tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi seperti software 3 D Studio Max.

2.9.7 Argosft Mail Server

Argosoft mail server merupakan suatu aplikasi yang berjalan di localhost yang dapat mensimulasikan pengiriman dan penerimaan email di localhost (computer disetting sebagai server).

http://sitakom.blogspot.com/2009/07/konfigurasi-argosoft-mail-server.html 2.9.8 Mozilla Thunderbird

Mozzila Thunderbird adalah aplikasi mail client (MUA-Mail User Agent) yang berfungsi sama dengan Outlook Express, Eudora Mail, Evolution, Sylpheed dan sejenisnya. Thunderbird ini adalah salah satu produk turunan dari Mozilla. Pada awalnya Mozilla selalu mengemasaplikasinya dengan Browser + Mail Client. Namun, Mozilla mencoba memecah produknya dan membuat nya jauh lebih menarik dan ringan. Project Browser-nya bernama fierfox, dimana project mail client -nya bernama Thunderbird.

Thunderbird diproduksi untuk beberapa sistem operasi, diantaranya: Windowa, Linux (unix), atau Macosx. Thunderbird mempunyai kemampuan untuk berganti-ganti tema, dan dapat ditambahkan dengan plugin. Thunderbird juga bisa melakukan import setting dan mail dari Outlook Express, Mozilla/Netscape. Thunderbird bisa berfungsi sebagai RSS feeder, yaitu untuk membaca atau melkukan cek blog ala RSS.


(42)

29 3.1 Objek Penelitian

Dalam menentukan objek penelitian, penulis malakukannya pada Golfer yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 29 Bandung . Tlp (022) 5426586 . Fax 022 5426586 . Email : Golfer_shoes.co.id. Dimana perusahaan tersebut belum memiliki sistem informasi yang memadai untuk mengelola transaksi penjualan berbasis web.

Maka penulis akan melakukan penelitian pada perusahaan tersebut untuk membangun sebuah sistem informasi penjualan berbasis web sebagai sarana dalam melakukan transaksi penjualan secara online.

3.1.1 Sejarah Golfer

Golfer berdiri pada tanggal 23 mart tahun 2007, pemilik Golfer adalah H.Kosman, Beliau merintis usaha dari nol dengan modal usaha yang seadanya. Karna ketekunan & Usaha yang tak pernah putus asa dalam menjalankan usahanya, akhirnya sedikit demi sedikit usaha beliau pun maju dengan pesat.

Awal tujuan didirikannya Golfer ini adalah untuk memajukan ekonomi dalam keluarganya. Awalnya pemilik memasarkan produknya melalui situs jejaring sosial seperti facebook, twitter dan tempat pemasaran hanya dilakukan di rumah pemilik. Dan kini Golfer telah memiliki pelanggan


(43)

untuk memasarkan sepatu produksi dari perusahaan miliknya tersebut yang salah satunya terletak di Jl.Soekarno Hatta no 29 Bandung.

Golfer menekankan pembuatan seluruh produknya pada “Kualitas” dengan segala resiko yang akan dihadapi.

3.1.2 Visi dan Misi Golfer a. Visi Golfer

Visi Golfer adalah menjadikan Golfer sebagai perusahaan sepatu lokal yang berkualitas dan berkelas.

b. Misi Golfer

Misi Golfer adalah menjual segala produk sepatu yang bermutu tinggi dengan harga terjangkau.

3.1.3 Struktur Organisasi Golfer

Setiap Perusahaan tentunya dalam menjalankan tugasnya selalu berusaha menciptakan suatu tata kerja yang baik, teratur dan rapi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan oleh perusahaan itu sendiri.

Begitu juga dengan Golfer ini. Tata kerja yang baik, teratur dan rapi diharapkan dapat terwujud dan terlaksana apabila ada struktur organisasi yang baik pula, yaitu struktur organisasi yang sederhana yang dapat bekerja secara efisien serta memungkinkan adanya pemisahan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas pada setiap bagian yang ada dalam perusahaan itu sendiri.


(44)

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Golfer:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Golfer (Sumber : Golfer)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Setiap perusahaan dalam menjalankan tugas dan kegiatannya selalu berusaha mempunyai job description yang baik yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri sesuai dengan yang diinginkan oleh pemilik toko tersebut.

Adapun uraian tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang pokok organisasi Golfer Bandung adalah sebagai berikut:

1. PEMILIK/ OWNER

Adalah pemilik yang mempunyai hak untuk membuat keputusan penuh pada perusahaan dalam berbagai aktifitas yang berjalan dan bertugas sebagai penerima laporan langsung dari pada pegawainya.

2. DESAINER

Posisi Desainer disini adalah membuat design-design & berinovasi dalam membuat design barang produksi.

PEMILIK Owner


(45)

3. BAGIAN PRODUKSI

Mempunyai tugas untuk membuat produk yang sudah di design dan juga merapihkan barang retur.

4. SALES

Sales memiliki tugas untuk menawarkan barang hasil produksi kepada konsumen atau agen.

5. ADMINISTRASI

Bagian administrasi memiliki tugas untuk melayani pesanan pelanggan. 6. GUDANG

Mempunyai tugas di gudang untuk mengecek stock barang dan mengatur segala macam aktifitas gudang.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian dan merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum. Pada metode penelitian ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, metode pendekatan dan pengumpulan sistem dan pengujian software.


(46)

3.2.1 Desain Penelitian

Dengan metode deskriptif pada pendekatan kasus pada Golfer, yaitu suatu metode dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian deskriptif adalah :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian.

Pada tahap pertama penulis melakukan dengan cara mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan pada tahap berikutnya


(47)

penulis mengolah dan membahas sampai pada suatu kesimpulan yang pada akhirnya dapat dibuat suatu laporan untuk melampirkan semua kegiatan yang dikerjakan selama dilakukannya penelitian pada Golfer.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data sebagai bahan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara yang berasal dari dua sumber data, yaitu data Primer dan Sekunder.

3.2.2.1Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang berasal dari perorangan, kelompok, panel atau sumber terselubung. Dalam memperoleh data primer penulis penulis menggunakan dua cara, yaitu melakukan wawancara dan observasi di tempat penelitian: 1. Wawancara

Jenis pengumpulan data ini dilakukan dengan cara penulis menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terlibat langsung di dalam kegiatan transaksi barang terutama bagian pembelian dan bagian penjualan. Wawancara dilakukan penulis untuk mengambil data yang bersifat struktural maupun historical. Adapun poin-poin yang ditanyakan pada saat wawancara adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana prosedur yang berjalan pada saat transaki penjualan berlangsung.


(48)

b. Bagaimana prosedur yang berjalan pada saat transaki pembelian berlangsung.

c. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses transaksi berlangsung.

d. Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh Golfer untuk mendukung proses transaksi penjualan dan pembelian.

e. Harapan apa yang diinginkan oleh Golfer setelah peneliti menghasilkan aplikasi yang dibutuhkan.

2. Observasi

Jenis pengumpulan data ini dilakukan dengan cara penulis terjun langsung ke lapangan mengamati hal-hal apa saja yang sangat penting dalam kegiatan transaksi penjualan dan pembelian pada Golfer, lalu penulis mencatatnya dan mengklasifikasikannya.

Observasi dilakukan penulis untuk mengambil data yang bersifat faktual yaitu yang benar-benar terjadi dalam kegiatan sehari-hari pada bagian transaksi penjualan dan pembelian.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data – data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat dijadikan data pendukung sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh dengan cara mencari dan mengumpulkan data pelengkap dengan mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan serta menunjang penulisan hasil


(49)

kerja. Selain itu data sekunder juga didapat dari temuan-temuan baik berupa dokumen maupun laporan pada saat melakukan penelitian pada perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Data sekunder yang penulis ambil yaitu berupa dokumen-dokumen seperti faktur dan surat jalan yang diperoleh dari tempat penelitian.

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem menggambarkan tahapan-tahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal perencanaan hingga tercapainya tujuan penelitian dan pengembangan sistem.

3.2.3.1 Metode pendekatan Sistem

Metode adalah suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metode pendekatan sistem yang penulis gunakan adalah metode pendekatan sistem yang berorientasi objek (Object-Oriented).

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Sistem yang akan dibangun pada Golfer ini terbatas, digunakan dalam informasi penjualan dan pembelian pada Golfer itu sendiri, yaitu User akan menggunakan aplikasi sistem penjualan dan pembelian yang telah terkomputerisasi, karena untuk memanfaatkan fasilitas tersebut data-data yang dimiliki akan disimpan kedalam


(50)

database, selain itu juga untuk mengklasifikasi hak pengguna antara administrator dan user (kasir) pada aplikasi sistem informasi penjualan dan pembelian.

Desain penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan model proses Prototype, merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera di evaluasi oleh pemakai (user).

Dari pengertian metode prototype diatas penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode pengembangna sistem dengan prototype, yaitu dikarenakan penulis akan lebih mudah dalam merancang sistem yang diinginkan dan dapat diterima oleh user sebagai pemakai, penulis menginginkan perancangan sistem yang telah dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada user dan user diberikan kesempatan untuk diberikan masukan-masukan sehingga sistem informasi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Metode protoype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai setelah sistem tersebut


(51)

disetujui, berikut adalah metode pendekatan yang dipakai oleh penulis :

Gambar 3.2 Prototype Paradigma

(Sumber: Roger S. Pressman.2002.Rekayasa Perangkat Lunak.ANDI.Yogyakarta) Langkah-langkah dalam metode prototype yaitu :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai

Pada tahap ini analis sistem akan melakukan studi kelayakan terhadap kebutuhan pemakai, baik meliputi model interface, teknik prosedural maupun dalam teknologi yang akan digunakan. b. Mengembangkan prototype

Pada tahap ini analis sistem bekerja sama dengan programer mengembangkan prototype sistem untuk memperhatikan kepada pemesan model sistem yang akan dibangun.

c. Menentukan apakah Prototype dapat diterima atau tidak

Pada tahap ini analis sistem akan mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana model yang dibuat dapat diterima


(52)

oleh pemesan, perbaikan apa yang diinginkan oleh pemesan atau bahkan harus merombak secara keseluruhan.

d. Mengadakan sistem operasional melalui pemrograman sistem oleh programmer berdasarkan model sistem yang telah disepakati pemesan sistem.

e. Menguji sistem operasional

Pada tahap ini programmer akan melakukan uji coba baik menggunakan data sekunder maupun data primer untuk memastikan sistem dapat berlangsung dengan baik dan benar sesuai kebutuhan pemesan.

f. Menentukan sistem operasional apakah dapat diterima oleh pemesan atau harus dilakukan beberapa perbaikan dari awal lagi. g. Implementasi sistem

Pada tahap ini dilakukan jika sistem telah disetujui oleh pemesan. Seluruh metode pengembangan sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari metode prototype :

1. Kelebihan

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.

b. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototype kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.


(53)

c. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta perubahan-perubahan.

d. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan sistem secara keseluruhan

e. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode SDLC tradisional.

2. Kekurangan

a. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya untuk menggarap prototype.

b. Dokumentasi sering terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada tahap pengujian dan pembuatan prototype.

c. Waktu yang singkat menghasilkan sistem yng tidak lengkap dan kurang teruji.

d. Jika proses pengulangan terlalu sering, dapat mengakibatkan pemakai jenuh dan memberikan respon negatif.

e. Apabila prototype tak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan prototype tak pernah berakhir karena usulan perubahan terlalu sering dipenuhi.

Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan prototype, langkah-langkah antara lain :


(54)

a. Penulis akan mengidentifikasi kebutuhan User, supaya penulis biasa merancang sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan User. Sebelum pada tahap perancangan, penulis mengnalisis sistem dengan cara melakukan pengumpulan data yaitu dengan fielf recerch (metode penelitian)/ observasi, dan interview (wawancara) dan dengan cara literature yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai. b. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut

untuk memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan dirancang.

c. Pada tahap ketiga, penulis melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai. d. Pada tahap keempat, penulis akan mementukan apakah sistem

tersebut dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa perbaikan atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, serta setelah perbaikan sistem itu selesai dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap ketiga yaitu melakukan pengujian prototype kembali.

e. Pada tahap kelima, penulis mengembangkan versi produksi penulis akan merampungkan sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai.


(55)

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Dengan metode pendekatan sistem yang berorientasi objek, maka penulis akan menggambarkan bagaimana karakteristik sistem tersebut dengan menggunakan pemodelan yang disebut Unifield

Modelling Language (UML).

1. Use Case Diagram

Use case mendepkripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan member sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case

Diagram menampilkan actor mana yang menggunakan Use Case

mana, Use Case mana yang memasukan Use Case lain dan hubungan antara actor dan Use Case.

2. Activity diagram

Diagram ini menjelaskan alur kerja suatu sistem. Activity diagram mirip dengan state diagram karena sejumlah aktifitas menggambarkan keadaan suatu proses dengan memperlihatkan urutan aktifitas yang dijalankan baik berupa pilihan maupun paralel. Diagram ini juga berguna untuk menganalisis sebuah use case dengan menggambarkan aksi-aksi yang diperlukan dan kapan aksi-aksi tersebut dijalankan. Selain itu, activity diagram dapat menjelaskan urutan algoritma yang kompleks dan memodelkan sejumlah aplikasi dengan proses paralel.


(56)

3. Collaboration Diagram

Secara fungsional digram ini hampir mirip dengan sequence

diagram. Collaboration diagram memfokuskan pada interaksi dan

hubungan diantara sekumpulan objek yang berkolaborasi. Hubungan-hubungan tersebut memperlihatkan objek actual dan relasi yng terjadi diantara mereka yang digambarkan dengan sebuah garis. Diatas garis terdapat alur pesan yang dikirim objek yang berhubungan tersebut.

4. Class Diagram

Class diagram mendepkripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara mereka. Class diagram juga menunjukan property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut.

5. Sequence Diagram

Sequence diagram secara khusus menjabarkan behavior sebuah sekenario tunggal. Sequence diagram menunjukan sebuah objek contoh dan pasan-pesan yang melewati objek-objek dalam use case.

3.2.4 Pengujian Software

Metode pengujian software adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk mementukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai


(57)

kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Dengan menggunakan metode pengujian black box testing yang berarti pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak.

Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas produksi di mana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan arena ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi dengan sempurna maka pengembangan perangkat lunak diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas.

(Http://www.dosen.amikom.ac.id/ Testing Perangkat Lunak/ 10 Maret 2010) Pada penelitian ini pengujian perangkat lunak yang digunakan dengan teknik pengujian Black Box Testing. Teknik pengujian Black Box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.

Pengujian ini memungkinkan analisis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.

Tujuan metode ini mencari kesalahan pada: a. Fungsi yang salah atau hilang.

b. Kesalahan pada interface.

c. Kesalahan pada struktur data atau akses database. d. Kesalahan performansi.


(58)

e. Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir.

Adapun faktor-faktor pengujian black-box adalah : 1. File integrity

Menekankan pada data yang dimasukkan melalui aplikasi akan tidak bisa diubah. Prosedur yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data dalam file tersebut akan disimpan sekuensial dan benar.

2. Service levels

Menekankan bahwa hasil yang diinginkan didapat dalam waktu yang diinginkan oleh user. Untuk mencapai keinginan tersebut, harus dilakukan penyesuaian antara keinginan user dengan sumber daya yang ada.

3. Ease of use

Menekankan perluasan usaha yang diminta untuk belajar, mengoprasikan dan menyiapakan inputan, dan menginterpretasikan output dari sistem. Faktor ini tersangkut dengan usability system terhadap interaksi antara manusia dan system.

4. Authorization

Menjamin data diproses sesuai dengan ketentuan manajemen.

Authorization menyangkut proses transaksi secara umum dan


(59)

46 BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem yang Berjalan

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang berlokasi di Golfer, penulis dapat menganalisa sistem yang berjalan. Terdapat beberapa kesulitan yang sering terjadi diperusahaan yang salah satunya banyak pengolahan data yang memerlukan banyak waktu didalam pengolahan data informasi pendistribusian sepatu, selain itu juga para pelanggan kesulitan dalam pemesanan barang dan kesulitan mendapatkan informasi tentang produk baru dari Golfer dikarenakan dalam pengolahan data pendistribusian sepatu masih dilakukan dengan cara mencatatnya kedalam buku dan penyampaian informasi tentang produk baru masih dilakukan dengan menginformasikannya melalui media telepon. Dengan hanya dilakukannya cara tersebut para pelanggan merasa informasi yang didapat masih kurang jelas.

Kejadian yang sering terjadi pada Golfer adalah keterbatasan kemampuan dalam pengolahan data serta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengolah data tersebut, yaitu pengolahan data tentang pendistribusian sepatu dan data pemesanan pelanggan serta penyampaian keternagan produk terutama produk baru dari Golfer.

Maka dengan kondisi dimana kebutuhan untuk pengolahan data dan penyampaian informasi tentang produk yang lebih efisien dan tidak memerlukan


(60)

banyak waktu didalam pengolahan data maupun penyampaian informasi pada saat ini.

Penerapan sistem informasi berbasis web sangat membantu dalam penyampaian informasi kepada pelanggan. Sehingga dalam pengolahan data ataupun penyampaian informasi menjadi lebih teratasi karena dengan sistem informasi berbasis web pelanggan maupun admin dapat mengaksesnya kapanpun dan dimanapun, sehingga dengan adanya pertimbangan tersebut sistem informasi berbasis web merupakan suatu solusi yang tepat didalam mengatasi permasalahan untuk dapat diterapkan di perusahaan ini.

4.1.1. Analisis Prosedur yang Berjalan

Analisia prosedur yang berjalan merupakan proses menganalisis prosedur yang sedang berjalan pada sistem pemdistribusian sepatu yang ada pada Golfer. Dengan adanya proses analisis prosedur yang berjalan ini maka akan diketahui kelemahan atau kesalahan sistem yang sedang berjalan.

Adapun sistem pendistribusian sepatu yang sedang berjalan yang ada pada Golfer adalah sebagai berikut :

1. Sales mencatat pesanan dari pelanggan kedalam buku pesanan, kemudian memberikannya langsung ke bagian administrasi.

2. Bagian administrasi memeriksa ketersediaan sepatu yang telah dipesan oleh pelanggan.


(61)

3. Apabila sepatu yang dipesan pelanggan kosong, maka bagian administrasi akan melakukan konfirmasi sepatu kosong terhadap pelanggan.

4. Kemudian jika sepatu yang dipesan tersedia, maka bagian administrasi akan mencetak faktur dan surat jalan.

5. Bagian administrasi memberikan surat jalan kepada bagian gudang. 6. Kemudian bagian gudang memeriksa arsip surat jalan, lalu melakukan

pengiriman barang kepada pelanggan.

7. Pembayaran dilakukan saat melakukan pengiriman, setelah melakukan pembayaran pelanggan menandatangani faktur dan stempel toko sepatu. 8. Faktur yang sudah ditandatangani dan distempel, diserahkan kembali

kebagian administrasi sebagai arsip bukti pembayaran. 4.1.1.1 Use Case Diagram

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Pendistribusian Sepatu yang Berjalan


(62)

4.1.1.2 Skenario Use Case

Sekenario Use case mendeskripsikan aktor-aktor yang melakukan prosedur dalam sistem, serta menjelaskan respon yang ditanggapi oleh sistem tersebut terhadap prosedur yang dilakukan oleh aktor. Berikut adalah sekenario Use case yang berjalan saat ini di Golfer, yaitu :

Tabel 4.1 Sekenario Use Case Sistem Pemesanan yang Berjalan 1 Nama Use Case : Pemesanan

Aktor : Sales

Tujuan : Memproses data pesanan pelanggan

Sales Sistem

1 Mencatat data pemesanan dari pelanggan

2 Menyerahkan data pemesanan ke bagian administrasi

3 Menampilkan data pemesanan

Tabel 4.2 Sekenario Use CaseStock Sepatu yang Berjalan 2 Nama Use Case : Stock Sepatu

Aktor : Administrasi , Bagian Gudang

Tujuan : Memeriksa data stock sepatu yang tersedia

Administrasi Bagian Gudang

1 Melakukan pengecekan data Stock sepatu

2 Memberikan data stock sepatu kebagian administrasi


(63)

Tabel 4.3 Sekenario Use Case Sistem Konfirmasi yang Berjalan 3 Nama Use Case : Konfirmasi

Aktor : Administrasi , Pelanggan

Tujuan : Memeriksa data pemesanan apakah stcok sepatu yang dipesan masih tersedia

Administrasi Pelanggan

1 Memberikan konfirmasi data pemasanan

2 Menerima konfirmasi data pemesanan

Tabel 4.4 Sekenario Use Case Surat Jalan yang Berjalan 4 Nama Use Case : Surat Jalan

Aktor : Administrasi , Pelanggan

Tujuan : Mencetak surat jalan sebagai pengantar untuk mendistribusikan barang

Administrasi Bagian Gudang

1 Mencetak surat jalan pendistribusian sepatu

2 Memberikan Surat Jalan Pendistribusian Barang

3 Menerima Surat Jalan Pendistribusian Barang


(64)

Tabel 4.5 Sekenario Use Case Sistem Pembayaran yang Berjalan 5 Nama Use Case : Pembayaran

Aktor : Pelanggan

Tujuan : Melakukan pembayaran

Pelanggan Sistem

1 Melakukan pembayaran sesuai dengan data pesanan dan barang yang

diterima

2 Menyimpan data pembayaran yang dilkukan pelanggan 3 Menampilkan data pembayaran

yang dilakukan pelanggan

Tabel 4.6 Sekenario Use Case Faktur yang Berjalan 6 Nama Use Case : Faktur

Aktor : Administrasi , Pelanggan

Tujuan : Menyerahkan bukti pembayaran kepada pelanggan

Administrasi Pelanggan

1 Mengolah data pembayaran yang telah dilakukan pelanggan 2 Mencetak bukti pembayaran

3 Menerima bukti pembayaran

4.1.1.3 Activity Diagram

Pada bagian ini akan digambarkan dokumentasi alur kerja pada sistem yang sedang berjalan pada Golfer yang bertujuan untuk melihat alur proses sistem yang sedang berjalan.


(65)

Adapun aktivitas-aktivitas pendistribusian sepatu pada Golfer yang sedang berjalan pada saat ini adalah sebagai berikut:

1. Activity Diagram Pemesanan Sepatu yang Berjalan

Sistem pemesanan sepatu di Golfer masih dilakukan dengan cara mencatat kedalam buku pemesanan. Pelanggan yang akan memesan harus datang langsung Golfer untuk memesan sepatu atau melalui petugas sales dari Golfer. Dalam penyimpanan data pemesanan masih berupa dokumen/arsip sehingga sewaktu-waktu bisa hilang atau rusak.

Gambar 4.2 ActivityDiagram Pemesanan Sepatu yang Berjalan 2. Activity Diagram Stock Sepatu yang Berjalan

Setelah peanggan melakukan pemesanan selanjutnya sales memberikan data pemesanan ke bagian administrasi untuk dicek stock sepatu yang tersedia.


(66)

Gambar 4.3 ActivityDiagram Stock Sepatu yang Berjalan 3. Activity Diagram Konfirmasi yang Berjalan

Setelah tahap pengecekan stock sepatu dilakukan lalu bagian administrasi melakukan konfirmasi pemesanan kepada pelanggan.

Gambar 4.4 ActivityDiagram Konfirmasi yang Berjalan 4. Activity Diagram Surat Jalan yang Berjalan

Setelah melakukan konfirmasi kepada pelanggan, bagian administrasi langsung memberikan surat jalan pendistribusian sepatu kepada bagian gudang. Surat jalan diberikan jika barang yang dipesan tersedia.


(67)

Gambar 4.5 ActivityDiagram Surat Jalan yang Berjalan 5. Activity Diagram Pembayaran yang Berjalan

Ketika barang yang dipesan sudah diterima oleh pelanggan selanjutnya pelanggan melakukan proses pembayaran.

Gambar 4.6 ActivityDiagram Konfirmasi yang Berjalan 6. Activity Diagram Faktur yang Berjalan

Setelah bagian administrasi menerima data pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan maka bagian administrasi akan memberikan bukti pembayaran kepada pelanggan.


(68)

4.1.2. Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

Melihat sistem pendistribusian barang yang sedang berjalan di Golfer yang masih menggunakan sistem manual, maka dapat disimpulkan beberapa kekurangan dalam prosedur yang sedang berjalan, diantaranya :

Tabel 4.7 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

No. Permasalahan Bagian Rancangan

Permasalahan 1 Sistem pemesanan sepatu

yang masih dilakukan secara manual membuat proses pemesanan memakan waktu yang lama dan informasi yang dihasilkan kurang akurat.

Sales Membangun suatu

sistem yang bisa mengerjakan proses pemesanan yang secara otomatis langsung

2 Proses penegecekan stock sepatu masih melihat data dari buku menjadikan proses yang lama.

Administrasi Membangun sistem yang bisa melihat stock sepatu secara otomatis sehingga dalam memberikan informasi data stock sepatu menjadi lebih cepat dan akurat. 3 Sering terjadinya

keterlambatan dalam melakukan konfirmasi data pemesanan terhadap pelanggan

Administrasi Membangun suatu

sistem yang

terkomputerisasi

yang dapat

mengerjakan proses konfirmasi secara otomatis dan cepat

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan merupakan bagian dari metodologi pengembang suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahap analisis. Perancangan dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau


(1)

133

database dan

menampilkan detail pemesanan sepatu yang telah dilakukan

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)

Data Masuk Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Kotak inputan

tidak diisi seperti yang telah ditentukan

Menampilkan kotak pesan kesalahan.

Sesuai dengan harapan

[ ] Diterima [ ] Ditolak

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus sample uji di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi pendistibusian sepatu dapat berjalan dengan baik dan sesuai kebutuhannya dan juga dapat menghasilkan output yang diharapkan, walaupun terbatas hanya pada pengujian yang minimal. Meski demikian pengujian yang dilakukan masih terbilang minimal namun diharapkan pengujian yang ditampilkan diatas sudah dapat mewakili pengujian fungsionalitas yang lainnya.


(2)

134 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan skripsi ini adalah dengan adanya Sistem Informasi Pendistribusian Sepatu ini dapat dan membantu kelancaran pengelolaan sistem pendistribusian sepatu Golfer, seperti:

1. Dengan adanya Sistem Informasi Pendistribusian sepatu ber basis web di Golfer, Maka saat ini pengelolaan data pemesanan sepatu sudah terkomputerisasi, sehingga dapat mempermudah pengelolaan data pemesanan serta meningkatkan kinerja perusahaan dalam meningkatkan penjualan. 2. Dengan dibangunya Sistem Informasi Pendistribusian sepatu ber basis web di

Golfer, Maka saat ini pelanggan akan lebih mudah untuk melakukan transaksi.

3. Dengan Sistem Informasi Pendistribusian sepatu yang sudah terkomputerisasi, maka kendala yang semula dihadapi oleh pihak Golfer, yaitu pencarian data barang dan data pemesanan sehingga tidak akan terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang yang telah dipesan dapat ditanggulangi.

4. Dengan dibangunnya Sistem Informasi Pendistribusian sepatu ber basis web

di Golfer dapat mempermudah dan memaksimalkan kinerja perusahaan dalam pelayanan terhadap pelanggan.


(3)

135

6.2 Saran

Agar sistem yang diusulkan dapat digunakan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pihak perusahaan dalam hal ini perusahaan produsen sepatu Golfer, yaitu :

1. Untuk lebih lengkapnya, sebaiknya sistem diperbaharui dengan fasilitas penjadwalan pengiriman barang atau sepatu sehingga dalam proses pengiriman barang akan lebih teratur.

2. Untuk lebih memudahkan proses pembayaran, sebaiknya perusahaan bekerjasama dengan pihak bank, sehingga proses pembayaran oleh pelanggan dapat dilakukan secara online.


(4)

136

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir.2003.Pengenalan Sistem Informasi.Andi.Yogyakarta

Al Bahra Bin Ladjamudin.2005.Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta

Azhar Susanto,Mbus,AK.2004.Sistem Informasi Manajemen.Lingga Jaya. Bandung

Fowler Martin.2005.UML Distilled 3th Ed.: Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar.Andi Offset.Yogyakarta.

Jogiyanto.2001.Analisis Dan Desain Sistem Informasi.Andi.Yogyakarta Ladjamudin, Al-Bahra.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.Yogyakarta

Munawar.2005.Pemodelan Visual dengan UML.Graha Ilmu.Yogyakarta. QCollege.2004. Webmaster Using PHP. Quantum eBusiness College.Bandung. Raymond McLeod.2001.Sistem Informasi Manajemen.Prenhallindo.Jakarta. Roger S. Pressman.2002.Rekayasa Perangkat Lunak.ANDI.Yogyakarta. Syafii,M.2004.Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL. ANDI OFFSET.Yogyakarta.

Tata Sutabri, S.Kom.,MM.2003.Analisa Sistem Informasi.Andi.Yogyakarta.

Zulkifli Amsyah,MLS.2003.Manajemen Sistem Informasi.Gramedia Pustaka Utama.jakarta.

1) http://www.cisco.com/atomf_a0.gif 27-03-2012

2) http://www.air-stream.org.au/wide_area_network.gif 28-03-2012 3) http://www.pccwglobal.com/diag-ES-BGAN.gif 01-04-2012 4) http://www. penerbit.usm.my/Internet.jpg 4-04-2012


(5)

137

6) http://balaipustaka.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-distribusi 12-04-2012

7) http://sitakom.blogspot.com/2009/07/konfigurasi-argosoft-mail-erver.html 12-05-2012

8) http://deardial.wordpress.com/2008/10/18/mozilla-thunderbird/ 12-05-2012


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

PERSONAL

Nama : Fajar Al Farozi Kurniawan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 April 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bojong Asih Gg. Laksana RT.07/04

Kel. Babakan Tarogong Kec. Bojongloa Kaler Bandung 40232

Email : fazaralfarozi@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

FORMAL EDUCATION

1995 - 2001 : MI Persis 29 Bandung. 2001 - 2004 : MTS Negri 1 Bandung.

2004 - 2007 : SMA Negri Margahayu 1 Kabupaten Bandung. 2007 - 2012 : Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM )