Jalur atau Lajur Lalu Lintas Kecepatan

pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib menunjukkan : a Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor b Surat Izin Mengemudi c bukti lulus uji berkala d tanda bukti lain yang sah. Ayat 6 setiap orang yang mengemudiakn sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib mengenakan helm yang memnuhi standar nasional Indonesia. Ayat 7 setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari 1 satu orang. 3.7. Penggunaan Lampu Utama Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 107 ayat 1 disebutkan bahwa pengemudi kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utama kendaraan bermotor yang digunakan di jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu. Ayat 2 pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib menyalakan lampu uatam pada siang hari.

3.8. Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 108 ayat 1 disebutkan dalam berlalu lintas pengguna jalan harus menggunakan jalur jalan sebelah kiri. Ayat 3 sepeda motor, kendaraan bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan kendaraan tidak bermotor berada pada lajur kiri jalan.

3.9. Kecepatan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 21 disebutkan ayat 1 setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara nasional. Ayat 2 batas kecepatan paling tinggi sebagaimana dimaksud ayat 1 ditentukan berdasarkan pemukiman, kawasan perkotaan, jalan antar kota dan jalan bebas hambatan. Ayat 3 atas pertimbangan keselamatan atau pertimbangan khusus lainnya, pemerintah daerah dapat menetapkan batas kecepatan paling tinggi setempat yang harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas. Ayat 4 batas kecepatan paling rendah pada jalan bebas hambatan ditetapkan dengan batas absolut 60 km perjam dalam kondisi arus bebas. Ayat 5 ketentuan lebih lanjut mengenai batas kecepatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 115 disebutkan bahwa pengemudi kendaraan bermotor di jalan dilarang a mengemudikan kendaraan melebihi batas kecepatan paling tinggi yang diperbolehkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 b berbalapan dengan kendaraan bermotor lain. Pasal 116 pada ayat 1 pengemudi harus memperlambat kendaraannya sesuai dengan rambu lalu lintas. 2 selain sesuai dengan Rambu Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pengemudi harus memperlambat kendaraannya jika : a akan melewati kendaraan Bermotor Umum yang sedang menurunkan dan menaikkan penumpang b akan melewati kendaraan tidak bermotor yang ditarik oleh hewan , hewabn yang ditunggangi, atau hewan yang digiring c cuaca hujan danatau genangan air d memasuki pusat kegiatan masyarakat yang belum dinyatakan dengan rambu lalu intas e mendekati persimpangan atau perlintasan sebidang kereta api danatau f melihat dan mengetahui ada pejalan kaki yang akan menyeberang.

3.10. Kewajiban Menggunakan Helm Berstandar SNI Bagi Pengemudi Sepeda

Dokumen yang terkait

PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian Wilayah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT).

3 12 15

PENDAHULUAN PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian Wilayah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT).

1 3 8

TINJAUAN PUSTAKA PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian Wilayah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT).

4 15 4

PENUTUP PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian Wilayah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT).

1 6 19

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi kajian : Kabupaten Bantul, D. I. Y).

0 3 15

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

0 2 13

PENDAHULUAN PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

0 3 6

TINJAUAN PUSTAKA PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

0 4 5

LANDASAN TEORI PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

0 3 10

KESIMPULAN DAN SARAN PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

2 8 31