BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Jam Belajar Masyarakat Di Kelurahan
Gunungketur RW 09 Yogyakarta, didapati kesimpulan sebagai berikut: 1.
Standar dan sasaran kebijakan sudah cukup jelas dan terukur. Kebijakan mengenai jam belajar masyarakat sudah dapat diimplementasikan di
RW 09 Gunungketur dengan baik, dan sesuai dengan aturan yang sudah dibuat.
2. Sumberdaya manusia dan non-manusia sudah terbentuk dan
mendukung adanya kebijakan JBM. Sumberdaya manusia dapat dilihat dengan terbentuknya TIM penyelenggara JBM, baik dari tingkat
kelurahan maupun wilayah RW 03 sendiri. Sedangkan sumberdaya non-manusia terdiri dari sarana fisik dan non fisik.
3. Hubungan antar organisasi sudah cukup baik, terbukti dengan banyak
kerjasama dan koordinasi dengan lembaga-lembaga yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta maupun RW 09 Gunungketur.
4. Karakteristik agen pelaksana yang terdiri dari struktur birokrasi, norma,
dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi sudah jelas tergambar dan tertulis didalam dokumen TIM pengelola JBM RW 09
Gunungketur. Pola tersebut sudah dapat diimplementasikan dengan baik.
5. Kondisi sosial masyarakat termasuk dalam karakteristik kampung
santri, kampung wisata dan budaya, kampung ramah anak, kampung panca tertib, dan kampung tangguh bencana. Dengan kondisi sosial
tersebut, masyarakat sangat mendukung dalam terlaksananya kebijakan jam belajar masyarakat.
6. Disposisi implementor mencakup respons dan pemahaman kebijakan.
Pada variabel ini, respons dan pemahaman masyarakat mengenai kebijakan Jam Belajar Masyarakat sudah cukup baik, mereka dapat
mengikuti dan menjalankan kebijakan yang sudah dibuat oleh Peraturan Walikota, Dinas Pendidikan, Kelurahan, maupun Wilayah
RW 09 Gunungketur dengan baik. Dari hasil analisis Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB berdasarkan domisili
dan angka putus sekolah didapati kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perbandingan jumlah peserta didik baru SMP se-Kota Yogyakarta adalah 20 berasal dari luar kota, dan 80 berasal dari dalam kota.
2. Perbandingan jumlah peserta didik baru SMA se-Kota Yogyakarta adalah
35 berasal dari luar kota, dan 65 berasal dari dalam kota. 3.
Perbandingan jumlah peserta didik baru SMK se-Kota Yogyakarta adalah 50 berasal dari luar kota, dan 50 berasal dari dalam kota.
4. Angka putus sekolah SMA Negeri sebanyak 1 siswa, sedangkan SMK
Negeri sebanyak 25 siswa. 5.
Angka putus sekolah SMA Swasta sebanyak 21 siswa, sedangkan SMK Swasta sebanyak 190 siswa.
B. Saran
1. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan kebijakan Jam Belajar Masyarakat di Kota Yogyakarta agar terlaksana dengan baik.
2. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta melakukan peninjauan berkala ke
wilayah yang ditunjuk sebagai percontohan pelaksana Jam Belajar Masyarakat untuk mengetahui bagaimana program berlangsung.
3. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta memberikan pembinaan kepada
wilayah pelaksana Jam Belajar Masyarakat untuk dapat melaksakan kebijakan dengan sebaik mungkin.
4. Pelaksana Jam Belajar Masyarakat melakukan pelaporan yang berkaitan
dengan program Jam Belajar Masyarakat terhadap Kelurahan dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.