LAPORAN KIMIA TERMOKIMIA DAN ENERGITIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TERMOKIMIA DAN ENERGITIKA

Oleh :
1. Ayu Dwi Purnamasari
2. Dwi Rizkiana

(06)
(08)

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TLOGO BLITAR
JL. RAYA GAPRANG PO. BOX 113 BLITAR 66171 TELP.
(0342) 804047
E-mail : mantlogo@yahoo.com

Mengenal Reaksi Eksoterm Dan Reaksi Endoterm

Metode Penelitian
Alat :
1. Tabung reaksi

2. Gelas beker
3. Rak tabung reaksi
4. Termometer
Bahan :
1. Serbuk batu kapur
2. Serbuk tiosulfat
3. Serbuk NaOH
4. Pupuk urea
5. Akuades
Cara kerja :
1. Ambil tabung reaksi dan masukkan 3 gram serbuk batu kapur. Ukur suhunya
dengan termometer.
2. Tambahkan 15 mL akuades. Ukur Suhunya.
3. Lakukan langkah yang sama untuk logam Na, serbuk NaOH, pupuk urea,
dan serbuk tiosulfat.
4. Catat semua hasil pengamatan kalian diperoleh.
Hasil Penelitian
No.

Zat


Suhu Awal

Suhu Akhir

1

CaCO3 + air

27 oC

27,5 oC

2

NaOH + air

26 oC

51 oC


3

Pupuk urea + air

27 oC

17,5 oC

4

Natrium tiosulfat + air

25,5 oC

17,8 oC

Analisis
Pada data diatas dapat diketahui bahwa suhu sebelum dan sesudah reaksi
berbeda. Zat-zat tersebut mengalami reaksi endoterm dan eksoterm. Reaksi

eksoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan. Pada reaksi ini perubahan entalpi berharga negatif. Terjadi kenaikan
suhu reaksi. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan

perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Entalpinya berharga positif. Dan
terjadi penurunan suhu reaksi.
Pada percobaan pertama, serbuk kalsium karbonat yang dilarutkan dalam
air mengalami kenaikan suhu sebesar 0,5 oC. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
tabung reaksi yang terasa hangat saat dipegang setelah reaksi berlangsung.
Larutan CaCO3 tersebut mengalami reaksi eksoterm.
Pada percobaan kedua, bongkahan natrium hidroksida yang dilarutkan
dalam air mengalami kenaikan suhu sebesar 25 oC. Hal ini dapat ditunjukkan
oleh tabung reaksi yang terasa hangat saat dipegang setelah reaksi berlangsung.
Larutan natrium hidroksida tersebut mengalami reaksi eksoterm.
Pada percobaan ketiga, bongkahan pupuk urea yang dilarutkan dalam air
mengalami penurunan suhu sebesar 10,5 oC. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
tabung reaksi yang terasa dingin saat dipegang setelah reaksi berlangsung.
Larutan pupuk urea tersebut mengalami reaksi endoterm.
Pada percobaan keempat, larutan natrium tiosulfat mengalami penurunan
suhu sebesar 7,7 oC. Hal ini dapat ditunjukkan oleh tabung reaksi yang terasa

dingin saat dipegang setelah reaksi berlangsung. Larutan natrium tiosulfat
tersebut mengalami reaksi endoterm.
Jawaban Pertanyaan
1. Amati suhu sistem dan suhu lingkungan dengan meraba pada dinding
tabung. Mana yang mengalami kenaikan atau penurunan suhu?
Kelompokkan masing-masing dalam satu kelompok.
Jawab:
a) Dari ke empat zat tersebut yang mengalami kenaikan suhu adalah
larutan batu kapur dan larutan NaOH.
b) Sedangkan yang mengalami penurunan suhu adalah larutan pupuk urea
dan larutan natrium tiosulfat.
2. Sebutkan reaksi yang termasuk eksoterm dalam aktivitas tersebut.
Jawab:
Reaksi yang termasuk eksoterm adalah reaksi antara batu kapur dengan air
dan reaksi antara NaOH dengan air.
3. Sebutkan reaksi yang termasuk endoterm dalam aktivitas tersebut.
Jawab:
Reaksi yang termasuk endoterm adalah reaksi antara pupuk urea dengan air
serta reaksi antara natrium tiosulfat dengan air.
4. Tulis rumus kimia masing-masing zat yang digunakan dalam aktivitas itu.

Jawab:
a) Kalsium Karbonat

= CaCO3

b) Natrium Hidroksida = NaOH
c) Pupuk urea

= CO(NH2)2

d) Natrium tiosulfat

= Na2S2O3

5. Buat kesimpulan untuk membedakan reaksi eksoterm dengan reaksi
endoterm dan diskusikan dengan teman kalian.
Jawab:
Reaksi endoterm adalah reaksi yang mengalami penurunan suhu zat setelah
reaksi berlangsung. Sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi yang
mengalami kenaikan zat setelah reaksi berlangsung.


Menentukan ∆

dengan Kalorimeter

Metode Penelitian
Alat :
1. Beaker glass 100 mL
2. Termometer
3. Kalorimeter
4. Pengaduk
5. Pembakar spiritus
6. Gelas ukur 100 mL
Bahan:
1. Larutan HCl 2 M.
2. Larutan NaOH 2 M.
3. Akuades
Cara Kerja :
a. Menentukan tetapan kalorimeter
1. Masukkan 75 mL akuades ke dalam kalorimeter, catat suhunya (T1).

2. Panaskan 50 mL akuades sampai suhunya naik ±10 oC dari suhu kamar.
Catat suhunya (T2). Masukkan ke dalam kalorimeter.
3. Aduk sampai tercapai suhu yang tetap, catat suhunya (T3).
b. Penentuan ∆

reaksi

1. Tuangkan 50 mL larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter, catat suhunya (Ta).
2. Tuangkan 50 mL larutan NaOH 2 M ke dalam kalorimeter. Catat suhunya.
3. Jika suhu kedua larutan berbeda, maka diamkan sejenak samapai suhunya
sama. Catat rata-rata suhu tersebut. Hitung ini sebagai suhu awal (Tawal).
4. Tuangkan larutan NaOH ke dalam kalorimeter yang telah berisi larutan HCl
2 M. Catat waktunya dan dengan cepat tutup kalorimeter yang telah
dilengkapi dengan pengaduk dan termometer untuk mencatat suhu
campuran. Suhu dicatat setiap 30 detik selama 3 menit atau sampai suhu
tetap (Takhir).
5. Bersihkan kalorimeter dengan akuades dan keringkan.
6. Catat semua data dalam tabel pengamatan.
Hasil Pengamatan
Pengamatan


Penentuan Tetapan Kalorimeter

T1

26

T2

35

T3

32




1( 3


(



1)

9



1)

6
Penentuan ∆

Tawal

26

Takhir


34



8

Reaksi

Evaluasi dan Kesimpulan
1. Tetapan kalorimeter.
a. Kalor yang diserap air dingin ( 1 )
1

= massa air dingin × kalor jenis air × ∆
= 75 × 4,2 × 9
= 2835 J

b. Kalor yang diserap air panas ( 2 )
2

= massa air panas × kalor jenis air × ∆

2

= 50 × 4,2 × 6
= 1260 J
c. Kalor yang diserap kalorimeter ( 3 )
3

=

2



1

= 1260 - 2835
= -1575 J
d. Tetapan kalorimeter (C) dihitung dari rumus.
C

=
=



−1575
9

= -175 J
(catatan: massa jenis air = 1 g.mL-1, kalor jenis air = 4,2 J.g-1.oC-1)
2. Hitung kalor reaksi dengan langkah-langkah berikut.
a. Kalor yang diserap larutan ( )
= massa larutan × kalor jenis larutan × ∆
= 103 × 3,69 × 8
= 3040,56 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter
=C×∆
= -175 × 8
= -1400 J
c. Kalor yang dihasilkan sistem
=

+

= 3040,56 – (-1400)
= 4440,56 J
d. Kalor yang dihasilkan 1 mol larutan



=

,

J.mol-1

= 4440,56
0,1
= 44405,6 J/mol
= 44,4056 kJ/mol
(catatan : massa larutan = Vlarutan.

larutan,

massa jenis larutan = 1,03 g.mL-1, kalor

jenis larutan = 3,69 J.g-1K-1, kenaikan suhu (∆ ) pada reaksi ini menghasilkan
0,1 mol NaCl).
Pembahasan
Perubahan entalpi merupakan perubahan kalaor yang yang diukur pada
tekanan tetap.oleh karena itu, untuk menentukan perubahan entalpi
dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan perubahan kalor yang
dilakukan pada tekanan tetap.
Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi akibat adanya perubahan suhu.
Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran
perubahan suhu yang terjadi.
Jumlah kalor yang dilepas atau diserap oleh suatu sistem sebanding dengan
massa, kalor jenis zat, dan perubahan suhunya. Hubungan antara ketiga
faktor tersebut dengan perubahan kalor dirumuskan dengan persamaan
berikut:
q = m × c × ∆!
dengan,

q = perubahan kalor (J)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis zat (J g-1K-1 )
∆ = perubahan suhu (K)

Berdasarkan data percobaan diatas dapat diketahui bahwa suhu mengalami
kenaikan saat reaksi berlangsung. Oleh karena pada saat reaksi suhu sistem
naik berarti reaksi berlangsung eksoterm, dan perubahan entalpinya berharga
negatif.
Persamaan termokimianya :
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)



= -44,4056 kJ/mol

Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas suhu mengalami kenaikan dan reaksi
berlangsung eksoterm. Entalpinya berharga negatif.