Eyang Guru Mrentani ini sudah sesuai dengan karakter yaitu putih yang berarti suci.
3. Iringan
Secara umum musikiringan dalam prtunjukan tari sangat erat hubungannya satu sama lain. Walaupun fungsinya sebagai sarana bantu, namun iringan di dalam
pertunjukan tari merupakan sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan begutu saja. Musikiringan dapat memberikan kontras sehingga akan lebih menguatkan
ekspresi tari. Hal ini cukup beralasan karena selain dapat menghidupkan suasana, musikiringan dalam pertunjukan tari juga mempunyai peranan untuk menyampaikan
maksud dari setiap gerakan. Sebagaimana dikatakan oleh Murgiyanto 1986: 132, bahwa musikiringan dalm pertunjukan tari dapat menciptakan suasana karena
memiliki unsur ritme. Musikiringan mempunyai unsur nada, melodi, dan harmoni sehingga dapat menimbulkan kualitas emosional yang dapat menciptakan suasana
rasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sebuah tarian. Hal ini menunjukkan bahwa musikiringan sangat dibutuhkan kehadirannya dalam sebuah pertunjukan tari.
Karena musikiringan dan pertunjukan tari sangat erat hubungannya, maka musikiringan yang digunakan untuk mengiringi harus disesuaikan dengan bentuk
gerak tarinya. Walaupun sebenarnya sebuah tarian bisa saja disajikan tanpa musik, namun jauh akan lebih baik apabila musik tetap disertakan karena akan menambah
meriahnya suasana serta semangat dan antusiasme penari maupun para penonton.
Keterkaitan antara musikiringan dengan pertunjukan tari merupakan ciri khas dari tari tradisional di Jawa. Musikiringan dalam pertunjukan, cenderung mempunyai
peran yang besar sehingga ikut pula menentukan kualitas dan keberhasilan sebuah pertunjukan.
Seperti halnya jenis kesenian yang lain, pragmen sumilake pedhut katangga dalam upacara bathok bolu juga menggunakan iringan sebagai pendukung suasana.
Iringan yang digunakan dalam pragmen tersebut dengan menggunakan gamelan Jawa berlaras pelog dan slendro. Adapun notasi iringan lihat pada lampiran.
4. Tema