UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2015/2016.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2015/2016

Oleh :
Khairun Nisyah Hrp
NIM. 4123311022
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Khairun Nisyah Harahap lahir di Tembung, 9 September 1994. Ibu
bernama Yusnizar dan Ayah bernama Rijal Harahap dan merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri Inti 101770
Tembung dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di SMP
Negeri 17 Medan dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis bersekolah di
MAN 2 Model Medan dan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis
melanjutkan pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Di
Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh
gelar

Sarjana

Pendidikan

Matematika,

Fakultas

Matematika

dan

Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Denny Haris, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si dan Ibu Dr. Izwita
Dewi, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Edi Syahputra, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr.Edy
Surya. M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D
selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penghargaan ini
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan selaku Kepala Sekolah,
Bapak Hasan Basri, S.Pd selaku wakil kepala sekolah dan Ibu Handayani Prasetia,
S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika dan guru mata pelajaran matematika


v

lainnya di SMP Negeri 17 Medan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Rijal
Harahap dan Ibunda Yusnizar yang selalu setia memberikan dukungan, doa,
bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
UNIMED. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Adikku tersayang
Mhd. Aidil Syahri Harahap dan Sepupuku tersayang Abidah Harahap yang juga
setia memberikan dukungan, semangat dan doa.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaikku yaitu
Berna Reta, Desi, Lionita, Jumedi M, Nanda Yulia, Netty Ayu Lestari R, Riani
Wulandari, Rifka, Sri Wahyuni, Suriyati, Widya dan Wijayanti yang selalu
memberikan doa, mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka.
Terima kasih juga kepada teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan
namanya satu persatu, khususnya buat kelas Ekstensi B 2012 atas dukungan dan
doanya. Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT yaitu Alfi Syahrina, Fahmi
S dan Nadya Rizki Ardhani. Selain itu, terima kasih juga kepada seseorang yang
telah memberikan warna dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun
tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Juni 2016

Khairun Nisyah Hrp
Nim. 4123311022

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2015/2016
Khairun Nisyah Harahap (NIM. 4123311022)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik
di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016, (2) untuk mengetahui
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui
pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VIII SMP Negeri 17
Medan T.A 2015/2016.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 17 Medan
yang berjumlah 32 orang dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan prisma
dan limas. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan observasi.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat dari setiap langkahlangkah pemecahan masalah pada tes kemampuan awal, tes kemampuan
pemecahan masalah I dan tes kemampuan pemecahan masalah II. Langkah
memahami masalah pada tes kemampuan awal 58,20 (rendah) ,tes kemampuan
pemecahan masalah I 80,08 (tinggi), tes kemampuan pemecahan masalah II 89,45
(tinggi). Langkah menyusun rencana penyelesaian pada tes kemampuan awal
45,80 (sangat rendah) , tes kemampuan pemecahan masalah I 72,88 (sedang), tes
kemampuan pemecahan masalah II 81,47 (tinggi). Langkah melaksanakan
rencana penyelesaian pada tes kemampuan awal 52,05 (rendah) , tes kemampuan

pemecahan masalah I 78,61 (sedang), tes kemampuan pemecahan masalah II
85,38 (tinggi) serta langkah memeriksa kembali pada tes kemampuan awal 29,69
(sangat rendah), tes kemampuan pemecahan masalah I 71,48 (sedang), tes
kemampuan pemecahan masalah II 81,25 (tinggi). Sehingga diperoleh bahwa
langkah yang paling rendah pada kemampuan pemecahan masalah tersebut adalah
memeriksa kembali.
Selain itu, kemampuan peneliti mengelola pelajaran mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada kegiatan awal 2,63 menjadi 3,12. Pada
kegiatan inti 2,47 menjadi 3,05. Pada kegiatan penutup 2,75 menjadi 3,75. Maka
dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII pada pokok
bahasan prisma dan limas SMP Negeri 17 Medan.

vi

Daftar Isi
Halaman
Lembar Pengesahan
Riayat Hidup
Abstrak

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
xi

Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah

1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Definisi Operasional

1
7
7
8
8
8
9

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pembelajaran Matematika
2.2
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.3
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
2.3.1 Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik
2.3.2 Prinsip Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
2.3.3 Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
2.3.4 Teori Belajar yang Relevan dengan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik
2.4
Teori Belajar Van Hielle Mengenai Geometri
2.5
Materi Pelajaran
2.6
Kerangka Konseptual

2.7
Kajian Penelitian Yang Relevan
2.8
Hipotesis Tindakan

22
27
29
36
37
38

Bab III Metode Penelitian
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
3.2.2 Objek Penelitian
3.3
Jenis Penelitian
3.4
Prosedur Penelitian

39
39
39
39
39
39

10
10
11
14
17
19
20
21

vii

3.5

3.6

3.7

3.4.1Siklus I
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Tes
3.5.2 Observasi
Teknik Analisis Data
3.6.1 Reduksi Data
3.6.2 Paparan Data
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Indikator Keberhasilan

40
44
44
45
45
45
45
47
48

BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskrpsi Hasil Penelitian Pada Kemampuan Awal
4.1.2 Siklus I
4.1.3 Siklus II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
4.3.2 Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran

49
49
53
70
87
87
87
93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

95
96

Daftar Pustaka

97

ix

Daftar Tabel
Halaman
Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan
Masalah

45

Tabel 3.2

Kriteria dan Target Keberhasilan

48

Tabel 4.1

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Awal

Tabel 4.2

Tingkat Kemampuan Siswa Menyusun Rencana
Penyelesaian Pada Tes Kemampuan Awal

Tabel 4.3

55

Tingkat Kemampuan Siswa Menyusun Rencana Penyelesaian
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.8

52

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.7

51

Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Awal

Tabel 4.6

50

Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Pada Tes Kemampuan Awal

Tabel 4.5

50

Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Rencana
Penyelesaian Pada Tes Kemampuan Awal

Tabel 4.4

49

55

Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Rencana
Penyelesaian Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 56

Tabel 4.9

Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.10

Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
MasalahPada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.11

58

Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I

Tabel 4.13

57

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I

Tabel 4.12

56

59

Permasalahan Yang Terdapat Pada Siklus I dan Upaya
Yang Dilakukan Pada Siklus II

69

x

Tabel 4.14

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Tabel 4.15

72

Tingkat Kemampuan Siswa Menyusun Rencana
Penyelesaian Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 73

Tabel 4.16

Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Rencana
Penyelesaian Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 73

Tabel 4.17

Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Tabel 4.18

Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Tabel 4.19

78

Hasil PeningkatanTingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Siklus I dan II

Tabel 4.22

76

Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II

Tabel 4.21

75

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II

Tabel 4.20

74

88

Hasil Tes Kemampuan Awal, Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I dan II Terhadap Langkahlangkah Pemecahan Masalah

Tabel 4.23

89

Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran
Siklus I Terhadap Siklus II

93

viii

Daftar Gambar
Halaman
Gambar 1.1

Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

4

Gambar 2.1

Relevansi Teori Belajar dengan PMR

26

Gambar 3.1

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

40

Gambar 4.1

Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap LangkahLangkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah Awal

Gambar 4.2

Grafik Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal

Gambar 4.3

51

52

Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap LangkahLangkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I

Gambar 4.4

Grafik Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Gambar 4.5

57

58

Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap LangkahLangkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II

Gambar 4.6

Grafik Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Gambar 4.7

74

75

GrafikTingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
dan II

88

xi

Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)

99

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)

107

Lampiran 3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)

115

Lampiran 4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)

122

Lampiran 5.

Lembar Aktifitas Siswa I

129

Lampiran 6.

Lembar Aktifitas Siswa II

134

Lampiran 7.

Lembar Aktifitas Siswa III

139

Lampiran 8.

Lembar Aktifitas Siswa IV

143

Lampiran 9.

Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa I

148

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa II

151

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa III

155

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa IV

157

Lampiran 13. Tes Diagnostik

160

Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Awal

164

Lampiran 15. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

166

Lampiran 16. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

167

Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Awal

168

Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

174

Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 180
Lampiran 20. Tes Kemampuan Awal

186

Lampiran 21. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

188

Lampiran 22. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

190

Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal

192

Lampiran 24. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

xii

Masalah I

195

Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II

199

Lampiran 26. Lembar Pengamatan I Siklus I

203

Lampiran 27. Lembar Pengamatan II Siklus I

206

Lampiran 28. Lembar Pengamatan I Siklus II

209

Lampiran 29. Lembar Pengamatan II Siklus II

212

Lampiran 30. Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

215

Lampiran 31. Hasil Tes Kemampuan Awal

216

Lampiran 32. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

218

Lampiran 33. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

220

Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian

222

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya. Namun pendidikan tidak hanya dimaksud untuk
mengembangkan potensi individu semata melainkan juga sebagai akar dari
pembangunan Bangsa dan Negara. Seperti yang dikemukakan Trianto (2011:1)
menyatakan bahwa :
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya.
Dalam menghadapi era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang
handal dan mampu berkompetisi secara global. Sumber daya manusia dapat
ditingkatkan melalui pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan sangatlah
penting bagi setiap individu agar memiliki kompetensi ataupun kemampuan
karena dunia pendidikan merupakan sarana utama untuk mencerdaskan dan
mengembangkan individu.

Hal tersebut mendorong dunia pendidikan untuk

membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan pada proses
pembelajaran. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan
lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya sesuai
dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Salah satu mata pelajaran yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa
dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Banyak orang yang
memandang matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit (Abdurrahman,
2012:202). Selain itu, Soviawati (2011:80) menyatakan bahwa, “Salah satu
karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat
abstrak ini yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam

1

2

matematika”. Hartati (2015:61) dalam praktek pembelajaran di kelas, pelajaran
matematika secara umum terasa sulit dipahami siswa termasuk materi yang
berkaitan dengan bangun ruang sisi datar. Bahkan materi pada bangun ruang
dirasakan lebih sulit dipelajari daripada materi bangun datar. Karena gambargambar bangun ruang yang terdapat di buku-buku pelajaran atau pada bentuk soal
pada dasarnya tidak dapat tampak seperti bangun ruang yang sesungguhnya,
melainkan hanya tampak seperti bangun datar sehingga siswa harus berusaha
lebih keras dalam mengembangkan imajinasinya.
Lerner (dalam Abdurrahman, 2011:204) menyatakan bahwa : “Kurikulum
bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2)
keterampilan, (3) pemecahan masalah”. Dari pernyataan tersebut, salah satu aspek
yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting karena adalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin (Tiona, 2013:12).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah seorang siswa
kelas VIII-2 SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016 yang dilakukan pada tanggal
12 Januari 2016 diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar
matematika serta kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika terkait
soal-soal yang diberikan. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada guru mata
pelajaran matematika di kelas VIII-2 dengan Ibu Handayani Siregar, S.Pd bahwa :
Dalam proses pembelajaran matematika sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan
jika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dibandingkan soal objektif.
Selama ini, dalam proses pembelajaran jarang diterapkan pendekatan
pembelajaran matematika realistik. Proses pembelajaran hanya bersifat
satu arah, guru jarang mengadakan diskusi kelompok sehingga siswa
kurang mampu mengkonstruk pengetahuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran diawali dengan penjelasan materi, siswa memperhatikan
penjelasan tersebut yang dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan
yang diberkaitan dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung.

3

Kecenderungan siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran dapat
terlihat pada saat guru memberikan pertanyaan terhadap materi yang sedang
dipelajari jarang siswa memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut, tidak
adanya siswa memberikan komentar terhadap materi yang dipelajari dan pada saat
pemberian tugas oleh guru terdapat siswa yang sedang bercerita.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan tes
diagnostik kepada siswa kelas VIII–2 SMP Negeri 17 Medan yang dilakukan
pada tanggal 12 Januari 2016 yang berjumlah 32 orang siswa. Tes tersebut
berbentuk uraian yang digunakan untuk melihat kemampuan awal pemecahan
masalah matematika siswa. Tes diagnostik tersebut terdiri dari 4 soal. Setiap butir
soal tes diagnostik yang diberikan kepada siswa memuat langkah-langkah
pemecahan masalah yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali. Sebelum siswa
mengerjakan tes diagnostik tersebut terlebih dahulu diberikan pengarahan kepada
siswa terhadap langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjawab soal-soal
tersebut yaitu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, menuliskan rumus
yang akan digunakan, melaksanakan proses penyelesaian sesuai dengan rumus
yang akan digunakan serta dikahiri dengan mengecek kembali terhadap jawaban
yang diperoleh siswa. Berikut ini adalah salah satu soal tes diagnostik yang
banyak terdapat kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, sebagai
berikut :
1. Akan dibuat lapangan seperti gambar di samping. Jika
harga rumput per m2 Rp.50.000,-. Berapakah biaya
membeli rumput yang dikeluarkan untuk membeli
lapangan tersebut?

Dalam menyelesaikan tes diagnostik tersebut, banyak terdapat kesalahan
siswa dalam mengerjakannya. Gambar berikut ini merupakan salah satu gambaran
dari pekerjaan siswa dengan penyelesaian terparah yang dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

4

Gambar 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes diagnostik yang dilakukan
di SMP Negeri 17 Medan kelas VIII-2 pada tanggal 12 Januari 2016 diperoleh
bahwa dalam setiap langkah kegiatan kemampuan pemecahan masalah siswa
dikategorikan dalam kemampuan sangat rendah. Pada indikator memahami
masalah

secara

umum

kesalahan

siswa

terletak

pada

sulitnya

siswa

mengidentifikasi apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal tersebut
yaitu 56,25% (18 orang) yang mampu memahami masalah dan 43,75% (14 orang)
yang tidak mampu memahami masalah. Pada indikator menyusun rencana
penyelesaian secara umum kesalahan siswa terletak pada penggunaan rumus yang
salah yaitu 25,00% (8 orang) yang mampu menyusun rencana penyelesaian dan
75,00% (24 orang) yang tidak mampu menyusun rencana penyelesaian. Pada
indikator melaksanakan rencana penyelesaian secara umum kesalahan siswa
terletak pada proses penyelesaian yang salah yaitu 31,25% (10 orang) yang
mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan 68,75% (22 orang) yang tidak
mampu melaksanakan rencana penyelesaian. Pada indikator memahami masalah

5

tidak ada seorang siswa yang memeriksa kembali penyelesaian yang telah dibuat
yaitu 0% (32 orang). Padahal materi pada tes diagnostik tersebut adalah materi
yang telah dipelajari sebelumnya yaitu Persegi dan Persegi panjang. Hal ini
menunjukkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
dalam menyelesaikan soal-soal.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diduga
dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMP Negeri 17 Medan terlihat bahwa proses pembelajaran masih
menggunakan pembelajaran yang cenderung bersifat satu arah. Dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan pembelajaran multiarah, seperti yang
dikemukakan Roy Kelllen (dalam Rusman, 2010:132) bahwa : “Terdapat dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student
centered approaches)”. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang optimal.
Selain itu, dari hasil observasi yang dilakukan proses pembelajaran lebih
sering menggunakan metode ceramah. Iklim proses pembelajaran diawali dengan
penjelasan mengenai

suatu materi dan memberikan contoh terhadap materi

tersebut serta siswa mencatat mengenai penjelasan materi tersebut. Setelah itu,
dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal yang diberikan mengenai materi
tersebut. Kurangnya keterkaitan mengenai materi tersebut dengan kehidupan
sehari-hari menyebabkan siswa cenderung pasif seperti kurangnya mengajukan
pertanyaan maupun memberikan tanggapan terhadap materi yang dipelajari.
Dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan multimetode, yaitu
memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode
ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi
dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya kejenuhan yang
dialami siswa (Rusman, 2012:78). Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa

6

kurang

didorong

untuk

mengembangkan

kemampuan

berpikir.

Proses

pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2013:1).
Oleh karena itu, melihat permasalahan yang terjadi di lapangan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

yang rendah, cara

pembelajaran matematika harus diperbaiki guna meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa menjadi lebih baik, untuk meningkatkan
hal tersebut diperlukan sebuah pendekatan yang aktif dan inovatif. Pendekatan
yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pendekatan
pembelajaran matematika realistik.
Realistic Mathematics Education (RME) telah lama dikembangkan di
Belanda. RME mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa
matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas
manusia. Ini berarti harus dekat dengan siswa dan relevan dengan situasi seharihari. Selain itu, matematika sebagai aktivitas manusia maksudnya manusia harus
diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
(Shoimin, 2014:147).
Susana (2014:23) menyatakan bahwa, dalam Realistic Mathematics
Education (RME) pembelajaran dimulai dari suatu yang riil sehingga siswa dapat
terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Suatu masalah realistik tidak
harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata, namun suatu masalah
disebut realistik jika masalah tersebut dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran
siswa. Dalam pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar
proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan
matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita
yaitu hal-hal nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami lewat

7

membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan
tempat siswa berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang
dapat dipahami. Melalui proses pembelajaran tersebut, siswa terlibat dalam
pembelajaran secara bermakna sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis merasa
perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan
T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika
2. Siswa mengalami kesulitan belajar pada materi bangun ruang
3. Guru bidang studi matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 17 Medan T.A
2015/2016 jarang menerapkan pendekatan pembelajaran matematika
realistik
4. Sebagian besar siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016
cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran
5. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII-2 SMP
Negeri 17 Medan T.A 2015/2016 rendah
6. Proses pembelajaran cenderung bersifat satu arah
7. Penggunaan model dan metode yang kurang bervariatif
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas, maka peneliti memberikan batasan agar penelitian ini lebih terarah dan jelas.
Masalah yang dibatasi yaitu pada “Guru bidang studi matematika di kelas VIII-2
SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016 jarang menerapkan pendekatan

8

pembelajaran matematika realistik dan Kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016 rendah”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah

pendekatan

pembelajaran

matematika

realistik

dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas
VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016?
2. Bagaimana

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VIII
SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VIII SMP
Negeri 17 Medan T.A 2015/2016
2. Untuk

mengetahui

peningkatan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik
di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2015/2016
1.6 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang
diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina
sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru maupun calon guru bidang studi
matematika mengenai pendekatan pembelajaran matematika realistik
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

9

3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan
peningkatan mutu pendidikan kuhususnya bidang studi matematika.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang
ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
1.7 Definisi Operasional
1. Pemecahan

masalah

merupakan

proses

menerapkan

pengetahuan

matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang
belum dikenal. Pada pemecahan masalah terdapat empat indikator yaitu :
pemahaman pada masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali.
2. Pendekatan

pembelajaran

matematika

relalistik

suatu

pendekatan

pembelajaran matematika yang pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas
dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, diperoleh bahwa
pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VIII-2 SMP
Negeri 17 Medan pada materi prisma dan limas yang terlihat dari
perubahan peningkatan ketuntasan belajar klasikal pada saat tes
kemampuan awal, tes kemampuan siklus I dan tes kemampuan siklus II.
2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat dari setiap
langkah-langkah pemecahan masalah pada tes kemampuan awal, tes
kemampuan pemecahan masalah I dan tes kemampuan pemecahan
masalah II. Langkah memahami masalah pada tes kemampuan awal 58,20
(rendah), tes kemampuan pemecahan masalah I 80,08 (tinggi), tes
kemampuan pemecahan masalah II 89,45 (tinggi). Langkah menyusun
rencana penyelesaian pada tes kemampuan awal 45,80 (sangat rendah) ,
tes kemampuan pemecahan masalah I 72,88 (sedang), tes kemampuan
pemecahan masalah II 81,47 (tinggi). Langkah melaksanakan rencana
penyelesaian pada tes kemampuan awal 52,05 (sangat rendah), tes
kemampuan pemecahan masalah I 78,61 (sedang), tes kemampuan
pemecahan masalah II 85,38 (tinggi) serta langkah memeriksa kembali
pada tes kemampuan awal

29,69 (sangat rendah), tes kemampuan

pemecahan masalah I 71,48 (sedang), tes kemampuan pemecahan masalah
II 81,25 (tinggi). Sehingga diperoleh bahwa langkah yang paling rendah
pada kemampuan pemecahan masalah tersebut adalah memeriksa kembali.
Selain

itu,

kemampuan

peneliti

mengelola

pelajaran

mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada kegiatan awal 2,63 menjadi
3,12. Pada kegiatan inti 2,47 menjadi 3,05. Pada kegiatan penutup 2,75
menjadi 3,75.

95

96

5.2

Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 17
Medan agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai salah
satu

alternatif

pendekatan

pembelajaran

dikarenakan

pendekatan

pembelajaran matematika realistik diawali dengan pemberian masalah
kontekstual sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran secara
bermakna maka dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
2. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Negeri 17 Medan disarankan lebih
berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, memiliki semangat
yang tinggi untuk belajar dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang
dimiliki dalam belajar.
3. Kepada

Kepala

Sekolah

SMP

Negeri

17

Medan,

agar

dapat

mengkoordinasi guru-guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.
4. Kepada peneliti lanjutan agar langkah memeriksa kembali pada
kemampuan pemecahan masalah dapat dijadikan pertimbangan dan
dilakukan perbaikan untuk diteliti dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran matematika realistik pada pokok bahasan lain, dikarenakan
pada langkah tersebut yang memiliki nilai rata-rata terendah.

97

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Chairani, Zahra. 2013. Implikasi Teori Van Hielee Dalam Pembelajaran
Geometri. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Volume 8. No 20–29 : 0216-7433.
(Diakses Tanggal 2 Februari 2016, 20:00 WIB).
Charles, Rico Hutauruk. 2014. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP
Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi FMIPA. Unimed :
Medan.
Durandt, Sri Winarti, Irwan Said, dan Ratman. tanpa tahun. Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui
Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpre Matamaling,
Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 2 No. 3 : 2354-614X. (Diakses
Tanggal 24 Januari 2016, 20:00 WIB).
Husna, M. Ikhsan, dan Siti Fatimah. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share. Jurnal
Peluang. Volume 1, Nomor 2 : 2302-5158. (Diakses Tanggal 5 Januari
2016, 15.00 WIB)
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Hartati, Puji. 2015. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Yang
Berkaitan Dengan Bangun Ruang Sisi Lengkung Melalui Model
Pembelajaran NHT. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Volume 16, Nomor
4 : 2087-3557. (Diakses Tanggal 26 Maret 2016, 19.00 WIB)
Hartono, Yusuf. 2014. Matematika Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Istarani. 2015. Ensiklopedi Pendidikan. Medan : Media Persada.
Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Mulya Sarana.
Mawarni, dkk. 2014. Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubala. Jurnal
Kreatif. Vol.5 No.8 : 2354-614X. (Diakses Tanggal 22 Februari 2016, 12.30
WIB)
Murdani. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Penalaran geometri Spasial

98

Siswa Di SMP Negeri Arun Lhoksemawe. Jurnal Peluang. Vol 1. No 2 :
2302-5158. (Diakses Tanggal 29 Maret 2016, 16.30 WIB)
Nuharini, Dewi. 2006. Matematika 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosdakarya.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Salim, Syahrum. 2012. Metode Penelitian. Bandung : Citapustaka Media.
Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Russ Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Soviawati, Evi. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar.
Nomor 2 : 1412-565X. (Diakses Tanggal 25 Maret 2016, 15.00 WIB)
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya :
Bandung.
Susana, Zubir. 2014. Penerapan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri
1 Sungai Penuh. Volume 17. Nomor 1 : 0852-8349. (Diakses Tanggal 8
Januari 2016, 20:00 WIB).
Tiona, Feri. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Vygotsky Pada Materi
Geometri Di SMP Negeri 3 Padangsidimpuan. Volume 3. Nomor 1 : 20882157. (Diakses Tanggal 25 Maret 2016, 14.30 WIB)
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana.
Wijaya. Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogayakrta : Graha
Ilmu.