PENGERTIAN BELAJAR MOTIVASI BELAJAR

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA 3. Meningkatkan variasi pembelajaran melalui model pembelajran interaktif pada mata pelajaran IPA 4. Hasil belajar siswa melalui model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA

E. MANFAAT PENELITIAN

Bagi siswa pembelajaran interaktif memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran interaktif menjadi alternative pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran interaktif yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK. Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar PBM dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BELAJAR

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup survived. Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu waktu tertentu. Perubahan yang itu harus secara relative bersifat menetap permanent dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak immediate behavior tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang potential behavior. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan- perubahan tersebut terjadi karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan kematangan.

B. MOTIVASI BELAJAR

Telah banyak penelitian yang berkaitan dengan karakteristik kepribadian dan performasi calon guru dilakukan. Namun bukti yang berkaitan dengan sifat hubungan ini masih belum jelas. Para ahli psikologi yang tertarik dengan penelitian karakteristik kepribadian, motivasi, dan prilaku manusia, percaya bahwa motivasi memberikan ragam dalam intensitas prilaku manusia, serta arah terhadap prilaku tersebut. Kebutuhan penelitian yang berhubungan dengan motivasi dalam dunia pendidikan guru telah diidentifikasi oleh Turner sejak tahun1975 yang menyatakan bahwa: Studies ... probe more deeply into the motivational basis ... [of student teachers] are needed. An efficient professional training system is one which invest substantial fund in the training ... [of] ... the least ... motivated candidates. A more efficient system would devote more intense and systematic training of the most talented and well motivated aspirants hal.108-109. Pentingnya kebutuhan tersebut juga telah dibahas oleh Howson 1976 dalam laporan The Bicentennial Commission on Education for the Profession of Teaching, yang menyatakan bahwa society now demands a new breed of teachers – a well prepared, high motivated professional. Teori motivasi Maslow 1954 menyatakan bahwa: An attempt to formulate a positive theory of motivation which will satisfy theoretical demands [while] confirming to known facts about human behavior, clinical and observational, as well as experimental . Teori yang digambarkan oleh Maslow tersebut memfokuskan pada 5 tingkatan kebutuhan needs. Kebutuhan tersebut menggambarkan suatu kekuatan di belakang prilaku manusia; dan tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda tergantung kepada individu masing-masing yang memerlukan kebutuhan itu. Kelima kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow tersebut adalah kebutuhan dasar fisiologis, rasa aman emosional, rasa memiliki sosial, status-ego personal, dan aktualisasi diri personality. Menurut Maslow, suatu kebutuhan hanya dapat dipuaskan bila kebutuhan yang pada tingkatan yang lebih rendah telah terpenuhi, yang diatur dalam suatu hirarki yang disebut prepotensi. Misalnya, seseorang tak akan berhasil memenuhi kebutuhan aktualisasi diri pengembangan diri bila taraf pertama yang paling fundamental, yakni kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman, dan sandang tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut harus dapat dicapai agar kebutuhan-kebutuhan individu lainnya dapat dipuaskan, dan dimulai dari kebutuhan dasar fisiologis. Teori Maslow telah banyak digunakan secara luas dalam dunia industri untuk menunjukkan adanya hubungan antara pekerja dengan performansi kerja Robert, 1972. Wamer 1978 juga telah melakukan penelitian tentang hubungan antara mahasiswa calon guru dalam hubungannya dengan praktek mengajar. Hasil penelitian Wamer menunjukkan bahwa ada hubungan yang logis antara hirarki kebutuhan Maslow, sikap kependidikan, dan konsep diri mahasiswa. Para ahli psikologi menyatakan tentang adanya dua variabel sikap, yaitu: a sikap terhadap mengajar Young, 1973, dan b konsep diri Le Benne dan Gresene, 1965 yang secara erat dapat disatukan dengan motivasi; dengan asumsi bahwa variabel sikap bukan hanya memiliki kualitas motivasi yang dapat tumbuh dan mengatur prilaku, tetapi juga memberikan arah terhadap prilaku individu. Aspek motivasi dari sikap dinyatakan oleh Young 1973: As primary motives attitudes arouse behavior; they sustain or terminate an activity and progress, they regulate and organize behavior ... and they lead to the acquisition of motives, stable dispositions to act. Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana sikap dapat membangkitkan, mengatur dan mengorganisasikan prilaku individu terhadap sekumpulan objek. Walau pun hubungan antara sikap dan prilaku tidak secara mudah dapat diidentifikasi, namun fungsi sikap dapat masuk dan menentukan prilaku manusia. Menurut Peak 1955, sikap memiliki the effect emphasizing objects ... with the result that their probability of activation and of choice and selection is increased. Dengan kata lain, sikap dapat mengatur apakah seseorang dapat menerima atau menolak terhadap rangsangan suatu objek, misalnya perasaan suka dan tidak suka, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kesimpulannya, sikap terhadap suatu objek dapat mempengaruhi pilihan seseorang terhadap objek tersebut, dan oleh karena itu dapat menentukan arah yang akan diambil oleh individu yang bersangkutan.

C. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF