ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PENURUNAN PRESTASI PADA MAHASISWA SEMESTER 1 FAKULTAS KEDOKTERAN

(1)

KARYA TULIS AKHIR

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PENURUNAN PRESTASI PADA MAHASISWA SEMESTER 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

Oleh :

Fitri Dwi Prabandhari 201210330311136

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal : 16 Desember 2015

Pembimbing I,

dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp.KJ

Pembimbing II,

dr. Nur Kaputrin

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis akhir ini yang berjudul “Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Penurunan Prestasi Pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran”. Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing dalam menyususun karya tulis ini. Sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muahammadiyah Malang.

2. dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukkan dalam penyelesaian Karya Tulis Akhir ini.


(4)

4. dr. Nur Kaputrin selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing serta mendukung saya dengan sepenuh hati dalam penyelesaian Karya Tugas Akhir ini.

5. Orang tuaku yang sangat saya cintai dan banggakan Bpk Sukardi dan Ibu Suparmi yang selalu memberikan semangat, dukungan moral maupun materil, serta doa-Nya selama saya menuntut ilmu.

6. Kakakku tersayang Ellysa Kusuma Wardhani terima kasih atas bantuan doa dan semangatnya.

7. Sahabat-sahabat terbaikku dan semua teman-teman terima kasih atas semua bantuannya, semoga kita semua bisa sukses, menjadi dokter dan insyaAllah menjadi dokter spesialis yang bermanfaat bagi diri sendiri, kedua orangtua, keluarga, dan masyarakat.

8. Laboran Skill, Mbak Dilla, Mbak Emi, Mbak Maya, Mbak Lia dan teman-teman Asisten Lab Skill yang telah banyak membantu dan berjuang bersama-sama.

9. Staf TU, Pak Yono, Bu Endang, Mas Didit, Mas Faisal, Mbak Nuke dan Mbak Citra terima kasih atas bantuan dan kemudahan dalam urusan administrasi dan tugas akhir ini.

10.Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 yang menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan ini.

11.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.


(5)

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 16 Desember 2015

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 3

1.3 Tujuan penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan umum ... 4

1.3.2 Tujuam khusus ... 4

1.4 Manfaat penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat akademis ... 4

1.4.2 Manfaat bagi ilmu pengetahuan ... 4

1.4.3 Manfaat untuk lembaga pendidikan ... 4

1.4.4 Manfaat untuk masyarakat ... 5


(7)

2.1 Kecemasan ... 6

2.1.1 Definisi ... 6

2.1.2 Etiologi ... 6

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan …………. 10

2.1.4 Jenis – jenis kecemasan ... 11

2.1.5 Gejala – gejala kecemasan ... 12

2.1.6 Klasifikasi tingkat kecemasan ...14

2.2 Mekanisme koping ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 17

3.1 Kerangka konsep ... 17

3.2 Hipotesis ... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20

4.1 Rancangan penelitian ... 20

4.2 Populasi dan sampel ... 20

4.2.1 Populasi ... 20

4.2.2 Sampel ... 20

4.2.3 Teknik pengambilan sampel ... 21

4.2.4 Karakteristik sampel penelitian ... 21

4.3 Tempat dan waktu penelitian ... 21

4.4 Identifikasi variabel ... 21

4.5 Instrumen penelitian ... 22

4.6 Definisi operasional ... 22

4.7 Time schedule ……….. 24


(8)

4.9 Teknik pengumpulan data ... 25

4.10 Analisis data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 27

5.1 Hasil pengujian ... 27

5.2 Tabulasi silang (crosstab)……… 28

5.3 Hasil analisis data ... 29

BAB 6 PEMBAHASAN ... 31

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

7.1 Kesimpulan ... 40

7.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Permohonan Bersedia Menjadi Responden ... 43

2. Persetujuan Menjadi Responden ... 44

3. Kuisioner Pemilihan Sampel Penelitian ……….... 45

4. Permohonan Bersedia Menjadi Responden ... 47

5. Kuisioner DASS ... 48

6. Data Responden………. 50

7. Uji Validitas ……….. 54

8. Tabulasi Silang ………. 56

9. Lembar Konsultasi……… 58


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Andynata. 2010. Perbedaan Kecemasan Antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Negeri Dan Swasta,viewed 20 November 2014, <http://eprints.uns.ac.id/6699/1/Unlock-191041411201101261.pdf> Ari dan Febriawan. 2008. Pengaruh Stress Terhadap Komitmen Mahasiswi-

Mahasiswa Universitas Airlangga Untuk Menyelesaikan Pendidikan Mereka Dengan Faktor Kecemasan Sebagai Variabel Moderator. Tahun XVIII, No 3, viewed 20 November 2014, <http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/ME/article/view/871/866>

Atina, Siti Arifah. 2009. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Pada Paien Gagal Jantung Kongestif di RSU Pandan Arang

Boyolali. Vol 2, viewed 18 Oktober 2014,

<http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/2030/BIK_ Vol_2_No_1_4_Atina%20Inayah%20Ihdaniyati.pdf?sequence=1> Daniel. 2012. Hubungan Kecemasan Dan Hasil Uas-1 Mahasiswa Baru

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun

Ajaran 2012 / 2013, viewed 27 April 2015,

<ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3283>

Hajar. 2010. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Askeb 3 Mahasiswa Prodi DIV FK UNS Tahun Ajaran

2009/2010, viewed 19 Oktober 2014,

<http://eprints.uns.ac.id/10465/1/148211608201010411.pdf> Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara

Hawari, Dadang. 2009. Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa.Jakarta : FKUI

Hawari, Dadang. 2013. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI Ibrahim, Motaz B, Moataz H. Abdeelreheem. 2014. Prevalence of Anxiety and

Depression Among Medical and Pharmaceutical Students In Alexandria University,viewed 22 April 2015,

< http://ac.els-cdn.com/S2090506814000591/1-s2.0-S2090506814000591-main.pdf?_tid=5b51cf78-ee40-11e4-8a9b00000aacb35f&acdnat


(11)

Irham, Novan Ardy. 2015. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruz Media

Kaplan, H.I & Saddock, B.J. 2010. Sinopsis Psikiatri. Edisi 8. Jakarta : Bina Rupa Aksara

Kristianti. 2013. Stres Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan. Vol 01 no

02, viewed 5 April 2015,

<http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/viewFile/1661/1757> Maramis, Albert A, Willy F.Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa

Edisi 2. Surabaya : AUP

Nugraha. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep Dan Aplikasinya, viewed 22 April 2015, <http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2009/03/penentuan _ukuran_sampel_memakai_rumus_slovin.pdf>

Nevid, S Jeffrey, et al. 2003. Psikologi Abnormal. Edisi 5. Jakarta : Erlangga Ratih, Ni Komang. 2012. Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping

Siswa SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional, viewed 20 November 2014,

<http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314248-S43765 Hubungan%20tingkat.pdf>

Richard, Susan. 2010. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada Ganguan Psikologis. Jakarta : Salemba Humanika

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sumiarti, Dinarti. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta : TIM Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada

Untari, Ida. 2014. Hubungan Antara Kecemasan dengan Prestasi Uji Osca 1 pada Mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta,viewed 6 November 2015

< http://journal.akbideub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/126/125 > Yuke. 2010. Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa


(12)

Kedokteran Preklinik dan Ko-asisten di FK UNS Surakarta, viewed 27 November 2014,

<http://eprints.uns.ac.id/81/1/168410609201010551.pdf> Z, Daradjat. 1988. Kesehatan Mental. Jakarta : CV Aji Masagung


(13)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kecemasan merupakan hal normal yang terjadi pada setiap individu. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara di depan umum, tekanan pekerjaan, menghadapi ujian, atau membuat keputusan penting. Kecemasan lebih berorientasi masa depan dan bersifat umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk (Richard dan Susan, 2010).

Kecemasan adalah respons yang tepat terhadap ancaman. Namun kecemasan dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menangani tanpa adanya kesulitan. Kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau datang tanpa ada penyebabnya yaitu, bila merupakan respons terhadap perubahan lingkungan (Nevid et al. 2003).

Kecemasan dapat menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya, hal ini juga terjadi pada mahasiswa. Mahasiswa rentan terhadap kecemasan dan depresi. Mahasiswa kedokteran dilaporkan memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stres dan ketika dibandingkan dengan populasi umum, mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami tekanan, depresi, dan kecemasan. Kecemasan tersebut


(14)

2

bersumber dari akademik maupun non akademik. Faktor akademik yang berpengaruh berupa jadwal kuliah yang padat, besarnya jumlah informasi baru, mata kuliah yang materinya cukup berat (lebih menekankan pada pamahaman tidak hanya sekedar hafalan), dan standar penilaian yang tinggi. Faktor non akademik yang berpengaruh diantaranya masalah keuangan, masalah keluarga, interpersonal maupun intrapersonal (Sherty, 2014).

Berdasarkan masa pendidikannya, mahasiswa kedokteran tahun pertama beresiko untuk lebih mengalami stres dan berdasarkan beberapa penelitian dilaporkan bahwa masa ini memiliki angka kejadian kecemasan yang tinggi. Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah psikologis ini diantaranya adalah tekanan akademik, belum familiar dengan lingkungan pendidikan yang baru dan ekspektasi yang tidak realistis. Semua penemuan tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa kedokteran tahun pertama sangat rentan untuk mengalami kecemasan (Daniel, 2012).

Angka kejadian tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran tahun pertama berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 2012 sebanyak 267 dari 298 mahasiswa (89,6%) mengalami kecemasan. Kecemasan ringan merupakan tingkat kecemasan yang paling banyak ditemukan yaitu berjumlah 177 orang (59,4%). Penelitian lain yang dilakukan di Universitas Alexandria pada tahun 2014, sebanyak 164 mahasiswa (43,9%) mengalami kecemasan. Kecemasan mempengaruhi prestasi dan hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi


(15)

3

persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kapplan dan Saddock, 2010).

Seseorang yang berusaha mengatasi kecemasan memerlukan suatu kecerdasan yang dapat mengatur emosi, mengelola kecemasan dan menghadapi rintangan-rintangan yang ada, sehingga seseorang dapat mencapai suatu keberhasilan (Dadang Hawari, 2013).

Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang juga tinggi. Pada umumnya semakin tinggi kecerdasan seseorang diharapkan pula semakin tinggi prestasi belajarnya, tetapi sering dijumpai prestasi belajar yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang mencetuskan sukses tidaknya seseorang dalam belajar, karena ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut (Daradjat, 1988).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui apakah tingkat kecemasan berpengaruh terhadap penurunan prestasi mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara tingkat kecemasan terhadap penurunan prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang semester satu ?


(16)

4

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap penurunan prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang semester satu.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang semester satu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Mengetahui bahwa kecemasan memberikan pengaruh terhadap pencapaian seseorang dalam berprestasi.

1.4.2 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Mengetahui bahwa kecemasan dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi neurotransmiter sehingga menimbulkan perasaan cemas yang dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar.

1.4.3 Manfaat Untuk Lembaga Pendidikan

a. Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan program manajemen emosi khusunya bagi mahasiswa baru, sehingga dapat menanggulangi kecemasan akibat perubahan suasana dan lingkungan belajar yang baru. b. Sebagai masukan dalam metode penyampaian informasi


(17)

5

menakut-nakuti seperti permasalahan IPK, drop out, bahkan sistem ujian.

1.4.4 Manfaat Untuk Masyarakat

Mempersiapkan diri dengan menambah wawasan mengenai perkuliahan yang akan dijalani. Sehingga saat perkuliahan berlangsung sudah ada kesiapan mental sehingga dapat meminimalkan terjadinya kecemasan.


(1)

Kedokteran Preklinik dan Ko-asisten di FK UNS Surakarta, viewed 27 November 2014,

<http://eprints.uns.ac.id/81/1/168410609201010551.pdf>


(2)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan merupakan hal normal yang terjadi pada setiap individu. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara di depan umum, tekanan pekerjaan, menghadapi ujian, atau membuat keputusan penting. Kecemasan lebih berorientasi masa depan dan bersifat umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk (Richard dan Susan, 2010).

Kecemasan adalah respons yang tepat terhadap ancaman. Namun kecemasan dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menangani tanpa adanya kesulitan. Kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau datang tanpa ada penyebabnya yaitu, bila merupakan respons terhadap perubahan lingkungan (Nevid et al. 2003).

Kecemasan dapat menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya, hal ini juga terjadi pada mahasiswa. Mahasiswa rentan terhadap kecemasan dan depresi. Mahasiswa kedokteran dilaporkan memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stres dan ketika dibandingkan dengan populasi umum, mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami tekanan, depresi, dan kecemasan. Kecemasan tersebut


(3)

2

bersumber dari akademik maupun non akademik. Faktor akademik yang berpengaruh berupa jadwal kuliah yang padat, besarnya jumlah informasi baru, mata kuliah yang materinya cukup berat (lebih menekankan pada pamahaman tidak hanya sekedar hafalan), dan standar penilaian yang tinggi. Faktor non akademik yang berpengaruh diantaranya masalah keuangan, masalah keluarga, interpersonal maupun intrapersonal (Sherty, 2014).

Berdasarkan masa pendidikannya, mahasiswa kedokteran tahun pertama beresiko untuk lebih mengalami stres dan berdasarkan beberapa penelitian dilaporkan bahwa masa ini memiliki angka kejadian kecemasan yang tinggi. Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah psikologis ini diantaranya adalah tekanan akademik, belum familiar dengan lingkungan pendidikan yang baru dan ekspektasi yang tidak realistis. Semua penemuan tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa kedokteran tahun pertama sangat rentan untuk mengalami kecemasan (Daniel, 2012).

Angka kejadian tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran tahun pertama berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 2012 sebanyak 267 dari 298 mahasiswa (89,6%) mengalami kecemasan. Kecemasan ringan merupakan tingkat kecemasan yang paling banyak ditemukan yaitu berjumlah 177 orang (59,4%). Penelitian lain yang dilakukan di Universitas Alexandria pada tahun 2014, sebanyak 164 mahasiswa (43,9%) mengalami kecemasan. Kecemasan mempengaruhi prestasi dan hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi


(4)

persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kapplan dan Saddock, 2010).

Seseorang yang berusaha mengatasi kecemasan memerlukan suatu kecerdasan yang dapat mengatur emosi, mengelola kecemasan dan menghadapi rintangan-rintangan yang ada, sehingga seseorang dapat mencapai suatu keberhasilan (Dadang Hawari, 2013).

Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang juga tinggi. Pada umumnya semakin tinggi kecerdasan seseorang diharapkan pula semakin tinggi prestasi belajarnya, tetapi sering dijumpai prestasi belajar yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang mencetuskan sukses tidaknya seseorang dalam belajar, karena ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut (Daradjat, 1988).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui apakah tingkat kecemasan berpengaruh terhadap penurunan prestasi mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara tingkat kecemasan terhadap penurunan prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang semester satu ?


(5)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap penurunan

prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang semester satu.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang semester satu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Mengetahui bahwa kecemasan memberikan pengaruh terhadap pencapaian seseorang dalam berprestasi.

1.4.2 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Mengetahui bahwa kecemasan dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi neurotransmiter sehingga menimbulkan perasaan cemas yang dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar.

1.4.3 Manfaat Untuk Lembaga Pendidikan

a. Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk

mengembangkan program manajemen emosi khusunya bagi mahasiswa baru, sehingga dapat menanggulangi kecemasan akibat perubahan suasana dan lingkungan belajar yang baru.

b. Sebagai masukan dalam metode penyampaian informasi


(6)

menakut-nakuti seperti permasalahan IPK, drop out, bahkan sistem ujian.

1.4.4 Manfaat Untuk Masyarakat

Mempersiapkan diri dengan menambah wawasan mengenai perkuliahan yang akan dijalani. Sehingga saat perkuliahan berlangsung sudah ada kesiapan mental sehingga dapat meminimalkan terjadinya kecemasan.


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Derajat Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2009

0 22 22

HUBUNGAN TINGKAT STRESSOR PSIKOSOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA BARU TAHUN AJARAN 2012/2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

0 13 16

hubungan tingkat stressor psikososial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Jember

0 6 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 13 14

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS.

0 0 3

Hubungan Tingkat Depresi dengan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Semester Enam Angkatan 2012.

1 4 15

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu Di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

7 29 32

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI DENGAN KEAKTIFAN DISKUSI TUTORIAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

1 5 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN - Repository UNRAM

1 1 13