42
2.1.5. Status penguasaan tempat tinggal
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga Kementerian Perumahan Rakyat, 2012.
Berdasarkan BPS 2012, status penguasaan tempat tinggal dibedakan menjadi, rumah milik sendiri jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan sudah
memiliki kepala rumah tangga atau salah satu anggota rumah tangga atau rumah yang dibeli dengan status sewa beli, kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, sewa jika tempat tinggal tersebut disewa dengan pembayaran sewanya
secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu, rumah dinas jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain bukan famili atau orang tua dan
ditempati tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun dan lainnya jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori diatas,
misalnya rumah milik bersama, rumah adat. Menurut Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi Jakarta 2012, tempat tinggal sewa sering
disebut juga dengan istilah rumah kos, yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu termasuk biaya fasilitas air, listrik atau bahkan fasilitas
makan dan cuci sesuai dengan perjanjian. Biasanya yang tinggal di rumah kos adalah orang yang belum berkeluarga atau siswa dan mahasiswa. Rumah kos ada
yang dihuni oleh pemilik atau pengelolanya dan ada pula yang hanya dihuni oleh penghuni atau penyewa rumah kos tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang 2012, bahwa pada tahun 2009 dan 2010 IR DBD di wilayah padat kos-kosan mahasiswa lebih rendah
daripada wilayah yang jarang terdapat kos-kosan, namun pada tahun 2011 lebih
43
tinggi daripada wilayah yang jarang terdapat kos-kosan meliputi wilayah pemukiman, perdagangan, jasa, perikanan, perkantoran, transportasi, dan militer.
Pada tahun 2009-2011, ABJ di wilayah yang jarang terdapat kos-kosan mahasiswa lebih tinggi daripada wilayah padat kos-kosan mahasiswa. Berdasakan
penelitian G. Palupi Susanti Said 2012 yang dilakukan di Kelurahan Bulusan Kota Semarang, keberadaan komplek perumahan dan area kos berdampak pada
bertambahnya jumlah penyediaan air terutama sumur gali yang memungkinkan sebagai tempat perindukan jentik Aedes aegypti dengan persentase 17.
44
2.2. KERANGKA TEORI