BAHAN STRATEGI KURIKULUM 2013

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013
Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan
pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di berikan
pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal.
Bahkan demi penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa
menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran tujuan
pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kgnitif dengan menafikan aspek psikomotrik dan
afektif.
Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada kurikulum kita selama ini.
Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan),
telah juga menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan
Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah dilupakan para praktisi
pendidikan, digaungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya adalah kurikulum
tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal dengan kebijakan ujian
nasional.
Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif. Pencapaian aspek

psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah
penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi
tanpa memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal model ujian
nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang yang nanti akan diujikan dalam
ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah
diujikan pada tahun sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi
ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya. Apapun yang tidak
ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan kebijakan yang
konsisten, yaitu sistem avaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan kognitif, psikomotorik
dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan,
sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap
semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran mengandung ketiga aspek
secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga
aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali kepada guru
sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran, melaksanakn kegiatan
pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.

B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013
Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini menurut saya adalah kemunculan kebijakan yang
sejatinya tidak konsisten dengan kurikulum-kurikulum tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud
adalah pelaksanaan ujian nasional dengan standar kelulusannya. Dimana siswa dikatakan
berhasil jika ia telah mampu menembus jarring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan
bermutu apabila kelulusan siswnya 100% dan banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10.
Bahkan untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak
diperhatikan.
Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan agar guru memperoleh
ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan potensi siswa secara seimbang dalam tiga
aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Kurikulum ini harus dikawal dengan
kebijakan yang sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan semangat, antusias, tidak
bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang terkandung secara tersitat dalam setiap
materi.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI)
satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan pembelajaran
ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler
Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran
dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema

sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dikembangkan guru.
b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum.
Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan
melalui pembelajaran kelas biasa

b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan sosial
dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:
a. Sekolah
b. Masyarakat
c. Alam
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intra-kurikuler.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip
tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus
dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau
jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik
di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah

mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar
Kompetensi satuan pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan
berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi
yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang
termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata

pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
F. Tahap Persiapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan
tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tahap Perencanaana

1. Pemetaan Kompetensi Inti
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran
ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati.
b. Menentukan tema
Cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1. mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing
mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
2. menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema
tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
• Dari yang termudah menuju yang sulit
• Dari yang sederhana menuju yang kompleks
• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat,
kebutuhan, dan kemampuannya
Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indikator terbagi habis.
2. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema
pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan
indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi
waktu setiap tema.
3. Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam

penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa
yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik
meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi
dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

b. Tahap Pelaksanaaan
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan
kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran
(1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam
pelajaran (1 x 35 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk
mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh
kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal,
kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup
yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral,
musik/apresiasi musik.

G. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013
1. Kelebihan Kurikulum 2013
a. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena
berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi
sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
b. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi
tertentu.
c. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih
cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
d. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter
juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
e. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali
anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
f. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihanpelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
H. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo
pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan
belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses
belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1. Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang
disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.
2. Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap

mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.
Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem
lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
I. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan
pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1. Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2. Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga
diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3. Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik.
Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru
mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4. Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas
atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara
langsung.
5. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan
dengan bahan pembelajaran.
6. Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan
kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7. Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak
didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan
penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8. Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk
memecahkan masalah secara kelompok.
9. Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan
metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah
diberikan guru.
10. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.

11. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan,
tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan
dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
a. Tujuan pembelajaran
b. Tingkat kematangan anak didik
c. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
J. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lainlain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan pembelajran yang akan
dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi berikut :
1. Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :
a. Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat ?
b. Apakah terdapat konsistensi internal ?
2. Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :
a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkan.
b. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.
3. Efektif. Parameter :
a. Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.
b. Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan.
Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam
mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif,
pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan
(materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
K. Perbedaan dan Persamaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah
tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu
yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013
mempunyai perbedaan dengan KTSP.
Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di Tingkat
SMA/MA:

1. Perbedaan
No Kurikulum 2013 KTSP
1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54
Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,
yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 Standar Isi ditentukan
terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas IIII
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak
dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,
dan Mencipta. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi
6 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai
media pembelajaran TIK sebagai mata pelajaran.
7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Penilaiannya lebih dominan pada
aspek pengetahuan
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI
10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyelesaikan masalah
siswa
Itulah beberapa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya terdapat
perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya terdapat
kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach)
yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan
bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan
di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila
guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
2. Persamaan
a. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butirbutir KD.
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau
dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya
berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.

Implementasi Kurikulum 2013
Salah satu pembeda kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya ialah scientific approach.
Namun, masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pendekatan tersebut dalam
mengajar. Kurikulum 2013 memang merupakan instrumen peningkatan mutu pendidikan.
Namun, kurikulum bukan satu-satunya alat untuk meningkatkan mutu dari pendidikan tersebut.
Peran kepala sekolah dan guru menjadi pendukung utama, agar kurikulum 2013 dapat secara
signifikan meningkatkan mutu pendidikan indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu
yang jelas dan mantap berdasarkan outputnya. Karena selalu berubah-ubah, tidak tetap.
Kurikulum 2013 sesuai dengan kurikulum KTSP mata pelajaran harus ditentukan terlebih dahulu
untuk menetapkan standar kompetensi lulusan, tetapi pada kurikulum 2013 pola pikir tersebut
dibalik. Kedua, kurikulum 2013 memiliki pendekatan yanh lebih utuh dengan berbasis pada
kreatifitas peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ditekankan pada penguatan karakter. Ketiga,
pada kurikulum baru didesain berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP, SMA.
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya
sebagai berikut:
Pasal 1
Implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
sekolah

menengah

pertama/madrasah

tsanawiyah

(SMP/MTs),

sekolah

menengah

atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.

Pasal 2
Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
1. Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.
2. Pedoman pengembangan muatan lokal.
3. Pedoman kegiatan ekstrakurikuler
4. Pedoman umum pembelajaran, dan
5. Pedoman evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah
daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

1. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum
secara nasional.
3. Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional
kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota
terkait.
Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:
a. Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X
b. Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
c. Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015
3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012– 2014
4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan
budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan
Januari – Desember 2013
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan
masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016.