Pendahuluan Permasalahan Mengenal Penelitian Tindakan Kelas

MENGENAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pendahuluan

Setelah melalui proses dan penantian yang cukup panjang akhirnya UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen telah disyahkan dan diundangkan oleh pemerintah. Dampak dari diberlakukannya UU No.14 tahun 2005 tersebut adalah taraf kesejahteraan guru baik negeri maupun swasta di Indonesia menjadi semakin meningkat dan bermartabat. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa guru yang telah memiliki kualifikasi pendidikan S1D4 dan sertifikasi pendidik akan memperoleh tunjangan profesi yang besarnya satu kali gaji pokok. Maka sebagai konsekuensi dari diberlakukannya UU No. 14 itu adalah guru dituntut harus bisa meningkatkan keprofesionalannya. Guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi inti yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional sebagaimana yang tercantum dalam Permen No.16 Tahun 2007. Dalam Permen No.16 Tahun 2007 dituliskan bahwa pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional disebutkan bahwa guru yang profesional harus mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK adalah Sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Wijaya- Dedi, Buku Mengenal PTK, 2009.

B. Permasalahan

Dengan diberlakukannya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 841993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama Menteri Pendidikan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433P1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya, maka pada prinsipnya keputusan itu bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan profesionalisme guru. Kebijakan itu di antaranya untuk memberikan “penghargaan” kepada guru dalam hal kenaikan pangkat yang tidak dibatasi lagi oleh jenjang pendidikan, sehingga guru dalam mengumpulkan angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dari golongan IIIa sampai dengan golongan IVa relatif mudah diperoleh. Hal ini karena, pada jenjang tersebut, angka kredit dikumpulkan hanya dari tiga macam bidang kegiatan guru, yakni: 1 pendidikan 2 proses pembelajaran 3 penunjang proses pembelajaran. Namun, kenyataan di lapangan untuk mengalami kenaikan pangkat ke golongan IVb ke atas terasa sangat sulit. Permasalahannya adalah untuk bisa naik pangkat ke golongan IVb ke atas, selain mengumpulkan angka kredit dari bidang 1 pendidikan, 2 proses pembelajaran, dan 3 penunjang proses pembelajaran, guru dituntut pula mengumpulkan paling sedikit 12 angka kredit dari unsur pengembangan profesi. Untuk dapat mengumpulkan 12 angka kredit tersebut, guru dapat memperolehnya melalui penelitian tindakan kelas PTK. Namun kenyataan dilapangan sebagian besar guru kurang mampu dalam meneliti dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas PTK.

C. Pemecahan Masalah