Latar Belakang Masalah S GEO 1103713 Chapter1

Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sering dilanda bencana, seperti bencana banjir, longsor, tsunami, gempabumi, dan gunung meletus. Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah bencana longsor. Beberapa penyebab faktor alam yang membuat Indonesia sangat rawan terhadap bencana longsor, diantaranya dikarenakan letak Indonesia yang berada pada lintasan khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan ciri adanya perubahan cuaca yang cukup ekstrim. Iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi memudahkan terjadinya pelapukan sehingga banyak tanah yang tidak stabil. Di daerah dengan kemiringan lereng terjal yang ditutupi oleh lapisan bagian atas tanah yang gembur, air hujan dapat dengan mudah merembes pada tanah yang gembur tersebut. Air rembesan ini berkumpul antara tanah penutup dan batuan yang kedap air. Tempat air rembesan ini berkumpul dapat berfungsi sebagai bidang luncur. Meningkatnya kadar air dalam lapisan tanah atau batuan, terutama pada lereng- lereng bukit akan mempermudah gerakan bergeser atau tanah longsor. Muntohar dalam Republika Online, 4 Desember 2010 menyatakan bahwa “setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia dan kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta setiap tahunnya ”. Dari tahun ke tahun, frekuensi bencana longsor yang terjadi di Indonesia semakin meningkat, salah satunya Provinsi Jawa Barat. Menurut BNPB 2011, hlm. 199-206 terdapat 11 kabupaten di Jawa Barat yang masuk kategori rawan longsor, yaitu Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Bandung, Bogor, Majalengka, Cirebon, Ciamis, Kuningan, Purwakarta, Sukabumi, Kota Cimahi, dan Sumedang. Jawa Barat memiliki zona merah rawan longsor nomor satu di Indonesia, dengan kondisi geografis yang rata-rata berbukit dan lembah PVMBG dalam National Geographic Indonesia, 27 Maret 2013. Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tercatat pada data BNPB 2011, hlm. 199 bahwa “Kabupaten Tasikmalaya menduduki rangking nasional ke 16 indeks rawan bencana longsor di Indonesia, sedangkan di Provinsi Jawa Barat, kabupaten Tasikmalaya menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Garut ”. Salah satu faktor yang menyebabkan Kabupaten Tasikmalaya rawan terhadap bencana longsor adalah kondisi topografi yang sebagian besar curam. Sebagaimana yang dikemukakan BPS Kabupaten Tasikmalaya 2013 bahwa “sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi yang agak c uram sampai dengan sangat curam, yaitu sebesar 78,47 dari luas Kabupaten Tasikmalaya”. Menurut data laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013, sepanjang tahun 2013 Kabupaten Tasikmalaya tercatat 165 kali kejadian bencana longsor, dan 161 kali kejadian longsor pada tahun 2014 sampai akhir bulan Agustus. Beberapa kecamatan yang rawan longsor diantaranya Bojonggambir, Taraju, Karangnunggal, Culamega, Sodong Hilir, Sukahening, Cikatomas, Salopa, Puspahiang, Salawu, dan Jatiwaras. Daerah tersebut masuk ke dalam zona merah rawan longsor, namun hingga saat ini belum bisa didata secara detail titik longsor yang ada di kecamatan tersebut. Kecamatan Sukahening merupakan salah satu daerah yang termasuk ke dalam zona rawan longsor menengah-tinggi. Data bencana longsor di Kecamatan Sukahening tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel 1.1. Berdasarkan fakta- fakta pada tabel 1.1 tercatat 26 kali longsor dari tahun 2013-2014 yang terjadi di enam desa di Kecamatan Sukahening, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat enam desa yang termasuk ke dalam daerah rawan longsor yaitu Desa Banyurasa, Desa Banyuresmi, Desa Calingcing, Desa Sukahening, Desa Kiarajangkung, dan Desa Sundakerta. Bencana tersebut menyebabkan kerugian materi dan jatuhnya korban jiwa, yang tentunya dampak tersebut akan berpengaruh terhadap penduduk, khususnya penduduk rentan seperti penduduk usia tua, usia balita, maupun penduduk dengan ekonomi rendah. Suatu wilayah dapat dikatakan memiliki kerentanan bencana longsor yang tinggi apabila di wilayah tersebut terdapat penduduk yang rentan terhadap longsor, seperti jumlah penduduk usia tua dan penduduk usia balita yang tinggi, karena kemampuan untuk menghindari bahaya Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu semakin kecil. Selain dilihat dari kondisi sosial, kerentanan bencana longsor juga dilihat berdasarkan kondisi fisik bangunan, kondisi ekonomi, dan kondisi lingkungan. Tabel 1.1 Kejadian Bencana Longsor di Kecamatan Sukahening tahun 2013-2014 No Waktu Kejadian Lokasi Kejadian Desa Dampak yang diakibatkan Kerugian 1 01-01-2013 Blok 10 Astana Bungbulang Kp. Peuteuynunggal RT 0108 Banyurasa 2 ru mah terba wa longsor dan sawah seluas 0,5 ha retak 1.500.000.000 2 04-01-2013 Saluran a ir induk Cirebig Calingcing Saluran irigasi longsor sepanjang 13 m, t inggi 6 m 3 01-04-2013 Kirmir Jln. Peuteuynunggal Banyurasa Jalan yang meng- hubungkan Kp Sa lawi - Kp Saribudi teranca m putus 100.000.000 4 05-04-2013 Kp. Sirna manah RT 0205 selokan induk Pa ri blo k Cijulang Kiarajangku ng Tanaman padi siap panen tertimbun longsoran dan terseret arus air 100.000.000 5 28-05-2013 Kp. Su kasenang Blok Cibihbul Banyuresmi Selokan longsor me merlukan 12 para lon boronjong dan dana 25.000.000 6 24-07-2013 Kp. Rawa Blo k Ranca Cinangsi RT 0104 Calingcing 2 kola m ikan, sawan 2 ha habis terseret longsor 150.000.000 7 25-07-2013 Kp. Kiara jangkung irigasi Cisaladah RT 0404 Kiarajangku ng Sawah gagal panen, irigasi tertimbun longsoran 50.000.000 8 25-07-2013 Kp. Buniruu m RT 0206 Sundakerta sawah gagal panen 2 ha 20.000.000 9 25-07-2013 Kp. Suka mu lya RT 0104 Sundakerta saluran air terkena longsoran 5.000.000 10 13-11-2013 Kp. Ra wa RT 0204 Calingcing Tanah amblas sehingga mengha mbat saluran irigasi dan sawah t idak terairi dan arus la lu lintas rajapolah terganggu 11 14-11-2013 Kp. Banuherang Blok 9 dan Blok 1 Banyuresmi 6 ko la m dan 480 m2 sawah tergenang air akibat sungai terkena longsoran tebing sehingga air meluap 15.000.000 12 14-01-2014 Kp. Banuherang Blok 01 Banyuresmi TPT Jalan runtuh, TPT solokan roboh 13 14-01-2014 Kp. Bunter I Blo k 09 Banyuresmi Tertimpanya sawah siap panen seluas 210 m2, saluran aiar kepesawahan men jadi terganggu,Sawah garapan tertimbun materia l Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu batu,pasir 14 14-01-2014 Kp. Bunter II Blo k 02 Banyuresmi PDAM bebedahan roboh, Meluasnya Air Sungai,Terganggunya Sarana Tranportasi Saluran air Kiarasari 15 26-01-2014 Kp. Buniruu m RT 0106 Sundakerta Longsornya area pesawahan 750 bata siap panen 40.000.000 Tabel 1.1 lanjutan 16 19-01-2014 Kp. Ra wa RT 0204 Calingcing Tanah amblas dekat gorong-gorong p=12 m, L=8 m, T=6 m, p inggir jalan kabupaten sehingga mengha mbat saluran irigasi dan sawah 1 ha tidak terairi 17 26-01-2014 Kp. Suka mu lya RT 0404 Sundakerta Saluran irigasi 150 m dan kebun 150 ha habis oleh longsoran 40.000.000 18 26-01-2014 Kp. Panglepa RT 0107 Banyurasa Bahu ja lan p=6m, t=10m dan 25 ha sawah teranca m kekeringan 75.000.000 19 15-03-2014 Kp. Pasirangin RT 0111 Banyurasa Sebagian ru mah dan alat rumah tangga milik salah satu warga rusak 10.000.000 20 17-03-2014 Kp. Sala wi RT 0331 Banyurasa Jalan desa terancam putus dan rumah milik salah satu warga teranca m tert imbun longsor 25.000.000 21 25-04-2014 Jl. Pasirkoklok Kiarajangku ng Bahu ja lan seta longsornya tembok penyangga tanah, terganggunya arus lalu lintas roda dua dan roda empat,. Te rtimbunya saluran irigasi oleh longsoran tanah 50.000.000 22 7-07-2014 Kp. Ca lingcing Kidul RT 01 RW 05 Calingcing Ru mah Ibu Tit i usia 80 tahun ambruk 90.000.000 23 7-07-2014 Kp. Cinangsi RT 01 RW 04 Calingcing Ru mah Ibu Enok usia 70 tahun ambruk 70.000.000 24 12-08-2014 Kp. Sukasenang Banyuresmi Runtuhnya TPT jalan mengakibatkan terganggunya sarana transportasi dan terputusnya jalan gang 25.000.000 25 19-11-2014 Kp. Ra wa RtRw 0204 Calingcing Menghambat saluran irigasi, a ir me luap ke atas sehingga me mbanjiri jalan serta sawah, dan arus lalu intas terganggu. 200.000.000 Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26 18-12-2014 Kp. Cibanaragung RTRW 03, 0409 Sukahening Kerugian hasil panen, hasil sayuran, biaya produksi, kehilangan lahan, dan 1 rumah rusak 855.000.000 Sumber: Laporan Bencana BPBD Kabupaten Tasikmalaya 2013-2014 Dampak yang ditimbulkan oleh bencana longsor sangat merugikan penduduk, maka untuk mengantisipasi dan meminimalisirnya perlu adanya beberapa kajian, yaitu pertama mengidentifikasi daerah kejadian bencana longsor yang pernah terjadi di Kecamatan Sukahening agar dapat diketahui faktor penyebab utama longsor dari setiap kejadian dan kedua menganalisis wilayah yang rentan terhadap bencana longsor. PVMBG 2007 menjelaskan bahwa melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana agar dapat diketahui penyebab bencana merupakan salah satu tahapan mitigasi bencana longsor. Dalam identifikasi penyebab longsor ini perlu dibedakan penyebab mana yang merupakan akar permasalahan penyebab awal dan penyebab mana yang merupakan akibat-akibat lanjut dari penyebab utama. Dengan diketahui dan disadarinya penyebab utama, merupakan sebagai langkah awal pencegahan kejadian longsor di masa yang akan datang dan merupakan langkah pertama dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana longsor, sehingga tindakan penanggulangan tersebut dapat diarahkan secara tepat dan tuntas sesuai dengan permasalahan yang ada. Hasil analisis tingkat kerentanan bencana longsor ini akan diinterpretasikan ke dalam bentuk peta agar mudah dipahami. Peta kerentanan bencana longsor merupakan bagian dari sistem peringatan dini dari bahaya longsor sehingga akibat dari bencana tersebut dapat diperkirakan. Dalam hal ini teknologi Sistem Informasi Geografis sangat tepat dalam memetakan daerah rentan longsor di Kecamatan Sukahening secara efektif, efisien, dan berakurasi tinggi. Saat ini, lembaga pemerintah di bidang kebencanaan belum menyediakan peta kerentanan bencana longsor dalam cakupan wilayah kabupaten atau kecamatan, melainkan hanya tersedia peta kerentanan bencana longsor tingkat nasional. Dengan demikian, sangat penting dan perlu untuk membuat peta analisis kerentanan bencana longsor dalam cakupan kecamatan. Analisis kerentanan tersebut merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang diharapkan bisa menjadi Wida Faridah , 2015 TINGKAT KERENTANAN BENCANA LONGSOR D I KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu masukan bagi masyarakat, pemerintah, dan stakeholder terkait. Setelah melihat fakta tersebut, maka penting dan perlu dilakukannya penelitian berdasarkan ilmu geografi, penulis tertarik mengambil penelitian dengan judu l “Tingkat Kerentanan Bencana Longsor di Kecamatan Su kahening Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian