Kandungan STUDI POTENSI KAWASAN LORE TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG | Rusdin | MEDIA LITBANG SULTENG 54 205 1 PB

99 suatu padang penggembalaan dinyatakan produktif apabila minimal mempunyai daya tampung 2,5 UTha tahun dengan demikian bahwa kapasitas tampung padang penggembalaan alam di Lore Tengah masih tergolong rendah hanya 0.84 UThatahun, hal ini disebabkan oleh faktor penunjang lainnya seperti komposisi botanis masih didominasi oleh rumput R dan tidak ada leguminosae L dan Gulma G. Porsi komposisi botanis termasuk rumput yang tingkat palatabilitas oleh ternak sangat rendah, demikian pula hasil analisis zat-zat makanan memperlihatkan tingginya serat kasar 40,2 dan rendahnya protein kasar 4,30 Sedangkan padang penggembalaan yang dikatagorikan baik bila mempunyai komposisi botanis yang ideal, dalam hal ini memiliki komposisi spesies hijauan rumput 60 dan leguminosa 40. Tabel 2. Perhitungan Daya Tampung Ternak Pada padang penggembalaan Lore Tengah Kab. Poso 1 Berat rata-rata hijauan segar = 500 g 2 Berata rata-rata hijauan kering = 193 g 3 Rata rata bahan kering = 40 4 Berat 1 unit ternak = 300 kg 5 Konsumsi bahan kering 2 dari berat badan 2 x 300 kg = 6,0 kg 6 Kebutuhan hijauan segar untuk 1 unit ternak 6,0 x 10040 = 15 kg 7 Untuk menghitung daya tampung ternak Sebagai berikut : Produksi hijauan segarm2 = 500 g Properuse faktor = 25 Hijauan tersedia 25 x 500 g = 125 gm 2 Hijauan tersedia untuk 1 ha lahan 10.000 x 125 g = 1.250.000g 1250 kg 8 Kebutuhan hijauan segar untuk 1 unit ternak selama 1 bulan adalah 15 kg x 30 hari = 450 kg 9 Membutuhakan luas tanah 4501250 = 0,36 ha 10 Kebutuhan luas tanah pertahun menurut voisin Rumus Voisin Y – 1 S = r Diketahui S = 30 r = 70 Maka Y – 1 30 = 70 Y = 7030 + 1 = 3,3 11 Kebutuhan luas tanah pertahun untuk 1 unit ternak = 3,3 x 0,36 haUTtahun = 1,188 ha 12 Jadi untuk 1 ha lahan dapat menampung 1 : 1,188 ha = 0,84 Unit Ternakhatahun

3.4. Kandungan

Zat-Zat Makanan Rumput Padang Pengembalaan Alam. Kandungan zat-zat makanan Bahan kering, Protein Kasar, Serat Kasar, Lemak Kasar, Abu dan BETN rumput lapangan di 5 desa di Kecamatan Lore Tengah kabupaten Poso dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandung zat-zat makanan rumput lapangan di Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso. N o Sampel Desa Bahan Kerin g Protei n Kasar Lema k Kasar Serat Kasa r Kada r Abu BET N 1 Hangir a A 35,12 3,13 2,30 40,68 6,22 40,55 Hangir a B 35,32 3,19 2,04 39,87 6,29 41,29 2 Baliura A 35,33 4,47 2,60 34,89 4,36 46,35 Baliura B 35,21 4,34 2,52 35,10 5,04 45,79 3 Bariri A 35,96 5,89 2,99 36,94 5,87 40,35 Bariri B 35,85 5,64 2,87 36,75 6,12 40,77 4 Lempe A 35,59 4,20 2,40 35,50 6,12 44,19 Lempe B 35,37 4,70 3,00 37,71 5,14 42,03 5 Doda A 35,60 4,00 2,90 37,62 4,36 43,52 Doda B 35,00 3,10 2,50 40,00 4,10 43,30 Keterangan: Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Tadulako, 2009 Hasil analisis proximat rumput lapangan yang berasal dari padang penggembalaan alam di kecamatan Lore Tengah, terlihat bahwa bahan kering berkisar antara 35,00 – 35,96, protein kasar 3,10 – 5,89, serat kasar 34,89 – 40,68, lemak 2,00 – 2,99, kadar abu 4,10 – 6,29 dan BETN berkisar antara 40,35 – 46,35. Dilihat dari hasil analisis ini, maka kualitas rumput padang penggemabalaan alam di kecamatan Lore Tengah termasuk kualitasnya rendah. Hal ini disebabkan kandungan protein kasarnya rendah berkisar antara 3,10 – 5,89 dan kandungan serat kasarnya tinggi yaitu berkisar antara 34,89 – 40,68. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli, mengatakan bahwa rumput di daerah tropis mempunyai kualitas rendah yang ditandai dengan rendahnya kandungan protein kasar dan tingginya kandungan serat kasar. Cara perbaikan yang umum dilakukan adalah : 1. Pemupukan, khususnya unsur-unsur makro seperti nitrogen N dan pospor P serta unsur lainnya sesuai kebutuhan minimum tanaman. 100 2. Introduksi tanaman baru, rumput rumput gajah, rumput raja, rumput benggala dll danatau legume lamtoro, gamal, turi dll yang lebih produktif, dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan sasaran, persisten, dan tahan tekanan intensitas penggembalaan. 3. Penanaman tumbuhan perdupohon multiguna multi-porpose strees sebagai sumber hijauan tambahan, khususnya pada waktu-waktu hijauan tersedia sangat terbatas, dan berfungsi pula dalam perbaikan gizi ternak. Upaya perbaikan ini merupakan kebutuhan, dan dapat dilakukan pada padang penggembalaan Amar, 2008 3.5. Pelatihan:Manajemen Pengembangan Sapi Potong di Lore Tengah Tujuan kegiatan pelatihan kepada masyarakat peternak yang tergabung dari beberapa kelompok peternak Gapoknak dari semua desa di Kecamatan Lore Tengah, yakni memberikan pemahaman kepada peternak sapi potong tentang manajemen pengembangan sapi potong dan pemanfaatan potensi padang penggembalaan alam serta limbah pertanianperkebunan yang dipandang cukup potensial. Jumlah peserta kegiatan pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 Juni 2009 sebanyak 30 orang dari semua desa di kecamatan Lore Tengah yang merupakan perwakilan dari kelompok peternak. Materi teori dan praktek yang disampaikan oleh nara sumber yaitu : 1. Teknologi Pengolahan Pakan dan Teknik Penyusunan Ransum 2. Budidaya Tanaman Makanan Ternak dan Padang Pengembalaan 3. Manajemen Sistem Perkawinan pada Ternak Sapi 4. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong Teknologi Pengembangbiakan Sapi Potong

3.6. Kebun