Peralatan dan logistik Poskesdes Tenaga Poskesdes

132  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 3 September 2008 Dumilah Ayuningtyas, dkk.: Analisis Kesiapan Pos Kesehatan Desa ... di daerah yang sangat terpencil. Oleh karena itu, keberadaan Poskesdes sangat sesuai sekali dengan kondisi Mentawai. “ Poskesdes dari sisi Ment aw ai bagus, karena ada unsur kebidanan, bencana, yang bagi kit a di Mentaw ai digabung atau diintegrasikan dengan penyakit menular, Posmaldes atau juru malaria masuk ke dalam komponen Poskesdes” Untuk mengetahui kesiapan Poskesdes dalam pengembangan Desa Siaga, terutama dari segi sarana fisik, peralatan dan logistik, tenaga, program kegiatan, pembiayaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dapat dilihat dari hasil wawancara mendalam berikut.

a. Sarana fisik Poskesdes

Pembangunan sarana fisik Poskesdes belum terlaksana sampai pertengahan tahun 2008, direncanakan tahun ini akan dibangun sebanyak 12 unit Poskesdes. Persyaratan lokasi, teknis dan keamanan petugas telah disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan Depkes, bahkan untuk Kepulauan Mentawai bangunannya didesain khusus sesuai dengan kondisi Mentawai. “Bangunannya peningkatan Polindes yang ada menjadi Poskesdes, di tempat yang balum ada Polindes dibangun baru. Yang sudah dilakukan belum ada, di tahun 2008 direncanakan akan dibangun sebanyak 12 unit. Persyar atan lokasi telah terpenuhi karena telah kita survei. Penataan ruangan sesuai dengan petunjuk Depkes terbaru dan dimodif ikasi sesuai dengan kondisi Kepulauan Mentawai, yaitu ditambah dengan ruangan tempat tinggal petugas, dibuat semi permanen.” Pembangunan sarana fisik Poskesdes sampai pertengahan tahun 2008 belum terlaksana, sebagaimana diketahui jumlah Poskesdes yang akan dibangun tahun ini sebanyak 12 unit. Persyaratan lokasi dan teknis telah disetujui dan secara teknis mengikuti persyaratan yang ditetapkan Depkes, tetapi dimodifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi Kepulauan Mentawai. Persyaratan ruangan menurut Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes Depkes RI 3 , di dalam Poskesdes untuk pelaksanaan pelayanan diperlukan ruangan yang dapat berfungsi sebagai: ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang pemeriksaan, ruang tindakan persalinan, ruang rawat inap persalinan, ruang petugas, ruang konsultasi gizi, sanitasi dan lain-lain, ruang obat, kamar mandi dan toilet. Pada denah dan tata ruang model Poskesdes 60 luas bangunan ± 60 m 2 , ukuran luas bangunannya 6 m x 10 m, yang dikembangkan Depkes, bangunannya permanen dan tidak ada tempat tinggal petugas Poskesdes. Apabila model ini disesuaikan dengan persyaratan di atas, maka ruang pendaftaran dan ruang petugas digabung, ruang obat digabung dengan gudang alat. Ruang rawat inap persalinan tidak ada, hal ini disebabkan Poskesdes tidak ditempati oleh petugas. Model ini cocok untuk daerah perkotaan atau daerah yang telah maju dan ramai penduduknya. Untuk daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Mentawai yang termasuk daerah tertinggal dan sangat terpencil, model ini tidak cocok untuk dikembangkan karena dua hal pokok yaitu sulit mendapatkan dan membawa material ke lokasi Poskesdes dibangun dan karena tidak ada tempat tinggal petugas.

b. Peralatan dan logistik Poskesdes

Pembangunan Poskesdes tahun 2008 ini direncanakan sebanyak 12 unit. Sejalan dengan itu maka peralatan dan logistik juga direncanakan sebanyak 12 paket, kecuali alat komunikasi untuk tahun ini belum dianggarkan. “Dir encanakan sama dengan jumlah Poskesdes yang dibangun yaitu 12 paket. Alat komunikasi belum dianggarkan tahun ini.” Peralatan dan logistik yang akan digunakan oleh Poskesdes haruslah sesuai dengan standar yang ditetapkan Depkes RI. “Sudah dianggarkan sesuai dengan standar Depkes untuk Poskesdes sebanyak jumlah yang akan dibangun.” Peralatan dan logistik Poskesdes pengadaannya sejalan dengan pembangunan Poskesdes karena sampai pertengahan tahun ini pembangunan Poskesdes belum terlaksana, maka paket peralatan dan logistiknya juga belum ada. Untuk kelancaran pelayanan kesehatan di desa, peralatan yang dipakai oleh petugas Poskesdes masih standar Polindes. Untuk logistik seperti obat- obat masih di peroleh m elalui operasional Puskesmas sesuai dengan kebutuhan Polindes. Alat komunikasi yang digunakan dengan Puskesmas dan masyarakat sebagian besar adalah tenaga kurir. Pada awal bulan Juli 2008, tender untuk pengadaan peralatan dan logistik sedang dilaksanakan. Peneliti berkeyakinan bahwa pada akhir tahun 2008 peralatan dan logistik untuk 12 unit Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 3 September 2008  133 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Poskesdes sudah tersedia. Hal ini dapat peneliti analisis dari keseriusan pengelola dalam melaksanakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan. Berdasarkan kondisi tersebut maka merujuk kepada komponen hasil kesiapan peralatan dan logistik dalam pengembangan Desa Siaga, maka kriterianya adalah “siap”.

c. Tenaga Poskesdes

Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat kekurangan tenaga kesehatan, terutama bidan. Dari empat petugas Poskesdes yang diwawancarai, tiga orang adalah bidan, satu orang D1 Kebidanan dan dua orang D3 Kebidanan, sedangkan satu orang lagi adalah D3 Keperawatan. Ketiga orang bidan telah mendapatkan pelatihan khusus Desa Siaga, sedangkan petugas Poskesdes yang dari keperawatan belum mendapatkan pelatihan khusus. Petugas Poskesdes yang berasal dari masyarakat yaitu kader sebagian ada yang telah mulai aktif membantu Petugas Kesehatan, tetapi belum mendapat pelatihan khusus tentang Desa Siaga. “Pelatihan kader dilaksanakan tahun ini juga setelah Pelatihan Bidan Desa dan Bidan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak, serta tenaga Puskesmas selesai. Mereka telah aktif bekerja di desa masing-masing tetapi belum memulai kegiat an seper ti pola Poskesdes, karena belum dilatih.” Jumlah desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebanyak 43 desa, sedangkan Poskesdes yang akan dibangun sampai tahun 2010 sebanyak 44 unit. Kalau dibandingkan jumlah Poskesdes dengan tenaga bidan yang ada, sangat tidak mencukupi. Oleh karena itu, maka pemerintah kabupaten menyekolahkan lebih kurang 60 orang putri Mentawai, baik dari umum dan pegawai yang dari sekolah perawat kesehatan dan sekolah kesehatan lainnya untuk D3 Kebidanan. Diharapkan pada tahun 2010 nanti semua Poskesdes yang telah dibangun telah dapat diisi oleh tenaga bidan. Dari empat sarana pelayanan kesehatan desa standar Polindes yang dilakukan penelitian semuanya ada petugas, tiga orang bidan dan satu orang perawat, sedangkan kader belum bertugas secara aktif. Apabila sampai akhir tahun 2008 sarana fisik Poskesdes dengan perlengkapannya telah siap, maka tenaga akan diisi sementara oleh tenaga perawat. Adapun dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan pelatihan kader untuk petugas Poskesdes. Oleh karena itu, merujuk kepada komponen hasil kesiapan tenaga Poskesdes dalam pengem bangan Desa Siaga, m aka kriteria kesiapannya adalah “kurang siap”.

d. Program kegiatan Poskesdes

Dokumen yang terkait

2008 - Desa Siaga Bisa Atasi Persoalan Kesehatan (Kliping)

0 3 1

ANALISIS KESIAPAN DINAS KESEHATAN DALAM MENGALOKASIKAN ANGGARAN KESEHATAN PADA ERA DESENTRALISASI | Ahmad Sukarna | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2728 4729 1 SM

0 0 9

POLITIK PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN PRIVATISASI PELAYANAN KESEHATAN | Ayuningtyas | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2544 4383 1 SM

0 0 5

REVIEW KEBIJAKAN PADA INDIKATOR PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI PROVINSI JAWA TIMUR | Sopacua | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2536 4367 1 SM

0 0 7

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN OGAN ILIR | Misnaniarti | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2591 4473 1 SM

0 0 6

GELOMBANG KEDUA PENGEMBANGAN JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN | Utarini | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2497 4245 1 SM

0 0 1

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT | Kani | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2478 4212 1 SM

1 3 9

ANALISIS KEBIJAKAN DESA SIAGA DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA | Kusuma | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 3210 5474 1 SM

0 1 8

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM KONTEKS LOKAL: TANTANGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DESA SIAGA DAN RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN PAPUA | Maing | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 3227 5521 1 SM

0 0 8

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan dan Pengembangan Desa Siaga terhadap Kinerja Pos Kesehatan Desa dalam Mewujudkan Efektifitas Pelayanan Pos Kesehatan Desa dan Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Garut

0 0 10