Belajar Psi Umum 1

BAB 7: BELAJAR (Atkinson, h.293-338)
Belajar merupakan dasar untuk memahami perilaku.
Belajar berkaitan dengan masalah mendasar tentang
perkembangan emosi, motivasi, perilaku sosial,
kepribadian.
Belajar asosiatif. Adalah bentuk belajar yang paling
dasar, yaitu membuat suatu asosiasi atau hubungan
baru dari dua peristiwa.
Ada dua bentuk belajar asosiatif:
Pengkondisian klasik: organisme belajar bahwa
dua stimulus cdr berjalan bersama-sama. Cnt:
seorang bayi belajar bahwa melihat adanya payudara
(satu stimulus) diasosiasikan dengan rasa susu
(stimulus lain).
Pengkondisian operan: organisme belajar bahwa
beberapa respon yang dilakukan akan menyebabkan
terjadinya akibat tertentu. Cnt: bayi belajar bahwa
memasukkan puting susu ke dalam mulutnya
(respon) akan menghasilkan susu (akibat).
Belajar kognitif. Proses belajar yang lebih rumit.
Bentuk belajar lain yang lebih kompleks, melibatkan

penafsiran persepsi sekarang dari sudut pandang
info masa lalu untuk memberi penalaran pada cara
kita ‘jalan-jalan’ yang tidak dikenal.
PENGKONDISIAN KLASIK
Studi PK dimulai dengan serangkaian eksperimen,
oleh pemenang hadiah nobel (Rusia), Ivan Pavlov.
Dia mempelajari pencernaan, Pavlov melihat seekor
anjing akan mengeluarkan air liur bila makanan
diletakkan dalam mulutnya. Tetapi anjing ini telah
belajar mengasosiasikan adanya piring dengan rasa
makanan.
Pavlov akan membuktikan: Apakah anjing dapat
diajar untuk mengasosiasikan makanan dengan halhal lain (sinar atau suara).
Eksperimen Pavlov
- Seekor anjing disiapkan, dengan melakukan
operasi kecil pada pipinya sehingga bagian dari
kelenjar liur dapat dilihat dari kulit luarnya.
- Sebuah kapsul dipasang di pipinya untuk
mengukur aliran liurnya.
- Anjing dibawa ke lab yang kedap suara pada

beberapa peristiwa. Anjing diikat dengan tali
kendali kuda di atas meja.
- Latihan awal diperlukan sehingga anjing dapat
berdiri dengan tenang pada tali kendalinya, begitu
eksperimen yang sebenarnya dimulai.
- Bubuk daging dapat diisikan pada panci di
hadapan anjing dengan ‘remote control’.
- Pengeluaran air liur direkam dengan otomatis.
- Para pelaku eksperimen dapat melihat anjing
melalui panel gelas yang tembus satu sisi;
sedangkan anjing berada di dalam lab, terpisah
dari penglihatan dan suara luar.
Lampu dinyalakan. Anjing dapat bergerak sedikit,
tapi tidak mengeluarkan liur. Stl beberapa detik,

bubuk daging diberikan; anjingnya lapar dan
memakannya. Alat perekam mencatat pengeluaran
air liur yang banyak.
Prosedur diulang beberapa kali. Kemudian lampu
dinyalakan tetapi bubuk daging tidak diberikan,

namun anjing tetap mengeluarkan air liur. Binatang
itu telah belajar mengasosiasi cahaya lampu dengan
makanan.
Pavlov menyebut penelitian pertama dengan istilah
respon yang dikondisikan (RD). Anjing itu telah
diajar atau dikondisikan untuk mengasosiasikan
cahaya lampu dengan makanan dan memberikan
respon dengan mengeluarkan liur.
Anjing akan mengeluarkan liur bila memakan
daging. Ini dinamakan respon yang tidak
dikondisikan (RT); belajar tidak terjadi dalam hal
ini.
Dengan bukti yang sama, daging merp stimulus
yang tidak dikondisikan (ST). Dengan sendirinya
daging akan menyebabkan anjing berliur. Lagi-lagi
tidak terjadi adanya belajar.
Hanya bila anjing itu telah belajar bahwa lampu
menandakan makanan, maka dia akan berliur karena
sinar lampu. Karena itu, lampu merp stimulus yang
dikondisikan (SD) yang dibutuhkan dayanya utk

menyebabkan pengeluaran liur melalui asosiasi.
Pemerolehan dan pemadaman
Perhatikan tahapan percobaannya pada gbr 7-3
(h.297).
Pasangan stimulus yang dikondisikan (lampu) dan
stimulus yang tidak dikondisikan (daging) diberikan
berulang-ulang utk menguatkan asosiasi antara
keduanya. Gbr 7-4 menggambarkan penguatan
respon yang dikondisikan yang berangsur-angsur
pada serangkaian percobaan yang menggunakan
prosedur pengkondisian bekas.
Pemadaman. Bila perilaku yang dikondisikan tidak
dikuatkan (bila stimulus yang tidak dikondisikan
berulang-ulang, tidak diberikan), maka respon yang
dikondisikan berangsur-angsur menghilang,
Pengulangan stimulus yang dikondisikan tanpa
penguatan (menyalakan lampu tanpa memberikan
daging) dinamakan pemadaman (extinction). Gb 7-4.
Penelitian2 lain:
- Reaksi insulin dikondisikan pada sejumlah tikus

(lihat h.297-2988).
- Sebuah lonceng dibunyikan pada waktu tangan
kiri subyek dicelupkan ke dalam seember air es
(lihat h.298).
- Bayi – hembusan udara ditiupkan pada mata –
mengedipkan mata. Suatu nada dibunyikan segera
sebelum hembusan udara, bayi tersebut akan
belajar mengasosiasikan nada dengan hembusan
udara dan mengedipkan mata pada waktu
mendengarkan nada saja (lihat h. 299).

1

Generalisasi
Bila respon yang dikondisikan diperoleh sebagai
tanggapan atas suatu stimulus tertentu, maka
stimulus lain pun akan menyebabkan terjadinya
respon tersebut.
Prinsip generalisasi menerangkan bahwa
kemampuan kita unt bereaksi pada situasi baru

sepanjang stimulusnya serupa dg stimulus yang
dikenal.
Diskriminasi
Bila generalisasi merp reaksi terhadap persamaan,
diskriminasi adalah reaksi terhadap perbedaan.
Diskriminasi yang dikondisikan ditimbulkan melalui
penguatan dan pemadaman yang selektif (gbr 7-7).
PENGKONDISIAN OPERAN
Apa stimulus yang tidak dikondisikan yang dapat
menyebabkan anjing duduk atau jungkir balik? Kita
harus dapat membuat anjing tersebut mengerjakan
apa yang kita ajarkan dan setelah itu memberikan
ganjaran dengan pujian atau makanan.

Jumlah dan Penundaan penguatan (h.321)
Peran Hukuman dalam berlajar (h.322-323)
Eksperimen Insight (h.326)
Wolfgang Kohler meneliti kemampuan simpanse
bernama Sultan mengambil-menjangkau makanan di
luar kerangkeng dan mengambil makanan/pisang

yang terletak di atasnya (gbr 7-16 dan h.328).
Epstein melatih burung dara untuk mematuk sebuah
pisang yang berada si luar jangkauannya (apakah
gambarnya di h.314-315 ?).
BELAJAR DENGAN KOMPUTER
Pengajaran Individu (h. 333)
Program pengajaran (h. 335) Tiga faktor yang
tampaknya sangat penting: (a) peran serta aktif, (b)
umpan balik informasi, (c) individualisasi
pengajaran.

BF Skinner – mengenalkan pengkondisian operan.
Perilaku respon: respon langsung pada stimulus,
seperti pada respon yang tidak dikondisikan dalam
pengkondisian klasik.
Perilaku operan, dikendalikan oleh akibatnya.
Pada mulanya, hal itu terjadi dengan sendirinya:
yaitu munculnya lebih bersifat spontan daripada
merp respon pada hal-hal tertentu (lihat contoh 304).
Misalnya: Bayi bergerak-gerak, berguling2

Anjing berjalan bolak-balik.
Eksperimen Skinner: h. 305
Tikus yang lapar diletakkan dalam sebuah kotak (gbr
7-8.
Lihat penelitian yang lain: Shamu, ikan paus
(h.312), burung dara dan SAR (h.313, 314, 315).
Pengkondisian Operan Perilaku manusia
Di Pusat Penelitian Primata Yerkes, seekor simpanse
bernama Lana telah belajar menjawab pertanyaan
dan membuat kalimat perintah dengan menekan
simbol pada konsol komputer (h.317).
Pengkondisian Operan Respon Otonom
Bisa dilihat pada detak jantung, tekanan darah,
keluarnya asam perut yang dapat menyebabkan bisul
(uraian di h.318).
KONSEP PENGUATAN
Prinsip Premack, penguat dapat dianggap lebih
bermanfaat sebagai respon (atau aktivitas). Menurut
Premack, bukanlah makanan itu sendiri (stimulus)
yang menguatkan penekanan pengungkit, tetapi

memakan makanan tersebut (aktivitasnya).
Prinsip Premack adalah: utk organisme tertentu,
setiap aktivitas di dalam hirarkhi mungkin mendapat
penguatan oleh setiap aktivitas di atasnya, dan
dengan sendirinya dapat menguatkan setiap aktivitas
di bawahnya.

2