- 16 -
Pasal 22
1 Pengangkatan dan pemberhentian pengawas pendidikan agama dilakukan oleh Menteri.
2 Pemerintah daerah dapat mengangkat pengawas pendidikan agama setelah mendapat persetujuan dari Menteri.
3 Jumlah kebutuhan Pengawas Pendidikan Agama pada sekolah ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 23
1 Pembinaan Pengawas Pendidikan Agama secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang diberi tugas oleh Menteri.
2 Pembinaan Pengawas Pendidikan Agama tingkat Provinsi dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama.
3 Pembinaan Pengawas Pendidikan Agama tingkat KabupatenKota dilakukan oleh Kepala Kementerian Agama KabupatenKota.
4 Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi melalui
pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengayaan wawasan dan pengalaman, pemagangan, apresiasi, kompetisi, penugasan, keikutsertaan dalam
organisasi profesi tenaga kependidikan, dan bentuk lainnya.
5 Organisasi profesi tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 meliputi Pokjawas dan organisasi profesi sejenis.
BAB VII SARANA DAN PRASARANA
Pasal 24
1 Setiap sekolah wajib dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai stándar nasional pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan agama
yang meliputi, antara lain, sumber belajar, tempat ibadah, media pembelajaran, perpustakaan, dan laboratorium pendidikan agama.
2 Sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi, antara lain, kitab suci, buku teks dan buku penunjang, buku referensi agama, bahan
bacaan, media cetak dan media elektronik untuk memperluas wawasan pendidikan agama.
3 Buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat 2 telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan berdasarkan pertimbangan Menteri dan
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
BAB VIII ...
- 17 -
BAB VIII PEMBIAYAAN
Pasal 25
1 Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
2 Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab Pemerintah.
3 Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah danatau Pemerintah. 4 Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan.
5 Pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan agama
pada sekolah
sebagaimana dimaksud ayat 2 meliputi: a. Sarana dan prasarana pendidikan agama;
b. Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler pendidikan agama; c. Insentif dan tunjangan guru dan pengawas pendidikan agama;
d. Bantuan biaya operasional organisasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan agama.
BAB IX PENILAIAN HASIL BELAJAR
Pasal 26
1 Penilaian hasil belajar pendidikan agama meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2 Penilaian hasil belajar pendidikan agama oleh pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk ulangan, penugasan,
pengamatan perilaku dan praktik; 3 Penilaian hasil belajar pendidikan agama oleh satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk ujian tulis dan ujian praktik;
4 Penilaian hasil belajar pendidikan agama oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk ujian yang dilaksanakan
secara nasional.
BAB X ...
- 18 -
BAB X EVALUASI PENGELOLAAN