PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN LKS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON SMA N 1PERCUT SEI TUAN T.P 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENGGUNAKAN LKS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM
NEWTON SMAN 1 PERCUT SEI TUAN T.P 2014/2015

Oleh :
Domika Pariani Dongoran
4103121016
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

ii


iii

RIWAYAT HIDUP
Domika Pariani Dongoran dilahirkan di Tolang Gunung Kec.Aek Bilah Kabupaten
Tapanuli Selatan, pada tanggal 18 April 1991. Ayah bernama Paruntungan Dongoran dan ibu
bernama Doharni Hasibuan dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun
1998, penulis masuk SD Negeri Aek Bargot, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjut pendidikan di SMP Negeri 1 Hutaraja Tinggi, dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan, dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan.

iii

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan LKS
Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum
Newton SMAN 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015
Domika Pariani Dongoran (NIM 4103121016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan LKS terstruktur terhadap hasil belajar pada materi
pokok hukum newton di kelas X semester I SMA N 1 Percut Sei Tuan T.P.
2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam
penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA N 1 Percut Sei Tuan
yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas
X IPA 3 sebagai kelas eksperimen berjumlah 34 orang dan kelas X IPA 1 sebagai
keelas kontrol berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan
jumlah 20 soal.
Hasil pengujian pretes sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu
nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 37,65 dengan standar deviasi 10,82 dan
nilai rata-rata pretes kelas kontrol 38,86 dengan standar deviasi 9,63. Hasil uji t
dua pihak data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selama proses
pembelajaran, nilai rata-rata afektif adalah 72,35 dengan kategori nilai B, dan nilai
rata-rata psikomotorik adalah 77,63 dengan kategori nilai B. Setelah pembelajaran
selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 65,29

dengan standar deviasi 8,79 dan kelas kontrol 57,14 dengan standar deviasi 10,09.
Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 3,57 dan ttabel =
1,67, sehingga thitung > ttabel (3,57 > 1,67) maka H diterima yakni ada
perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan LKS terstruktur dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional materi pokok hukum newton di kelas X semester I SMA N 1 Percut
Sei Tuan T.P. 2014/2015.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa model pembelajaran berbasis
masalah lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Diharapkan untuk
peneliti selanjutnya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan
metode pembelajaran yang lebih menarik.
Kata Kunci :Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Konvensional
dan Hasil Belajar

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup

Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I: PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7

Defenisi Operasional

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
5
5
6
6
6
7

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1
Kerang Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Hasil Belajar
2.1.3
Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4
Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.4.1
Dukungan teoritis dan empiris PBL
2.1.4.2
Merancanakan Pelajaran PBL
2.1.4.3
Melaksanakan Pelajaran PBL
4.1.4.4
Menggunakan Learninng Centers untuk PBL
2.1.5
Lembar Kerja Siswa (LKS)

2.1.6
Kajian Penelitian Yang Relevan
2.1.7
Pembelajaran Konvensional
2.1.8
Materi Pembelajaran Hukum Newton
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis

8
8
8
9
11
13
14
15
16

22
23
26
27
28
30
32

BAB III: METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1
Populasi Penelitian
3.2.2
Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4

Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1
Jenis Penelitian
3.4.2
Desain Penelitian

33
33
33
33
33
33
34
34
34

vii

3.5
3.5.1

3.5.2
3.5.3
3.6
3.7
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.8
3.8.1
3.8.9
3.10
3.10.1
3.10.2
3.10.3

Prosedur Penelitian
Tahap Awal (Persiapan dan Perencanaan)
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Rancangan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian
Tes Hasil Belajar
Observasi Hasil Belajar
Observasi Ranah Aktifitas Psikomotorik
Pengujian Instrumen Penelitian
Validitas Tes
Validitas Isi
Teknis Analisis Data
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis

35
35
35
35
37
37
37
38
40
41
41
41
42
43
43
44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Data Penelitian
4.1.1.1
Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2
Pengujian Analisis Data
4.1.2.1
Uji Normalitas Data Pretes
4.1.2.2
Uji Homogenitas Data Pretes
4.1.2.3
Uji Hipotesis Data Pretes
4.1.3
Deskripsi Hasil Belajar Selama Proses Perlakuan
4.1.3.1
Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif
4.1.3.1.1 Hasil Belajar Ranah Afektif di Kelas Eksperimen
4.1.3.1.2 Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol
4.1.3.2
Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik
4.1.3.2.1 Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen
4.1.3.2.2 Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol
4.1.4
Deskripsi Hasil Belajar Postes
4.1.4.1
Uji Hipotesis Penelitian
4.2
Pembahasan Penelitian

48
48
48
48
50
50
50
50
51
52
52
54
55
55
57
59
60
60

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

65
65
65

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

67
69

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Table 2.3
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3

Sitak Untuk PBL
Perbedaan Teacher Centered Dan Learner Centered
Kajian Penelitian Yang Relevan
Rancangan Penelitian
Kisi-Kisi Tes Pada Materi Pokok Hukum Newton
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Belajar Siswa

Halaman
20
22
26
34
38
39

Tabel 3.4 Kriteria Dan Persentase Nilai
Tabel 3.5 Pedoman Observasi Aktifitas Psikomotorik Belajar Siswa

39
40

Tabel 3.6
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10

41
49
50
51
51
52
54
56
57
59
60

Kriteria dan Persentase Nilai
Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
Distribusi hasil belajar siswa ranah afektif di kelas eksperimen
Distribusi hasil belajar siswa ranah afektif di kelas kontrol
Distribusi hasil belajar ranah psikomotrik kelas eksperimen
Distribusi hasil belajar ranah psikomotrik kelas kontrol
Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Ringkasan Perhitungan Uji t Postes

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Model Pembelajaran Oleh Dennis Sale (2000) Dalam
(Amir, 2010:9)

12

Gambar 2.2

Prosedur Strategi Pembelajaran Dengan PBL

21

Gambar 3.1

Desain Kegiatan Penelitian

36

Gambar 4.1

Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

49

Gambar 4.2

Diagram batang hasil belajar afektif kelas eksperimen

53

Gambar 4.3

Diagram pencapaian indikator hasil belajar afektif kelas eksperimen

53

Gambar 4.4

Diagram batang hasil belajar afektif kelas control

54

Gambar 4.5

Diagram pencapaian indikator hasil belajar afektif kelas control

55

Gambar 4.6

Diagram batang hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen

56

Gambar 4.7

Diagram pencapaian indikator psikomotorik kelas eksperimen

57

Gambar 4.8

Diagram batang perkembangan psikomotorik siswa kelas control

58

Gambar 4.9

Diagram pencapaian indikator psikomotorik kelas control

58

Gambar 4.10

Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

60

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01
Lampiran 02
Lampiran 03
Lampiran 04
Lampiran 05
Lampiran 06
Lampiran 07
Lampiran 08
Lampiran 09
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37

Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
169
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
81
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
92
Lembar Penilaian Kognitif 1
106
Lembar Penilaian Kognitif 2
108
Lembar Penilaian Kognitif 3
110
Rubrik Penilaian Afektif
113
Rubrik Penilaian Psikomotorik
115
Lembaran Kegiatan Siswa 1
119
Lembaran Kegiatan Siswa 2
124
Lembaran Kegiatan Siswa 3
129
Instrumen Tes Hasil Belajar
134
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
144
Jawaban Tes Hasil Belajar
149
Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
150
Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen
152
Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
154
Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol
156
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
158
Data Hasil Belajar Kelas Kontrol
160
Perhitungan Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians
162
Uji Normalitas
164
Uji Homogenitas
169
Uji Hipotesis
173
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
179
Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z
180
Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F
181
Daftar Niiai Persentil Untuk Distribusi T
183
Daftar Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen
184
Daftar Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol
186
Distribusi Ketuntasan Indikator Afektif Kelas Eksperimen
188
Distribusi Ketuntasan Indikator Afektif Kelas Kontrol
189
Daftar Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen
190
Daftar Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol
192
Distribusi Ketuntasan Indikator Psikomotorik Kelas Eksperimen
194
Distribusi Ketuntasan Indikator Psikomotorik Kelas Kontrol
195
Dokumentasi Penelitian
196

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Yamin

(2013:1)

menyatakan

bahwa

pendidikan

adalah

media

mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran pendidikan signifikan dan sentral sebab ia
memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan. Peningkatan mutu
pendidikan perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan seksama. Berbagai
usaha telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya
adalah pengembangan penelitian di bidang pendidikan khususnya dalam proses
belajar-mengajar. Peningkatan mutu pendidikan diharapkan menghasilkan sumber
daya manusia yang berketerampilan tinggi, meliputi pemikiran kritis, logis,
kreatif, dan kemauan bekerjasama yang dapat dikembangkan melalui pendidikan
fisika.
Masalah pendidikan terjadi juga dalam proses pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Perlu diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan sebuah penemuan.
Fisika sebagai cabang dari IPA merupakan objek mata pelajaran yang menarik
dan lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.
Fisika sebagai salah satu cabang IPA, tidak terlepas dari satu kesatuan
yang terdiri atas produk, sikap, dan keterampilan proses. Proses sains dalam
pembelajaran IPA akan berjalan sesuai dengan kaidah yang benar apabila subjek
yang melaksanakan proses tersebut memiliki sikap ilmiah yang memadai. Sikap
ilmiah merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk berperilaku dan
mengambil tindakan pemikiran ilmiah yang sesuai dengan metode ilmiah. Sikap
ilmiah ini tentunya akan diperoleh ketika siswa dengan aktif melakukan
serangkaian aktivitas di dalam proses belajarnya.
Hasil observasi di SMAN 1 Percut Sei Tuan dan pengalaman PPL penulis,
guru masih melakukan proses pembelajaran Teacher Centered Learning termasuk

2

guru fisika. Hasil wawancara yang diperoleh dari guru bidang studi fisika SMAN
1 Percut Sei Tuan, beliau mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
pernah juga diterapkan namun hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal
ini dikarenakan daya analisis siswa masih sangat rendah dalam penyelesaian
permasalahan yang diberikan, bahkan siswa jadi terlalai dengan model
pembelajaran yang digunakan, tidak fokus terhadap isi materi yang diajarkan.
Berdasarkan angket yang disebarkan diketahui bahwa siswa memandang fisika
sebagai mata pelajaran yang penuh dengan rumus – rumus dan angka menurut
sebagian siswa, sehingga siswa enggan tertarik pada mata pelajaran ini. Masalah
yang sering dijumpai dalam pembelajaran fisika di sekolah adalah pembelajaran
fisika yang sukar dimengerti sehingga menyebabkan siswa mendapatkan kesulitan
untuk belajar. Dari masalah diatas yaitu materi fisika yang sukar dimengerti
sehingga menyebabkan siswa mendapatkan kesulitan untuk belajar karena tidak
paham rumus, kurang mengerti materi, dan cara menggunakan rumus untuk
menyelesaikan masalah.
Selain masalah – masalah diatas juga timbul masalah lain yaitu metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Metode pembelajaran yang tidak tepat,
memicu keragaman masalah pada diri masing – masing individu antara lain : 1)
para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar
siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang paham, 2) keaktifan
dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih
kurang, 3) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, 4)
kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai
pendengar, 5 proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik, 6)
rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran fisika, dan 7) kurangnya
rasa ingin tahu siswa terhadap fisika dalam menyelesaikan masalah-masalah alam
yang berhubungan dengan fisika
Hal ini menggambarkan keefektifan pembelajaran di dalam kelas yang
masih rendah. Akibatnya menyebabkan motivasi dan keaktifan siswa yang rendah
untuk malas membaca materi tentang fisika / mengulang materi yang telah
dipelajari, mengerjakan pekerjaan rumah / tugas yang diberikan oleh guru.

3

Dalam melakukan proses mengajar, guru harus dapat memilih dan
menggunakan beberapa model pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang
dipakai oleh guru yang mana masing-masing model mempunyai kelebihan dan
kekurangan, kekurangan suatu model dapat ditutupi oleh model mengajar yang
lain sehingga guru dapat menggunakan beberapa model

mengajar dalam

melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu model pembelajaran perlu
memperhatikan suatu materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang
tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar.
Berdasarkan pemaparan masalah diatas, salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan menerapkan
model pembelajaran problem based learning (PBL). Karena model pembelajaran
PBL adalah strategi yang dimulai dengan : (1) kegiatan kelompok, yaitu membaca
kasus; menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan
pembelajaran; membuat rumusan maslah; membuat hipotesis; mengidentifikasi
sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan, dan
mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang
dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi dikelas; (2) kegiatan
perorangan, yaitu siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti,
dan penyampaian temuan; dan (3) kegiatan di kelas, yaitu mempresentasikan
laporan, dan diskusi antar kelompok dibawah bimbingan guru. Dari tiga kegiatan
kelompok, perorangan maupun kelas yang merupakan faktor utama dalam strategi
pembelajaran dengan PBL adalah pada rumusan masalah yang ada (Rusmono,
2012:78).
Pengertian “masalah” dalam strategi pembelajaran dengan PBL adalah
kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara
kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan ini dapat
dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh
karena itu, materi pelajaran atau topik tidak berbatas pada materi pelajaran yang
bersumber dari buku saja, tetapi juga dari sumber-sumber lain, seperti peristiwaperistiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Rusmono, 2012:78).

4

Hasil penelitian Nababan, T. (2007) menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
berbasis masalah dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Pada kelas yang diajar dengan pendekatan kontekstual mempunyai
nilai rata-rata 5.70 sedangkan pada siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional mempunyai nilai rata-rata 5.04. penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah, (2009) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Pada kelas
yang diajar dengan pendekatan kontekstual mempunyai nilai rata-rata 5.76
sedangkan pada kelas yang diajar dengan pembelajaran konvensional mempunyai
nilai rata-rata 4.85.
Kedua penelitian tersebut mempunyai kelemahan, yaitu kelas kurang
terkontrol (ribut) dan kurangnya efesiensi waktu dalam menerapkan lima
komponen model pembelajaran berbasis masalah pada saat pembelajaran
berlangsung. Untuk itu dalam penelitian selanjutnya, penulis akan lebih
memperhatikan waktu yang tersedia dan lebih membangkitkan kereatifitas siswa
agar pembelajaran lebih efektif.
Perbedaan rencana penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu :
pertama, terletak pada materi yang digunakan dan lokasi penelitian. Kedua,
tarletak pada tujuannya, dimana tujuan penelitian yang akan dilakukan ini adalah
untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar fisika siswa melalui model
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi secara signifikan dari hasil belajar
fisika siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian dari penelitian diatas, jelaslah bahwa metode dan
model pembelajaran mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa. Guru yang
mengajar dengan model pembelajaran yang kurang menarik dapat menyebabkan
siswa menjadi bosan, pasif, dan tidak kreatif. Guru dituntut untuk menggunakan
model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar
tujuan akhir belajar dapat tercapai tepat. Salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menciptakan suasana
pembelajaran yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Model

5

pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu upaya solusinya, model
pembelajaran

ini

dirancang

dengan

tujuan

untuk

membantu

siswa

mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih paham
terhadap konsep fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan tidak
menganggap bahwa pelajaran fisika hanya belajar dengan rumus saja.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menggunakan LKS Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Hukum Newton SMAN 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat
diidentifikasi masalah-masalah berikut :
1. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta
agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang paham
2. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan baik depan kelas maupun
tugas pada proses pembelajaran juga masih kurang
3. Kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran yang monoton dan kurang
menarik, siswa hanya diposisikan sebagai pendengar sehingga rendah
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran fisika
4. Kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap fisika dalam menyelesaikan
masalah-masalah alam yang berhubungan dengan fisika.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester SMAN I Percut Sei Tuan
tahun ajaran 2013/2014
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah

6

3. Hasil belajar siswa pada materi pokok hukum newton di kelas X semester
I SMAN I Percut Sei Tuan

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X selama pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
LKS terstruktur pada materi pokok Hukum Newton di kelas X SMAN 1
Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 ?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
LKS terstruktur terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Percut Sei
Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 ?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X selama pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
menggunakan LKS terstruktur pada materi pokok Hukum Newton di kelas
X SMAN 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
menggunakan LKS terstruktur

terhadap hasil belajar siswa kelas X

SMAN 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi peserta didik, agar dapat membantu mereka mengatasi kesulitan
belajar dan meningkatkan minat belajar fisikanya

7

2. Bagi guru, pendekatan kontekstual diharapkan setiap guru terutama yang
mengajarkan fisika dapat melakukan perbaikan terhadap pembelajaran
yang menyangkut pengelesaian soal sehingga diperoleh hasil yang optimal
3. Bagi peneliti, menjadikan pengalaman berharga untuk menambah
wawasan sebagai calon guru yang propesional untuk meningkatkan
pembelajaran sehingga mampu mengelola pembelajaran secara optimal

1.7. Defenisi Operasional
Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini
diajukan beberapa defenisi operational yang mengacu pada penelitian,antara lain:
1. Model berbasis masalah menggunakan LKS terstruktur merupakan salah
satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar
aktif kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
2. Pembelajaran

konvensional

merupakan

pembelajaran

yang

sering

diterapkan di sekolah-sekolah secara umum.
3. Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan
baik latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
4. Hasil belajar adalah perubahan prilaku individu yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor tetapi hasil belajar yang dimaksud dalam
pembahasan adalah ranah kognitif.

65

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian
hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok
hukum newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P.
2014/2015 pada ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes 38,86 dan
postes 57,14 dengan kategori kurang baik; pada ranah afektif dengan nilai
rata-rata 64,43 dengan kategori kurang baik; dan ranah psikomotorik dengan
nilai rata-rata 57,45 dengan kategori kurang baik. Hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran berbasis masalah menggunakan LKS terstruktur pada
materi pokok hukum newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan T.P. 2014/2015 pada ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes
37,65 dan postes 65, 29 dengan kategori tuntas KKM; pada ranah afektif
dengan nilai rata-rata 72,35 dengan kategori cukup baik; dan ranah
psikomotorik dengan nilai rata-rata 77,63 dengan kategori baik.
2. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
menggunakan LKS terstruktur lebih baik daripada pembelajaran konvensional
pada materi pokok hukum newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan T.P. 2014/2015.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka
untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan masalah pada materi
yang akan dihadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator
yang diharapkan materi yang diteliti.

66

2. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran berdasarkan
masalah dalam penelitian sebaiknya membuat pembelajaran lebih atraktif dan
sederhana seperti halnya penerapan pola permainan dalam belajar untuk
meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi hukum newton.
3. Bagi

peneliti

selanjutnya

sebaiknya

sebelum

proses

pembelajaran

memberikan arahan terlebih dahulu tentang model yang digunakan, dan
memotivasi siswa bahwa model tersebut sangat berpengaruh dalam belajar.

67

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. (2010), Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era
Pengetahuan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Anderson, L.W dan David R. Krathwohl. (2010). Terjemahan. Kerangka Landasan
untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi Taksonomi Bloom,
Penerbit Pustaka, Yogyakarta.
Arends, Richard I. (2008), Learning To Teach’belajar Untuk Mengajar’, Penerbit
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Dwi, I.M., Arif, H., Sentot, K., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning
Berbasis Ict Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9: 1693-1246.
Kamajaya. (2008), Cerdas Belajar Fisika untuk SMA/MA kelas X, Penerbit Grafindo,
Bandung.

Lestari, N.,Tandiling, E., Mursyid, S., (2013), Penggunaaan LKS Terstuktur Berbasis
PBL Untuk Meremediasi Kesulitan Pemecahan Masalah Pada Siswa
Kelas X SMA, jurnal pendidikan fisika Untan.
Nurachmandani, Setya. (2009), Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Penerbit Grahadi, Jakarta.

Rosyada, Dede. (2007), Paradigma Pendidikan Demokratis “ Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, Penerbit
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran Dengan Problame Based Learning Itu
Perlu, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rohman, Muhammad., Amri, Sofan (2013). Strategi dan Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran, Penerbit Prestasi Pustaka, Surabaya.
Syafaat, E.M., Nurjannah, Werdhiana, I.K, (2009), Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE)
terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton, Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT) 2: 2338-3240.
Sagala, Syaiful. (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,
Bandung.

68

Sanjaya, Wina. (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana. (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito Bandung, Bandung.
Trianto, (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Penerbit :
Kencana Prenoda Media Group, Jakarta.
Yamin, (2013), Ideologi & Kebijakan Pendidikan, Madani, Malang