PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI DI PAUD METRO PLUS HELVETIAMEDAN.

P

UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan
kesempatan pada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan
Berbahasa Anak Usia Dini Di PAUD Metro Plus Helvetia Medan” disusun untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak kendala yang dihadapi peneliti
dan dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang
akhirnya penulisan ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Hj.Nasriah,Mpd sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti sejak awal
sampai dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd sebagai Rektor Universitas
Negeri Medan
3. Bapak Drs. Nasrun, M.S, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.

4. Ucapan

terima

kasih

juga

peneliti

sampaikan

kepada

Dr.

Sudirman,S.E, M.Pd. Dra. Rosdiana, M.Pd dan Drs. Elizon

Nainggolan, M.Pd sebagai Dosen pembimbing yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Ibu Dra. Rosdiana,
M.Pd, dan Dr. Sudirman, S.E, M.Pd selaku ketua dan sekertaris
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang turut memberikan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada kak Surya
Indrawati,S.Pd dan kak Ika serta Staf pegawai Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah FIP Unimed yang telah banyak membantu peneliti.
7. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Christina Br
Sitanggang, S.Pd selaku kepala sekolah PAUD Metro Plus Helvetia
Medan serta Ekaristina Saragih,S.Pd, Damay Rentina Siahaan, S.Pd,
dan Hotmaniar Harahap, S.Pd dan yang tidak bisa peneliti sebutkan
satu persatu selaku staf pengajar di PAUD Metro Plus Helvetia Medan
yang telah banyak memberikan izin penelitian serta dukungan motivasi
dalam pelaksaan penelitian.
8. Teristimewa peneliti sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ayahanda tercinta H.Gurning dan Ibunda Y.Sitanggang dan
Abangku Gideon Novian Gurning, S.Pt

yang senantiasa telah


memberikan bantuan, motivasi, doa yang tulus dan dukungan moril
serta material sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan
menyelasikan skripsi ini.
9. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada yang teristimewa
dan terkasihbernama Jaihot Sigalingging yang selama ini banyak

memberikan dorongan, bantuan dan doa selama perkuliahan serta
dalam penulisan skripsi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Ucapan terima kasih yang tulus kepada Sahabat terbaikku Juliyati
Sipayung adik Roma Br Sitanggang, Lumayan Br Sitanggang dan Dian
Eka Wati Sinaga serta kakak tersayang Eva Br Sitanggang, Esra Bunga
Yanti Sitanggang dan Anim Silsa serta seluruh keluarga yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi
ini.
11. Buat sahabat-sahabat yang terkasih Reni F. Simamora, Lisna E
hutapea, Ernita, Desy Susianti, Nuri Wulandari, Herman Sinaga,
Teguh Amanda, serta teman seperjuangan selama mengikuti
bimbingan skripsi yaitu Elka Mayalani Simbolon, Asmina Ginting,
Rika Rentina Ginting, Rohana M. Tamba, Junjung M.Panjaitan,

Dionisius Samosir, Agustinus Sianturi, Fatmawati Siregar, Yusuf
Hidayat. Dan juga teman PLS LOVER’S yaitu Hamdan S. Siregar,
Ramot Tua Tarihoran, Maruba Samosir,

yang telah banyak

memberikan bantuan moral dalam penyelesaian perkuliahan dan
penulisan skripsi ini.
12. Dan buat pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi
ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua
dan menjadi bahan masukan bagi pengembang dunia pendidikan.

Medan, Januari 2015

(Ester Kessia Gurning)

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini yang berjudul “ PeranGuru Terhadap Tingkat
Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus
Helvetia Medan”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah di Universitas Negeri Medan. Dalam penyusunan proposal
penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam
penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Nasriah M.Pd selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian proposal penelitian
ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini bermamfaat
bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2015
Ester Kessia Gurning
NIM. 1103371011


ABSTRAK
Ester Kessia Gurning, NIM 1103371011Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus Helvetia
Medan. Skripsi Program Study Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,2015
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja pekerja sosial peran guru
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di Paud Metro Plus Helvetia
Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini yang terdiri atas memgajar,
membimbing dan membina.
Penelitian ini meggunakan pendekatan metodekualitatif. Dalampenelitianini yang
menjadiinformannyaadalah guru-guru yang menjadi tenaga pengajar di PAUD Metro Plus.
Dalam pengumpulan data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik wawancara yang
dilakukan bersamaan juga dengan observasi dan dokumentasi. Analisi data dilakukan dengan
cara bersamaan dengan proses pengamatan yang tidak terlepas satu dengan yang lain serta
data dan membangun keabsahan penelitian yang diantaranya yaitu 1) Pengumpulan Data. 2)
Reduksi Data. 3) Penyajian Data (Display Data). 4) Kesimpulan atau Verifikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 (lima orang) anak yang belum vasih dalam
berbicara dan belum mampu mengucapkan kalimat secara sempurna dan masih belum

mampu mengungkapkan apa yang ada difikirannya dengan teratur, yaitu di kelas B ada 1
(satu) orang anak yang bernama Syahira Putri Kirana. Dan di kelas C ada 3 (tiga) orang anak
yang belum fasih berbicara yang bernama Hanna Febriani Purba, Tiarmaida Durya Hutauruk
dan Roma Naulimana ilalahi. Oleh sebab itu para guru harus lebih sering melakukan
percapakan dengan anak supaya anak lebih terbiasa berbicara. Dan lebih berani
mengungkapkan apa yang ada difikirannya.
Di PAUD Metro Plus Helvetia masih adanya anak yang kurang fasih berbicara
terkadang didasari oleh orang tua yang kadang kala mengikuti gaya berbicara anak mereka.
Dan para guru juga kurang meluangkan waktu mereka untuk berkomunikasi seta bercerita
dengan anak sehingga anak kurang mendapatkan rasa kepercaya dirian mereka untuk
berinteraksi dengan orang lain. Tujuan dari guru hendaknya lebih sering meluangkan waktu
mereka untuk bercrita dengan anak supaya anak merasa lebih dekat dengan gur dan teman –
teman yang lain dan supaya anak bisa mengekspresikan apa yang ada dalam fikiran serta apa
yang mereka inginkan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah. ................................................................... 7
1.3. Pembatasan Masalah ................................................................... 8
1.4. Perumusan Masalah .................................................................... 8
1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.6.1. Secara Praktis ............................................................................. 8
1.6.2. Secara Teoritis ............................................................................ 9
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10
2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Peran ........................................................................ 10
2.1.2 Prinsip-prinsip Perkembangan Berbahasa Anak
Usia Dini .................................................................................... 11
2.1.3 Komponen-komponen Yang Mempengaruhi
Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini.................................. 11
2.1.4 Langkah-langkah Perkembangan Berbahasa Anak
Usia Dini .................................................................................... 12
2.1.5 Fungsi Perkembangan Berbahasan Anak Usia

Dini ............................................................................................ 15
2.1.6 Pengertian Berbahasa Anak Usia Dini ........................................ 17
2.1.7 Pengertian Perkembangan Berbahasa Anak Usia
Dini ............................................................................................ 18
2.1.8 Hubungan Komunikasi Guru dengan Anak Usia Dini ................. 19
2.1.9 Peran Komunikasi Guru Terhadap Perkembangan
Berbahasa Anak Usia Dini .......................................................... 20
2.2. Kerangka Berfikir ......................................................................... 22
2.3 Hipotesis Penelitian .................................................................... 23
BAB III:METODE PENELITIAN ................................................................ 24
3.1 Desain Penelitian ........................................................................
3.2 Subjek Penelitian ........................................................................
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .............................
3.3.1Variabel .......................................................................................
3.3.2 Devenisi Operasional .................................................................
3.4. Tehnik Pengumpulan Data .........................................................

24
24
25

25
25
25

3.4.1Pengamatan/Observasi ................................................................. 25
3.4.2Wawancara .................................................................................. 26
3.4.3 Dokumentasi .............................................................................. 27
3.5.Tehnik Analisis Data...................................................................... 29
3.5.1Pengumpulan Data.........................................................................29
3.5.2Reduksi Data................................................................................ 30
3.5.3Penyajian Data (Display Data) ..................................................... 30
3.5.4Kesimpulan atau Verifikasi .......................................................... 30
3.6. Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 31
3.6.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 31
3.6.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 31
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian........................................................... 32
4.2 Program Membangun Karakter Anak di PAUD Metro Plus
Helvetia Medan............................................................................. 37
4.3 Peran Guru Dalam MeningkatkanPerkembanganBerbahasa anak .. 40

4.4 Tujuan Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembanagan
BerbahasaAnak .................................................................................... 43
4.5 Pembahasan Dan Hasil .................................................................. 45
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 49
5.2 Saran............................................................................................. 50

Daftar Pustaka ..................................................................................... 51
Lampiran

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Pedoman Wawancara......................................................................................... 27
Tabel 2 : Waktu Penelitian..................................................................................................... 31
Tabel 3 : Sarana................................................................................................................. 35
Tabel 4 : Prasarana............................................................................................................ 36
Tabel 5 : Kegiatan Belajar.................................................................................................39

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Observasi……………………………………………………………...54
Lampiran 2 : Lembar Pedoman Wawancara…………………………………………………55
Lampiran 3 :Foto Dokumentasi……………………………………………………………...56

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peran penting untuk mengembangkan potensi

Sumber Daya Manusia (SDM).Oleh karena itu, bidang pendidikan harus
mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara sungguh-sungguh baik
dari pemerintah, masyarakat pada umumnya dan guru pada khususnya.
Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 dituliskan tentang sistem
pendidikan Nasional (SIKDIKNAS) pada Pasal 28 ayat 1: pendidikan anak usia
dini diselenggarakan bagi anak sejak dini. Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama karena pendidikan yang
diperoleh anak usia dini melalui proses belajar mengajar bukanlah sekedar
dipandang untuk menambah pengetahuan saja, melainkan harus pula dipandang
sebagai suatu proses perubahan kelakuan pribadi secara keseluruhan. Djumhur
(1975: 23) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai :
“Suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk
mendapatkan pola respon baru yang diperlukan dalam interaksi
dengan lingkungannya. Banyak faktor yang mempengaruhi
keefektifan dalam proses belajar mengajar, semua ini merupakan
suatu sistem. Faktor dalam meyajikan materi yang kurang
sistematis,gayanya monoton serta kurang dapat mengaktifkan gerak
psikomotoriknya, anak dapat melemahkan motivasi anak usia dini
dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga anak merasa
jenuh dalam menerima pelajaran”.

Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi. Melalui bahasa manusia dapat
berinteraksi menggunakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikanperasa
annya. Dengan bahasa anak dapat membuka cakrawala berfikir dan
mengembangkan wawasannya. Anak-anak belajar bahasa melalui interaksi
dengan lingkungannya baik lingkungan rumah, sekolah, atau masyarakat. Di
sekolah anak belajar bahasa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan
orang dewasa lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami
tentang perkembangan dan pengembangan bahasa anak.
Menurut Depdikbud (1994:185) dikatakan bahwa berbicara secara umum
dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,gagasan,atau isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan berbahasa sehingga maksud tersebut dapat dipahami
oleh orang lain. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar
merupakan kegiatan utama karena pendidikan yang diperoleh anak usia dini
melalui proses belajar mengajar bukanlah sekedar dipandang sebagai suatu proses
perubahan kelakuan pribadi secara keseluruhan. Menurut Hariyadi dan Zamzami
(1996: 54), “Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi,
sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.”
Pendidikan Anak Usia Dini yang berkaitan dengan anak dan ini
menandakan proses pembelajaran harus dalam keadaan menyenangkan dan
menarik. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama berbahasa dalam
waktu yang relatif singkat. Ketika mereka mulai bersekolah dan belajar berbahasa
secara formal, mereka sudah mengetahui dan mengucapkan sejumlah besar kata.
Namun, perkembangan berbahasa tidak berhenti ketika seorang anak sudah mulai
bersekolah atau ketika dia sudah dewasa. Proses perkembangan terus berlangsung
sepanjang hayat, (Zuchdi dan Budiasih, 1996: 4).
Sastro (2013: 53) mengemukakan bahwa berbahasa terbagi atas
komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur
tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang,
demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari halhal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih
tinggi.

Perkembangan berbahasa yang dimaksud dan dipaparkan adalah berbahasa
velbal yaitu bahasa formal baik lisan maupun tulisan yang diakui dan digunakan
oleh anggota kelompok sosial. Bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki
bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena
bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan diantara anggota-anggota
kelompok sosial untuk menggungkapkannya. Secara formal bahasa diartikan
sebagai kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata
bahasa. Kata berbahasa dalam judul proposal ini berkenaan tentang bahasa verbal.
Hubungan

guru

dengan

anak

dinyatakan

seperti

orangtua

dan

anak.Orangtua menjadi pembimbing anaknya supayaperkembangan anak dapat
berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan. Guru berada
dalam lingkungan yang dekat dengan anak, dengan demikian cukup besar
pengaruhnya dan pembentukan pribadi dan cita-cita anak. Anak cenderung untuk
meniru tingkah laku guru, dan peka terhadap sifat-sifat, tingkah laku yang
diperlihatkan oleh seorang guru didepan anak-anak.
Guru berupaya dalam pengembangan berbahasa anak usia dini masih
sangat kurang sempurna diterima oleh anak dalam proses belajar sambil bermain.
Perkembangan berbahasa anak dan kemampuan berbicara anak tidak sama persis
pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu yang
cukup lama. Berbahasa juga memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
perkembangan anak. Dengan berbahasa, anak akan tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang dewasa dan yang dapat bergaul ditengah-tengah

masyarakat. Suryani (2010: 3) mengatakan bahwa anak usia dini melakukan
aktivitas berbahasa yakni berbicara dan mendengarkan. Mereka belum mampu
menulis dan membaca secara sempurna. Oleh karena itu, anak usia dini dalam
berbahasa yang perlu dibina dan dikembangkan terutama keterampilan
mendengarkan dan berbicara.
Seorang guru yang benar-benar mengharapkan anak usia dini tersebut
dapat berbahasa dengan baik dan benar sebaiknya berbahasa yang singkat, yaitu
jangan mempergunakan lima puluh kata ketika lima kata dapat dipahami. Hampir
semua orang dari kita dinasehati seperti anak-anak dan kita semua ingat bahwa
kita membenci hal tersebut, kemudian berbicaralah dengan jelas dalam istilah
yang sederhana dan mudah dipahami anak, bukan abstrak, dan berbahasa dengan
sesederhana mungkin. Di sekolah anak belajar berbahasa apabila seorang guru
memiliki perhatian yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan berbahasa, maka
kemungkinan anak akan semakin mahir berbahasa setelah mendapatkan
pendidikan di sekolah.
Perkembangan berbahasa anak dan kemampuan bicara anak tidak sama
persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan
waktu yang agak lama. Berbahasa juga memberikan sumbangan yang besar dalam
perkembangan anak. Dengan berbahasa, anak akan tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul ditengah-tengah masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa berbahasa dipakai oleh
anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain
untuk

kepentingan

pribadinya.Anak

pada

umumnya

berbahasa

dalam

kehidupannya untuk memenuhi kepentingan individu anak itu sendiri.Dalam
berkomunikasi, berbahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui
berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul
dengan orang lain. Tanpa berbahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi
dengan orang lain. Hasil penelitian Dardjowidjojo (1991:60) menyatakan bahwa
anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu mengeluarkan katakata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Hal ini terjadi pada anak-anak yang
normal.Selain anak-anak normal, karena berbagai sebab, ada yang mengalami
kesulitan dalam berbahasa.Orang tua disini harus mampu berbahasa yang mudah
dimengerti oleh anak.
Anak dapat mengekspresikan pikirannya dengan berbahasa sehingga orang
lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak
dapat terjalin dengan baik dengan berbahasa agar anak dapat membangun
hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa berbahasa dianggap sebagai salah
satu indicator kesuksesan seorang anak.
Mengajarkan berbahasa sejak dini akan memudahkan bagi anak karena
masa ini merupakan periode yang sangat menakjubkan dimana terjadi
pertumbuhan kosa kata yang sangat cepat bagi anak. Dengan berbahasa, anak
dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya
kepada orang lain.

Anak tersebut

memperkaya kosa katanya melalui

pengulangan.Mereka sering mengulangi kosa kata yang baru dan unik sekalipun
mungkin belum tentu memahami artinya. Dalam mengembangkan kosa kata
tersebut, anak menggunakan fast amppingyaitu suatu proses dimana anak

menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam
percakapan. Pada masa kanak-kanak awal inilah anak mulai mengkombinasikan
suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.
Berdasarkan

hasil

pengamatan

di

Paud

Metro

Plus

Helvetia

Medandiketahui bahwa kemampuan anak dalam berbahasa masih kurang mampu
berkomunikasi dengan berbahasa yang baik. Salah satu alat komunikasi anak
adalah berbahasa yang mudah di mengerti.
Guru hendaknya memperhatikan perkembangan berbahasa anak dengan
cara lebih sering berkomunikasi dengan anak dengan berbahasa yang sederhana
yang mudah di mengerti anak sehingga anak dapat dengan mudah mengingat kata
demi kata yang didengarnya. Serta dengan melakukan kegiatan belajar sambil
bermain agar dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak usia dini. Atas
dasar uraian diatas,makan penulis berkeinginan mengangkat permasalahan
tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul,” Peran Guru Dalam Meningkatkan
Perkembangan Berbahasa Anak di Paud Metro Plus Helvetia Medan.

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diindentifikasikan

maslah penelitian sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran guru dalam pengembangan berbahasa anak.
2. Peran guru yang masih rendah dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa pada kegiatan pengembangan berbahasa verbal.
3. Kurangnya pengetahuan guru tentang cara mendidik kemampuan berbahasa
anak dengan benar.

4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai mendukung kegiatan belajar
anak.

1.3.

Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang diidentifikasi, tetapi dibatasi pada “Peran Guru Dalam

Meningkatkan Perkembangan Berbahasa Anak di Paud Metro Plus Helvetia
Medan”.

1.4.

Perumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah diatasuntuk lebih mengarah penelitian,

masalah-masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana
peran Guru Dalam Meningkatkan perkembangan berbahasa anak di Paud Metro
Plus Helvetia Medan.

1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Guru Dalam Meningkatkan.
Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus Helvetia Medan.

1.6.

Manfaat Penelitian
Dalam pemkembangan berbahasa anak memiliki beberapa mamfaat

penelitian adalah :
1.6.1. Secara praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan Guru yang ada di Paud Metro
Plus Helvetia Medan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak agar
lebih sering berinteraksi dengan berbahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
dan diingat anak serta menggembangkan kemampuan berbahasa melalui suatu
permainan.

1.6.2. Secara Teoritis
Tulisan ini diharapkan memberikan sumbangan dan bahan acuan bagi
peneliti yang lain dalam melakukan pembelajaran untuk mengembangkan lebihlan
jut mengenai Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan berbahasa anak
usia dini bagi Pendidikan Luar Sekolah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

KESIMPULAN
Dari hasil penitian yang dilakukan di PAUD Metro Plus Helvetia Medan

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.

Guru adalah sumber belajar pada pendidikan formal , non formal maupun
informal yang merupakan sumber daya manusia yang memegang peran
penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

2.

Para guru memberikan pengarahan motivasi atau dorongan kepada anak
usia dini tanpa paksaan dan semangat agar para anak usia dini tidak terlalu
dipaksa untuk belajar, tetapi didorong dengan atau melalui belajar sambil
bermain dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

3.

Para guru adalah pendidik yang sangat penting dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa anak. Tetapi disini para guru masih terkendala oleh
prasarana yang kurang memadai walaupun proses belajar mengajar
berjalan dengan baik.

1

2

5.2.

SARAN
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan kesimpulan peneliti ini,

maka peneliti mengajukan beberapa saran, yakni sebagai berikut:
1.

Para guru ssebaiknya adalah lulusan dari PAUD atau Pendidikan Luar
Sekolah sehingga akan sesuai dengan bidang kerjanya untuk mengajar di
sekolah.

2.

Para guru jangan memaksakan anak untuk terlalu monoton belajar dalam
proses mengajar, sehingga tujuan yang akan diinginkan dapat tercapai.

3.

Para guru sebaiknya senantiasa berupaya untuk memotivasi dan
mendorong anak melalui prinsip belajar sambil bermain, sehingga anak
tidak terlalu jenuh dalam belajar.

4.

Perlu kiranya para guru memberikan waktu luang kepada anak diluar jam
belajar seperti liburan,retret,dan lain sebagainya. Agar anak semakin
terarah dan berpengalaman.

5.

Para guru hendaknya tidak terlalu vakum didalam proses belajar mengajar
didalam kelas agar anak tidak vakum dan bosan dalam kegiatan belajar
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Ahmad,K (2005). Perlindungan Dan Pengasuhan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka
Cipta
Bahri Djamarah, S (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Budiasih & Zuchdi, (1996) Proses Perkembangan Terus Berlangsung Sepanjang
Hayat.
Cox,Jhon, (1999). Komunikasi Alat Mengkomunikasikan Pikiransecara Lisan.
Google
Dardjowidjojo, (1991). Majalah Seputar Anak Usia Dini: Jakarta: Depdikbud
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (1994). Program Kegiatan Taman
Kanak-kanank: Jakarta: Balai Pustaka
Diana,A, DK. 2001. Komunikasi Sebagai Suatu Proses Peyampaian Makna, 52
Hartono,A & Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Kamisa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika
Koentjaraningrat. 1997. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pustaka Umum
Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum
Poerwardarminta, (2002). Skripsi Mahasiswa Universitas terbuka. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suhartono, (2005). Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Direktur
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi.
Suhartono,(2005) Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini : Jakarta:
Depdiknas.
Sugiono,

(2008). Metode Penelitian Pendidikan()Pendekatan
Kualitatif dan R & D) Bandung: Alfabeta.

Kuantitatif,

Sugiono, (2013) Kategori Komunikasi Guru Dan Perkembangan Bahasa Anak.
Sugiono, (2008). Konsep Dasar Ppendidikan AnakUsia Dini : Bandung: Alfabeta.
Soejiarto, (1996). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Angkasa
Universitas Negeri Medan FIP, Pedoman Penulisan Skripsi, (2014). Medan
Zamzami, DKK. (1996). Berbicara merupakan suatu proses Komunikasi.

Sumber Skripsi :
Suryani, Ade Irma,(2010) upaya orang tua dalam pengembangan berbahasa anak :
Medan : Unimed

Sumber Internet :
Ghazali,A (1976). Kewajiban seorang Pendidik. Google.
Gleitman (1981). Pemilihan Kosa Kata Dalam Berbicara Guru. Google.
Halim (1976) Fungsi-Fungsi Perkembangan Anak Usia Dini. Google
Halliday (1976) Fungsi-Fungsi Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini.
Google.
Hidayat. 2012. Peran Guru Dalam Mengoptimalkan Perkembangan Peserta Didik
SD, (Online), dalam http://taufikhidayat93.blogspot.com/2012/05/peranguru-dalam-mengoptimalkan.html, diakses 15 September 2014)
Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda : Bandung, (Online),
dalam http://kokontibo.blogspot.com/2009/12/persepsi-bahasa-verbaldan-bahasa.html, diakses 23 September 2014)
Mulyana (2009) & Hanafi (1984) Bahasa dapat Berupa Isyarat,Tulisan,Gambar,
dan Wicara: Indonesia: Google
Oteng (1989) : Kelompok-kelompok Organisasi. Google
Rahmat, (1994: 87) Mendefaenisikan bahasa secara fungsional dan formal:
Indonesia: Google
Sastro, (2013: 53) Bahasa verbal dan nonverbal. Indonesia: Google.

Sastro. 2013. Pengertian Komunikasi Verbal dan Nonverbal Beserta Contoh dan
Slogan Produk, (Online), dalam
http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasiverbal-dan-nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/, diakses 24
Sepetember 2014)
Sistem pendidikan nasioanal,(2003). Undang-undang Repoblik Indonesia no.23.
Bandung:Perpustakaan Nasional.
Sinolungan (1997) Bahasa Juga Sebagai Sarana Melakukan Kegiatan Berbicara.
Google.
Sroufe (1996). Pertumbuhan Kosa Kata Anak.Google
Vigotsky (1966: 24): Prinsip-Prinsip Dalam Membantu Perkembangan Berbahasa
Anak Usia Dini. Google
Widdowson,Yudibrata (1998). Kematangan Menyimak Dan Kematangan
Mengeluarkan Bunyi. Google.
Yudibrata, (1998). Pemerolehan Bahasa Anak Bergantung Pada Lingkungan
Berbahasa. Google.
Sumber Jurnal :
http://ejournal. Peningkatan Kosa Kata Anak Melalui Tebak Sara.
unp.ac.id/index.php/paud
ht t p:/ / ejournal. Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui kegiatan

Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh kembang Anak.
http://jurnal. Peningkatan Kemampuan Anak Dalam Mengenal Huruf Dengan
Menggunakan Media. upi.edu/file/Vina.pdf