KACAMATA TIDAK CEGAH PENULARAN BELEKAN
KESEHATAN
KACAMATA TIDAK CEGAH PENULARAN BELEKAN
Dr TJATUR PRIJAMBODO
Anggota Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PWM Jawa Timur.
De
mo
(
Vi
sit
litm
erg
er.
co
m)
fsp
htt
p:/
/w
w
Keluhan
Keluhan yang biasa dialami, antara lain: belekan, mata merah,
ngeres (seperti ada pasir atau sesuatu yang mengganjal), gatal, rasa
panas, nyeri di sekitar mata, air mata nerocos (air mata keluar berlebihan) http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/conjunctivitis.htm.
Keluhan-keluhan tersebut terjadi karena pembengkakan (edema)
conjuntiva, serta pembesaran (hipertropi) kelenjar di sekitar conjuntiva
sehingga terasa seperti ada benda di dalam mata. Kondisi ini membuat
tangan tak kuasa untuk tidak mengucek-ucek, akibatnya makin bengkak
dan makin nyeri, untuk itulah maka tindakan seperti itu harus dihindari.
pd
Penyebab
· Virus (tersering adenovirus)
· Bakteri atau kuman (staphylococcus dan streptococcus)
· Chlamydia (Chlamydia trachomatis )
· Jamur (sangat jarang)
· Parasit (sangat jarang)
· Alergi (cuaca, debu, dll)
· Bahan kimia (polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
· Benda asing
Conjuntivitis yang disebabkan mikro-organisme (virus dan kuman
atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara.
Pencegahan
Untuk mencegah makin meluasnya penularan conjunctivitis,
antara lain:
· Usahakan tangan tidak sering memegang wajah (kecuali untuk
keperluan tertentu) dan hindari mengucek-ngucek mata.
· Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih
setiap hari.
· Hindari berbagi bantal, handuk, dan saputangan dengan orang lain.
· Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak
(jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita conjuntivitis.
· Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
· Bagi penderita conjuntivitis, hendaknya segera membuang tissu
atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.
· Udara AC dalam ruangan tertutup tidak menularkan mata merah.
Karena itu, tidak perlu menggunakan kacamata tambahan apabila
ada orang-orang dekat Anda yang terkena mata merah. Sentuhan
jauh lebih berbahaya.
· Jika Anda terserang conjunctivitis pada kedua mata dan ingin
mengompres mata Anda dengan air hangat untuk menguasai
rasa gatalnya, sediakan 2 (dua) handuk dan 2 (dua) baskom
yang berbeda. Mengapa? Agar kuman dari mata tidak berpindahpindah antara kedua mata.
· Banyak istirahat. Ketika kita semakin sehat, maka kuman akan
semakin cepat mati karena dilawan sistem kekebalan tubuh dan
reaksi obat. Memaksakan diri bekerja saat sedang terkena
conjunctivitis sama dengan membiarkan penyakit ini sembuh
lebih lama.
· Sebaiknya jangan gunakan make up apabila Anda terkena
conjuntivitis, agar tidak memperburuk peradangan.
· Ketika beristirahat di rumah, jangan paksakan mata Anda untuk
beraktivitas berat seperti main game atau melanjutkan pekerjaan
kantor di laptop.
w.
B
eberapa waktu lalu, banyak pasien datang ke tempat praktikan
saya berkacamata hitam dengan keluhan mata merah,
belekan, dan bengkak. Bahkan, ada satu keluarga yang
memakai kacamata seragam. Mereka berharap supaya tidak terjadi
penularan ke orang lain. Benarkah?
Dilihat dari keluhan yang ada, orang-orang itu menderita
peradangan (inflamasi) pada selaput lendir mata (conjunctiva). Dalam
istilah medis disebut Conjuctivitis. Boleh dikata masyarakat kita sudah
sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.
Tanda-tanda
· Conjuntiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
· Produksi air mata berlebihan (epifora)
· Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung
(pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan
conjuntiva dan peradangan sel-sel conjuntiva bagian atas.
· Pembesaran pembuluh darah di conjuntiva dan sekitarnya
sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
· Pembengkakan kelenjar (folikel) di conjuntiva dan sekitarnya.
· Terbentuknya sekat (membrane) karena proses koagulasi fibrin.
· Dijumpai kotoran (sekret) dengan berbagai bentuk (kental hingga
bernanah)
Dalam praktik sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis
conjuntivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri
spesifik dari berbagai jenis conjuntivitis dan pola penyebarannya.
Karenanya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosa, kecuali pada kasus-kasus tertentu.
26
10 - 25 RABIULAKHIR 1432 H
Pengobatan
Pada umumnya conjuntivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa
pengobatan dalam 10-14 hari, apabila virus sebagai penyebabnya.
Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang
bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya. Conjuntivitis yang
disebabkan bakteri dapat menggunakan antibiotika topikal (obat tetes
atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll.
Sebaiknya, tidak dikombinasikan dengan golongan Steroid, karena
adanya efek samping berupa Glaukoma! Adapun pengobatan pada
conjuntivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah
infeksi sekunder.
Pada conjuntivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah,
gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya
karena paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat
tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan
sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya)
atau kombinasi keduanya.•
KACAMATA TIDAK CEGAH PENULARAN BELEKAN
Dr TJATUR PRIJAMBODO
Anggota Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PWM Jawa Timur.
De
mo
(
Vi
sit
litm
erg
er.
co
m)
fsp
htt
p:/
/w
w
Keluhan
Keluhan yang biasa dialami, antara lain: belekan, mata merah,
ngeres (seperti ada pasir atau sesuatu yang mengganjal), gatal, rasa
panas, nyeri di sekitar mata, air mata nerocos (air mata keluar berlebihan) http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/conjunctivitis.htm.
Keluhan-keluhan tersebut terjadi karena pembengkakan (edema)
conjuntiva, serta pembesaran (hipertropi) kelenjar di sekitar conjuntiva
sehingga terasa seperti ada benda di dalam mata. Kondisi ini membuat
tangan tak kuasa untuk tidak mengucek-ucek, akibatnya makin bengkak
dan makin nyeri, untuk itulah maka tindakan seperti itu harus dihindari.
pd
Penyebab
· Virus (tersering adenovirus)
· Bakteri atau kuman (staphylococcus dan streptococcus)
· Chlamydia (Chlamydia trachomatis )
· Jamur (sangat jarang)
· Parasit (sangat jarang)
· Alergi (cuaca, debu, dll)
· Bahan kimia (polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
· Benda asing
Conjuntivitis yang disebabkan mikro-organisme (virus dan kuman
atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara.
Pencegahan
Untuk mencegah makin meluasnya penularan conjunctivitis,
antara lain:
· Usahakan tangan tidak sering memegang wajah (kecuali untuk
keperluan tertentu) dan hindari mengucek-ngucek mata.
· Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih
setiap hari.
· Hindari berbagi bantal, handuk, dan saputangan dengan orang lain.
· Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak
(jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita conjuntivitis.
· Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
· Bagi penderita conjuntivitis, hendaknya segera membuang tissu
atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.
· Udara AC dalam ruangan tertutup tidak menularkan mata merah.
Karena itu, tidak perlu menggunakan kacamata tambahan apabila
ada orang-orang dekat Anda yang terkena mata merah. Sentuhan
jauh lebih berbahaya.
· Jika Anda terserang conjunctivitis pada kedua mata dan ingin
mengompres mata Anda dengan air hangat untuk menguasai
rasa gatalnya, sediakan 2 (dua) handuk dan 2 (dua) baskom
yang berbeda. Mengapa? Agar kuman dari mata tidak berpindahpindah antara kedua mata.
· Banyak istirahat. Ketika kita semakin sehat, maka kuman akan
semakin cepat mati karena dilawan sistem kekebalan tubuh dan
reaksi obat. Memaksakan diri bekerja saat sedang terkena
conjunctivitis sama dengan membiarkan penyakit ini sembuh
lebih lama.
· Sebaiknya jangan gunakan make up apabila Anda terkena
conjuntivitis, agar tidak memperburuk peradangan.
· Ketika beristirahat di rumah, jangan paksakan mata Anda untuk
beraktivitas berat seperti main game atau melanjutkan pekerjaan
kantor di laptop.
w.
B
eberapa waktu lalu, banyak pasien datang ke tempat praktikan
saya berkacamata hitam dengan keluhan mata merah,
belekan, dan bengkak. Bahkan, ada satu keluarga yang
memakai kacamata seragam. Mereka berharap supaya tidak terjadi
penularan ke orang lain. Benarkah?
Dilihat dari keluhan yang ada, orang-orang itu menderita
peradangan (inflamasi) pada selaput lendir mata (conjunctiva). Dalam
istilah medis disebut Conjuctivitis. Boleh dikata masyarakat kita sudah
sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.
Tanda-tanda
· Conjuntiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
· Produksi air mata berlebihan (epifora)
· Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung
(pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan
conjuntiva dan peradangan sel-sel conjuntiva bagian atas.
· Pembesaran pembuluh darah di conjuntiva dan sekitarnya
sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
· Pembengkakan kelenjar (folikel) di conjuntiva dan sekitarnya.
· Terbentuknya sekat (membrane) karena proses koagulasi fibrin.
· Dijumpai kotoran (sekret) dengan berbagai bentuk (kental hingga
bernanah)
Dalam praktik sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis
conjuntivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri
spesifik dari berbagai jenis conjuntivitis dan pola penyebarannya.
Karenanya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosa, kecuali pada kasus-kasus tertentu.
26
10 - 25 RABIULAKHIR 1432 H
Pengobatan
Pada umumnya conjuntivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa
pengobatan dalam 10-14 hari, apabila virus sebagai penyebabnya.
Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang
bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya. Conjuntivitis yang
disebabkan bakteri dapat menggunakan antibiotika topikal (obat tetes
atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll.
Sebaiknya, tidak dikombinasikan dengan golongan Steroid, karena
adanya efek samping berupa Glaukoma! Adapun pengobatan pada
conjuntivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah
infeksi sekunder.
Pada conjuntivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah,
gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya
karena paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat
tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan
sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya)
atau kombinasi keduanya.•