PONEK PLUS RS KELAS A/ RS PENDIDIKAN

III. PONEK PLUS RS KELAS A/ RS PENDIDIKAN

gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan

a. SUMBER DAYA MANUSIA

perempuan bersalin dan bayi.

Memiliki tim PONEK essensial yang terdiri dari:

3) Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat

2 Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan

untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung,

2 Dokter Spesialis Anak

hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus darurat

2 Dokter di Unit Gawat Darurat

serta resusitasi.

1 Orang bidan koordinator dan 7 Orang Bidan penyelia

4) Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.

1-2 Orang perawat koordinator

5) Kamar PONEK membutuhkan:

◊ Ruang berukuran 15 m 2

Tim PONEK ideal ditambah dengan:

◊ Berisi: lemari dan troli darurat

2 Dokter Spesialis Anestesi (oncall)

◊ Tempat tidur bersalin serta tiang infus.

1-2 Perawat Anestesi (oncall)

◊ Inkubator transpor

12-20 Bidan pelaksana

◊ Pemancar panas

12-20 Perawat

◊ Meja, kursi

2 Petugas Laboratorium

◊ Aliran udara bersih dan sejuk

2 Petugas Radiologi

◊ Pencahayaan

2 Pekarya Kesehatan

◊ Lampu sorot dan lampu darurat

2 Petugas Administrasi

◊ Mesin isap

3 Konselor laktasi

◊ Defibrilator

1 Tenaga Elektromedik

◊ Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding

(outlet)

bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang

◊ Lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum, forsep, kuret,

berdekatan dengan kamar bersalin.

12) Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin. ◊ Alat resusitasi dewasa dan bayi 2 13) Ruang postpartum harus cukup luas, standar: 8 m per tempat

obat/infus.

◊ Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik

tidur (bed) dalam kamar dengan multibed atau standar 1 bed

minimal : 10 m ◊ Alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin 2 . ◊ Nurse station dan lemari rekam medik

14) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.

◊ USG mobile.

15) Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur

6) Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar tunggu keluarga,

minimum 1m s/d 2 m dan antara dinding 1 m.

kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja

16) Jumlah tempat tidur per-ruangan maksimum 4.

kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/

17) Tiap ruangan harus menpunyai jendela sehingga cahaya dan udara

kamar operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian

cukup.

dari Unit Gawat Darurat.

18) Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.

c)

Ruang Maternal

19) Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke

koridor). Kamar Bersalin

20) Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obgin, kursi

1) Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD

pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,

2) Luas minimal: 6 m2 per orang. Berarti bagi pasien 1 pasien, 1

USG mobile dan troli emergensi.

penunggu dan 2 penolong, diperlukan 4 x 4 m 2

= 16 m 2 .

21) Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m 2 .

3) Paling kecil, ruangan berukuran 12 m 2 (6m 2 untuk masing-masing

Bila ada beberapa tempat tidur maka per pasien memerlukan 7

pasien)

m 2 . Perlu disediakan toilet yang dekat dengan ruang periksa.

4) Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.

22) Ruang perawat-nurse station-berisi : meja, telepon, lemari berisi

5) Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir. perlengkapan darurat/ obat.

6) Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.

23) Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada

7) Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan kamar bersalin.

tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.

24) Ruang tindakan operasi kecil/darurat/one day care : untuk kuret,

8) Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.

penjahitan dan sebagainya berisi; meja operasi lengkap, lampu

9) Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal,

sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci operator,

untuk memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang

mesin anestesi, inkubator, perlengkapan kuret (MVA) dsb.

rawat.

25) Ruang tunggu bagi keluarga pasien: minimal 15 m 2 , berisi meja,

10) Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi: kala kursi-kursi serta telpon.

1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak

d)

Ruang Neonatal

memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah

1) Unit Perawatan Neonatal Normal (lihat RS kelas C)

kamar kala 2.

2) Unit Perawatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Level II

11) Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse

(lihat RS kelas C)

station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien

3) Unit Perawatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Level IIII

partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum). Selanjutnya

(lihat RS kelas B) (lihat RS kelas B)

f) Area Pencucian inkubator (lihat RS kelas B)

b)

Peralatan ideal Unit Perawatan intensif/ Eklamsia/ Sepsis untuk maternal.

g) Ruang Operasi (lihat RS kelas C)

1) Oksigen melalui pipa dinding, penghisap lendir, sistem udara

h) Ruang Penunjang harus disediakan (lihat RS kelas B)

bertekanan. Harus ada (tiga --> empat) outlet, (satu --> dua) outlet oksigen, satu outlet udara bertekanan, dan satu outlet penghisap

3. Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Umum (lihat RS kelas C) lendir untuk setiap tempat tidur.

4. Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Khusus (lihat RS kelas B)

2) Tempat Tidur Obstetri / bersalin + Tiang infus (bagian dada/

kepala dapat turun naik, bagian kaki untuk litotomi)

5. Jenis Peralatan Maternal dan Neonatal

3) Meja instrumen obstetri 80x40

Peralatan Maternal

4) Lampu sorot obstetri

a)

Peralatan maternal essensial

5) Kursi penolong – dapat turun naik

6) Harus ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan pasokan umum, rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agar tidak luka)

7) Ada lemari es untuk obat oksitosin

8) Harus ada meja di area administrasi dan penyuluhan dan dicat

dengan bahan yang dibersihkan

9) Harus ada tiga kursi di kamar bersalin

10) Pasokan Oksigen

11) Lampu darurat

12) Paling sedikit ada satu monitor denyut jantung / pernapasan yang

berfungsi baik untuk setiap tempat tidur

13) Harus ada pompa vakum listrik yang dapat dipindah, selang dan

reservoar bersih.

14) Harus ada sistem vakum penghisap dalam jumlah yang cukup,

satu untuk setiap tempat tidur.

15) Harus ada pompa vakum listrik yang dapat dipindah dengan regulator penghisap, selang dan reservoar bersih atau kanister sebagai cadangan.

16) Ada satu oximeter nadi untuk setiap tempat tidur.

17) Ada stetoskop yang berfungsi baik setiap tiga tempat tidur.

18) Generator listrik cadangan yang dapat dioperasikan bila pasokan

listrik utama tidak ada.

19) Pompa infus yang berfungsi baik setiap tempat tidur.

20) Ventilator Analisis gas darah 20) Ventilator Analisis gas darah

Kamar Bersalin

Harus dilengkapi lemari dengan perlengkapan darurat medik termasuk: vakum, KTG, ECG, mesin penghisap, inkubator bayi, pemancar panas (radiant warmer), oksigen, lampu sorot.