54
Kiat Membuat Anak Sehat, Tinggi, dan Cerdas
morning lark. Menentukan waktu tidur yang normal untuk anak usia sekolah sulit karena adanya variasi biologis dalam fase sirkadian. Usia
sekolah ini juga merupakan masa yang krusial untuk munculnya kebiasaan tidur yang tidak baik seperti menonton TV di dalam kamar tidur. Pada anak
yang lebih tua mulai mengalami pengaruh gaya hidup dan bioregulatory sleep delay karena proses pubertas.
2,4
Pada usia remaja, 12-18 tahun, durasi tidur berkurang dalam 10 tahun pertama kehidupan namun kebutuhan akan tidur tetap sama sekitar rata-
rata 9,25 jam. Hal paling penting dari perilaku tidur pada usia remaja adalah mundurnya fase tidur, sehingga remaja cenderung untuk tetap terbangun
sampai larut malam. Penundaan fase tidur ini dapat mengakibatkan tidur yang tidak adekuat pada hari-hari sekolah dan tidur lebih banyak saat waktu
libur sekolah. Hal ini terjadi karena pengaruh dari lingkungan psikososial remaja yang menuntut remaja untuk mandiri, tuntutan akademis, kondisi
keluarga, dan adanya aktivitas ekstrakurikuler.
2,4
American Academy of Pediatrics AAP dalam pedoman tidur anak yang terakhir Childhood Sleep Guideline mendukung rekomendasi dari
American Academy of Sleep Medicine AASM mengenai jumlah waktu tidur yang diperlukan untuk menunjang kesehatan yang optimal dari bayi-remaja
sebagai berikut: termasuk tidur siang
6
y bayi4-12 bulan: 12-16 jam per hari y usia 1-2 tahun: 11-14 jam per hari
y usia 3-5 tahun: 10-13 jam per hari y usia 6-12 tahun: 9-12 jam per hari
y usia 13-18 tahun: 8-10 jam per hari
Peran tidur dalam tumbuh kembang anak
Tidur yang berkualitas penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Setiap fase tidur memiliki peran penting dalam kesehatan otak dan
tubuh secara umum.
a. Restorasi tubuh
Pada tidur fase 1 suhu tubuh mulai turun dan otot-otot relaksasi, selanjutnya pada fase 2 detak jantung dan pernapasan mulai melambat.
Memasuki fase tidur dalam atau fase 3 dan 4 tekanan darah dan denyut nadi mulai menurun.
2
Pada fase tidur dalam kelenjar pituitary melepaskan Growth Hormone yang akan menstimulasi pertumbuhan
dan perbaikan otot. Pada kondisi tidur-bangun yang normal, sekresi Kortisol akan mulai pada tidur fase akhir dan mencapai puncaknya
di awal pagi hari. Peningkatan kadar kortisol dapat dipengaruhi oleh perubahan jadwal tidur-bangun yang tiba-tiba.
7,8
Pendidikan Kedokteran Berkelanjuatan IDAI Cabang DKI Jakarta XIII
55
b. Imunitas tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa pada siklus tidur-bangun yang normal terjadi peningkatan jumlah undiferentiated naïve T cells dan produksi
sitokin pro-inlamasi selama fase awal tidur malam. Pada saat tidur juga terjadi fasilitasi ekstravasasi sel T dan redistribusinya ke kelenjar
limfe. Penelitian juga menunjukkan tidur mempengaruhi peran sitokin dalam interaksi antara antigen presenting cells dan sel T helper seperti
interleukin-12. Peran ini berhubungan dengan tidur fase dalam atau slow wave sleep dan lingkungan yang menyertai endokrin proinlamasi
yang ditandai dengan kadarprolactin dan growth hormone yang tinggi serta konsentrasi kortisol dan katekolamin yang rendah. Hal ini semakin
menguatkan bukti bahwa tidur membantu daya tahan tubuh.
8,9
c. Konsolidasi memori
Pada saat fase tidur terjadi restorasi tubuh, sedangkan pada fase tidur REM, tubuh melakukan restorasi pikiran. Penelitian menunjukkan
tidur REM memfasilitasi proses belajar dan memori. Subjek penelitian menunjukkan peningkatan skor pada ketrampilan yang baru dipelajari
sehari sebelumnya setelah menjalani tidur malam. Subyek yang dibangunkan beberapa kali sehingga tidak mengalami tidur REM, tidak
menunjukkan perbaikan dalam mengerjakan ketrampilan yang baru procedural skill.
10,11
Pada anakusia 6-8 tahun, tidur berperan dalam konsolidasi memori visuospasial padatwo-dimensional object-location task yang melibatkan
fungsi hippocampus. Backhaus dkk melaporkan dampak positif tidur pada konsolidasi declarative memories word pairs pada anak 9-12
tahun. Anak-anak dapat mengingat kembali kata-kata dengan lebih baik setelah tidur dibandingkan anak yang tetap terjaga.
8
Konsolidasi memori terjadi karena reaktivasi kode memori neuronal, pada fase
Slow Wave Sleep SWS yang kemudian ditransformasi dan diintegrasi menjadi memori jangka panjang.
12
d. Kesehatan mental dan perilaku