Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN INFORMASI DENGAN TERPAAN
MEDIA PARA PENYULUH AGAMA ISLAM :
KASUS DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OLEH:
DADANG BAEHAKI

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

DADANG BAEHAKI. Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan
Media para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat. Dibimbing
oleh MUSA HUBEIS, SUTISNA RIYANTO dan AMIRUDDIN SALEH.
Penelitian ini merupakan model uses and grntificcrlion yang mengukur
tingka~kebutuhan informasi para Penyuluh Agama Islam dan perilakunya terhadap
terpaan media dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya. Populasi penyuluh
adalah para penyuluh Agama Islam Kota Bogor yang berjumlah 121 orang yang
ditugaskan di setiap kelurahan dan berbagai instansi pemerintah Kota Bogor.
Ditemukan bahwa kebutuhan informasi penyuluh tinggi, sehingga perlu
mencari pemenuhan kebutuhan tersebut, di sisi lain tidak ditemukan adanya

hubungan nyata antara kebutuhan informasi penyuluh dengan terpaan medianya
(Radio, TV, dan Majalah). 1-Ial ini dapat diartikan bahwa kebutuhan informasi
penyuluh tidak didapatkan dari media massa, tetapi dari media lain yang dianggap
lebih nludah dan dengan kebiasaan penyuluh, yaitu media interpersonal dan kitabkitab atau buku-buku rujukan, sehingga media massa yang diterbitkan Departemen
Agama (Depag) berupa Majalah Pembinaan dan Nasehat Perkawinan beluln
dimanfaatkan secara optimal. Didapatkan delapan (20 %) dari contoh yang diambil
yang membaca media tersebut.
Penyuluh kebanyakan telah berusia lanjut, tetapi terpaan media massa,
pendidikan keahlian dan masa kerjanya masih tergolong rendah. Keeratan hubun~arl
penyuluh dengan khlayak terlihat nyata, artinya kedekatan hubungan dan interaksi
dengan anggota masyarakat cukup dekat. Penyuluh mempersepsikan bahwa
masyaraltat yang dibina memiliki pengetahuan tinggi.

SURAT PERNYATAAN

Dengiin ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN INFORMASI DENGAN TERPAAN
MEDIA PARA PENYULUH AGAMA ISLAM :
KASUS DI KOTA BOGOR JAWA BARAT
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belurn pernah

dipublikasikan. Semua surnber data dan informii yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

DADANG BAEHAKI
Nrp. : 98336

HUBUNGAN KEBUTUHAN INFORMASI DENGAN TERPAAN MEDIA
TERHADAP PARA PENYULUH AGAMA ISLAM :
KASUS KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OLEH :
DADANG BAEHAKI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
nh
dan Pedesaan
Program Studi Komunikasi ~ e m b a n ~ u Pertanian


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Jud 111

: Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para
Penyuluh Agama Islanl : ICasus di Kota Bogor, Jawa Barat
: Dadang Baehak~
: 98336

Nan la
NIM
program Studi : Korniinil.::lsi Pembnng~~na:~
Pertanian dan Pedesaan

.
Prof. Dr. Ir. Musa Wubeis, MS. Dipl. Ing. DEA
-


Mengetahui,
2. Ketua Progranl Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

-

1

Dr. Ir. Hi. Aida Vitavala Hubeis
Tanggal Lulus : 1 1 Janurri 2002

3. Direktur Program Pasca Sarjana

i

Prof Dr. Ir. Hi. Syafrida Mai~uwoto,Msc

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 24 Mei 1966 dari Ayah H. M. Natsir
Syafe'i dan Ibu Nuryati. Penulis merupakan putra ketiga dari enam bersaudara.
Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta dan menamatkannya
tahun 1990. Penulis diterima di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan pada tahun 1998, serta mendapat subsidi Pendidikan Pasca Sarjana dari
Departemen Agama RI dan biaya pribadi. Selama kuliah penulis telah mengikuti
program Partisipasi Pembangunan Masyarakat dalarn bidang Demokratisasi yang
diadakan oleh UNDP - PBB yang bekerjasarna dengan Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Serta
aktif dalam perencanam pembangunan masyarakat kota.
Penulis bekerja sebagai pengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bogor
sejak tahun 1996 dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Departemen Agama Bogor
sejak tallun 1992.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
segala nikmat, karunia serta kekuatan sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan tema yang telah dipilih dan dilaksanakan sejak bulan sejak Maret
1999.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Musa
Hubeis, MS. Dipl. Ing. DEA, Bapak Ir. ~utisnaRiyanto MS dan kepada Bapak
Ir. H. Amiruddin Saleh MS. selaku pembimbing. Penghargaan disampaikan kepada
Bapak Kepala Departemen Agama Kota Bogor beserta stafhya dan para penyuluh
Agama kota Bogor yang telah membantu dalam pengumpulan data-data yang
diperlukan. Ungkapan terima kasih disampaikan pula kepada ayah, ibu, istri dan
keluarga atas segala dorongan do'a dan kasih sayangnya, serta kepada Kepala MAN
1 Bogor dan rekan guru atas perhatian dan kerjasamanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Pebruari 2002
Penulis

DAFTAR IS1

Halaman
ABS'TRAK .......................................................................
LEM BAR PERNYATAAN .....................................................
PRAKATA .......................................................................
RIWAYAT HIDUP ................................................................

DAF'TAR IS1 .......................................................................
..............................................................
DAF'TAR TABEL
DAF'TAR GAMBAR ..............................................................
DAF'TAR LAMPIRAN ............................................................

i

..
...

11

111
1v

v
vii
...
Vlll


A . Latar Belakang
..........................................................
B . Perurnusan Masalah
......................................................
C . Tujuan Penelitian ...............................................................
.......................................................
D. Ke:gunaanPenelitian

TINJ.4UAN PUSTAKA

.......................................................

..............................................
A. Model Uses and Gratification
B . Kebutuhan Informasi
.......................................................
................................................................
C . Terpaan Media
.......................................................

D. Komunikasi Massa
E . Karakteristik Komunikasi Massa ..............................................
..............................................
F. Fungsi Komunikasi Massa
G. Efek Komunikasi Massa .......................................................
H . Radio
.........................................................................
I. Televisi
.........................................................................
J. Persepsi .........................................................................
METODOLOGI

................................................................

A. Kerangka Pemikiran
.......................................................
B . Metode Penelitian ................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN


..............................................

A. Karakteristik Responden ........................................................
B . Kebutuhan Informasi
.........................................................

18
18
21
27
27
30

..................................................................
C. Tt:rpaan Media
D . Pcngujian Hipotesis
.........................................................
E. Fakto-faktor Lain Yang ~ e r n ~ e n ~ a rKebutuhan
uhi
Informasi ............


32
39
59

KESWULAN DAN SARAN

60

DAF'TARPUSTAKA

................................................

...........................................................

LAMPIRAN ............................................................................

62

64

DAFTAR TABEL
Nomor
Teks

Tingkat pendidikan penyuluh agama Islam Kota Bogor ...................
Pengambilan contoh dari populasi .............................................
Uji statistik untuk pengujian hipotesis .........................................
Jenis peubah. indikator dan sifat skala ........................................
Karakteristik responden .........:...............................................
Saluran pencarian informasi ....................................................
Rataan skor penguasaan informasi .............................................
Persentase terpaan media ........................................................
Pilihan jenis media ...............................................................
Acara yang diikuti penyuluh dalam terpaan media
berdasarkan urutan prioritas ....................................................
Tujuan mengikuti media .........................................................
Lama mendengarkan Radio .....................................................
Lamanya menonton siaran televisi .............................................
Lamanya membaca media cetak ...............................................
Pengujian hipotesis keseluruhan contoh ......................................
Pengujian hipotesis contoh yang berpendidikan pesantren ................
Pengujian hipotesis contoh yang berpendidikan mum ....................
Hubungan kebutuhan informasi dengan pendidikan
keahlian dan masa kerja .........................................................

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Nomor

Teks
1. M ode1 uses and gratificatior~
Menurut Kartz, Gurevitch dan Haas .........................................

2.

3.

Model uses and gratification
Menurut Rahmat .....................:. ........................................
Struktur hubungan antara berbagai Peubah.. ................................

6

19

20

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Nomor

Teks
1.

Penilaian kebutuhan informasi penyuluh ... ... ... . . . ... . . . . . . . .... . . . . ...

64

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya

peningkatan

partisipasi

niasyarakat

dalam

pembangunan

sangatlah penting, karena pembangunan itu sendiri bertujuan untuk mensejahterakan
manusia lahir dan batin. Dalam ha1 ini, Departemen Agama mempunyai tugas
pemenntahan dan pembangunan di bidang peningkatan nilai-nilai moral agarna ke
dalam berbagai kebijaksanaan dan program yang penyebarannya dilakukan melalui
berbagai media. Salah satunya, adalah media rutin dalam tiap bulan sekali yang
dikelu~irkan oleh Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Barat dalam bentuk
majalah Media Pembinaan dan Nasehat Perkawinan.
Masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan telah banyak mengalami
perubahan-perubahan yang lebih baik dari segi tingkat pendidikan ataupun dari status
ekonorninya.

Hal

tersebut

mendorong

terjadinya berbagai

perubahan -

perubahan, di antaranya berubahnya nilai-nilai etika yang sedikit demi sedikit
bergeser, sehingga melunturkan nilai-nilai yang tertanam sebelumnya, yakni nilai
budaya dan agama. Seiring dengan itu, mulai tumbuh kesadaran beragama dengan
merebaknya berbagai kajian agama oleh berbagai kalangan, sehingga menuntut
pelayarian informasi tentang keagamaan yang memadai.
Departemen Agarna yang mengemban tanggung jawab moral untuk tetap
menegakkan nilai-nilai agama berupaya dengan memberikan layanan kepada
masyarakat berupa dibentuknya penyuluh-penyuluh Agama Islam yang siap
memberikan penyuluhan bimbingan agama di setiap kelurahannya masing-masing.

Penyuluh-penyuluh agama itu diangkat melalui SK Kantor Wilayah Departemen
Agama Propinsi Jawa Barat

Nomor Wi/Kp.002/198/1999 tentang pengangkatan

Penyuluh Agama Madya yang bertugas: (1) memberikan bimbingan dan penyuluhan
pada masyarakat perkotaan dan pedesaan dalam Wilayah Kota Bogor, dan (2)
bertanggung jawab dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kantor
Departemen Agama Kotamadya Bogor.
Penyuluh agama memiliki tugas.dan tanggung jawab yang amat berat yang
mendorong baginya untuk menguasai bahan-bahan penyuluhan ataupun segala hal
yang berkaitan dengan informasi keagamaan yang disampaikan kepada masyarakat.
Kebutuhan informasi penyuluh dirasakan amat penting dalam rangka memperkaya
khasanah pikiran para penyuluh. Dalarn hal ini penyuluh, akan berusaha mencari
infornlasi dari berbagai sumber, baik dari buku bacaan, televisi, koran ataupun radio.
Atkin (1973) menguraikan bahwa perilaku mencari informasi seseorang akan
ditentukan oleh kebutuhan informasi yang dirasakannya, terutama bila memandang
sesuatu obyek tidak memadai.

B. Pelurnusan Masalah
Penelitian ini menentukan keterhubungan antara kebutuhan informasi dengan
terpaan media tersebut

dan selanjutnya ditentukan pula oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi usaha pemenuhan kebutuhan tersebut.

Kebutuhan informasi itu

dibatasi pada kebutuhan informasi tentang materi penyuluhan yang harus
disampaikan kepada masyarakat.

Dalam hal ini, faktor yang dianggap ikut

berpengaruh terhadap kebutuhan informasi adalah: (1) persepsi para penyuluh

terhadap khalayak, (2) usia dan masa kerja, serta (3) pendidikan keahlian, dan (4)
kedekatan terhadap khalayak.

Berdasarkan hal yang telah diuraikan, maka

permasalahan yang diangkat adalah:
1. Bagaimana hubungan antara kebutuhan informasi para penyuluh agama Islam
dengan terpaan media untuk memenuhi kebutuhan informasi penyuluh ?
2. Bagaimana hubungan antara

persepsi terhadap khalayak; kedekatan terhadap

khalayak; usia dan masa kerja; serta pendidikan keahlian para penyuluh dan
kebutuhan informasi dengan terpaan media para penyuluh ?
Kedua masalah yang dikemukakan merupakan ha1 yang berperan dalam
mempengaruhi kebutuhan informasi dari para penyuluh.

C. Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini secara umum adalah ingin menguji kecocokan uses
and gratification yaitu dalam model penelitian komunikasi yang mengasumsikan
adanya hubungan tertentu antara kebutuhan tertentu dengan penggunaan media
tertentu dalam usaha seseorang atau sejumlah orang memenuhi kebutuhannya.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kebutuhan
informasi para penyuluh, (2) terpaan media para penyuluh, (3) hubungan antara
kebutuhan informasi para penyuluh dengan terpaan medianya, dan (4) hubungan
beberapa faktor dengan kebutuhan informasi dan dengan terpaan media para
penyuluh yang meliputi faktor: persepsi para penyuluh terhadap khalayak, kedekatan
terhadap khalayak, usia, masa kerja dan pendidikan para penyuluh.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1 . Masukan bagi Departemen Agama dan sebagai umpan balik bagi para penyuluh

yang dapat dijadikan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam rangka melaksanakan tugas agama dan negara.
2. Bagi pengembangan penelitian komunikasi, khususnya aplikasi model uses and

gratification.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Uses and Gratification
Model uses and gratification memuat hal seperti meneliti: (1) sumber sosial
dan psikologis, (2) kebutuhan harapan-harapan media massa atau sumber yang lain,
(3) perbedaan pola terpaan media, (4) pemenuhan kebutuhan, (5) akibat-akibat lain

yang sering tidak dihendaki (Rahmat, 1987).

Model uses and gratification ini

merupakan koreksi atas model Jarum Hipodermik yang muncul selama dan setelah
perancg dunia pertama.
Model uses and gratification tertarik pada apa yang dilakukan oleh
khalayak dan apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Dalam hal ini, anggota
khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Persoalan utama dalam model ini ialah mengapa orang menggunakan media?
Kebutuhan-kebutuhan individu apakah yang menyebabkan seseorang menggunakan
media tertentu daripada yang lainnya?

Sejauhmana media berhasil memenuhi

kebutwhan-kebutuhan itu? (Tan, 1981).
Asumsi yang melandasi model ini adalah pengumpulan media diarahkan
untuk mencapai tujuan.

Media massa digunakan untuk memuaskan kebutuhan-

kebut~than tertentu yang berkembang. dalarn lingkungan sosial kita.

Khalayak

memil~h jenis-jenis dan isi media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dengan demikian, khalayak memegang inisiatif dalam proses komunikasi massa dan
dapat menaklukkan media terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lebih mudah
daripada yang dapat dilakukan media untuk menguasai orang. Dalam ha1 ini terdapat

sumber-sumber pemuasan kebutuhan selain media dan untuk itu media massa hams
bersaing dengannya. Sumber yang dimaksud adalah keluarga, teman, komunikasi
antar personal, aktifitas santai, tidur dan candu.
Khalayak sadar akan kebutuhan-kebutuhannya dan dapat menyatakan
kebutuhan-kebutuhannya bila ditanya, serta sadar akan alasan-alasan menggunakan
media (Tan, 1981). Selanjutnya

Kartz, et a1 (1974) ddam Efendi (1993)

menggambarkan model uses and gratification pada Gambar 1.

I Individual needs
Social
mornment:
1. Demographic
Cllaracterisics
2. Group
mi1iation.s
3. Personality
Cllaracteristics

1. Cognititive needs
2. Affective needs
3. Pe rsonal integrative
needs
4. Social integrative
needs
5. Tension-release
or Escape

Sourcesof I
I I Nonneedmedia
Satisfaction
1. Family, friends
2. Interpersonal
communication
3. Sleep
4. Drugs, ect

Mass Media Use
1. Media TypeNewspapers,
radio, tv, movies
2. Media Contens
3. Exposure to Media
4. Social context of
media exposure

Media
Gratification
(Fungsional)
1. Surveilance
2. Diversion1
Entertaiment
3. Personal
Identity
4. Social
Relationship

Gimbar 1. Model Uses and Gratification menurut Kartz, Gurevitch dan Haas,
dalam Efendi (1993) .

Model pada Gambar 1 berrnula dari lingkungan sosial yang meliputi: ciri-ciri
demografis, afiliasi kelompok dan karakteristik kepribadian.

Kebutuhan khalayak

dikategorikan ke dalam kebutuhan-kebutuhan: kognitif, afektif, integrasi personal,
integrasi sosial dan pelarian. Dalam kaitannya dengan penggunaan media, berbagai
jenis kebutuhan itu didefinisikan sebagai berikut:
1. Cognitive needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan penambahan

informasi, pengetahuan dan pemahkan informasi, pengetahuan dan pemahaman
atiis lingkungan kita. Kebutuhan itu didasari oleh dorongan untuk mernahami
dan menguasai lingkungan.

Juga memuaskan dorongan keingintahuan

(c~wioucity)dan dorongan penjelajahan (exploratory).
3 . Affective needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan penambahan

pengalaman estetika, kesenangan dan emosional.
4 . Personal integrative needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan

pellambahan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu. Kebutuhankelwtuhan itu berasal dari dorongan akan harga diri individu (selfesteen~).
3 . S ~ c i a l integrative needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan

penambahan kontrak dengan keluarga, teman-teman dan dunia. Ini didasarkan
at as afiliasi individu.
4 . Escapist needs : Kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan pelarian diri,

mengurangi ketegangan dan dorongan untuk hiburan.
Penggunaan media dalam hubungannya dengan

pernuasan kebutuhan-

kebutuhan ini meliputi jenis-jenis isi media dan media yang dikonsumsi, terpaan
terhadap media dan konteks sosial dari terpaan media itu. Selanjutnya kebutuhan-

kebutuhan yang benar-benar terpenuhi oleh terpaan media itu menunjukkan sebagai
gratifikasi media atau fingsi media (Tan, 1981).

B. Kebi~tuhanInformasi

Krech, et al., (1982) mengatakan bahwa istilah kebutuhan dalam psikologi
digunakan kata wants sebagai padanan kata nee& yang didefinisikan sebagai
kekuatan yang mengawali dan mendorong perilaku (initiating atid sustaitling forces

of behuvior). Obyek yang dituju oleh wants itu adalah goals . Terdapat hubungan
yang saling bergantung antara watlts dan goals. Di satu pihak wants digunakan
sebagai dasar untuk mencapai goals dan dipihak lain goals diusahakan dicapai untuk
memuaskan wants .

Dijelaskan pula bahwa hubungan antara kebutuhan dengan

perilaku tidak bersifat sederhana dan langsung. Ini antara lain terlihat dari adanya
kecenderungan bahwa beberapa tindakan yang sarna berhubungan dengan sejumlah
kebutuhan yang berbeda.

Sebaliknya beberapa tindakan yang berbeda mungkin

berhubungan dengan sejumlah kebutuhan yang sama. Sejalan dengan pernyataan di
atas dan asumsi-asumsi yang melandasi model

uses and gratrficatiorl dapat

dikemukakan bahwa perilaku pengguna mediapun dilandasi oleh kebutuhankebutuhan tertentu khalayak, namun bukan hanya kebutuhan-kebutuhan yang
menyebabkan perilaku penggunaan media saja melainkan banyak faktor terlibat di
dalamnya salah satu faktornya adalah ketersediaan media.
Kartz, et al., ddam Rahmat (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis kebutuhan
yang melandasi perilaku pengguna media ke dalarn tiga aliran, yaitu aliran-aliran

~nifung~~ional
(hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), brJirngsiona1

(infonnasi-edzrkasi , fantasistescapist, atau grat~fikasi segera-tertangguhkan) dan
empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal, dan surveillance,
korelasi, hiburan, transmisi budaya, dan multi fungsional.
Donohew and Tipton (1973) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi
aktifitas komunikasi adalah unutuk mencari, menghindari dan memproses informasi
dilandasi dengan apa yang disebut citra realitas (image of reality). Citra realitas
merupakan penjumlahan unsur-unsur kognitif yang berasal dari himpunan hidup
seseorang yang dirumuskan dalam tujuan, kepercayaan, pengetahuan, citra diri dan
rencana alternatif untuk mengatasi lingkungannya.
Citra realitas ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu : (1) Tujuan, kepercayaan
dan pengetahuan seseorang yang dihimpun dari pengalaman hidupnya, (2) Konsep
diri yang meliputi tentang kemampuan seseorang dalam mengatasi berbagai situasi
dan (3) Cara seseorang menangani informasi yang terbentuk dari pengalaman masa
lalunya. Hal ini meliputi bagaimana pola pencarian informasi dan gaya seseorang
dalam memproses informasi (Donohew dan Tipton, 1973). Salah satu cara mengukur
kebutuhan informasi model uses and grat@cation adalah self report dengan
menanyakan langsung kepada responden tentang kebutuhan-kebutuhan

yang

dirasakan, serta media yang dipandang paling baik untuk memenuhi kebutuhannya
itu.
Kuswandi (1996) berpendapat bahwa informasi sudah menjadi kebutuhan
manusia yang esensial untuk mencapai tujuan.
mengetahui

peristiwa

pengetahuannya,

yang

tejadi

sekaligus memahami

di

Melalui informasi manusia dapat

sekitarnya,

kedudukan

memperluas
serta

cakrawala

peranannya

dalam

masyarakat .

C. Terpaan Media
Istilah terpaan media dipakai sebagai padanan ntedia exposure, yaitu perilaku
penggunaan media komunikasi. Beberapa penelitian yang menggunakan model ini
telah menunjukkan keragaman, baik dari jenis dan jumlah media yang diukurnya
maupun cara pengukurannya.

Sebagai ilustrasi, satu pihak ada yang mengukur

terpaan terhadap beberapa jenis media dan isinya, dipihak lain ada yang hanya
mengtkur terpaan terhadap satu jenis media dengan isi tertentu.
Aspek-aspek terpaan media yang diukur pada umumnya adalah:
1.

Nraktu yang digunakan dalarn rangka mengikuti berbagai media.

2.

Jenis-jenis isi media yang diikuti.

3.

Berbagai hubungan antara individu yang mengonsumsi, baik dengan isi media,
maupun dengan media pada umumnya (Rosengren, 1974).
Salah satu contoh tentang pengukuran atas waktu yang digunakan dalam

mengikuti media dilakukan oleh McLeod dan Becker (1974) mengajukan pertanyaan:
"Rata-rata dalam seminggu berapa jam anda biasanya menonton televisi setelah pukul
lima petang ? Sedangkan tentang jenis-jenis isi media yang diikuti, "Bagaimanakah
kekerapan anda menonton jenis-jenis acara televisi berikut ini ?

Acara-acara

dikategorikan atas: Siaran berita nasional, lokd, khusus dan dokumenter. Sedangkan
kekerapan dikategoikan atas: sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah
(McLeod and Becker, 1974).

D. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern meliputi
surat kabar yang mempunyai sirkulasi has, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Efendi,
1993) Menurut Wright dalanz Moss S . dan Tubbs (1996) berpendapat bahwa dalam
komutlikasi massa kalayak relatif besar, heterogen dan anonim bagi sumber.
Media massa modern lahir akibat adanya kemajuan teknologi dan informasi,
sehingga arus informasi meluas ke seluruh dunia. Peristiwa di suatu negara akan
segera mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain. Dengan kata lain,
menurut istilah John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam Kuswandi (1996), dunia
kini menjadi "Global Village", sehingga peran media massa sangat penting dalam
pembangunan Nasional yakni sebagai agen pembaharu (Agent of social change)
dalam ha1 membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional
menjadi masyarakat modern (Schramm dalanz Depari dan McAndrew, 1998).

E. Karakteristik Komunikasi Massa
Efendi (1993) mengemukakan bahwa ada empat karakteristik yang terdapat
dalarn komunikasi massa, antara lain : (1) komunikasi massa bersifat umum, artinya
adalah pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua
orang, (2) komunikasi massa bersifat heterogen, artinya massa dan komunikasi massa
terjadi dari orang-orang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal

berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis sehingga
berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan
dan pengaruh, (3) media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah
besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satusama lain berbeda dan dalam keadaan terpisah dan (4) hubungan komunikatorkomu~likanbersifat non pribadi.

F. Fungsi Komunikasi Massa
Di dalam sistem sosial fimgsi komunikasi massa dapat berupa:
1. Inf ormasi, yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita
benlpa data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang
dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan.
2. S o s alisasi,
~
yaitu penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang menyebabkan ia sadar
akan fungsi sosialnya.
3. Motivasi, artinya menjelaskan tujuan terhadap setiap masyarakat jangka pendek

maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan
kei~lginannyadan mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan
bersama yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi, artinya menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perdebatan
pendapat mengenai masalah publik.

5. Pendidikan, artinya pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkemba

ngan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6 . Menlajukan

kebudayaan, artinya

penyebaran hasil kebudayaan mendorong

kreatifitas dan estetika individu atau kelompok.
7. Hiburan, artinya media massa dijadikan rekreasi dan kesenangan kelompok atau

individu.
8. Integrasi, artinya media massa dapat menyediakan kesempatan memperoleh

berbagai pesan yang diperlukan agar individu atau kelompok saling kenal dan
mengerti kondisi, menghargai keinginan orang lain (Efendi, 1993).

G. Efek Komunikasi Massa
Terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan.
Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan atitud (sikap). Sedangkan efek
konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara
tertentu~. Sedangkan efek yang sangat dikehendaki dalam seluruh kampanye
komunikasi pembangunan adalah yang bertalian dengan belajar, sikap dan perilaku
(Gonzales dalam Jahi, 1988).
Berlo (1960) mengemukakan bahwa komunikasi berita adalah suatu proses
mempengaruhi satu sama lainnya. Wartawan dipengaruhi oleh apa yang dia percayai
dan dipengaruhi oleh tujuan para pembaca yang akan membutuhkan surat kabar. Apa

yang mereka percayai mengenai apa yang diinginkan oleh pembaca akan
mempengarui apa yang mereka laporkan, apa yang mereka interpretasikan dan apa
yang rnereka sandiakan.

H. Radio

Siaran radio mendapat julukan "Kekuasaan Kelima" atau The Fifth Estate,
setelah pers dianggap sebagai kekuasaan keempat dan tiga lembaga lainnya yakni
eksekutif, legislatif dan yudikatif yang masing-masing sebagai kekuasaan pertama,
kedua dan ketiga.

Efendi (1993) menyampaikan alasan mengapa radio dijuluki

sebagai kekuasaan kelima, antara lain : (1) bersifat langsung, artinya bahwa pesan
yang iikan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit, (2) tidak mengenal
jarak dan rintangan. Begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar atau orator,
pada saat itu jusa dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada jarak dan ruang,
dan (3) memiliki daya tank disebabkan tiga unsur yang melekatnya: kata-kata lisan,
musik dan efek suara.
Dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh radio siaran tersebut, maka
terbukti bahwa radio saat ini mencakup pendengar yang lebih banyak dan
menjallgkau jarak yang lebih luas bila dibandingkan dengan media-media lainnya
(McAndrews dan Depari, 1998). Namun demikikan, ada beberapa tantangan yang
dihadapi media radio sehingga dapat digunakan dalam komunikasi pembangunan
(Munt he, 1996) antara lain:
1. Informasi yang berorientasi kota dengan alasan pengadaan biaya yang

mengandalkan iklan yang produknya ada di perkotaan.

2.

Pengemasan informasi yang sarat pesan sehingga mengabaikan minat sebagian
blesar pendengar untuk mendengar hiburan dan informasi.

3.

Penempatan waktu dari program-program yang tidak tepat.

I. Televisi

Media televisi sebagai salah satu alat komunikasi manusia jarak jauh yang
merupakan media elektronik bersama dengan radio dan film yang mampu
menyampaikan pesannya secara langsung dengan bantuan teknologi tinggi listrik.
Dengan kekuatan televisi dan globalisasi yang semakin menawarkan keseragaman
gaya hidup di seluruh planet bumi, maka timbul pula fenomena budaya tandingan.
Televisi dengan mudah menyebabkan penonton kosmopolit, sehingga mempunyai
konsep fredonz of information dan bahkan media televisi sanggup menjauhkan
manusia dari kenyataan hidup sehari-hari (Kuswandi, 1996).
Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan
perasaan para penonton. Lyle d i a m Efendi (2000), menyampaikan hasil studinya
yang sistimatis yang berkaitan dengan pengaruh televisi yang dikatakan tiga azas
dzspkcement effect, antara lain; Pertama, azas kesamaan fungsional sesuai dengan
yang oleh seorang anak akan dikorbankan: kegiatan yang memuaskan kebutuhan
yang sama seperti televisi dikorbankan, dengan kata lain apabila suatu kebutuhan
dipuaskan baik oleh televisi maupun kegiatan lainnya, maka yang terakhir ini akan
diganti oleh televisi.

Kedua kegiatan yang diubah, ini menyatakan bahwa jika

televl~sitidak memuaskan suatu kebutuhan ia akan dipuaskan oleh sarana yang lain

ketiga adalah kegiatan yang marjinal. Mar'at dalant

dan yang

Efendi (2000),

menyampaikan bahwa acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap,
pandangan, persepsi dan perasaan para penonton.

J. Persepsi

Gunadi (1998) mendefinisikan bahwa persepsi

adalah daya tangkap dan

pengeltian secara menyeluruh terhadap rangsangan informasi atas diri seorang.
Rahmat (1 988) mendefinisikan bahwa, persepsi adalah me~nberikan makna pada
sensori stimuli atau stimuli indrawi atau juga dapat diartikan sebagai pengalaman
tentan;;

objek,

peistiwa

atau

hubungan-hubungan yang

diperoleh

dengan

menyirnpulkan informasi dengan menafsirkan pesan.
Krech and

Crutchfield dalam Rahmat (1988) merumuskan dalil bahwa

persepsi sebagai ha1 yang bersifat selektif secara fbngsional. Dalil ini menunjukkan
bahwa obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi, yang biasanya
merupakan obyek-obyek untuk memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi,
misalnya pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar
belakal~gbudaya terhadap persepsi. Sedangkan menurut Sujana dalanz Laela (1998)
persepsi adalah tanggapan, pendapat yang di dalamnya terkandung unsur penilaian
seorang terhadap objek dan gejala berdasarkan pengalaman dan wawasan yang
dimilikinya.
Sebagai salah satu cara pandang, persepsi termasuk proses komunikasi yang
timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang
sangat kompleks, stimulus itu masuk ke otak sehingga stimulus diartikan, ditafsirkan

serta cliberi makna melalui proses yang rumuit kemudian menghasilkan persepsi
(Atkinson, 1991).
Persepsi sebagai proses pengamatan yang dilakukan seseorang dipengaruhi
oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan. Manusia
mengamati objek psikologik akan dipengaruhi oleh kepribadiannya.

Objek

psikologik itu dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman,
respon belajar atau sosialsi menentukan bentuk dan struktur terhadap apa yang
dilihat. sedangkan pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek
psikologik tersebut (Mar'at dalam Laela, 1998).
Adapun dalam penelitian ini, persepsi yang dilihat adalah persepsi
penyuluh terhadap khalayak.

Bagaimana penyuluh memandang pengetahuan

khalayak dalam penguasaan ilmu agama yang mempengaruhi bentuk dan pola
pencar ian informasi penyuluh.

METODOLOGI

A. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mendasarkan pada model uses atld gratification dengan
pertinlbangan : bahwa asumsi yang melandasi model ini ialah bahwa pengguna model
tertentu dilandasi oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dalam penelitian ini hendak
diuji hubungan antara kebutuhan informasi dengan terpaan media para penyuluh
agama. Dalam ha1 ini, subyek peneliti adalah para penyuluh agama, dengan merujuk
pada pendapat Atkin (1973) bahwa untuk mengukur kebutuhan informasi pada
penyuluh agama yaitu dengan melacak konsep dirinya, yaitu mengukur konsep diri
para ipenyuluh tentang pengetahuan bahan-bahan penerangan yang tertuang dalam
operasional penyuluh agama. Konsep diri para penyuluh juga akan dipengaruhi oleh
faktor demografis, yaitu usia dan tingkat pendidikann, seta faktor psikologis yang
berasal dari interaksi dengan lingkungannya, yakni persepsi penyuluh terhadap
khalayak. Selanjutnya penelitian ini diarahkan untuk menguji hubungan antara satu
peubah dengan peubah lainnya.

Dalam ha1 ini, kebutuhan informasi merupakan

peubah bebas dan terpaan media sebagai peubah tidak bebas (terikat).
Kartz and Blumler (1974) mengemukakan tentang adanya tiga kebutuhankebutuhan khalayak yakni: kognitif (kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan
penanlbahan informasi, pengetahuan dan penambahan atas lingkungan kita), afektif
(kebutuhan-kebutuhan yang bertalian dengan menambah pengalaman estetik,
kesenangan dan emosional), integrasi personal (kebutuhan-kebutuhan yang bertalian
dengan kredibilitas, kepercayaan dan status individu), integrasi sosial (kebutuhan

yang bertalian dengan penambahan kontak dan keluarga) dan pelarian/escapist nee&
(kebutuhan yang berkaitan dengan pelarian diri mengurangi ketegangan) .
Penggunaan media dalam hubungannya dengan pemuasan kebutuhankebutuhan itu meliputi : jenis-jenis media dan isi media yang dikonsumsi, terpaan
terhadap media dan konteks sosial dari terpaan itu. Kebutuhan-kebutuhan yang
benar-benar terpenuhi oleh terpaan media itu menunjukkan sebagai gratifikasi media
(Tan, 1981).
Merangkum pandangan di atas, Rahmat (1987) melukiskan model uses and
grntrficntion sebagai berikut:
Antesenden

- Peubah
- Peubah

+

Individual
lingkungan

Motif

---+ Penggunaan media

+ Efek

- Kognitif - Jumlah isi
- Dependensi
- Diversi
- Macam isi
- Pengetahuan
- Personality - Hubungan dengan - Kepuasan isi
isi

Ganibar 2. Model uses and gratzfication
Dalam penelitian ini tidak seluruh komponen yang dalam model ini digunakan
oleh para peneliti. Misalnya, Becker &lam Rahmat (1987) hanya menguji hubungan
peubah demografis dengan motif Kline, et al., &lam Rahmat (1987) hanya meneliti
kebutullan informasi tentang keluarga berencana dengan sumber-sumber informasi
yang digunakan untuk pemuasan. Melihat ha1 tersebut, peneliti hanya diuji hubungan
antara lleberapa komponen dari model, yakni hubungan antara "kebutuhan informasi"
dengan terpaan media" para penyuluh agama Islam. Lebih lanjut diteliti pula
hubungan antara kedua peubah itu dengan variabel individual yaitu usia, masa, kerja,
dan latar belakang pendidikan, serta peubah psiko'logis para penyuluh, yaitu persepsi

para penyuluh agama terhadap khalayak, serta persepsi para penyuluh agama
terhadap penilaian khalayak kepada dirinya.
Rancangan penelitian itu dapat dilihat pada Gambar 3:
X
(Proses)

Masu kall
1. Persepsi terlladap khalayak
2. Kedekatan hubungan
t e hadap
~
khalayak
3. Usia
4. Masa kerja
5. ~endidikan keahlian

Kebutuhan
Infortriasi

(Luaran)
Media

Kepuasan (Umpan balik)
Gambar 3. Struktur hubungan antara berbagai peubah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dirumuskan hipotesis
berikut.
H1 : Kebutuhan informasi para penyuluh berkorelasi terhadap terpaan media.
HZ : Persepsi para Penyuluh Agama Islam tentang pengetahuan agama dan masalah

aktual berkorelasi terhadap kebutuhan informasi
H3 : Persepsi para Penyuluh Agarna Islam terhadap khalayak berkorelasi dengan

terpaan terhadap medianya.
H4 : IKedekatan hubungan dengan khalayak berkorelasi semakin dengan kebutuhan
informasinya.
H5: Kedekatan hubungan dengan khalayak berkorelasi dengan
informasinya.
H6 : Usia para Penyuluh berkorelasi dengan terpaan medianya.

kebutuhan

H7 : Pendidikan keahlian para penyuluh berkorelasi dengan kebutuhan informasinya.
H8 : Pendidikan keahlian penyuluh berkorelasi dengan terpaan medianya.

H9 : Masa Kerja penyuluh berkorelasi dengan kebutuhan informasinya.
H 10 : Masa Kerja penyuluh berkorelasi dengan terpaan medianya.

B. Metode Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kota Bogor, di mana penyuluh agama Islam
tinggal yang tersebar pada tiap-tiap kelurahan. Kantor Departemen Agama Kota
Bog01 sebagai pusat administratif dan para penyuluh Agama Islam melaporkan
kegiatan rutinnya di kantor tersebut, maka data yang diambil dapat diperoleh dari
kajian laporan para penyuluh Agama tersebut. Data juga dapat diperoleh langsung
dari penyuluh dengan mendatanginya, yaitu kepada penyuluh yang telah ditetapkan
sebagiii contoh.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil survei menggunakan alat bantu kuesioner ke lokasi-lokasi di
mana para penyuluh agama Islam melakukan penyuluhan, untuk menggali jawabanjawaban dari peubah-peubah yang dibutuhkan. Data sekunder diperoleh dari sumbersumber yang dapat dipercaya yaitu aparat Departemen Agama Kota Bogor.
Penelitian uses and gratzfication ini akan melihat hubungan antara peubah
bebas dan peubah terikat dengan memperhatikan peubah-peubah anteseden mulai dari
persepsi, umur, masa kerja dan pendidikan para penyuluh agama Islam di Kota
Bogor.

Dalam ha1 ini peubah bebas berupa kebutuhan informasi dan peubah terikat

adalah terpaan media. Untuk memenuhi penelitian tersebut, ditetapkan populasi dan

contoh yang diperlukan.

Populasi penelitian adalah para penyuluh yang telah

ditunjuk oleh Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Barat sebanyak 121 orang
yang dijabarkan pada Tabel 1, menurut tingkat pendidikan formal dan non formal
(pesantren) para penyuluh Agama Islam .

Jumlah penyuluh lulusan pesantren dan

yang berpendidikan umum terlihat seimbang.
Tabel 1. Tingkat pendidikan penyuluh agama Islam Kota Bogor
Tingkat Pendidikan

Jumlah
(orang)

a. SMUIPGAJMAN

b. D-1
c. Sam~ud
d. S-1
Pesantren

Jumlah

Persentase

(%I

34
1
2
18
66

28.10
0.83
1.65
14.88
5434

121

100

Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah penarikan sampel secara
acak terstratifikasi (strat~fiedrandom sampling), dengan mengambil 40 responden
(25 %) dengan komposisi contoh sebagai berikut (Tabel 2) :

Tabel 2. Pengambilan contoh dari populasi
Latar Belakang pendidikan

Populasi

Contoh

Persentase
(%)

Formal
Pesantren

55
66

18
22

33
33

Jumlah

121

40

33

Disain penelitian ini secara keseluruhan bersifat deskriptif korelasional. Data
pada penelitian ini dianalisa dengan menggunakan Korelasi Spearman (Tabel 3), dan

Wilcc)xonRank Test, disamping secara deskriptif

Tabel 3. Uji statistik untuk pengujian hipotesis
I n l o r 1 Peubah Bebas
Hipcresis
Kebutu han informasi

II

/

I

Peubah tak Bebas

I

Terpaan Media

Persepsi terhadap khalayak

Kebutuhan Informasi

Persepsi terhadap khalayak

Terpaan Media

Uji Statistik
Korelasi
Spearman.
Idem

I
(

Kedekatan hubungan

1

Kedekatan hubungan
khalayak

Terpaan Media

Idem

ti

Usia

Kebutuhan Informasi

Idem

-1

Usia

Terpaan Media

Idem

4

.'i

I

I Kebutuhan Informasi I

Idem
Idem

Untuk menentukan tingkat kecenderungan kebutuhan informasi, persepsi dan
kedekatan hubungan dengan khalayak menggunakan Wilcoxon sign rank test. Untuk
memudahkan dan memperjelas proses pengumpulan data, pada penelitian ini
diguna.kan tahapan berikut:
1. Kebutuhan informasi

Peubah kebutuhan informasi dioperasionalisasikan

dengan konsep diri para

penyuluh tentang pengetahuan kemampuan diri dalam menguasai bahan-bahan
penyuluhan, Dalam hal ini, digunakan indikator pertanyaan berapa persen materi
penyuluhan yang belum dikuasai oleh penyuluh Agama Islam. Jawaban-jawaban
yanjg diperoleh dapat dikategorikan dan diberi skor, yaitu:

(

I1
/

1. 0%

: skor 0

2.

1-20%

: skor 1

3.

21 - 4 0 %

: skor2

2. Per sepsi Penyuluh Agama Islam terhadap Khalayak

Inclikator persepsi penyuluh agama Islam diukur dari:; penilaian para penyuluh
Agama Islam tentang tingkat kekritisan khalayak yang biasa dihadapinya, dengan
indikator pertanyaan: "bagaimanakah penilaian anda tentang khalayak yang biasa
mengikuti penerangan yang disampaikan?". Jawaban-jawaban responden dapat
dik,ategorikan dan diberi skor sebagai berikut:
sele~lukritis

: skor 5

sering kritis

: skor 4

kadang-kadang kritis

: skor 3

jarang kritis

: skor 2

tidak pernah kritis

: skor 1

3. Kedekatan hubungan Penyuluh Agama Islam terhadap Khalayak

Indikator peubah

ini adalah: (1)

kekerapan para penyuluh memberikan

penpluhan kepada khalayak, (2) kekerapan penyuluh diundang oleh khalayak
u n t ~ ~mengikuti
k
rapat-rapat, (3) kekerapan para penyuluh dirninta memberi

pendapat pada rapat-rapat tersebut, .dan (4) kekerapan para penyuluh mendapat
dukungan dari peserta rapat atas pendapatnya.
Jawaban-jawaban responden dikategorikan dan diberi skor sebagai berikut:
Sel alu

: skor 5

Sering

: skor 4

Kadang-kadang

: skor 3

Jarang

: skor 2

Tidak pernah

: skor 1

4. Pendidikan keahlian

Peubah pendidikan diukur dengan indikator: (1) tingkat pendidikan formal dan
pesantren dan (2) jumlah pendidikan keahlian bidang penyuluhan yang pernah
diikuti dihitung dengan skala rasio.
5. Usial

Peubah ini dihitung berdasarkan jangka waktu tahun kelahiran dengan pelaksanaan
penelitian (tahun 2000).

6. Masa kerja

Peubah ini dihitung sejak tahun bertugas sebagai penyuluh Agama Islam sampai
tahun 2000.

7. Terpaan Media

Aspek yang diukur dalarn peubah adalah televisi, radio dan surat kabarlmajalah.

Ketiga media ini dipilih
memperolehnya.

dengan pertimbangan kemudahan mendapatkan atau

Diasumsikan bahwa setiap penyuluh Agama di Kotamadya

Bclgor telah merniliki televisi dan radio, sedangkan untuk surat kabar, selain
memanfaatkan suratkabar nasional, juga dengan

mudah mendapatkan majalah

yalig diterbitkan oleh Departemen Agama Kanwil Propinsi Jawa Barat, yaitu
majalah Media Pembinaan dan majalah bulanan yang diterbitkan oleh BP4 Pusat
Jak:arta setiap bulan berupa majalah Perkawinan dan Keluarga. Sebagai ilustrasi,
jenis-jenis indikator dan skala diuraikan pada Tabel 4.
Tatbe1 4. Jenis peubah, indikator dan skala pengukuran
NO

JENIS PEUBAH

INDIKATOR

SKALA

1.

Kebutuhan informasi

Skor penilaian para Jupen tentang
kemampuan dirinya :
Menguasai bahan penerangan
Dibandingkan Jupen lain
Menjawab pertanyaan khalayak.

Ordinal

2.

Persepsi terhadap khalayak

Skor penilaian para Jupen mengenai:
Persentase khalayak yang
berpengetahuan

Ordinal

3.

Kedekatan hubungan terhadap
kllalayak

Kekerapan para Jupen:
Ordinal
Mendapat perrnintaan
ceramah/memberi penerangan
Mengikuti rapat-rapat
Memberikan pendapat pada rapat-rapat
Mendapat dukungan dari peserta rapat.

4.

Usia

Jarak tahun kelahiran dengan waktu
penelitian

Rasio

5.

Masa Kerja

jumlah tahun b e r d i i sebagai Jupen.

Rasio

6

Terpaan Media

Jumlah waktu yang digunakan
mengikuti televisi, surat kabar, radio
dalam seminggu terakhir

Rasio

HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian terhadap 40 responden yang terdiri dari penyuluh
Aganla Islam Kota Bogor yang diterpa oleh media massa, baik elektronik ataupun
cetak

Informasi yang diperoleh dan diolah oleh peneliti terdiri atas karakteristik

responden, perilaku mengikuti media massa yang terdiri dari radio, televisi dan surat
kabar sebagai terpaan media dan persepsinya terhadap khalayak sebagai audien yang
dihadiipi dalam tugas sehari-hari untuk kemudian menentukan korelasi diantara
peubah-peubah tersebut. Uji korelasi dilakukan berdasarkan karakteristik pendidikan
yang terbagi dalam dua garis besar, yaitu berdasarkan pendidikan pesantren dan
umum.

A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup tingkat pendidikan, usia, masa kerja, dan
pendidikan keahlian.
1. Tingkat pendidikan

Penyuluh memiliki latar belakang pendidikan antara lain pendidikan
UmurnJformal dan penddikan pesantren. Penyuluh yang berpendidikan formal terdiri
atas pendidikan setingkat SMU sebanyak lima orang (12,5 %), Diploma dua dan
Diploma tiga masing-masing sebanyak 1 orang (2,5 % ) dan S-1 sebanyak 11 orang
(27,5 %). Penyuluh yang berlatar belakang pendidikan pesantren sebanyak 22 orang

(5 5 %)I.

2. Usia dan jenis kelamin

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan rata-rata usia penyuluh adalah
4 4 3 7 tahun atau dibulatkan menjadi 46 tahun dengan usia terendah 24 tahun dan
tertinggi 72 tahun. Terdapat 19 orang (47,5%) usia muda dan 21 orang masuk dalam
kategori usia tua (52,5 %)
Jenis kelamin penyuluh diukur dengan menggunakan skala nominal. Hasil
penelitian menunjukan bahwa sebanyak lima orang (12,5 %) penyuluh wanita dan
sebagian besar penyuluh adalah laki-laki atau sebanyak 35 orang (87,5 %)

3. Mass kej a dan pendidikan keahlian

Rata-rata penyuluh agama memliki masa kerja $87 tahun atau dibulatkan 6
tahun. Paling lama masa kej a penyuluh 33 tahun.

Pendidikan

keahlian

diperoleh

dari plenataran dan pelatihan yang diikuti oleh para penyuluh. Rata-rata penyuluh
mengilcuti penataran sebanyak 16 jam. Paling banyak mereka mengikuti penataran
125 jarn dan masih ada diantara mereka yang belum mengikuti penataran sama sekali.

Selengkapnya tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik responden
No
1

Karakteristik

Jumlah

Persen (%)

5
1
1
11
22

12,5
2,5
2,5
27,5
55,O

Jumlah

40

100

Usia:
Rendah (< 45 tahun)
Tinggi (> 45 tahun)

19
21

47,5
52,5

Junllah

40

100

Masa kerja
Rendah (< 6 tahun)
Tinggi (> 6 tahun)

28
12

70
30

Jumlah

40

100

Jenis Kelamin:
Pria
Wanita

34
6

85
15

Jumlah

40

100

Pendidikan keahlian:
Rendah (< 16 jam)
Tinggi (> 16 jam)

23
17

57,5
42,5

Jumlah

40

100

Pendidikan:
Pendidikan formal:
- SMU

- D-2
- D-3
- S-1

Pendidikan Pesantren

2

3

4

5

Dalam melakukan tugas penyuluhan, penyuluh memanfaatkan bahan-bahan
(buku panduan) yang dikeluarkan dari Departemen Agama Kanwil Jabar. Meskipun
demikian hanya sembilan orang (22,5 %) yang menilai buku panduan tersebut telah
memadai. Selebihnya (773%) menilai buku panduan tersebut belum memadai untuk
memenuhi kebutuhan informasinya.

Perilaku penyuluh dalam mencari informasi

melalui kitab-kitabhuku agama, majalah, koran dan radio, TV dan buletin. Sebanyak
28 orang (70 %) penyuluh mencari informasi dalam bentuk buku-buku agama atau
kitab-kitab, baik kitab asli (kitab kuning) atau kitab-kitab yang telah ditejemahkan.
Sisanya mencari melalui media-media umum seperti majalah, surat kabar, radio, tv,
dan buletin (Tabel 6).

Sebanyak tiga orang ( 7 3 %) penyuluh mencari informasi

lewat majalah. Empat orang (10 %) mencari informasi lewat majalah dan koran. Satu
orang (2,5 %) yang memenuhi kebutuhan informasinya lewan koran saja.
Selengkapnya ditunjukan pada Tabel 6.
Tallel 6. Saluran pencarian informasi
Persentase

No
1
2
3
4
5
6
7

Saluran mencari informasi

(%)

Kitabhuku-buku agama
Majalah
Koran
Buletin
TV
Majalah dan Koran
Majalah dan Radio
Jumlah

40

100

Jenis kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh adalah masalahmasalah aktual seperti: perbankan Islam, asuransi dalam Islam, zakat profesi, kloning
dan gender.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan masalah-masalah

keislaman yang bersifat aktual sangat rendah. Hal tersebut dilihat dari angka yang
rendah dari skor penguasaan informasi. Dari nilai maksimal 30, penyuluh hanya
memperoleh nilai 11,45 (38,16%).

setara 38 % penguasaan terhadap masalah-

masalah aktual yang dimiliki oleh penyuluh.

Selengkapnya

penguasaan tingkat

pengetahuan penyuluh seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan skor penguasaan informasi
No

Jenis Informasi

1
2

Aqidah
Syariah

3
4

Masalah aktual

Sekor maksimal

Rataan skor

5
5
5

30

3,70
3,57
3,52
11,45

Persentase
skor (%)
74,O
71,4
70,4
38,16

45

22,24

63,49

Akhlak

Jumlah skor

.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa masalah yang berkaitan dengan
pengetahuan agama seperti aqidah, syariah dan akhlak memiliki pengetahuan agama
yang cukup tinggi.

Untuk pengetahuan pemahaman tentang aqidah, dari nilai

tertinggi lima diperoleh angka rata-rata 3,70,

artinya 74 %penyuluh menguasai

masalah-masalah agama yang berkaitan dengan aqidah. Pemahaman tentang masalah
syariat Islam diperoleh hasil yaitu 337, artinya sebayak 71,4 % penyuluh telah
menguasai masalah-masalah syariat. Sedangkan masalah-masalah akhlak diperoleh
nilai rata-rata adalah 3,52, yang artinya bahwa 70,4 % penyuluh menguasai bahan

yang ierkait dengan masalah materi akhlak.
Tingkat kebutuhan informasi yang ditunjukkan oleh pengolahan wilcoxon
rank tes sebagai b