EKONOMI MIKRO 001
EKONOMI MIKRO
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
NURDIANA PERBANKAN SYARIAH SEMESTER IIEKONOMI ISLAM Perbedaan Sudut Pandang
Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islami. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin untuk dikompromikan, karena masing-masingnya didasarkan atas pandangan-dunia(weltamschauung) yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler( berorientasi hanya pada kehidupan duniawi -kini dan disini), dan sama sekali tidak memasukkan tuhan serta tanggung jawab manusia kepada tuhan di akhirat dalam bangun pemikirannya. Oleh karena itu, ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai ( kosivistik). Sementara itu, ekonomi islami
justru dibangun atas, atau paling tidak diwarnai oleh, prinsip-
prinsip religius(berorientasi pada kehidupan dunia-kini dan disini- Pemikiran ekonom-ekonom muslim kontemporer dapat kita klasifikasikan setidaknya menjadi taiga mazhab, yakni :
Mazhab Baqir as-Sadr Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi ( economics) tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ekonomi tetap ekonomi, dalam islam tetap islam. Keduanya tidak akan pernah dapat disatukan karena keduanya berassal dari filosopi yang saling kontradiktif. Yang satu anti islam, yang lainnya islam.
Mazhab Mainstream Mazhab Mainstream berbeda pendapat dengan mazhab baqir . Mazhab kedua ini justru setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbartas yang dihadapkan pada keimanan manusia yang tidak terbatas. Memang benar misalnya, bahwa total permintaan dan penawaran beras di seluruh dunia berada pada titik ekuilibrium.
Mazhab Alternatif-Kritis Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran ( ketua jurusan ekonomi di University Of Southern California), Jomu (Yale, Cambridge, Harvard, Malaya ), Muhammad Arif, dan lain-lain. Mazhab ini mengkritik mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai mzhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan orang lain. ISLAM
Bangunan ekonomi islami berdasarkan atas lima nilai universal, yakni: Tauhid (Keimanan), ‘ Adl (Keadilan), Nubuwwah (Kenabian), Khilafah (Pemerintahan), dan Ma’ad (Hasil).
Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi islam. Nilai-nilai Universal Teori Ekonomi
Nilai-nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk
membangun teori-teori ekonomi islami. Rinciannya: Tauhid (Keesaan Tuhan) Tauhid merupakan fondasi ajaran islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa ”tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah, ”dan” tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain dari pada Allah” Karena Allah adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh
Adl (Keadilan) Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara zalim. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi harus memelihara hukum Allah di bumi, dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya diarahkan untuk kesejahtraan manusia, supaya semua mendapat manfaat daripadanya secara adil
Nubuwwah (kenabian) Karena rahman, rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para nabi dan rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk kembali(taubah) keasal muasal segala, Allah. Sifat-sifat utama Rasul yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomo dan bisnis pada khususnya, adalah sebagai berikut:
o
Siddiq (benar dan jujur)
o
Amanah (tanggung jawab,kepercayaan,kredibilitas)
o
Fathanah (Kecerdikan,kebijaksanaan,intelektualita)
Khilafah (Pemerintahan) Dalam Al-qur’an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dibumi, artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin.
Nabi bersabda: ”Setiap dari kalian adalah pemimpin,dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap yang dipimpinnya.” ini berlaku bagi semua manusia, baik dia sebagai
Ma’ad (Hasil) Walaupun sering kali diterjemahkan sebagai ”kebangkitan,” tetapi secara harfiah ma’ad berarti”kembali.” karena kita semua akan kembali pada allah. Hidup manusia bukan hanya di dunia, tetapi terus berlanjut hingga alam setelah dunia(akhirat). Prinsip-prinsip Derivatif
Multype Ownership (Kepemilikan Multijenis)
Freedom to act (Kebebasan bertindak/berusaha)
Social jistice (Keadilan Sosial)