Untuk menentukan ukuran konduktor, maka dipilih tingkat kerapatan arus konduktor. Dalam hal ini dipilih J = 4,3 semakin kecil kerapatan arus, maka effisiensi mesin semakin tinggi
dengan menggunakan persamaan 3.16, maka
1 1
Ja I
A
n Co
=
2
26 ,
39 1
3 ,
4 82
, 168
mm =
=
π
CO Co
A d
4 =
mm mm
d
Co
07 ,
7 14
, 3
26 ,
39 4
2
= =
Dengan demikian diameter konduktor nominal adalah 7,07 mm
IV.4 PERANCANGAN UKURAN SLOT STATOR
Oleh karena telah diketahuinya jumlah lilitan untuk tiap slot dan diameter kabel yang digunakan, maka kita dapat menghitung luas area slot yang dipengaruhi oleh faktor pengisian
K
fill
. Untuk konduktor bulat, K
fiill
bernilai 0,35 sampai 0,4 untuk motor dibawah 10 kW dan 0,4 sampai 0,44 untuk motor diatas 10 kW dalam hal ini diambil K
fill
= 0,44
Luas slot stator adalah
2 2
1189 44
, 4
6 ,
13 1
07 ,
7 14
, 3
mm A
su
= =
Universitas Sumatera Utara
Bentuk slot yang digunakan adalah bentuk trapezoidal
Gambar 4.2 Bentuk Slot Trapezoidal
Gambar 4.3 Struktur geometri slot
Universitas Sumatera Utara
Variabel b
os
, h
os
, dan h
w
ditentukan dari pengalaman dimana biasanya ; b
os
= 2 sampai 3 mm, untuk perancangan mesin diambil nilai 3 mm, oleh karena motor yang dirancang relatif besar,
sehingga struktur geometri yang dipakai adalah yang besar juga, h
os
= 1 mm, h
w
= 4 mm. Asumsi bahwa semua fluks mencapai stator, sehingga dari persamaan 3.17 bahwa
Fe ts
ts s
g
LK b
B L
B ≈
τ dimana K
Fe
= 0,96 dengan ketebalan laminasi 0,5 mm dan B
ts
= 1,5 -1,65 T diambil 1,5 T maka dari persamaan 3.17, maka
FE ts
s g
ts
K B
L B
b τ
=
m b
ts
0085 ,
96 ,
5 ,
1 0179
, 68
, =
=
Sesuai dengan pengalaman, bahwa ketebalan gigi stator b
os
+h
os
+ h
w
tidak boleh kurang dari 3,5 x 10
-3
dan perbandingan b
os
: h
os :
h
w
= 4,4 : 1 : 3 maka diambil b
os
+h
os
+ h
w
= 50 x 10
-3
m perkiraan untuk motor berdaya 90 kW,
m x
x x
b
os 3
3
10 2
, 26
10 50
4 ,
8 4
, 4
− −
= =
m x
x x
h
os 3
3
10 12
, 10
50 4
, 8
1
− −
= =
m x
x x
h
w 3
3
10 36
, 10
50 4
, 8
3
− −
= =
Universitas Sumatera Utara
b
s1
dapat dihitung dari persamaan 3. 18 sebagai berikut
m x
x b
s
0085 ,
36 10
36 ,
2 10
12 ,
2 219
,
3 3
1
− +
+ =
− −
π
m b
s
01 .
1
=
b
s2
dapat dihitung dengan persamaan 3.21
2 1
2
tan 4
s s
su s
b N
A b
− =
π
m b
s
02 ,
0001 ,
009 ,
01189 ,
4
2
= −
=
Dari persamaan 3. 19 Luas daerah h
s
dapat dinyatakan dengan
m b
b A
h
s s
su s
4 ,
02 ,
01 ,
01189 ,
2 2
2 1
= +
= +
=
Celah udara mmf F
mg
dihitung dengan
Aturns x
x B
g F
g mg
409 10
256 ,
1 68
, 10
63 ,
2 ,
1 2
, 1
6 3
= =
≈
− −
µ
Dari Tabel 3.2 dapat dicari nilai H
ts
dari B
ts
= 1,5 sebagai pertimbangan dalam penentuan F
mts
mmf gigi stator dengan rumus
w os
s ts
mts
h h
h H
F +
+ =
ATurns x
x 536
10 36
, 10
12 ,
4 ,
1340
3 3
= +
+ =
− −
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan 3.23 dapat dihitung F
mtr ,
untuk 1+K
st
= 1,5
mg mtr
mts st
F F
F K
+ +
= +
1 1
ATurns F
K F
F
mts st
mg mtr
5 ,
77 536
5 ,
1 409
= −
= −
=
Tinggi stator back iron stator sebagai berikut
2 2
s w
os is
out os
h h
h D
D b
+ +
+ −
=
m b
os
02 ,
2 05
, 2
219 ,
3532 ,
= +
− =
IV.5 ANALISIS PERANCANGAN SLOT ROTOR