Pra Rancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Natrium Krbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton / Tahun
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TRINATRIUM FOSFAT DARI NATRIUM KARBONAT, NATRIUM HIDROKSIDA DAN ASAM FOSFAT
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 50.000 TON / TAHUN
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Disusun Oleh : MUHAMMAD NUREZA
060405002
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
Trinatrium fosfat merupakan suatu senyawa yang banyak digunakan di dalam industri, terutama industri pembuatan deterjen (Pembersih). Alasan utama pemilihan judul “Prarancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun” adalah karena selama ini Indonesia masih mengimpor trinatrium fosfat dari negara lain dalam jumlah yang cukup banyak. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, peluang untuk ekspor juga masih terbuka. Trinatrium fosfat terbentuk melalui proses kristalisasi pada suhu 55 °C dan tekanan 1 atm. Pabrik direncanakan akan dibangun di Kecamatan Sambeng, Gresik Jawa Timur dengan luas area pabrik 8750 m2. Adapun pemilihan lokasi di Kecamatan Sambeng karena dekat dengan sumber bahan baku, dekat dengan pelabuhan dan daerah Kawasan Industri Gresik (KIG). Badan hukum badan usaha pabrik pembuatan trinatrium fosfat ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dikepalai oleh seorang direktur dengan jumlah total tenaga kerja 155 orang. Reaksi pembentukan trinatrium fosfat dari natrium karbonat, natrium hidroksida dan asam fosfat merupakan reaksi eksoterm dan untuk menjaga suhu reaksi digunakan air pendingin. Reaktor yang digunakan adalah Continuous Stired Tank Reactor (CSTR) dengan reaksi samping yang terjadi adalah gas karbondioksida (CO2). Pemurnian trinatrium fosfat hasil reaksi dilakukan di dalam kristaliser dan rotary dryer. Trinatrium fosfat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 98 %. Dari hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan trinatrium fosfat ini didapat nilai Profit Margin (PM) 26,80 %, Return on Invesment (ROI) sesudah pajak sebesar 20,65 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak 4,84 tahun. Sedangkan Break Even Point (BEP) adalah 55,70 %, dan Internal Rate of Return (IRR) adalah 35,80 %. Hasil analisa ekonomi tersebut menunjukkan bahwa pabrik trinatrium fosfat ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Pra Rancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Natrium Krbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton / Tahun.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas – tugas dan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan tugas akhir
ini. 2. Ibu Ir. Renita Manurung, M.T., selaku co – dosen pembimbing dalam
penyusunan tugas akhir ini dan juga sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Dr.Eng Ir. Irvan, M.Si, Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara . 4. Ibu Dr. Ir. Fatimah, M.T., Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara . 5. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 6. Dan yang paling istimewa orang tua penulis yaitu ibunda Nurmawati dan ayahanda Razali yang tidak pernah lupa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 7. Partner saya, Cristopel L Tobing atas kerjasamanya dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Abang/Kakak senior yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
9. Teman-teman angkatan 2006 dan adik junior yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapakan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012 Penulis,
(Muhammad Nureza)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
INTISARI .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................I-1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................I-1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan ............................................I-3
1.4 Ruang Lingkup Perancangan ....................................................I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... II-1
2.1 Trinatrium Fosfat .................................................................... II-1
2.2 Sifat – Sifat Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Produk ........ II-2
2.2.1 Bahan Baku ..........................................................................II-2
2.2.1.1 Natrium Karbonat (Na2CO3) ..........................................II-2 2.2.1.2 Asam Fosfat (H3PO4) .....................................................II-3 2.2.1.3 Natrium Hidroksida (NaOH) .........................................II-4
2.2.2 Produk ..................................................................................II-5
2.2.2.1 Trinatrium Fosfat ............................................................II-5
2.3 Proses Pembuatan Trinatrium Fosfat ...................................... II-6
2.4 Pemilihan Proses .....................................................................II-6
2.5 Deskripsi Proses...................................................................... II-6
BAB III NERACA MASSA ....................................................................... III-1
3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101) ..................III-1 3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102) .................III-1 3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-102) ............. III-1
3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201) ........................................ III-2
3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205) ......................... III-2
3.6 Neraca massa pada reactor (R-202) ........................................ III-3
Universitas Sumatera Utara
BAB IV BAB V
3.7 Neraca massa pada clarifying filter II (F-207)........................ III-3 3.8 Neraca massa pada evaporator (EV-203)................................ III-4 3.9 Neraca massa pada kristaliser (K-301) ................................... III-4 3.10 Neraca massa pada centrifuge (CF-302)............................... III-5 3.11 Neraca massa pada rotary dryer (RD-303) ........................... III-5 NERACA PANAS ........................................................................IV-1 4.1 Neraca energi pada tangki pengencer H3PO4 (M-101)..................IV-1 4.2 Neraca energi pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102).................IV-1 4.3 Neraca energi pada tangki pelarutan NaOH (M-103).............IV-1 4.4 Neraca energi pada heater (HE-204).......................................IV-2 4.5 Neraca energi pada reaktor I (R-201) .....................................IV-2 4.6 Neraca energi pada clarifying filter (F-207) ...........................IV-2 4.7 Neraca energi pada reactor II (R-202) ....................................IV-3 4.8 Neraca energi pada clarifying filter (F-208) ...........................IV-3 4.9 Neraca energi pada evaporator (EV-203) ...............................IV-3 4.10 Neraca energi pada water condensor (WT-206)...................IV-4 4.11 Neraca energi pada cooler (C-205) .......................................IV-4 4.12 Neraca energi pada cristalliser (CR-301) .............................IV-4 4.13 Neraca energi pada centrifuge (CF-302)...............................IV-5 4.14 Neraca energi pada rotary dryer (RD-303) ...........................IV-5 SPESIFIKASI PERALATAN ....................................................... V-1 5.1 Tangki Penyimpanan Asam Fosfat (T-104)............................. V-1 5.2 Gudang Penyimpanan Na2CO3 (G-106) ................................. V-1 5.3 Gudang Penyimpanan NaOH (G-105)..................................... V-2 5.4 Tangki Penyimpanan Air Hasil Kondensasi (T – 215) ............ V-2 5.5 Gudang Penyimpanan Trinatrium fosfat (G – 308) ................. V-3 5.6 Screw Conveyor (SC107)........................................................ V-3 5.7 Screw Conveyor (SC-108) ...................................................... V-4 5.8 Screw Conveyor (SC-304) ....................................................... V-4 5.9 Bucket Elevator (BE-109)....................................................... V-4 5.10 Bucket Elevator (BE-110)...................................................... V-5 5.11 Bucket Elevator (BE-109)...................................................... V-5
Universitas Sumatera Utara
5.12 Belt Conveyor (BC-307.......................................................... V-6 5.13 Feed bin (FB-115).................................................................. V-6 5.14 Feed bin (FB-116).................................................................. V-6 5.15Feed bin I(FB-117) ................................................................. V-7 5.16 Tangki Pengenceran Asam Fosfat (M-101) ........................... V-7 5.17 Tangki Pengenceran Natrium Karbonat (M-102) .................. V-8 5.18 Tangki Pengenceran Natrium Hidroksida (M103)................ V-9 5.19 Pompa asam fosfat (P-112) ................................................... V-9 5.20 Reaktor I (R-201) ................................................................. V-10 5.21 Reaktor II (R-202)................................................................ V-11 5.22 Clarifying filter I (F-207)..................................................... V-11 5.23 Clarifying filter II (F-208) ................................................... V-12 5.24 Crystalliser (CR-301) .......................................................... V-12 5.25 Centrifuge (CF-302)............................................................. V-13 5.26 Rotary steam dryer (RD-303 ............................................... V-13 5.27 Water Condenser (WC-206) ................................................ V-13 5.28 Heater (HE-204)................................................................... V-14 5.29 Cooler (C-205) ..................................................................... V-14 5.30 Evaporator(EV-203)........................................................... V-15
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ................VI-1 6.1 Instrumentasi...........................................................................VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ..................................................................VI-5 6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Trinatrium Fosfat Dari Natrium
Karbonat, Natrim Hidroksida Dan Asam Fosfat......................VI-6
BAB VII
UTILITAS....................................................................................VII-1 7.1 Kebutuhan Uap (Steam).........................................................VII-1 7.2 Kebutuhan Air........................................................................VII-2 7.3 Kebutuhan Listrik ................................................................VII-12 7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ......................................................VII-14 7.5 Unit Pengolahan Limbah (UPL) ..........................................VII-15
Universitas Sumatera Utara
7.6 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Limbah ...........................VII-18 7.7 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air ..................................VII-20 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK.................................. VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ....................................................................... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ................................................................. VIII-3 8.3 Perincian Luas Tanah........................................................... VIII-4 BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN...............IX-1 9.1 Organisasi Perusahaan ............................................................IX-1 9.2 Manajemen Perusahaan ..........................................................IX-3 9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha..................................................IX-4 9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ....................IX-6 9.5 Sistem Kerja............................................................................IX-8 9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ............................IX-9 9.7 Sistem Penggajian .................................................................IX-11 9.8 Fasilitas Tenaga Kerja...........................................................IX-12 BAB X ANALISA EKONOMI .................................................................. X-1 10.1 Modal Investasi ...................................................................... X-1 10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ........................ X-4 10.3 Total Penjualan (Total Sales)................................................. X-5 10.4 Bonus Perusahaan .................................................................. X-5 10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ................................................... X-5 10.6 Analisa Aspek Ekonomi ........................................................ X-5 BAB XI KESIMPULAN.............................................................................XI-1 DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Trinatrium Fosfat .......................................................... II-1 Gambar 2.2 Diagram Alir Massa .................................................................. II-11 Gambar 7.1 Flowdiagram Unit Pengolahan Air .........................................VII-28 Gambar 8.1 Peta Daerah Lokasi Pabrik...................................................... VIII-1 Gambar 8.2 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Trinatrium Fosfat ................................................ VIII-6 Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan
Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat......................................................................IX-13 Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen (tampak atas) ...............................LD-2 Gambar LD.2 Grafik Entalpi Dan Temperatur Cairan Pada CT....................LD-30 Gambar LD.3 Kurva Hy.................................................................................LD-31 Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan Tangki Pelarutan ....................................................................... LE-5 Gambar LE.2 Kurva Break Even Point Pabrik Pembuatan Trinatrium Fosfat .................................................................... LE-27
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Trinatrium Fosfat Di Indonesia ..........................I-2 Tabel 3.1 Neraca Massa Di Tangki Pengencer H3PO4 (M-101) ................... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Di Tangki Pengencer Na2CO3 (M-102)................. III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Di Tangki Pelarutan NaOH (M-103)..................... III-1 Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Reaktor I (R–201) ......................................... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Pada Clarifying filter I (F-205) ............................. III-2 Tabel 3.6 Neraca Massa Pada Reaktor II (R–202)........................................ III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Pada Clarifying filter II (F-207) ............................ III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa Pada Evaporator (EV-203) .................................... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Cristalliser (CR-301).................................... III-4 Tabel 3.10 Neraca Massa Pada Centrifuge (CF-302) ..................................... III-5 Tabel 3.11 Neraca Massa Pada Rotary dryer (RD-303) ................................. III-5 Tabel 4.1 Neraca Energi Di Tangki Pengencer H3PO4 (M-101)...................IV-1 Tabel 4.2 Neraca Energi Di Tangki Pengencer Na2CO3 (M-102) ................IV-1 Tabel 4.3 Neraca Energi Di Tangki Pelarutan NaOH (M-103) ....................IV-1 Tabel 4.4 Neraca Energi Pada Heater (HE-204)...........................................IV-2 Tabel 4.5 Neraca Energi Pada Reaktor I (R–201) ........................................IV-2 Tabel 4.6 Neraca Energi Pada Clarifying filter I (F-205) .............................IV-2 Tabel 4.7 Neraca Energi Pada Reaktor II (R–202) .......................................IV-3 Tabel 4.8 Neraca Energi Pada Clarifying filter II (F-207)............................IV-3 Tabel 4.9 Neraca Energi Pada Evaporator (EV-203)....................................IV-3 Tabel 4.10 Neraca Energi Pada Water condensor (WC-216) .........................IV-4 Tabel 4.11 Neraca Energi Pada Cooler (C-205) .............................................IV-4 Tabel 4.12 Neraca Energi Pada Cristalliser (CR-301) ...................................IV-4 Tabel 4.13 Neraca Energi Pada Centrifuge (CF-302).....................................IV-5 Tabel 4.14 Neraca Energi Pada Rotary dryer (RD-303).................................IV-5 Tabel 5.1 Spesifikasi Pompa........................................................................ V-10 Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra RancanganPabrik
Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat...........................................................................VI-4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.1 Kebutuhan Steam Pabrik..............................................................VII-1 Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin ............................................................VII-2 Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses ..................................................................VII-3 Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan Domestik................................VII-3 Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Lamongan....................................................VII-4 Tabel 7.6 Kebutuhan Daya Unit Proses .....................................................VII-12 Tabel 7.7 Kebutuhan Daya Utilitas............................................................VII-13 Tabel 7.8 Spesifikasi Pompa UPL .............................................................VII-20 Tabel 7.9 Spesifikasi Pompa Utilitas .........................................................VII-21 Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah................................................................. VIII-4 Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift........................................................IX-9 Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ........................................IX-10 Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ............................................................IX-11 Tabel LD.1 Spesifikasi PompaPengolahan Air...............................................LD-1 Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan Dan Sarana Lainnya......................... LE-1 Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift................................................. LE-3 Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses.................................................. LE-6 Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah......... LE-7 Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ......................................................... LE-10 Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai .............................................................. LE-13 Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ................................................................... LE-15 Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ............................................................... LE-16 Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No.17
Tahun 2000 ................................................................................ LE-17 Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi .................................................... LE-18 Tabel LE.11 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)................................ LE-26 Tabel LE.12 Data Perhitungan BEP ............................................................... LE-18
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ...................................LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ....................................LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ..................LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
UTILITAS.............................................................................LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ..................................LE-1
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki
kewajiban untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi, yang sedang digiatkan oleh pemerintah untuk mencapai kemandirian perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah menitikberatkan pada pembangunan di sektor industri. Secara garis besar, pembangunan dibagi atas dua bagian yakni pembangunan material dan pembangunan spiritual. Pada saat ini pembangunan material dititikberatkan pada sektor industri kimia sebagai landasan industrialisasi di negara kita. Pembangunan industri diarahkan untuk menuju kemandirian perekonomian nasional, meningkatkan kemampuan bersaing dan menaikkan pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri dengan memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pembangunan industri juga ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor pembangunan lainnya.
Salah satu produk yang dibutuhkan saat ini adalah trinatrium fosfat (Na3PO4.12H2O). Trinatrium fosfat merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia industri dan rumah tangga. Dalam industri, trinatrium fosfat digunakan sebagai pembersih antiseptik yang sangat baik dalam industri pengolahan pangan. Dalam rumah tangga, trinatrium fosfat digunakan sebagai pembersih barang pecah belah dan campuran pembersih tangan dan wajah. Selain digunakan sebagai pembersih, trinatrium fosfat juga baik digunakan untuk mengendapkan magnesium, besi dan kalsium. Dalam pengolahan air umpan ketel uap, trinatrium fosfat dapat digunakan untuk mencegah terbentuknya kerak. Selain itu dalam dunia perdagangan, trinatrium fosfat banyak dimanfaatkan untuk industri pembuatan detergen. Kebutuhan detergen di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan kenaikan jumlah penduduk tiap tahunnya. Dengan meningkatnya
Universitas Sumatera Utara
jumlah penduduk, maka kebutuhan detergen akan meningkat pula. Demikian
halnya dengan meningkatnya tingkat kesadaran penduduk dalam menjaga
kebersihan, salah satunya dalam mencuci menggunakan detergen. Pemenuhan
kebutuhan trinatrium fosfat di Indonesia, saat ini masih diimpor dari luar negeri.
Untuk mengurangi ketergantungan pada trinatrium fosfat impor, maka cukup tepat
untuk mendirikan pabrik trinatrium fosfat di Indonesia. Disamping itu asam fosfat
sebagai bahan baku dapat diperoleh di Indonesia sendiri. Maka berdasarkan
pertimbangan tersebut, pabrik trinatrium fosfat dapat didirikan di Indonesia
sehingga kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi, menghemat devisa negara dan
membuka lapangan kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
Tabel 1.1 Data impor kebutuhan Trinatrium fosfat di Indonesia
Tahun
Jumlah (ton/tahun)
2006
33.609,404
2007
35.830,488
2008
43.129,102
2009
50.254,925
(Sumber: BPS, 2011)
1.2 Perumusan Masalah Mengingat peranan dan kebutuhan trinatrium fosfat, maka diperlukan suatu
usaha agar permintaan trinatrium fosfat dapat dipenuhi dengan cara mendirikan pabrik. Pra rancangan pabrik trinatrium fosfat ini menggunakan bahan baku natrium hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan proses pembuatan trinatrium frosfat pada dasarnya adalah proses netralisasi asam fosfat yang dilanjutkan pengkristalan dan pengeringan. Apalagi kebutuhan deterjen di Indonesia semakin meningkat. Dengan terpenuhinya kebutuhan trinatrium fosfat di Indonesia, maka akan berdampak pada berkurangnya pengeluaran negara, meningkatnya perekonomian nasional dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan perancangan pabrik pembuatan trinatrium fosfat dari natrium
hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat ini adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia seperti neraca massa, neraca panas, spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas, analisa ekonomi perusahaan dan bagian ilmu teknik kimia lainnya.
Manfaat dari perancangan pabrik pembuatan trinatrium fosfat dari natrium hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat ini adalah memberi gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut. Pembuatan trinatrium fosfat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri akan trinatrium fosfat sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor trinatrium fosfat untuk selanjutnya akan dikembangkan untuk tujuan ekspor. Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1.4 Ruang Lingkup Perancangan Ruang lingkup dari perancangan pabrik trinatrium fosfat dari natrium
hidroksida, natrium karbonat karbonat, dan asam fosfat adalah sebagai berikut : a. Penanganan umpan (feed handling) b. Proses netralisasi natrium karbonat c. Proses netralisasi asam fosfat d. Proses pengkristalan dan pengeringan trinatrium fosfat e. Proses pemurnian trinatrium fosfat f. Untuk menyempurnakan pra-rancangan pabrik juga dilakukan atau disampaikan pembahasan tentang aspek-aspek : instrumentasi dan keselamatan kerja, utilitas pabrik, lokasi dan tata letak pabrik, organisasi dan manajemen perusahaan, dan analisa ekonomi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang
noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat larut dalam air menghasilkan larutan alkali. Secara umum trinatrium fosfat disintesis dari dinatrium fosfat sehingga sebagian terhidrasi menjadi trisodium fosfat anhidrat sampai terbentuk trinatrium fosfat (Na3PO4.12H2O). Trinatrium fosfat paling sering ditemukan dalam bentuk bubuk putih, yang sering disebut trinatrium ortofosfat atau hanya natrium fosfat. Trinatrium fosfat banyak digunakan dalam pembuatan berbagai macam sabun dan deterjen.
Gambar 2.1 Struktur Trinatrium fosfat Kegunaan utama dari trinatrium fosfat adalah sebagai agen pembersih, pH larutan trinatrium fosfat 1% adalah 12, dan sifat kelarutannya cukup basa untuk saponifikasi lemak dan minyak. Dalam kombinasi dengan surfaktan, trinatrium fosfat merupakan agen yang sangat baik untuk membersihkan segala sesuatu pengotor. Hal ini sangat efektif dengan harga produksi yang rendah sehingga membuat trinatrium fosfat lebih disukai untuk sejumlah besar produk pembersih yang dijual di pertengahan abad ke-20. Trinatrium fosfat masih dijual, dan digunakan, sebagai agen pembersih, tetapi selama akhir 1960-an di Amerika Serikat, berlebihan menyebabkan serangkaian masalah ekologi. Pada akhir abad ke-20, banyak produk yang sebelumnya berisi trinatrium fosfat sekarang diproduksi dengan trinatrium fosfat pengganti, yang terutama terdiri dari natrium karbonat bersama dengan berbagai surfaktan nonionik dan natrium fosfat. Trinatrium fosfat umumnya digunakan setelah dibersihkan dengan mineral dalam rangka untuk menghilangkan residu hidrokarbon. Trinatrium fosfat dapat digunakan dengan pemutih klorin dalam larutan yang sama tanpa reaksi berbahaya campuran ini sangat baik untuk menghilangkan jamur (Wikipedia, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2.2 Sifat-sifat fisis dan kimia bahan baku dan produk
2.2.1 Bahan baku
2.2.1.1 Na2CO3 (MSDS, 2011)
Nama
: natrium karbonat, soda abu, kalsium soda
Rumus molekul : Na2CO3 Berat molekul : 106 g/mol
Sifat fisis
: - berwujud padat
- berwarna putih
- higroskopis
- larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol
- tidak mudah terbakar - densitas = 1,311 g/cm3 - titik leleh = 851 oC
Impuritis
: 0,22% (maksimal)
Sifat kimia :
1. Semua karbonat akan cepat bereaksi dengan asam kuat membentuk garam
karbonat. M2(HCO3) + (H3O+,A-)
M-A- + CO2 + 3H2O
2. Reaksi antara natrium karbonat dan kalsium hidroksida akan menghasilkan
kalsium karbonat dan natrium hidroksida.
Na2CO3 + Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
3. Proses pembentukan natrium karbonat dapat melalui tiga tahapan:
a. Konversi natrium klorida menjadi natrium sulfat dengan pemanasan.
2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
b. Reaksi antara natrium sulfat dan kalsium karbonat dilakukan pada
temperatur tinggi menghasilkan natrium karbonat.
Na2SO4 + CaCO3 + 2C
Na2CO3 + CaS + 2CO2
c. Reduksi natrium sulfat menjadi natrium sulfida.
Na2SO4 + 4C
Na2S + 4CO
Natrium sulfat dicampur dengan karbon dioksida dan steam.
Na2S + CO2 + H2O
Na2CO3 + H2S
Universitas Sumatera Utara
4. Reaksi pembentukan dari amonia.
2NH3 + CO2 + H2O
(NH4)2CO3
Ammonium karbonat yang dihasilkan pada reaksi 1 direaksikan dengan
natrium klorida menghasilkan natrium karbonat
(NH4)2CO3 + 2NaCl
Na2CO3 + 2NH4Cl
2.2.1.2 H3PO4 (MSDS, 2011)
Nama
: Asam fosfat
Rumus molekul : H3PO4
Berat molekul : 98 g/mol
Sifat fisis
: - wujud cair
- tidak berwarna, transparan
- larut dalam alkohol dan air - densitas = 1,8334 g/cm3 - titik didih = 213 oC - titik leleh = 42,35 oC
Impuritis
: 0,02% (maksimal)
Sifat kimia :
a. Merupakan asam tribasa, pelepasan ion hidrogen yang pertama adalah
ionisasi yang paling hemat. Ionisasi kedua adalah sedang dan yang ketiga
sudah lemah. Hal ini bisa dilihat dari ketetapan penguraian ionisasi:
H3PO4 + H2O
H2PO4- + H3O+
k1 = 7,1.10-3
H2PO4- + H2O
HPO42- + H3O+
k2 = 6,3.10-8
HPO42- + H2O
PO43- + H3O+
k3 = 4,4.10-13
Asam fosfat lebih kuat dari asam asetat, asam oksalat, dan asam boraks,
tetapi lebih lemah dibandingkan asam nitrat, asam sulfat, dan asam klorida.
Asam fosfat dapat dibuat garam dengan mudah melalui satu atau lebih
atom hidrogen.
b. Pada saat pemanasan, disodium phosphat akan membentuk sodium
pyrophosphat:
2Na2HPO4
Na4P2O7 + H2O
Universitas Sumatera Utara
c. Pada saat pemanasan, sodium dihidrogen phosphat akan membentuk
sodium metaphosphat.
NaH2PO4
NaPO3 + H2O
d. Pembentukan sodium phosphat dengan penambahan natrium hidroksida.
Na2HPO4 + NaOH
Na3PO4 + H2O
e. Phosphorus pentasulfida dihidrolisa akan menghasilkan asam fosfat.
P2S5 + 8H2O
2H3PO4 + 5H2S
2.2.1.3 NaOH (MSDS, 2011)
Nama
: natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40 g/mol
Sifat fisis
: - berwujud padat
- berwarna putih - titik leleh = 318,4 oC - titik didih = 1390 oC
- densitas = 1,8832 g/cm³
- larut dalam air
- larut dalam alkohol, eter, dan gliserin
Impuritis
: 0,05%
Sifat kimia : a. Pemanasan pada temperatur 1000oC dengan pencampuran karbon akan
membentuk metallic sodium:
6NaOH + 2C
2Na + 3H2 + 2Na2CO3
b. Natrium hidroksida jika mengalami ionisasi akan terjadi:
NaOH
Na+ + OH-
c. Pada pembentukannya, jika natrium ditambah air akan menghasilkan
natrium hidroksida dan hidrogen.
Na + 2H2O
2NaOH + H2
d. Natrium hidroksida juga dapat dihasilkan dari reaksi antara sodium
peroksida dengan air pada temperatur tinggi:
2Na2O2 + 2H2O
4NaOH + O2
Universitas Sumatera Utara
Pada temperatur rendah akan terbentuk hidrogen peroksida:
Na2O2 + 2H2O
2NaOH + H2O2
e. Reaksi antara natrium karbonat dengan kalsium hidroksida akan
menghasilkan natrium hidroksida dan kalsium karbonat:
Na2CO3 + Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
f. Natrium hidroksida mempunyai karakteristik alkali kuat, reaksi dengan
alkali besi akan menghasilkan hidroksida besi dan natrium klorida:
FeCl3 + 3NaOH
Fe(OH)3 + 3NaCl
Jika bereaksi dengan Zn akan terbentuk:
ZnSO4 + 2NaOH
Zn(OH)2 + Na2SO4
g. Reaksi natrium hidroksida dengan beberapa elemen bebas, baik metal
maupun non metal seperti:
2NaOH + Zn
Na2ZnO2 + H2
2NaOH + 2Al + 2H2O
2NaAlO2 + 3H2
2NaOH + 2B + 2H2O
2NaBO2 + 3H2
2NaOH + Si + H2O
Na2SiO3 + 2H2
2NaOH + Cl2
NaOCl + NaCl + H
h. Kalor reaksi pada elektrolisis garam bisa didapatkan dari kalor
pembentukan komponen menyeluruh:
NaCl + H2O
NaOH + 1/2H2 + 1/2Cl2
Reaksi dipecah menjadi reaksi pembentukan:
Na (s) + 1/2Cl2 (g)
NaCl (g)
∆H = 407 kJ
H2 (g) + 1/2O2 (g)
H2O (l)
∆H = 286 kJ
Na (s) + 1/2O2 (g) + 1/2H2
NaOH (g) ∆H = 469 kJ
2.2.2 Produk
2.2.2.1 Na3PO4.12H2O (MSDS, 2011)
Nama
: trinatrium fosfat
Rumus molekul : Na3PO4 12H2O Berat molekul : 380,16 g/mol
Sifat fisis
: - tidak berwarna
- bentuk kristal trigonal
Universitas Sumatera Utara
- larut dalam air dan tidak larut dalam karbon disulfida - titik leleh = 256 oC (pada P = 1 atm) - Suhu kristalisasi = 65 oC (pada P = 1 atm) - densitas = 2,507 g/cm3
- pH = 12 (larutan 1%)
Sifat kimia
:
a. Pemanasan dengan temperatur di atas 100oC, maka hidrat akan kehilangan 11
molekul air sehingga akan dihasilkan trinatrium fosfat monohidrat:
Na3PO4.12H2O
Na3PO4.H2O + 11H2O
b. Trinatrium fosfat dihasilkan dari reaksi antara natrium hidroksida dengan
disodium hidrogen phosphat:
Na2HPO4 + NaOH
Na3PO4 + H2O
c. Disodium hidrogen phosphat pada saat pemanasan akan kehilangan air
membentuk sodium pyrophosphat:
2Na2HPO4
Na4P2O7 + H2O
d. Sodium dihidrogen phosphat pada saat pemanasan akan membentuk sodium
metaphosphat:
NaH2PO4
NaPO3 + H2O
2.3 Proses Pembuatan Trinatrium fosfat Secara umum proses pembuatan trinatrium fosfat terdiri dari netralisasi,
pengeringan dan kristalisasi. Untuk tahap awal dilakukan netralisasi asam fosfat dan natrium karbonat agar diperoleh konsentrasi yang sesuai. Setelah dinetralisasi asam fosfat dipanaskan sampai suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Proses selanjutnya yaitu pembentukan disodium fosfat dari natrium karbonat dan asam fosfat pada kondisi operasi (T = 90oC). Untuk selanjutnya berlangsung proses kristalisasi dan pengeringan trinatrium fosfat yang dibentuk dari dinatrium fosfat dan natrium hidroksida.
Reaksi pembuatan trinatrium fosfat dijalankan dengan dua tingkatan: 1. Pembuatan disodium fosfat
90oC
Universitas Sumatera Utara
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l)
Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) ∆Hf = -9.709,23
(John, 1928)
2. Pembentukan trinatrium fosfat 90oC
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq)
Na3PO4 (l) + H2O (l)
∆Hf = -7.056,63
2.4 Pemilihan Proses Sejauh ini pembuatan trinatrium fosfat hanya dapat dibuat dari bahan baku
natrium karbonat, natrium hidroksida, dan asam fosfat. Dari pemilihan bahan baku untuk pembuatan trinatrium fosfat, untuk bahan baku natrium karbonat dapat dibuat dari natrium hidroksida dan asam karbonat. Namun dalam pembuatannya menggunakan proses yang lebih rumit lagi dan biaya yang lebih mahal untuk penyediaan bahan asam fosfat. Maka dengan mempertimbangkan hal tersebut kami memilih bahan baku natrium karbonat, natrium hidroksida, dan asam fosfat dalam pembuatan trinatrium fosfat dengan menggunakan proses kristalisasi. Proses kristalisasi trinatrium fosfat dilakukan dengan pendinginan sampai suhu 55oC sehingga terbentuk kristal putih trinatrium fosfat yang berbentuk kristal triagonal. Untuk selanjutnya dikeringkan menggunakan udara panas. Maka dapat disimpulkan proses pembuatan dari trinatrium fosfat yang lebih efisien adalah proses kristalisasi sebagai proses utama dan diikuti dengan proses netralisasi dan pengeringan yang sampai saat ini menjadi tahapan proses dari pembuatan trinatrium fosfat (Beltz, 1963). 2.5 Deskripsi Proses
Proses pembuatan trinatrium fosfat secara garis besar dibagi menjadi 6 tahap proses yaitu: 1. Persiapan bahan baku 2. Pembentukan larutan disodium fosfat 3. Pembentukan larutan trinatrium fosfat 4. Pengkristalan produk trinatrium fosfat 5. Pengeringan trinatrium fosfat 6. Pengambilan produk (packing)
Universitas Sumatera Utara
1. Persiapan bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan trinatrium fosfat adalah
natrium karbonat, asam fosfat, dan natrium hidroksida. Untuk keperluan ini digunakan natrium karbonat 30%, asam fosfat 62%, dan natrium hidroksida 50%. Bahan baku asam fosfat disimpan dalam tangki penyimpanan asam fosfat (T-104) pada suhu 30 oC dan tekanan 1 atm, kemudian dialirkan menggunakan pompa (P111) dan diencerkan dalam tangki berpengaduk (M-101) sampai kadarnya menjadi 62% dari kadar mula-mula 74% serta menaikan suhu dari larutan sampai suhu menjadi 90 oC dengan menggunakan jaket pemanas. Asam fosfat dipompa (P-112) menggunakan pompa jenis sentrifugal sampai tekanan menjadi 1,5 atm menuju reaktor 1 (R-201).
Bahan baku natrium karbonat diangkut dari gudang (G-106) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan screw conveyor (SC-107), selanjutnya secara vertikal diangkut menggunakan bucket elevator (BE-109) menuju feed bin (FB-115) sebagai tempat penyimpanan sementara. Feed bin berupa silinder tegak terbuka dengan dasar berbentuk conis dilengkapi dengan weight feeder untuk mengatur laju umpan ke tangki pelarutan (M-102). Natrium karbonat dari feed bin (FB) dilarutkan pada tangki berpengaduk (M-102) untuk dilakukan pengenceran sampai konsentrasi natrium karbonat menjadi 30% serta menaikkan suhu larutan menjadi 90 oC dengan mengunakan jaket pemanas. Selanjutnya dialirkan ke reaktor 1 (R-201) menggunakan pompa bertekanan (P-113) sampai tekanan menjadi 1,5 atm.
Bahan baku natrium hidroksida diangkut dari gudang penyimpanan (G-105) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan screw conveyor (SC-108), selanjutnya secara vertikal diangkut menggunakan bucket elevator (BE-110) menuju feed bin (FB-116) sebagai tempat penyimpanan sementara. Feed bin berupa silinder tegak terbuka dengan dasar berbentuk conis dilengkapi dengan weight feeder untuk mengatur laju umpan ke tangki pelarutan (M-103). Natrium hidroksida dari feed bin (FB) dilarutkan pada tangki berpengaduk (M-03) untuk diencerkan sampai konsentrasinya menjadi 50% serta menaikkan suhu larutan menjadi 90 oC dengan menggunakan jaket pemanas. Natrium hidroksida dipompa (P-114) menggunakan pompa jenis sentrifugal sampai tekanan menjadi 1,5 atm menuju reaktor 2 (R-202).
Universitas Sumatera Utara
2. Pembentukan dinatrium fosfat
Larutan asam fosfat dialirkan ke dalam reaktor (R-201) direaksikan dengan
natrium karbonat. Reaktor yang digunakan adalah mixed flow reactor yang
dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin. Sebagai media pendingin digunakan air dengan suhu masuk 30oC. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan
tekanan 1,5 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor 1 adalah:
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l)
95,6% Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) (John,
1928)
Hasil reaksi berupa gas CO2 akan keluar melalui pipa pembuangan. Hasil dari reakror 1 (R-201) dialirkan menggunakan pompa (P-211) menuju clarifying filter (F-
207). Hasil utama pada reaktor 1 yaitu dinatrium fosfat selanjutnya dipisahkan dari
impuritasnya dalam clarifying filter (F-207). Pengotor berupa endapan dari impuritis
bahan baku natrium karbonat dan asam fosfat dialirkan ke unit pengolahan limbah
(UPL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengotor ini biasanya terdiri dalam
jumlah yang sangat sedikit.
3. Pembentukan trinatrium fosfat
Larutan dinatrium fosfat keluar dari clarifying filter (F-207) selanjutnya
dialirkan menggunakan pompa (P-212) ke reaktor 2 (R-202) untuk direaksikan
dengan natrium hidroksida 50%. Reaktor 2 juga dilengkapi dengan jaket pendingin dan pengaduk. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Dalam
reaktor 2 terjadi reaksi:
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq) 1928)
99,06% Na3PO4 (l) + H2O (l)
(John,
Trinatrium fosfat hasil reaksi yang masih bercampur dengan impuritas
dipompa (P-213) menuju clarifying filter (F-208) untuk memisahkan kotoran yang
ada. Pengotor berupa endapan dari impuritis bahan natrium karbonat dan asam fosfat
dialirkan ke unit pengolahan limbah (UPL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Filtrat dialirkan menggunakan pompa (P-214) menuju evaporator (EV-203).
Universitas Sumatera Utara
4. Pengkristalan trinatrium fosfat Filtrat dialirkan menuju evaporator (EV-203) untuk dipekatkan. Larutan
jenuh keluar evaporator dengan suhu 104,7154 oC selanjutnya dipompa (P-215) menuju cooler untuk menurunkan suhu larutan sampai mendekati suhu kristalisasi bahan sehingga suhu nya menjadi 75 oC. Selanjutnaya larutan dialirkan menuju cristalliser (CR-301), sedangkan uapnya dikondensasi pada barometrik kondensor (BK). Proses kristalisasi dilakukan pada suhu 55oC menggunakan agitated cooling crystallizer. Mother liquor dan kristal yang terbentuk dipisahkan melalui centrifuge (CF-302). Mother liquor yang terbentuk dialirkan menggunakan pompa (P-309) menuju heater (HE-206) untuk menaikkan suhu nya menjadi 90 oC sehingga mother liquor nya dapat direcycle menuju reaktor 1 (R-201).
5. Pengeringan produk Trinatrium fosfat Kristal yang telah dipisahkan dari centrifuge selanjutnya dialirkan
menggunakan screw conveyor (SC-304) untuk dikeringkan dalam rotary dryer (RD303). Proses pengeringan dilakukan dengan menguapkan airnya menggunakan steam yang tidak kontak langsung pada bahan. Sebagai media panas dalam rotary dryer digunakan saturated steam.
6. Pengambilan hasil Kristal trinatrium fosfat yang telah kering diangkut secara vertikal
menggunakan bucket elevator (BE-305) menuju feed bin (FB-306), kemudian disalurkan ke gudang (G-308) menggunakan belt conveyor (BC-307). Selanjutnya dilakukan proses packing produk kedalam bentuk sak-sak menggunakan alat pempackingan.
Universitas Sumatera Utara
SATURATED STEAM, 112oC 1,5 atm Air Pendingin, 30oC
Air Proses, 30oC
Na2CO3
2
H3PO4
T-104
LC 1
FC
P-111
TI M -101
P-112
3
G-106
4
SC-107
BE-109
FB-115
5
6
TI M - 102
P-113
NaOH
G-105
7
SC-108
BE-110
FB-116
8
9
TI M - 103
FC
P-114
co2 10
TI PC
R-201 R-01
F-207
11
P-209
13
P-210
UPL
12 FC TI
PC
R-202
F-208
14
15 P-211
UPL
P-212
17 PC
16
WC-216 17
EV-203
LC T-215
18 P-213
C-205
HE-204
CR-301 TC
19 CF-302
20
21 SC-304
22 RD-303
23
BE-305
FB306
BC-307
G-308
P-214
No Kode
Keterangan
1 T-104 Tangki Asama Fosfat
2 G-105 Gudang Natrium Hidroksida
3 G-106 Gudang Natrium Karbonat
4 G-308 Gudang Trinatrium Fosfat
5 M-101 Tangki Pengenceran Asam Fosfat
6 M-102 Tangki Pengenceran Natrium Karbonat
7 M-103 Tangki Pengenceran Natrium Hidroksida
8 SC-107 Screw Conveyor
9 SC-108 Screw Conveyor
10 SC-304 Screw Conveyor
11 BE-109 Bucket Elevator
12 BE-110 Bucket Elevator
13 BE-305 Bucket Elevator
14 BC-307 Belt Conveyor
15 FB-115 Feed Bin
16 FB-116 Feed Bin
17 FB-306 Feed Bin
18 P-111 Pompa Sentrifugal
19 P-112 Pompa Sentrifugal
20 P-113 Pompa Sentrifugal
21 P-114 Pompa Sentrifugal
22 P-209 Pompa Sentrifugal
23 P-210 Pompa Sentrifugal
24 P-211 Pompa Sentrifugal
25 P-212 Pompa Sentrifugal
26 P-213 Pompa Sentrifugal
27 P-214 Pompa Sentrifugal
28 T-215 Tangki Penyimpanan Air Hasil Kondensasi
29 R-201 Reaktor I
30 R-202 Reaktor II
31 F-207 Clarifying Filter I
32 F-208 Clarifying Filter II
33 EV-203 Evaporator
34 WC-216 Water Condensor
35 C-205 Cooler
36 HE-204 Heater
37 CR-301 Cristaliser
38 CF-302 Centrifuge
39 RD-303 Rotary Dryer
Kondensat Bekas Air Pendingin Bekas
alur 1
1604,7935 -
563,4126 -
alur2 alur3 alur4 alur5 alur6 alur7 alur8
- 1604,7935 - - - - - - 1735,7970 - 1735,7970 - - - - - - 650,9067 - - - - - -- - - - - -- - - - - -419,7367 983,1493 87,3379 3958,8353 4046,1733 - 650,2558 - - - - - --
alur9 alur10 alur11 alur12 alur13 alur14 alur15 alur16 alur17 alur18 alur19 alur20 alur21 alur22 alur23
- - 73,8607 73,8607 - 73,8607 - 73,8607 - 73,8607 73,8607 - 73,8607 - - - 68,4947 68,4947 - 68,4947 - 68,4947 - 68,4947 68,4947 - 68,4947 - 650,9067 - 34,2582 34,2582 - 34,2582 - 34,2582 - 34,2582 34,2582 - 34,2582 - - - 2332,6099 2332,6099 - 21,8090 - 21,8090 - 21,8090 21,8090 14,5939 7,2969 - 14,5939 - - - - - 2668,7177 - 2668,7177 - 2668,7177 - - - - - - - - - - - - - - 6186,8687 6186,8687 - - 6186,8687 650,2558 - 5632,7755 5576,4477 56,3277 6519,6116 65,1961 6454,4155 2153,5818 4300,8336 782,6826 473,9877 308,6948 362,3191 111,6686 - 720,5195 - - - - - - - - - - - - -
0,4337 - 0,4337 4,0197 - 4,0197 - - 0,6509 - 4,4534 - 4,4534 0,6509 0,6509 - - - - - - - -
2168,6398 419,7367 2588,3765 1827,1546 3958,8353 5785,9900 520,7254 520,7254 1301,8135 720,5195 8146,4527 8085,6713 48,6249 9387,4850 65,8470 9321,638 2153,5818 7168,0562 7168,0561 6675,4503 492,0561 362,3191 6313,1313
30 30 90 30 30 90 30 30 90 90 90 90 90 90 90 90 104,7154 104,7154 55 55 55 100 100
1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1 1 1 1 1 1
Universitas Sumatera Utara
BAB III NERACA MASSA
3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101) Tabel 3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101)
Komponen
H3PO4 H2O impuritis
∑
Tangki pengencer (M-101)
Inlet Inlet
Alur 1
Alur 2
F (kg/jam)
F (kg/jam)
1604,7935
-
563,4126
419,7367
0,4337
-
F1Total + F2 Total = 2588,3765
Outlet Alur 3 F (kg/jam) 1604,7935 983,1493 0,4337 2588,3765
3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102) Tabel 3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102)
Komponen
Na2CO3 H2O
impuritis ∑
Tangki pengencer (M-102)
Inlet inlet
Alur 4
Alur 5
F (kg/jam)
F (kg/jam)
1735,7970
-
87,3379
3958,8353
4,0197
-
F4Total + F5Total = 5785,9900
outlet Alur 6
F (kg/jam)
1735,7970 4046,1733
4,0197 5785,9900
Universitas Sumatera Utara
3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-103) Tabel 3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-103)
Komponen
NaOH H2O impuritis
∑
Tangki pengencer (M-103)
Inlet inlet
Alur 7
Alur 8
F (kg/jam)
F (kg/jam)
650,9067
-
- 650,2558
-F7Total + F8Total = 1301,8135
outlet Alur 9
F (kg/jam)
650,9067 650,2558 0,6509 1301,8135
3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201) Tabel 3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201)
Komponen
Na2HPO4 Na2CO3 H3PO4 NaOH
CO2 H2O impuritis
∑
Reaktor (R-201)
Inlet Inlet Inlet
Outlet
Alur 3
Alur 6
Alur 21
Alur 10
Alur 11
F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam)
F (kg/jam)
- - 7,2969 - 2332,6099
- 1735,7970 68,4947
-
68,4947
1604,7935
-
73,8607
-
73,8607
-
- 34,2582 -
34,2582
-
-
- 720,5195
-
983,1493 4046,1733 308,6948
-
5632,7755
0,4337
4,0197
-
- 4,4534
F3Total + F6Total + F21Total = 8866,9722
F10Total + F11Total = 8866,9722
Universitas Sumatera Utara
3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205) Tabel 3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205)
Komponen
Na2HPO4 H3PO4 Na2CO3 NaOH H2O impuritis ∑
Clarifying filter (F-205)
Inlet Outlet
Alur 11
Alur 12
Alur 13
F (kg/jam) F (kg/jam)
F (kg/jam)
2332,6100 2332,6100
-
73,8607
73,8607
-
68,4947
68,4947
-
34,2582
34,2582
-
5632,7755 5576,4477
56,3277
4,4534 8146,4527
- 4,4534 F12Total + F13Total = 8146,4527
3.6 Neraca massa pada reaktor (R-202) Tabel 3.6 Neraca massa pada reaktor (R-202)
Komponen
Na3PO4 Na2HPO4 Na2CO3
H3PO4 NaOH H2O impuritis
∑
Reaktor (R-202)
Inlet Inlet
Alur 9
Alur 12
F (kg/jam)
F (kg/jam)
--
- 2332,61
- 68,4947
- 73,8607
650,9067
34,2582
650,2558
5576,4478
0,6509
-
F9Total + F12Total = 9387,4849
Outlet Alur 14 F (kg/jam) 2668,7177 21,8909 68,4947 73,8607 34,2582 6519,6116 0,6509 9387,4849
Universitas Sumatera Utara
3.7 Neraca massa pada clarifying filte
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 50.000 TON / TAHUN
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Disusun Oleh : MUHAMMAD NUREZA
060405002
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
Trinatrium fosfat merupakan suatu senyawa yang banyak digunakan di dalam industri, terutama industri pembuatan deterjen (Pembersih). Alasan utama pemilihan judul “Prarancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun” adalah karena selama ini Indonesia masih mengimpor trinatrium fosfat dari negara lain dalam jumlah yang cukup banyak. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, peluang untuk ekspor juga masih terbuka. Trinatrium fosfat terbentuk melalui proses kristalisasi pada suhu 55 °C dan tekanan 1 atm. Pabrik direncanakan akan dibangun di Kecamatan Sambeng, Gresik Jawa Timur dengan luas area pabrik 8750 m2. Adapun pemilihan lokasi di Kecamatan Sambeng karena dekat dengan sumber bahan baku, dekat dengan pelabuhan dan daerah Kawasan Industri Gresik (KIG). Badan hukum badan usaha pabrik pembuatan trinatrium fosfat ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dikepalai oleh seorang direktur dengan jumlah total tenaga kerja 155 orang. Reaksi pembentukan trinatrium fosfat dari natrium karbonat, natrium hidroksida dan asam fosfat merupakan reaksi eksoterm dan untuk menjaga suhu reaksi digunakan air pendingin. Reaktor yang digunakan adalah Continuous Stired Tank Reactor (CSTR) dengan reaksi samping yang terjadi adalah gas karbondioksida (CO2). Pemurnian trinatrium fosfat hasil reaksi dilakukan di dalam kristaliser dan rotary dryer. Trinatrium fosfat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 98 %. Dari hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan trinatrium fosfat ini didapat nilai Profit Margin (PM) 26,80 %, Return on Invesment (ROI) sesudah pajak sebesar 20,65 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak 4,84 tahun. Sedangkan Break Even Point (BEP) adalah 55,70 %, dan Internal Rate of Return (IRR) adalah 35,80 %. Hasil analisa ekonomi tersebut menunjukkan bahwa pabrik trinatrium fosfat ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Pra Rancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Natrium Krbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton / Tahun.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas – tugas dan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan tugas akhir
ini. 2. Ibu Ir. Renita Manurung, M.T., selaku co – dosen pembimbing dalam
penyusunan tugas akhir ini dan juga sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Dr.Eng Ir. Irvan, M.Si, Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara . 4. Ibu Dr. Ir. Fatimah, M.T., Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara . 5. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 6. Dan yang paling istimewa orang tua penulis yaitu ibunda Nurmawati dan ayahanda Razali yang tidak pernah lupa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 7. Partner saya, Cristopel L Tobing atas kerjasamanya dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Abang/Kakak senior yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
9. Teman-teman angkatan 2006 dan adik junior yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapakan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012 Penulis,
(Muhammad Nureza)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
INTISARI .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................I-1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................I-1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan ............................................I-3
1.4 Ruang Lingkup Perancangan ....................................................I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... II-1
2.1 Trinatrium Fosfat .................................................................... II-1
2.2 Sifat – Sifat Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Produk ........ II-2
2.2.1 Bahan Baku ..........................................................................II-2
2.2.1.1 Natrium Karbonat (Na2CO3) ..........................................II-2 2.2.1.2 Asam Fosfat (H3PO4) .....................................................II-3 2.2.1.3 Natrium Hidroksida (NaOH) .........................................II-4
2.2.2 Produk ..................................................................................II-5
2.2.2.1 Trinatrium Fosfat ............................................................II-5
2.3 Proses Pembuatan Trinatrium Fosfat ...................................... II-6
2.4 Pemilihan Proses .....................................................................II-6
2.5 Deskripsi Proses...................................................................... II-6
BAB III NERACA MASSA ....................................................................... III-1
3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101) ..................III-1 3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102) .................III-1 3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-102) ............. III-1
3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201) ........................................ III-2
3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205) ......................... III-2
3.6 Neraca massa pada reactor (R-202) ........................................ III-3
Universitas Sumatera Utara
BAB IV BAB V
3.7 Neraca massa pada clarifying filter II (F-207)........................ III-3 3.8 Neraca massa pada evaporator (EV-203)................................ III-4 3.9 Neraca massa pada kristaliser (K-301) ................................... III-4 3.10 Neraca massa pada centrifuge (CF-302)............................... III-5 3.11 Neraca massa pada rotary dryer (RD-303) ........................... III-5 NERACA PANAS ........................................................................IV-1 4.1 Neraca energi pada tangki pengencer H3PO4 (M-101)..................IV-1 4.2 Neraca energi pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102).................IV-1 4.3 Neraca energi pada tangki pelarutan NaOH (M-103).............IV-1 4.4 Neraca energi pada heater (HE-204).......................................IV-2 4.5 Neraca energi pada reaktor I (R-201) .....................................IV-2 4.6 Neraca energi pada clarifying filter (F-207) ...........................IV-2 4.7 Neraca energi pada reactor II (R-202) ....................................IV-3 4.8 Neraca energi pada clarifying filter (F-208) ...........................IV-3 4.9 Neraca energi pada evaporator (EV-203) ...............................IV-3 4.10 Neraca energi pada water condensor (WT-206)...................IV-4 4.11 Neraca energi pada cooler (C-205) .......................................IV-4 4.12 Neraca energi pada cristalliser (CR-301) .............................IV-4 4.13 Neraca energi pada centrifuge (CF-302)...............................IV-5 4.14 Neraca energi pada rotary dryer (RD-303) ...........................IV-5 SPESIFIKASI PERALATAN ....................................................... V-1 5.1 Tangki Penyimpanan Asam Fosfat (T-104)............................. V-1 5.2 Gudang Penyimpanan Na2CO3 (G-106) ................................. V-1 5.3 Gudang Penyimpanan NaOH (G-105)..................................... V-2 5.4 Tangki Penyimpanan Air Hasil Kondensasi (T – 215) ............ V-2 5.5 Gudang Penyimpanan Trinatrium fosfat (G – 308) ................. V-3 5.6 Screw Conveyor (SC107)........................................................ V-3 5.7 Screw Conveyor (SC-108) ...................................................... V-4 5.8 Screw Conveyor (SC-304) ....................................................... V-4 5.9 Bucket Elevator (BE-109)....................................................... V-4 5.10 Bucket Elevator (BE-110)...................................................... V-5 5.11 Bucket Elevator (BE-109)...................................................... V-5
Universitas Sumatera Utara
5.12 Belt Conveyor (BC-307.......................................................... V-6 5.13 Feed bin (FB-115).................................................................. V-6 5.14 Feed bin (FB-116).................................................................. V-6 5.15Feed bin I(FB-117) ................................................................. V-7 5.16 Tangki Pengenceran Asam Fosfat (M-101) ........................... V-7 5.17 Tangki Pengenceran Natrium Karbonat (M-102) .................. V-8 5.18 Tangki Pengenceran Natrium Hidroksida (M103)................ V-9 5.19 Pompa asam fosfat (P-112) ................................................... V-9 5.20 Reaktor I (R-201) ................................................................. V-10 5.21 Reaktor II (R-202)................................................................ V-11 5.22 Clarifying filter I (F-207)..................................................... V-11 5.23 Clarifying filter II (F-208) ................................................... V-12 5.24 Crystalliser (CR-301) .......................................................... V-12 5.25 Centrifuge (CF-302)............................................................. V-13 5.26 Rotary steam dryer (RD-303 ............................................... V-13 5.27 Water Condenser (WC-206) ................................................ V-13 5.28 Heater (HE-204)................................................................... V-14 5.29 Cooler (C-205) ..................................................................... V-14 5.30 Evaporator(EV-203)........................................................... V-15
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ................VI-1 6.1 Instrumentasi...........................................................................VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ..................................................................VI-5 6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Trinatrium Fosfat Dari Natrium
Karbonat, Natrim Hidroksida Dan Asam Fosfat......................VI-6
BAB VII
UTILITAS....................................................................................VII-1 7.1 Kebutuhan Uap (Steam).........................................................VII-1 7.2 Kebutuhan Air........................................................................VII-2 7.3 Kebutuhan Listrik ................................................................VII-12 7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ......................................................VII-14 7.5 Unit Pengolahan Limbah (UPL) ..........................................VII-15
Universitas Sumatera Utara
7.6 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Limbah ...........................VII-18 7.7 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air ..................................VII-20 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK.................................. VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ....................................................................... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ................................................................. VIII-3 8.3 Perincian Luas Tanah........................................................... VIII-4 BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN...............IX-1 9.1 Organisasi Perusahaan ............................................................IX-1 9.2 Manajemen Perusahaan ..........................................................IX-3 9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha..................................................IX-4 9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ....................IX-6 9.5 Sistem Kerja............................................................................IX-8 9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ............................IX-9 9.7 Sistem Penggajian .................................................................IX-11 9.8 Fasilitas Tenaga Kerja...........................................................IX-12 BAB X ANALISA EKONOMI .................................................................. X-1 10.1 Modal Investasi ...................................................................... X-1 10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ........................ X-4 10.3 Total Penjualan (Total Sales)................................................. X-5 10.4 Bonus Perusahaan .................................................................. X-5 10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ................................................... X-5 10.6 Analisa Aspek Ekonomi ........................................................ X-5 BAB XI KESIMPULAN.............................................................................XI-1 DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Trinatrium Fosfat .......................................................... II-1 Gambar 2.2 Diagram Alir Massa .................................................................. II-11 Gambar 7.1 Flowdiagram Unit Pengolahan Air .........................................VII-28 Gambar 8.1 Peta Daerah Lokasi Pabrik...................................................... VIII-1 Gambar 8.2 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Trinatrium Fosfat ................................................ VIII-6 Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan
Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat......................................................................IX-13 Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen (tampak atas) ...............................LD-2 Gambar LD.2 Grafik Entalpi Dan Temperatur Cairan Pada CT....................LD-30 Gambar LD.3 Kurva Hy.................................................................................LD-31 Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan Tangki Pelarutan ....................................................................... LE-5 Gambar LE.2 Kurva Break Even Point Pabrik Pembuatan Trinatrium Fosfat .................................................................... LE-27
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Trinatrium Fosfat Di Indonesia ..........................I-2 Tabel 3.1 Neraca Massa Di Tangki Pengencer H3PO4 (M-101) ................... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Di Tangki Pengencer Na2CO3 (M-102)................. III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Di Tangki Pelarutan NaOH (M-103)..................... III-1 Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Reaktor I (R–201) ......................................... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Pada Clarifying filter I (F-205) ............................. III-2 Tabel 3.6 Neraca Massa Pada Reaktor II (R–202)........................................ III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Pada Clarifying filter II (F-207) ............................ III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa Pada Evaporator (EV-203) .................................... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Cristalliser (CR-301).................................... III-4 Tabel 3.10 Neraca Massa Pada Centrifuge (CF-302) ..................................... III-5 Tabel 3.11 Neraca Massa Pada Rotary dryer (RD-303) ................................. III-5 Tabel 4.1 Neraca Energi Di Tangki Pengencer H3PO4 (M-101)...................IV-1 Tabel 4.2 Neraca Energi Di Tangki Pengencer Na2CO3 (M-102) ................IV-1 Tabel 4.3 Neraca Energi Di Tangki Pelarutan NaOH (M-103) ....................IV-1 Tabel 4.4 Neraca Energi Pada Heater (HE-204)...........................................IV-2 Tabel 4.5 Neraca Energi Pada Reaktor I (R–201) ........................................IV-2 Tabel 4.6 Neraca Energi Pada Clarifying filter I (F-205) .............................IV-2 Tabel 4.7 Neraca Energi Pada Reaktor II (R–202) .......................................IV-3 Tabel 4.8 Neraca Energi Pada Clarifying filter II (F-207)............................IV-3 Tabel 4.9 Neraca Energi Pada Evaporator (EV-203)....................................IV-3 Tabel 4.10 Neraca Energi Pada Water condensor (WC-216) .........................IV-4 Tabel 4.11 Neraca Energi Pada Cooler (C-205) .............................................IV-4 Tabel 4.12 Neraca Energi Pada Cristalliser (CR-301) ...................................IV-4 Tabel 4.13 Neraca Energi Pada Centrifuge (CF-302).....................................IV-5 Tabel 4.14 Neraca Energi Pada Rotary dryer (RD-303).................................IV-5 Tabel 5.1 Spesifikasi Pompa........................................................................ V-10 Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra RancanganPabrik
Trinatrium Fosfat Dari Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat...........................................................................VI-4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.1 Kebutuhan Steam Pabrik..............................................................VII-1 Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin ............................................................VII-2 Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses ..................................................................VII-3 Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan Domestik................................VII-3 Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Lamongan....................................................VII-4 Tabel 7.6 Kebutuhan Daya Unit Proses .....................................................VII-12 Tabel 7.7 Kebutuhan Daya Utilitas............................................................VII-13 Tabel 7.8 Spesifikasi Pompa UPL .............................................................VII-20 Tabel 7.9 Spesifikasi Pompa Utilitas .........................................................VII-21 Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah................................................................. VIII-4 Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift........................................................IX-9 Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ........................................IX-10 Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ............................................................IX-11 Tabel LD.1 Spesifikasi PompaPengolahan Air...............................................LD-1 Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan Dan Sarana Lainnya......................... LE-1 Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift................................................. LE-3 Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses.................................................. LE-6 Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah......... LE-7 Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ......................................................... LE-10 Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai .............................................................. LE-13 Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ................................................................... LE-15 Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ............................................................... LE-16 Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No.17
Tahun 2000 ................................................................................ LE-17 Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi .................................................... LE-18 Tabel LE.11 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)................................ LE-26 Tabel LE.12 Data Perhitungan BEP ............................................................... LE-18
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ...................................LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ....................................LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ..................LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
UTILITAS.............................................................................LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ..................................LE-1
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki
kewajiban untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi, yang sedang digiatkan oleh pemerintah untuk mencapai kemandirian perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah menitikberatkan pada pembangunan di sektor industri. Secara garis besar, pembangunan dibagi atas dua bagian yakni pembangunan material dan pembangunan spiritual. Pada saat ini pembangunan material dititikberatkan pada sektor industri kimia sebagai landasan industrialisasi di negara kita. Pembangunan industri diarahkan untuk menuju kemandirian perekonomian nasional, meningkatkan kemampuan bersaing dan menaikkan pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri dengan memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pembangunan industri juga ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor pembangunan lainnya.
Salah satu produk yang dibutuhkan saat ini adalah trinatrium fosfat (Na3PO4.12H2O). Trinatrium fosfat merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia industri dan rumah tangga. Dalam industri, trinatrium fosfat digunakan sebagai pembersih antiseptik yang sangat baik dalam industri pengolahan pangan. Dalam rumah tangga, trinatrium fosfat digunakan sebagai pembersih barang pecah belah dan campuran pembersih tangan dan wajah. Selain digunakan sebagai pembersih, trinatrium fosfat juga baik digunakan untuk mengendapkan magnesium, besi dan kalsium. Dalam pengolahan air umpan ketel uap, trinatrium fosfat dapat digunakan untuk mencegah terbentuknya kerak. Selain itu dalam dunia perdagangan, trinatrium fosfat banyak dimanfaatkan untuk industri pembuatan detergen. Kebutuhan detergen di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan kenaikan jumlah penduduk tiap tahunnya. Dengan meningkatnya
Universitas Sumatera Utara
jumlah penduduk, maka kebutuhan detergen akan meningkat pula. Demikian
halnya dengan meningkatnya tingkat kesadaran penduduk dalam menjaga
kebersihan, salah satunya dalam mencuci menggunakan detergen. Pemenuhan
kebutuhan trinatrium fosfat di Indonesia, saat ini masih diimpor dari luar negeri.
Untuk mengurangi ketergantungan pada trinatrium fosfat impor, maka cukup tepat
untuk mendirikan pabrik trinatrium fosfat di Indonesia. Disamping itu asam fosfat
sebagai bahan baku dapat diperoleh di Indonesia sendiri. Maka berdasarkan
pertimbangan tersebut, pabrik trinatrium fosfat dapat didirikan di Indonesia
sehingga kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi, menghemat devisa negara dan
membuka lapangan kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
Tabel 1.1 Data impor kebutuhan Trinatrium fosfat di Indonesia
Tahun
Jumlah (ton/tahun)
2006
33.609,404
2007
35.830,488
2008
43.129,102
2009
50.254,925
(Sumber: BPS, 2011)
1.2 Perumusan Masalah Mengingat peranan dan kebutuhan trinatrium fosfat, maka diperlukan suatu
usaha agar permintaan trinatrium fosfat dapat dipenuhi dengan cara mendirikan pabrik. Pra rancangan pabrik trinatrium fosfat ini menggunakan bahan baku natrium hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan proses pembuatan trinatrium frosfat pada dasarnya adalah proses netralisasi asam fosfat yang dilanjutkan pengkristalan dan pengeringan. Apalagi kebutuhan deterjen di Indonesia semakin meningkat. Dengan terpenuhinya kebutuhan trinatrium fosfat di Indonesia, maka akan berdampak pada berkurangnya pengeluaran negara, meningkatnya perekonomian nasional dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan perancangan pabrik pembuatan trinatrium fosfat dari natrium
hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat ini adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia seperti neraca massa, neraca panas, spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas, analisa ekonomi perusahaan dan bagian ilmu teknik kimia lainnya.
Manfaat dari perancangan pabrik pembuatan trinatrium fosfat dari natrium hidroksida, natrium karbonat, dan asam fosfat ini adalah memberi gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut. Pembuatan trinatrium fosfat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri akan trinatrium fosfat sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor trinatrium fosfat untuk selanjutnya akan dikembangkan untuk tujuan ekspor. Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1.4 Ruang Lingkup Perancangan Ruang lingkup dari perancangan pabrik trinatrium fosfat dari natrium
hidroksida, natrium karbonat karbonat, dan asam fosfat adalah sebagai berikut : a. Penanganan umpan (feed handling) b. Proses netralisasi natrium karbonat c. Proses netralisasi asam fosfat d. Proses pengkristalan dan pengeringan trinatrium fosfat e. Proses pemurnian trinatrium fosfat f. Untuk menyempurnakan pra-rancangan pabrik juga dilakukan atau disampaikan pembahasan tentang aspek-aspek : instrumentasi dan keselamatan kerja, utilitas pabrik, lokasi dan tata letak pabrik, organisasi dan manajemen perusahaan, dan analisa ekonomi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang
noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat larut dalam air menghasilkan larutan alkali. Secara umum trinatrium fosfat disintesis dari dinatrium fosfat sehingga sebagian terhidrasi menjadi trisodium fosfat anhidrat sampai terbentuk trinatrium fosfat (Na3PO4.12H2O). Trinatrium fosfat paling sering ditemukan dalam bentuk bubuk putih, yang sering disebut trinatrium ortofosfat atau hanya natrium fosfat. Trinatrium fosfat banyak digunakan dalam pembuatan berbagai macam sabun dan deterjen.
Gambar 2.1 Struktur Trinatrium fosfat Kegunaan utama dari trinatrium fosfat adalah sebagai agen pembersih, pH larutan trinatrium fosfat 1% adalah 12, dan sifat kelarutannya cukup basa untuk saponifikasi lemak dan minyak. Dalam kombinasi dengan surfaktan, trinatrium fosfat merupakan agen yang sangat baik untuk membersihkan segala sesuatu pengotor. Hal ini sangat efektif dengan harga produksi yang rendah sehingga membuat trinatrium fosfat lebih disukai untuk sejumlah besar produk pembersih yang dijual di pertengahan abad ke-20. Trinatrium fosfat masih dijual, dan digunakan, sebagai agen pembersih, tetapi selama akhir 1960-an di Amerika Serikat, berlebihan menyebabkan serangkaian masalah ekologi. Pada akhir abad ke-20, banyak produk yang sebelumnya berisi trinatrium fosfat sekarang diproduksi dengan trinatrium fosfat pengganti, yang terutama terdiri dari natrium karbonat bersama dengan berbagai surfaktan nonionik dan natrium fosfat. Trinatrium fosfat umumnya digunakan setelah dibersihkan dengan mineral dalam rangka untuk menghilangkan residu hidrokarbon. Trinatrium fosfat dapat digunakan dengan pemutih klorin dalam larutan yang sama tanpa reaksi berbahaya campuran ini sangat baik untuk menghilangkan jamur (Wikipedia, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2.2 Sifat-sifat fisis dan kimia bahan baku dan produk
2.2.1 Bahan baku
2.2.1.1 Na2CO3 (MSDS, 2011)
Nama
: natrium karbonat, soda abu, kalsium soda
Rumus molekul : Na2CO3 Berat molekul : 106 g/mol
Sifat fisis
: - berwujud padat
- berwarna putih
- higroskopis
- larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol
- tidak mudah terbakar - densitas = 1,311 g/cm3 - titik leleh = 851 oC
Impuritis
: 0,22% (maksimal)
Sifat kimia :
1. Semua karbonat akan cepat bereaksi dengan asam kuat membentuk garam
karbonat. M2(HCO3) + (H3O+,A-)
M-A- + CO2 + 3H2O
2. Reaksi antara natrium karbonat dan kalsium hidroksida akan menghasilkan
kalsium karbonat dan natrium hidroksida.
Na2CO3 + Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
3. Proses pembentukan natrium karbonat dapat melalui tiga tahapan:
a. Konversi natrium klorida menjadi natrium sulfat dengan pemanasan.
2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
b. Reaksi antara natrium sulfat dan kalsium karbonat dilakukan pada
temperatur tinggi menghasilkan natrium karbonat.
Na2SO4 + CaCO3 + 2C
Na2CO3 + CaS + 2CO2
c. Reduksi natrium sulfat menjadi natrium sulfida.
Na2SO4 + 4C
Na2S + 4CO
Natrium sulfat dicampur dengan karbon dioksida dan steam.
Na2S + CO2 + H2O
Na2CO3 + H2S
Universitas Sumatera Utara
4. Reaksi pembentukan dari amonia.
2NH3 + CO2 + H2O
(NH4)2CO3
Ammonium karbonat yang dihasilkan pada reaksi 1 direaksikan dengan
natrium klorida menghasilkan natrium karbonat
(NH4)2CO3 + 2NaCl
Na2CO3 + 2NH4Cl
2.2.1.2 H3PO4 (MSDS, 2011)
Nama
: Asam fosfat
Rumus molekul : H3PO4
Berat molekul : 98 g/mol
Sifat fisis
: - wujud cair
- tidak berwarna, transparan
- larut dalam alkohol dan air - densitas = 1,8334 g/cm3 - titik didih = 213 oC - titik leleh = 42,35 oC
Impuritis
: 0,02% (maksimal)
Sifat kimia :
a. Merupakan asam tribasa, pelepasan ion hidrogen yang pertama adalah
ionisasi yang paling hemat. Ionisasi kedua adalah sedang dan yang ketiga
sudah lemah. Hal ini bisa dilihat dari ketetapan penguraian ionisasi:
H3PO4 + H2O
H2PO4- + H3O+
k1 = 7,1.10-3
H2PO4- + H2O
HPO42- + H3O+
k2 = 6,3.10-8
HPO42- + H2O
PO43- + H3O+
k3 = 4,4.10-13
Asam fosfat lebih kuat dari asam asetat, asam oksalat, dan asam boraks,
tetapi lebih lemah dibandingkan asam nitrat, asam sulfat, dan asam klorida.
Asam fosfat dapat dibuat garam dengan mudah melalui satu atau lebih
atom hidrogen.
b. Pada saat pemanasan, disodium phosphat akan membentuk sodium
pyrophosphat:
2Na2HPO4
Na4P2O7 + H2O
Universitas Sumatera Utara
c. Pada saat pemanasan, sodium dihidrogen phosphat akan membentuk
sodium metaphosphat.
NaH2PO4
NaPO3 + H2O
d. Pembentukan sodium phosphat dengan penambahan natrium hidroksida.
Na2HPO4 + NaOH
Na3PO4 + H2O
e. Phosphorus pentasulfida dihidrolisa akan menghasilkan asam fosfat.
P2S5 + 8H2O
2H3PO4 + 5H2S
2.2.1.3 NaOH (MSDS, 2011)
Nama
: natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40 g/mol
Sifat fisis
: - berwujud padat
- berwarna putih - titik leleh = 318,4 oC - titik didih = 1390 oC
- densitas = 1,8832 g/cm³
- larut dalam air
- larut dalam alkohol, eter, dan gliserin
Impuritis
: 0,05%
Sifat kimia : a. Pemanasan pada temperatur 1000oC dengan pencampuran karbon akan
membentuk metallic sodium:
6NaOH + 2C
2Na + 3H2 + 2Na2CO3
b. Natrium hidroksida jika mengalami ionisasi akan terjadi:
NaOH
Na+ + OH-
c. Pada pembentukannya, jika natrium ditambah air akan menghasilkan
natrium hidroksida dan hidrogen.
Na + 2H2O
2NaOH + H2
d. Natrium hidroksida juga dapat dihasilkan dari reaksi antara sodium
peroksida dengan air pada temperatur tinggi:
2Na2O2 + 2H2O
4NaOH + O2
Universitas Sumatera Utara
Pada temperatur rendah akan terbentuk hidrogen peroksida:
Na2O2 + 2H2O
2NaOH + H2O2
e. Reaksi antara natrium karbonat dengan kalsium hidroksida akan
menghasilkan natrium hidroksida dan kalsium karbonat:
Na2CO3 + Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
f. Natrium hidroksida mempunyai karakteristik alkali kuat, reaksi dengan
alkali besi akan menghasilkan hidroksida besi dan natrium klorida:
FeCl3 + 3NaOH
Fe(OH)3 + 3NaCl
Jika bereaksi dengan Zn akan terbentuk:
ZnSO4 + 2NaOH
Zn(OH)2 + Na2SO4
g. Reaksi natrium hidroksida dengan beberapa elemen bebas, baik metal
maupun non metal seperti:
2NaOH + Zn
Na2ZnO2 + H2
2NaOH + 2Al + 2H2O
2NaAlO2 + 3H2
2NaOH + 2B + 2H2O
2NaBO2 + 3H2
2NaOH + Si + H2O
Na2SiO3 + 2H2
2NaOH + Cl2
NaOCl + NaCl + H
h. Kalor reaksi pada elektrolisis garam bisa didapatkan dari kalor
pembentukan komponen menyeluruh:
NaCl + H2O
NaOH + 1/2H2 + 1/2Cl2
Reaksi dipecah menjadi reaksi pembentukan:
Na (s) + 1/2Cl2 (g)
NaCl (g)
∆H = 407 kJ
H2 (g) + 1/2O2 (g)
H2O (l)
∆H = 286 kJ
Na (s) + 1/2O2 (g) + 1/2H2
NaOH (g) ∆H = 469 kJ
2.2.2 Produk
2.2.2.1 Na3PO4.12H2O (MSDS, 2011)
Nama
: trinatrium fosfat
Rumus molekul : Na3PO4 12H2O Berat molekul : 380,16 g/mol
Sifat fisis
: - tidak berwarna
- bentuk kristal trigonal
Universitas Sumatera Utara
- larut dalam air dan tidak larut dalam karbon disulfida - titik leleh = 256 oC (pada P = 1 atm) - Suhu kristalisasi = 65 oC (pada P = 1 atm) - densitas = 2,507 g/cm3
- pH = 12 (larutan 1%)
Sifat kimia
:
a. Pemanasan dengan temperatur di atas 100oC, maka hidrat akan kehilangan 11
molekul air sehingga akan dihasilkan trinatrium fosfat monohidrat:
Na3PO4.12H2O
Na3PO4.H2O + 11H2O
b. Trinatrium fosfat dihasilkan dari reaksi antara natrium hidroksida dengan
disodium hidrogen phosphat:
Na2HPO4 + NaOH
Na3PO4 + H2O
c. Disodium hidrogen phosphat pada saat pemanasan akan kehilangan air
membentuk sodium pyrophosphat:
2Na2HPO4
Na4P2O7 + H2O
d. Sodium dihidrogen phosphat pada saat pemanasan akan membentuk sodium
metaphosphat:
NaH2PO4
NaPO3 + H2O
2.3 Proses Pembuatan Trinatrium fosfat Secara umum proses pembuatan trinatrium fosfat terdiri dari netralisasi,
pengeringan dan kristalisasi. Untuk tahap awal dilakukan netralisasi asam fosfat dan natrium karbonat agar diperoleh konsentrasi yang sesuai. Setelah dinetralisasi asam fosfat dipanaskan sampai suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Proses selanjutnya yaitu pembentukan disodium fosfat dari natrium karbonat dan asam fosfat pada kondisi operasi (T = 90oC). Untuk selanjutnya berlangsung proses kristalisasi dan pengeringan trinatrium fosfat yang dibentuk dari dinatrium fosfat dan natrium hidroksida.
Reaksi pembuatan trinatrium fosfat dijalankan dengan dua tingkatan: 1. Pembuatan disodium fosfat
90oC
Universitas Sumatera Utara
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l)
Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) ∆Hf = -9.709,23
(John, 1928)
2. Pembentukan trinatrium fosfat 90oC
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq)
Na3PO4 (l) + H2O (l)
∆Hf = -7.056,63
2.4 Pemilihan Proses Sejauh ini pembuatan trinatrium fosfat hanya dapat dibuat dari bahan baku
natrium karbonat, natrium hidroksida, dan asam fosfat. Dari pemilihan bahan baku untuk pembuatan trinatrium fosfat, untuk bahan baku natrium karbonat dapat dibuat dari natrium hidroksida dan asam karbonat. Namun dalam pembuatannya menggunakan proses yang lebih rumit lagi dan biaya yang lebih mahal untuk penyediaan bahan asam fosfat. Maka dengan mempertimbangkan hal tersebut kami memilih bahan baku natrium karbonat, natrium hidroksida, dan asam fosfat dalam pembuatan trinatrium fosfat dengan menggunakan proses kristalisasi. Proses kristalisasi trinatrium fosfat dilakukan dengan pendinginan sampai suhu 55oC sehingga terbentuk kristal putih trinatrium fosfat yang berbentuk kristal triagonal. Untuk selanjutnya dikeringkan menggunakan udara panas. Maka dapat disimpulkan proses pembuatan dari trinatrium fosfat yang lebih efisien adalah proses kristalisasi sebagai proses utama dan diikuti dengan proses netralisasi dan pengeringan yang sampai saat ini menjadi tahapan proses dari pembuatan trinatrium fosfat (Beltz, 1963). 2.5 Deskripsi Proses
Proses pembuatan trinatrium fosfat secara garis besar dibagi menjadi 6 tahap proses yaitu: 1. Persiapan bahan baku 2. Pembentukan larutan disodium fosfat 3. Pembentukan larutan trinatrium fosfat 4. Pengkristalan produk trinatrium fosfat 5. Pengeringan trinatrium fosfat 6. Pengambilan produk (packing)
Universitas Sumatera Utara
1. Persiapan bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan trinatrium fosfat adalah
natrium karbonat, asam fosfat, dan natrium hidroksida. Untuk keperluan ini digunakan natrium karbonat 30%, asam fosfat 62%, dan natrium hidroksida 50%. Bahan baku asam fosfat disimpan dalam tangki penyimpanan asam fosfat (T-104) pada suhu 30 oC dan tekanan 1 atm, kemudian dialirkan menggunakan pompa (P111) dan diencerkan dalam tangki berpengaduk (M-101) sampai kadarnya menjadi 62% dari kadar mula-mula 74% serta menaikan suhu dari larutan sampai suhu menjadi 90 oC dengan menggunakan jaket pemanas. Asam fosfat dipompa (P-112) menggunakan pompa jenis sentrifugal sampai tekanan menjadi 1,5 atm menuju reaktor 1 (R-201).
Bahan baku natrium karbonat diangkut dari gudang (G-106) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan screw conveyor (SC-107), selanjutnya secara vertikal diangkut menggunakan bucket elevator (BE-109) menuju feed bin (FB-115) sebagai tempat penyimpanan sementara. Feed bin berupa silinder tegak terbuka dengan dasar berbentuk conis dilengkapi dengan weight feeder untuk mengatur laju umpan ke tangki pelarutan (M-102). Natrium karbonat dari feed bin (FB) dilarutkan pada tangki berpengaduk (M-102) untuk dilakukan pengenceran sampai konsentrasi natrium karbonat menjadi 30% serta menaikkan suhu larutan menjadi 90 oC dengan mengunakan jaket pemanas. Selanjutnya dialirkan ke reaktor 1 (R-201) menggunakan pompa bertekanan (P-113) sampai tekanan menjadi 1,5 atm.
Bahan baku natrium hidroksida diangkut dari gudang penyimpanan (G-105) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan screw conveyor (SC-108), selanjutnya secara vertikal diangkut menggunakan bucket elevator (BE-110) menuju feed bin (FB-116) sebagai tempat penyimpanan sementara. Feed bin berupa silinder tegak terbuka dengan dasar berbentuk conis dilengkapi dengan weight feeder untuk mengatur laju umpan ke tangki pelarutan (M-103). Natrium hidroksida dari feed bin (FB) dilarutkan pada tangki berpengaduk (M-03) untuk diencerkan sampai konsentrasinya menjadi 50% serta menaikkan suhu larutan menjadi 90 oC dengan menggunakan jaket pemanas. Natrium hidroksida dipompa (P-114) menggunakan pompa jenis sentrifugal sampai tekanan menjadi 1,5 atm menuju reaktor 2 (R-202).
Universitas Sumatera Utara
2. Pembentukan dinatrium fosfat
Larutan asam fosfat dialirkan ke dalam reaktor (R-201) direaksikan dengan
natrium karbonat. Reaktor yang digunakan adalah mixed flow reactor yang
dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin. Sebagai media pendingin digunakan air dengan suhu masuk 30oC. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan
tekanan 1,5 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor 1 adalah:
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l)
95,6% Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) (John,
1928)
Hasil reaksi berupa gas CO2 akan keluar melalui pipa pembuangan. Hasil dari reakror 1 (R-201) dialirkan menggunakan pompa (P-211) menuju clarifying filter (F-
207). Hasil utama pada reaktor 1 yaitu dinatrium fosfat selanjutnya dipisahkan dari
impuritasnya dalam clarifying filter (F-207). Pengotor berupa endapan dari impuritis
bahan baku natrium karbonat dan asam fosfat dialirkan ke unit pengolahan limbah
(UPL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengotor ini biasanya terdiri dalam
jumlah yang sangat sedikit.
3. Pembentukan trinatrium fosfat
Larutan dinatrium fosfat keluar dari clarifying filter (F-207) selanjutnya
dialirkan menggunakan pompa (P-212) ke reaktor 2 (R-202) untuk direaksikan
dengan natrium hidroksida 50%. Reaktor 2 juga dilengkapi dengan jaket pendingin dan pengaduk. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Dalam
reaktor 2 terjadi reaksi:
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq) 1928)
99,06% Na3PO4 (l) + H2O (l)
(John,
Trinatrium fosfat hasil reaksi yang masih bercampur dengan impuritas
dipompa (P-213) menuju clarifying filter (F-208) untuk memisahkan kotoran yang
ada. Pengotor berupa endapan dari impuritis bahan natrium karbonat dan asam fosfat
dialirkan ke unit pengolahan limbah (UPL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Filtrat dialirkan menggunakan pompa (P-214) menuju evaporator (EV-203).
Universitas Sumatera Utara
4. Pengkristalan trinatrium fosfat Filtrat dialirkan menuju evaporator (EV-203) untuk dipekatkan. Larutan
jenuh keluar evaporator dengan suhu 104,7154 oC selanjutnya dipompa (P-215) menuju cooler untuk menurunkan suhu larutan sampai mendekati suhu kristalisasi bahan sehingga suhu nya menjadi 75 oC. Selanjutnaya larutan dialirkan menuju cristalliser (CR-301), sedangkan uapnya dikondensasi pada barometrik kondensor (BK). Proses kristalisasi dilakukan pada suhu 55oC menggunakan agitated cooling crystallizer. Mother liquor dan kristal yang terbentuk dipisahkan melalui centrifuge (CF-302). Mother liquor yang terbentuk dialirkan menggunakan pompa (P-309) menuju heater (HE-206) untuk menaikkan suhu nya menjadi 90 oC sehingga mother liquor nya dapat direcycle menuju reaktor 1 (R-201).
5. Pengeringan produk Trinatrium fosfat Kristal yang telah dipisahkan dari centrifuge selanjutnya dialirkan
menggunakan screw conveyor (SC-304) untuk dikeringkan dalam rotary dryer (RD303). Proses pengeringan dilakukan dengan menguapkan airnya menggunakan steam yang tidak kontak langsung pada bahan. Sebagai media panas dalam rotary dryer digunakan saturated steam.
6. Pengambilan hasil Kristal trinatrium fosfat yang telah kering diangkut secara vertikal
menggunakan bucket elevator (BE-305) menuju feed bin (FB-306), kemudian disalurkan ke gudang (G-308) menggunakan belt conveyor (BC-307). Selanjutnya dilakukan proses packing produk kedalam bentuk sak-sak menggunakan alat pempackingan.
Universitas Sumatera Utara
SATURATED STEAM, 112oC 1,5 atm Air Pendingin, 30oC
Air Proses, 30oC
Na2CO3
2
H3PO4
T-104
LC 1
FC
P-111
TI M -101
P-112
3
G-106
4
SC-107
BE-109
FB-115
5
6
TI M - 102
P-113
NaOH
G-105
7
SC-108
BE-110
FB-116
8
9
TI M - 103
FC
P-114
co2 10
TI PC
R-201 R-01
F-207
11
P-209
13
P-210
UPL
12 FC TI
PC
R-202
F-208
14
15 P-211
UPL
P-212
17 PC
16
WC-216 17
EV-203
LC T-215
18 P-213
C-205
HE-204
CR-301 TC
19 CF-302
20
21 SC-304
22 RD-303
23
BE-305
FB306
BC-307
G-308
P-214
No Kode
Keterangan
1 T-104 Tangki Asama Fosfat
2 G-105 Gudang Natrium Hidroksida
3 G-106 Gudang Natrium Karbonat
4 G-308 Gudang Trinatrium Fosfat
5 M-101 Tangki Pengenceran Asam Fosfat
6 M-102 Tangki Pengenceran Natrium Karbonat
7 M-103 Tangki Pengenceran Natrium Hidroksida
8 SC-107 Screw Conveyor
9 SC-108 Screw Conveyor
10 SC-304 Screw Conveyor
11 BE-109 Bucket Elevator
12 BE-110 Bucket Elevator
13 BE-305 Bucket Elevator
14 BC-307 Belt Conveyor
15 FB-115 Feed Bin
16 FB-116 Feed Bin
17 FB-306 Feed Bin
18 P-111 Pompa Sentrifugal
19 P-112 Pompa Sentrifugal
20 P-113 Pompa Sentrifugal
21 P-114 Pompa Sentrifugal
22 P-209 Pompa Sentrifugal
23 P-210 Pompa Sentrifugal
24 P-211 Pompa Sentrifugal
25 P-212 Pompa Sentrifugal
26 P-213 Pompa Sentrifugal
27 P-214 Pompa Sentrifugal
28 T-215 Tangki Penyimpanan Air Hasil Kondensasi
29 R-201 Reaktor I
30 R-202 Reaktor II
31 F-207 Clarifying Filter I
32 F-208 Clarifying Filter II
33 EV-203 Evaporator
34 WC-216 Water Condensor
35 C-205 Cooler
36 HE-204 Heater
37 CR-301 Cristaliser
38 CF-302 Centrifuge
39 RD-303 Rotary Dryer
Kondensat Bekas Air Pendingin Bekas
alur 1
1604,7935 -
563,4126 -
alur2 alur3 alur4 alur5 alur6 alur7 alur8
- 1604,7935 - - - - - - 1735,7970 - 1735,7970 - - - - - - 650,9067 - - - - - -- - - - - -- - - - - -419,7367 983,1493 87,3379 3958,8353 4046,1733 - 650,2558 - - - - - --
alur9 alur10 alur11 alur12 alur13 alur14 alur15 alur16 alur17 alur18 alur19 alur20 alur21 alur22 alur23
- - 73,8607 73,8607 - 73,8607 - 73,8607 - 73,8607 73,8607 - 73,8607 - - - 68,4947 68,4947 - 68,4947 - 68,4947 - 68,4947 68,4947 - 68,4947 - 650,9067 - 34,2582 34,2582 - 34,2582 - 34,2582 - 34,2582 34,2582 - 34,2582 - - - 2332,6099 2332,6099 - 21,8090 - 21,8090 - 21,8090 21,8090 14,5939 7,2969 - 14,5939 - - - - - 2668,7177 - 2668,7177 - 2668,7177 - - - - - - - - - - - - - - 6186,8687 6186,8687 - - 6186,8687 650,2558 - 5632,7755 5576,4477 56,3277 6519,6116 65,1961 6454,4155 2153,5818 4300,8336 782,6826 473,9877 308,6948 362,3191 111,6686 - 720,5195 - - - - - - - - - - - - -
0,4337 - 0,4337 4,0197 - 4,0197 - - 0,6509 - 4,4534 - 4,4534 0,6509 0,6509 - - - - - - - -
2168,6398 419,7367 2588,3765 1827,1546 3958,8353 5785,9900 520,7254 520,7254 1301,8135 720,5195 8146,4527 8085,6713 48,6249 9387,4850 65,8470 9321,638 2153,5818 7168,0562 7168,0561 6675,4503 492,0561 362,3191 6313,1313
30 30 90 30 30 90 30 30 90 90 90 90 90 90 90 90 104,7154 104,7154 55 55 55 100 100
1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1 1 1 1 1 1
Universitas Sumatera Utara
BAB III NERACA MASSA
3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101) Tabel 3.1 Neraca massa pada tangki pengencer H3PO4 (M-101)
Komponen
H3PO4 H2O impuritis
∑
Tangki pengencer (M-101)
Inlet Inlet
Alur 1
Alur 2
F (kg/jam)
F (kg/jam)
1604,7935
-
563,4126
419,7367
0,4337
-
F1Total + F2 Total = 2588,3765
Outlet Alur 3 F (kg/jam) 1604,7935 983,1493 0,4337 2588,3765
3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102) Tabel 3.2 Neraca massa pada tangki pelarutan Na2CO3 (M-102)
Komponen
Na2CO3 H2O
impuritis ∑
Tangki pengencer (M-102)
Inlet inlet
Alur 4
Alur 5
F (kg/jam)
F (kg/jam)
1735,7970
-
87,3379
3958,8353
4,0197
-
F4Total + F5Total = 5785,9900
outlet Alur 6
F (kg/jam)
1735,7970 4046,1733
4,0197 5785,9900
Universitas Sumatera Utara
3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-103) Tabel 3.3 Neraca massa pada tangki pelarutan NaOH (M-103)
Komponen
NaOH H2O impuritis
∑
Tangki pengencer (M-103)
Inlet inlet
Alur 7
Alur 8
F (kg/jam)
F (kg/jam)
650,9067
-
- 650,2558
-F7Total + F8Total = 1301,8135
outlet Alur 9
F (kg/jam)
650,9067 650,2558 0,6509 1301,8135
3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201) Tabel 3.4 Neraca massa pada reaktor (R-201)
Komponen
Na2HPO4 Na2CO3 H3PO4 NaOH
CO2 H2O impuritis
∑
Reaktor (R-201)
Inlet Inlet Inlet
Outlet
Alur 3
Alur 6
Alur 21
Alur 10
Alur 11
F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam)
F (kg/jam)
- - 7,2969 - 2332,6099
- 1735,7970 68,4947
-
68,4947
1604,7935
-
73,8607
-
73,8607
-
- 34,2582 -
34,2582
-
-
- 720,5195
-
983,1493 4046,1733 308,6948
-
5632,7755
0,4337
4,0197
-
- 4,4534
F3Total + F6Total + F21Total = 8866,9722
F10Total + F11Total = 8866,9722
Universitas Sumatera Utara
3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205) Tabel 3.5 Neraca massa pada clarifying filter I (F-205)
Komponen
Na2HPO4 H3PO4 Na2CO3 NaOH H2O impuritis ∑
Clarifying filter (F-205)
Inlet Outlet
Alur 11
Alur 12
Alur 13
F (kg/jam) F (kg/jam)
F (kg/jam)
2332,6100 2332,6100
-
73,8607
73,8607
-
68,4947
68,4947
-
34,2582
34,2582
-
5632,7755 5576,4477
56,3277
4,4534 8146,4527
- 4,4534 F12Total + F13Total = 8146,4527
3.6 Neraca massa pada reaktor (R-202) Tabel 3.6 Neraca massa pada reaktor (R-202)
Komponen
Na3PO4 Na2HPO4 Na2CO3
H3PO4 NaOH H2O impuritis
∑
Reaktor (R-202)
Inlet Inlet
Alur 9
Alur 12
F (kg/jam)
F (kg/jam)
--
- 2332,61
- 68,4947
- 73,8607
650,9067
34,2582
650,2558
5576,4478
0,6509
-
F9Total + F12Total = 9387,4849
Outlet Alur 14 F (kg/jam) 2668,7177 21,8909 68,4947 73,8607 34,2582 6519,6116 0,6509 9387,4849
Universitas Sumatera Utara
3.7 Neraca massa pada clarifying filte