Asma Penanganan Asma Klasifikasi Asma Penatalaksanaan Asma

3 Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali merupakan rumah sakit tipe B pendidikan, dimana salah satu misinya adalah melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi daerah Boyolali dan sekitarnya. Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali menangani pasien rawat inap maupun rawat jalan. Rumah sakit juga sering digunakan sebagai rumah sakit rujukan. Pasien rawat inap yang ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali mempunyai penyakit bermacam-macam salah satu contohnya adalah asma, dimana penyakit tersebut dapat terjadi pada dewasa bahkan anak-anak. Angka kejadian pasien asma dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali pada tahun 2013 yaitu 94 kasus, sehingga perlu diadakan penelitian tentang penggunaan obat kortikosteroid pada pasien asma dewasa ditinjau dari ketepatan pasien dan ketepatan obat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: apakah penggunaan obat kortikosteroid pada kasus asma dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali tahun 2013 sudah memenuhi konsep rasionalitas yang meliputi ketepatan pasien dan ketepatan obat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat golongan kortikosteroid pada pasien asma dewasa di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali periode tahun 2013 yang meliputi ketepatan pasien dan ketepatan obat.

D. Tinjauan Pustaka

1. Asma

a. Definisi Asma merupakan penyakit saluran pernapasan yang ditandai oleh penyempitan bronchus akibat adanya hiperreaksi terhadap suatu rangsangan langsung atau tidak langsung. Tanpa pengelolaan yang baik penyakit ini 4 menganggu kehidupan penderita sehari-hari dan penyakit akan cenderung mengalami peningkatan bahwa dapat menimbulkan komplikasi ataupun kematian Dahlan, 1998. b. Penyebab Asma yang muncul pada saat dewasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya sinusitif, polip hidung, sensitivitas terhadap aspirin atau obat-obat antiinflamasi non-steroid AINS atau mendapatkan picuan di tempat kerja Ikawati, 2006.

2. Penanganan Asma

Penanganan yang tepat dalam pengelolaan penderita asma adalah pemberian penyuluhan terhadap perawatdokter, masyarakat dan penderita asma sendiri. Masyarakat dari berbagai disiplin ilmu dan masyarakat awam tidak memperhatikan keperawatan asma dengan tepat, sehingga penyakit ini bertambah Crockett, 1997.

3. Klasifikasi Asma

Secara klasik, asma dibagi dalam dua kategori berdasar faktor pemicunya, yaitu asma ekstrinsik atau alergi dan asma instrinsik atau idioinkratik yaitu: a. Asma Ekstrinsik Asma ekstrinsik mengacu pada asma yang disebabkan karena menghirup alergi, yang bisanya terjadi pada anak-anak yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit alergi baik Eksim, Urtikaria atau hay fever. b. Asma intrinsik Asma intrinsik mengacu pada asma yang disebabkan karena faktor-faktor diluar mekanisme imunitas, dan umumnya dijumpai pada orang dewasa. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma adalah udara dingin, obat-obatan, stress dan olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan istilah exercise induced asma Ikawati, 2006.

4. Penatalaksanaan Asma

Menurut Tanjung 2003 penatalaksanaan terapi asma meliputi: a. Pengobatan nonfarmakologi antara lain: 1 Memberikan penyuluhan 2 Menghindari faktor pencetus 5 3 Pemberian cairan 4 Fisioterapi 5 Beri OZ bila perlu b. Pengobatan farmakologi Kortikosteroid adalah sebagai antiradang dimana jika obstruksi saluran nafas masih tetap berat meskipun diobati dengan bronkodilator, dapat dimulai dengan memberikan kortikosteroid per oral. Setelah pengobatan permulaan dengan kortikosteroid dosis tinggi misal prednisolon 30 mghari selama 3 minggu, obat ini harus diberikan dalam dosis rendah yang diperlukan untuk mengontrol gejala- gejala. Bila memungkinkan, terapi pasien dengan kortikosteroid oral tersebut kemudian diubah ke terapi dengan kortikosteroid inhalasi Katzung, 2001. Dosis prednisolon oral yaitu dosis awal 10-20 mghari, kasus berat sampai 60 mghari, sebaiknya dimakan pagi hari setelah sarapan, dosis sering dapat diturunkan dalam beberapa hari, tetapi mungkin diperlukan sampai beberapa minggu atau bulan. Dosis prednisolon injeksi ini 25-100 mg sekali atau 2x seminggu BPOM, 2006.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Tatalaksana Terapi Asma

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP Analisis Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid Pada Penyakit Asma Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2012.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid Pada Penyakit Asma Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2012.

0 2 12

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP Analisis Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid Pada Penyakit Asma Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2012.

0 2 13

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ASMA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien Asma Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandanarang Boyolali Periode 2013.

0 1 13

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ASMA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien Asma Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandanarang Boyolali Periode 2013.

1 7 16

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ASMA PEDIATRI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2008.

0 2 21

PENDAHULUAN EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ASMA PADA PASIEN ASMA RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009.

3 6 26

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ASMA PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI.

1 3 16

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ASMA PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI.

0 0 16

Evaluasi Penggunaan Obat Asma Pada Pasien Dewasa Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi BAB I

0 0 3