Penerapan bagi hasil pada tabungan haji BRI Syariah Jakarta

PENERAPAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HAJI
BRI SYARIAH JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

DISUSUN OLEH :
NAMA

: PANDU PANUNTUN

NIM

: 1110053000049

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1435 H / 2014 M

ABSTRAK
Pandu Panuntun, 1110053000049, “Penerapan Bagi Hasil Pada
Tabungan Haji BRI Syariah Jakarta”, Skripsi Strata 1, Program Studi Manajemen
Dakwah Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konsep bagi hasil berlandaskan pada beberapa prinsip dasar. Selama
prinsip–prinsip dasar ini dipenuhi, detail dari aplikasinya akan bervariasi dari
waktu ke waktu. Ciri utama pola bagi hasil adalah bahwa keuntungan dan
kerugian ditanggung bersama baik oleh pemilik dana maupun pengusaha.
Dalam aplikasinya perbankan syariah pada umumnya bank dapat
menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada
kebijakan masing – masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada.
Dari pengamatan yang dilakukan saat ini lembaga keuangan syariah, baik Bank
Umum Syairah, Bank Konvensional yang mempunyai cabang syariah, bank
perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan Baitul Mal Tamwil (BMT) di Indonesia,
dalam melakukan distribusi hasil usaha antara shahibul mal (deposan) dengan
lembaga keuangan syariah sebagai mudharib masih mempergunakan metode
pembagian laba (profit sharing).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem bagi hasil
tabungan haji beserta perhitungannya dan tingkat perkembangan tabungan haji
yang telah berjalan menggunakan sistem tersebut di bank BRI Syariah Jakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaif dengan metode deskriptif
yaitu sebuah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian sesuatu keadaan
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek diteliti.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan sistem bagi hasil
yang telah diterapkan oleh BRI Syariah Jakarta pada tabungan haji adalah
mengacu pada prinsip revenue sharing artinya bank BRI Syariah memperoleh
pendapatan dari derbitur (orang yang melakukan pembiayaan) dan BRI Syariah
langsung mendistribusikan kepada shaibul maal bagi hasil yang telah disepakati
bersama terus dipotong biaya–biaya operasional.

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
telah melimpahkan segala berkah dan rahmatNya kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dalam mencapai jenjang pendidikan
Strata Satu (S-l) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam prosesnya, penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai hambatan,
baik keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti maupun sulitnya mencari
informasi yang tepat.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah banyak membantu peneliti. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.

Bapak Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan, Dr.Suparto, M.Ed,MA selaku
Wakil Dekan I, Drs. Jumroni, M.SI selaku Wakil Dekan II, Dr.H Sunandar,
MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Drs.Cecep Castrawijaya, MA dan Mulkanisir, BA,S.Pd,MM selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah
membimbing penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi.


3.

Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Pembimbing skripsi
yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,
memberi motivasi, semangat, arahan, serta kritik dan saran bagi penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii

4.

Kepada tim penguji sidang munaqasah Bapak Amirudin, M .SI selaku penguji
1 dan Drs. Sugiharto, MA selaku penguji terima kasih penulis ucapkan atas
bimbingan serta arahannya.

5.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya jurusan Manajemen Dakwah yang telah
mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis di bangku kuliah.


6.

Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam m
penyusunan skripsi ini.

7.

Kakak-kakaku tersayang, yang selalu memberikan dukungan dan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8.

Sahabat-sahabat yang telah memberikan dukungan dan doa, serta semua
teman-teman angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu penulis dari awal pelaksanaan sampai dengan penyelesaian
skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sebaik sebagaimana yang
diharapkan, untuk itu kritik dan saran diharapkan mampu membangun motivasi
penulis agar tetap bersemangat dalam mengembangkan kemampuan dalam rangka
berkarya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat menjadi panduan dan inspirasi
bagi para pembaca.
Jakarta, 18 Maret 2015
Penulis,

Pandu Panuntun
iii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 5
1.

Pembatasan Masalah ........................................................ 5

2.

Perumusan Masalah ......................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
1.

Tujuan Penelitian ............................................................. 6

2.


Manfaat Penelitian ........................................................... 6

D. Kajian Studi (Review) Terdahulu ........................................... 7
E. Metode Penelitian ................................................................... 8
1.

Jenis Penelitian ................................................................ 8

2.

Pendekatan Penelitian ...................................................... 9

3.

Jenis Data dan Sumber Data ............................................ 9

iv

Halaman

4.

Teknik Pengumpulan Data ............................................ 10

5.

Teknik Analisa Data ...................................................... 11

F. Teknik Penulisan .................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 11

BAB II

TENTANG BAGI HASIL DAN TABUNGAN HAJI ............. 14
A. Bagi Hasil ............................................................................. 14
1.

Pengertian Nisbah Bagi Basil (Profit loss sharing)....... 14

2.


Prinsip Bagi Hasil Menurut Syari’ah............................. 17

3.

Sistem Bagi Hasil .......................................................... 22

4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil .............. 25

5.

Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil .............................. 27

B. Tabungan Haji ...................................................................... 31

BAB III

1.


Pengertian ...................................................................... 31

2.

Manfaat .......................................................................... 31

3.

Karakteristik Tabungan Haji.......................................... 32

PROFIL UMUM BANK BRI SYARIAH ................................ 40
A. Sejarah Perkembangan BRI Syariah ..................................... 40
B. Visi dan Misi Bank BRI Syariah .......................................... 42
C. Struktur Organisasi ............................................................... 43
D. Produk BRI Syariah .............................................................. 43
E. Pembagian Pembayaran Jasa di BRI Syariah ....................... 50

v

BAB IV

PENERAPAN BAGI HASIL PADA BRI SYARIAH ............ 51
A. Penerapan Bagi Hasil Tabungan Haji ................................... 51
1.

Proses Perhitungan Bagi Hasil....................................... 52

2.

Pendistribusian Bagi Hasil ............................................. 53

3.

Contoh Perhitungan Bagi Hasil ..................................... 55

B. Perkembangan Produk Tabungan Haji BRI Syariah ............ 64

BAB V

PENUTUP................................................................................... 66
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tgl. Lahir
Agama
Status
Kebangsaan
Alamat

Telephone

:
:
:
:
:
:
:

Pandu Panuntun
Laki-laki
Jakarta, 3 November 1991
Islam
Belum Menikah
Indonesia
Jl. Dr. Krt. Radjiman Widyodiningrat
RT.015/004 No.72
Jakarta Timur 13920
: (021) 4607110

Menerangkan dengan sesungguhnya :
Pendidikan
:
1. Tamatan SDN Rawaterate 01 Pagi Jakarta Timur Tahun 2004.
2. Tamatan SMP Manba’ul Ulum Asshidiqiyah Tahun 2007.
3. Tamatan M.A Manba’ul Ulum Asshidiqiyah Tahun 2010.
4. Program Strata (S1) Universitas Islam Negeri Hidayatullah Tahun 2015.

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta,

Pandu Panuntun

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan lembaga keuangan syariah tergolong cepat salah satu
alasannya adalah keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim di
Indonesia bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang
dilarang Islam. Masyarakat muslim di Indonesia telah lama mendambakan
kehadiran sistem perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, tidak sebatas
financial namun juga tuntutan moralitas. Bagi kaum muslimin, kehadiran
bank syariah dapat memenuhi kebutuhan akan sebuah lembaga keuangan
yang bukan hanya sebatas melayani secara ekonomi namun juga spiritual.
Dan bagi masyarakat lainnya, bank syariah sebagai altematif lembaga
jasa keuangan di samping perbankan konvensional. Ini terkait dengan tugas
bank yang merupakan perantara jasa keuangan (financial intermediary),
dengan tugas pokoknya menghimpun dana dan masyarakat, dan diharapkan
dengan dana yang dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana kredit atau
pembiayaan yang tidak disediakan oleh pihak swasta maupun negeri dalam
upaya peningkatan taraf hidup orang banyak.
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang harus dilakukan
oleh seorang muslim yang mampu. Penduduk Indonesia sebagian besar
beragama Islam, namun tidak semuanya merupakan masyarakat mampu. Bagi

1

2

sebagian masyarakat, untuk melakukan ibadah haji harus menabung terlebih
dahulu agar terkumpul biaya untuk ibadah haji.
Dengan adanya undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan yang telah memberikan peluang untuk berdirinya bank dengan
sistem syariah, dan sekarang berganti dengan undang-undang perbankan
syariah (UUPS) nomor 21 tahun 2008, maka sudah seharusnya bank syariah
yang beroperasi mengeluarkan produk tabungan haji sebagai salah satu wujud
pelayanan terhadap umat muslim salah satu bank syariah yang telah
mengeluarkan produk tabungan haji adalah bank BRI Syariah. Prinsip syariah
yang digunakan tabungan haji pada bank BRI Syariah adalah bagi hasil
(mudharabah al mutlaqoh).
Semua transaksi yang menggunakan skim bagi hasil, sekurangnya harus
memenuhi tiga syarat: pertama, akad bagi hasil harus jelas didalamnya
dinyatakan secara jelas, jenis usaha yang digarap, keuntungan maupun
kerugian yang akan ditanggung bersama dalam hal ini tidak boleh
menjanjikan keuntungan yang pasti dimuka, akan tetapi perkiraan besannya
keuntungan dibolehkan menyangkut resiko yang harus ditanggung baik
shohibul maal (pemilik dana) maupun pelaksanaan kegiatan yang harus jelas
dalam hal ini, proposinya ditentukan sesuai keadaan kalau kerugian
disebabkan karena kelalaian pelaksana, maka Ia yang menanggung tapi bila
karena alam ditanggung bersama-sama. Kedua, objek usaha harus jelas,
transparan tidak ada unsur gharar (tipuan) dan tidak boleh spekulasi. Ketiga,

3

harus ada pengawasan langkah ini yang memantau jalannya usaha agar bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sudah terdeteksi sejak dini.
Bagi hasil dalam syariah tidak mengenal pemberlakuan keuntungan
mutlak di muka kepada para investornya. Sebaliknya diperjanjikan pula bila
usaha mengalami kerugian, maka baik investor maupun pengelola dana yang
menjalankan proyek akan menanggung secara bersama-sama.
Untuk produk pendanaan atau simpanan bank syariah, misalnya
Tabungan dan Deposito, penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: jenis produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi
dan biaya operasional bank. Hanya produk simpanan iB dengan skema
investasi (mudharabah) yang mendapatkan return bagi hasil. Sementara itu
untuk produk simpanan iB skema titipan (wadiah), return yang diberikan
berupa bonus.
Pertama-tama dihitung besarnya tingkat pendapatan investasi yang
dapat dibagikan kepada nasabah. Ekspektasi pendapatan investasi ini dihitung
oleh bank syariah dengan melihat performa kegiatan ekonomi disektor-sektor
yang menjadi tujuan investasi, misalnya disektor properti, perdagangan,
pertanian, telekomunikasi atau sektor transportasi.
Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan performa yang
berbeda-beda, sehingga akan memberikan return investasi yang berbeda-beda
juga. Sebagaimana layaknya seorang investment manager, bank syariah akan
menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan yang dapat
mencerminkan kinerja dari sektoral tersebut untuk menghitung akspektasi

4

atau proyeksi return investasi. Termasuk juga indikator historis (track record)
dan aktivitas mvestasi bank syariah yang telah dilakukan, yang tercermin dan
nilai rata-rata dan seluruh jenis pembiayaan IB yang selama ini telah
diberikan ke sektor riil.
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh besarnya
pendapatan investasi dalam bentuk equivalent rate yang akan dibagikan
kepada nasabah misalnya sebesar 11%. Selanjutnya dihitung besarnya
pendapatan investasi yang merupakan bagian untuk bank syariah sendiri,
guna menutup biaya-biaya operasional sekaligus memberikan pendapatan
yang wajar. Besarnya biaya operasional tergantung dan tingkat efisiensi bank
masing-masing.
Sementara itu, besarnya pendapatan yang wajar antara lain mengacu
kepada indikator-indikator keuangan bank syariah yang bersangkutan seperti
ROA (Return On Assets) dan indikator lain yang relevan. Dari perhitungan, di
peroleh bahwa bank syariah memerlukan pendapatan investasi yang juga di
hitung dalam equivalent rate misalnya sebesar 6%.
Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat
dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah sebesar: [11% dibagi (11% + 6%)] =
0.65 atau sebesar 65%. Dan bagi hasil untuk bank syariah sebesar: [6% dibagi
(1l% + 6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka nisbah bagi hasilnya kemudian
dapat dituliskan sebagai 65 : 35.
Tentu saja dalam prakteknya nasabah iB tidak perlu terlalu pusing
dengan perhitungan njilemet bagi basil semacam ini. Masyarakat hanya

5

tinggal menanyakan berapa rate indikatif dan Tabungan iB atau deposito iB
yang diminatinya. Rate indikatif ini adalah nilai equivalent rate dan
pendapatan investasi yang akan dibagikan kepada nasabah, yang dinyatakan
dalam persentase misalnya 11% atau 8% atau 12%. Jadi masyarakat dengan
cepat dan mudah dapat menghitung berapa besar keuntungan yang akan
diperolehnya dalam menabung sekaligus berinvestasi di bank syariah.
Tabungan haji pada bank BRI Syariah merupakan tabungan investasi
yang dilakukan dengan menggunakan prinsip bagi hasil, prinsip bagi hasil
yang dimaksud disini adalah dalam bentuk mudharabah mutlaqoh yang mana
merupakan transaksi peneriman dana dan pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu
yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati, dengan pengelolaan sepenuhnya
diserahkan kepada mudharib.
Tabungan haji iB dari bank BRI Syariah ini memiliki karakter yang
berbeda dengan produk Tabungan BRI Syariah iB terutama dan segi akad
yang digunakan. Yaitu akad mudharabah mudaqoh untuk tabungan haji dan
akad wadiah yad adh dhamanah untuk tabungan dimana si penerima titipan
(Bank) dapat memanfaatkan atau mengelola dana titipan dan bertanggung
jawab alas kehilangan dan kerusakan dan dana titipan tersebut tanpa adanya
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak.
Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa kriteria akad yang
digunakan bank BRI Syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya pada

6

Tabungan maupun Tabungan Haji adalah dengan menggunakan atau
memanfaatkan dana nasabah untuk dapat dikelola guna menjalankan kegiatan
operasionalnya, sehingga akad yang digunakan adalah akad wadhiah yad
adalah dhamanah untuk tabungan dan akad mudharabah mutlaqoh untuk
tabungan haji.
Dasar pembeda atas penggunaan akad dalam pelaksanaan Tabungan
maupun Tabungan Haji pada bank BRI Syariah adalah pada tujuannya, yaitu
Akad wadhiah id adh dhamanah pada Tabungan, dengan tujuan selain untuk
menyimpan dana nasabah juga dapat digunakan untuk memperoleh
kemudahan dalam transaksi keuangan. Sedangkan Akad mudhatabah
mutlaqoh pada Tabungan Haji, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPHI) dan bukan untuk transaksi secara
harian.
Akan tetapi harus dicermati apakah prinsip bagi hasil yang diterapkan
tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang secara jelas tidak
boleh mengandung unsur riba. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Penerapan Bagi
Hasil Pada Tabungan Haji BRI Syariah Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas, yaitu:

7

a. Kriteria pembahasan skripsi ini penulis hanya mengkhususkan
membahas tentang penerapan bagi basil pada tabungan haji di BRI
Syariah.
b. Bank yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bank Rakyat
Indonesia Syariah yakni suatu lembaga keuangan syariah yang
menghimpun dana masyarakat yang berpacu pada prinsip-prinsip
syariah dengan mengedepankan bagi hasil dan bank tersebut biasa
juga disebut dengan BRIS yang berkedudukan di BRI Syariah Pusat
Jakarta.
c. Data yang diteliti hanya pada tahun 2011-2012 yaitu data yang terbaru
pada produk tersebut.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan bagi hasil pada tabungan haji mudharabah di
BRI Syariah ?
b. Bagaimana perkembangan produk tabungan haji mudharabah pada
BRI Syariah dari tahun ke tahun ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian mi adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem bagi basil tabungan
haji mudharabah di BRI Syariah beserta perhitungannya.

8

b. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan produk tabungan
haji mudharabah di BRI Syariah.
2.

Manfaat Penelitian
a.

Secara Teoritis, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan muamalah
pada umumnya dan khususnya tentang analisis penerapan bagi hasil
pada tabungan haji di BRI Syariah

b.

Secara Praktis,
1) Bagi Bank Syariah
Sebagai kontribusi ilmiah untuk menambah ilmu dan
wawasan pengetahuan. Selain itu diharapkan dapat menjadi
sumber rujukan atau informasi bagi BRI Syariah dalam
meningkatkan pengguna produk tabungan haji dan memberikan
masukan terhadap bagi hasil yang sudah diterapkan di BRI
Syariah apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah atau tidak
terutama pada produk tabungan haji.
2) Bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang perkembangan Bank
Syariah dalam mengembangkan Perbankan Syariah di Indonesia
dan memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kepada
para masyarakat yang akan atau dan sudah menggunakan
produk tabungan haji yaitu bagaimana system penerapan bagi
hasil yang diterapkan BRI Syariah untuk para nasabahnya
apakah masih mengandung unsur riba atau tidak.

9

D. Kajian Studi (Review) Terdahulu
1.

Yulianti, 2010. Tinjauan Hukum Positif Terhadap Praktek Bagi Hasil
pada Bank Syariah (Studi Pada Bank BRI Syariah Cabang Bendung Hilir
Jakarta Pusat) Penelitian dalam skripsi ini berfokus pada bagaimana
hukum positif tentang penerapan praktek bagi hasil pada BRI Syariah
yang disesuaikan dengan UU No. 21 Tahun 2008, Sedangkan penulis
memfokuskan penelitian skripsi ini tentang tinjauan penerapan bagi hasil
pada tabungan haji di BRI Syariah Pusat Jakarta, jadi penulis hanya
meneliti tentang penerapan bagi hasil pada produk tabungan haji di BRI
Syariah saja.

2.

Suhaeti, 2010. Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank
Syariah (BMI, BSM dan Bank DKI Syariah). Penelitian dalam skripsi ini
berfokus pada keunggulan kompetitif yang diberikan pada produk
tabungan haji serta keuntungannya atau kekurangannya pada produk
tersebut di bank-bank syariah yaitu BMI, BSM dan Bank DKI Syariah,
sedangkan penulis memfokuskan penelitian skripsi ni tentang tinjauan
penerapan bagi hasil pada tabungan haji di BRI Syariah Pusat Jakarta,
jadi penulis hanya meneliti tentang penerapan bagi hasil pada produk
tabungan haji di BRI Syariah saja.

3.

Ihdini Maulida Rahmah, 2011. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan
Haji Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Penelitian dalam skripsi
ini berfokus pada mekanisme, pengelolaan tabungan haji di BNI Syariah
dan pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Kementerian

10

Agama

RI

beserta

analisis

SWOT,

sedangkan

penulis

hanya

memfokuskan penelitian skripsi ini tentang tinjauan penerapan bagi hasil
pada tabungan haji di BRI Syariah Pusat Jakarta jadi penulis hanya
meneliti tentang penerapan bagi basil pada produk tabungan haji di BRI
Syariah saja.

E. Metode Penelitian
1.

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
“Kualitatif“, yaitu metode penelitian yang data-datanya tidak berwujud
angka-angka biasa berupa verbal yang diperoleh sebagai hasil
penjumlahan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang
dianalisis itu berupa deskripsi.
Deskriptif menurut pengertiannya adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Kualitatif adalah penelitian yang berupa kata-kata
atau gambar bukan angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya
sebagai penunjang. Jadi, penelitian ini adalah penelitian berdasarkan
fakta-fakta atau kejadian yang tidak direkayasa dan penelitian ini
menggunakan kata-kata, tulisan-tulisan ataupun gambar-gambar yang
sesuai dengan fakta bukan penelitian yang menggunakan angka sebagai
penjelasannya.

11

2.

Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa penelitian langsung pada Bank BRI Syariah dan pendekatan
penelitian ini juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
informasi agar data yang diterima oleh penulis benar adanya dan dapat
dipertanggungjawabkan.

3.

Jenis Data dan Sumber Data
Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis menggunakan dua
sumber jenis data yaitu:
a.

Sumber Data Primer
Merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dalam hal ini adalah penulis. Data yang
diperoleh penulis berupa dari hasil wawancara dengan pihak yang
terkait pada Bank BRI Syariah serta documenter-dokumenter
perusahaan, berupa arsip atau dokumen yang relevan dengan
pembahasan penelitian penulis.

b. Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari literature-literatur
kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, internet, artikel serta
sumber-sumber data lainnya yang mempunyai relevansi dengan
penulisan karya ilmiah ini.

12

4.

Tehnik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka
dalam pengumpulan data karya ilmiah ini penulis menggunakan
penelitian sebagai berikut:
a.

Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan diperpustakaan ini mengambil
setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek
penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan, seperti buku-buku,
sumber dokumen perusahaan, surat kabar, internet dan kepustakaan
lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Adapun penelitian lapangan yang penulis lakukan adalah
dengan melakukan observasi ketempat penelitian dan wawancara
dengan nara sumber terkait, sehingga penulis dapat mengetahui
secara langsung bagaimana mengelola dan memanajemen produk
tabungan haji sampai dengan pembagian hasilnya.

5.

Tehnik Analisa
Berdasarkan permasalahan yang akan diangkat oleh penulis maka,
setelah data dikumpulkan kemudian diolah, dan dianalisa dengan analisa
deskriptif. Maka analisis yang digunakan adalah analisis induktif dengan
menarik hal-hal yang bersifat khusus ke dalam hal-hal yang bersifat
umum, Setelah dilakukan analisis terhadap penerapan bagi hasil pada
tabungan haji di BRI Syariah, kemudian ditafsirkan dengan kerangka

13

pemikiran berdasarkan studi pustaka, takhir adalah menarik kesimpulan
sesuai dengan permasalahan penelitian.

F. Tehnik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi
yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan fimu Komunikasi.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menggambarkan secara garis besar tentang apa
yang akan ditemukan dalam skripsi ini. Skripsi mi terdiri dari lima bab,
berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap dan jelas.
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode
penelitian dan sistematika penulisan,

BAB II

TENTANG BAGI HASIL DAN TABUNGAN HAJI
Pada bab ini, terdapat tiga sub bab pertama membahas tentang
konsep bagi hasil pada tabungan haji mudharabah yang terdiri
dari: pengertian penerapan bagi hasi1, bagi hasil dalam
perbankan syariah, dan perbedaan bagi hasil dengan bunga. Sub
bab kedua membahas tentang teori nisbah bagi hasil yang terdiri
dari:

pengertian

nisbah

bagi

hasil,

faktor-faktor

yang

14

mempengaruhi bagi hasil, dan mekanisme perhitungan bagi hasil.
Sub bab ketiga membahas tutang iabungn haji mud? swubah
mutksqah yg terdiri dari : pengertian tabungan haji, karakteristik
tabungan haji, mekanisme dan operasional tabungan haji, dan
akad mudharabah mutlaqah dalam tabungan haji.
BAB III PROFIL UMUM BRI SYARIAH
Bab ini Membahas tentang profil BRI Syariah serta mencakup
Sejarah berdirinya BRI Syariah. Visi dan Misi BRI Syariah,
Struktur Organisasi BRI Syariah, Dan produk tabungan haji di
BRI Syariah beserta pembiayaan-pembiayaan yang di berikan
dari BRI Syariah.
BAB IV PENERAPAN BAGI HASIL PADA BRI SYARIAH
Bab ini membahas mengenai tinjauan penerapan bagi hasil pada
tabungan haji mudharabah di BRI Syariah dan prinsip
mudhambah pada tabungan haji menguraikan mengenai analisis
terhadap sistem bagi hasil pada tabungan haji BRI Syariah,
penerapan bagi hasil di BRI Syariah, dan perkembangan produk
tabungan haji dan talangan haji BRI Syariah dari tahun ke tahun.
BAR V

PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan
dan pembahasan beberapa pokok permasalahan dan saran-saran.

BAB II
TENTANG BAGI HASIL DAN TABUNGAN HAJI

A. Bagi Hasil
1.

Pengertian Nisbah Bagi Basil (Profit loss sharing)
Dengan melarang riba, Islam berusaha membangun sebuah
masyarakat berdasarkan kejujuran dan keadilan. Model ekonomi
kovensional di mana, seorang kreditur akan mendapatkan keuntungan
dan debitur tanpa memperdulikan hasil usaha debitur. Akan lebih adil
jika kedua belah pihak kredit maupun debitur sama-sama menanggung
keuntungan maupun kerugian, dan inilah konsep mudharabah dalam
ekonomi Islam dengan sistem bagi basil bukan dengan bunga (tiba). Jadi,
yang dilarang dalam Islam adalah keuntungan yang ditetapkan
sebelumnya. Pembagian keuntungan yang sah dan dapat diterima
menjadi fondasi pengembangan dan implementasi perbankan Islam.
Dalam Islam pemilik modal dapat secara sah mendapatkan bagian
dari keuntungan yang diperoleh pelaksana usaha. Sistem bagi hasil
dibolehkan dalam Islam karena yang ditetapkan sebelumnya adalah rasio
bagi hasil, bukan tingkat keuntungan seperti yang berlaku dengan sistem
bunga.1

1

Latifa M Algaond dan Mervyn K Lewis, Perbaikan Syariah Prinsip, Praktik dan
Prospek (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 58.

15

16

Nisbah adalah rasio atau perbandingan pembagian keuntungan
(bagi hasil) antara shahibul maal dan mudharib.1 Bagi hasil adalah
bentuk retrun dari kontrak investasi, dan waktu ke waktu, tidak pasti dan
tidak tetap. Besar kecilnya peroleh kembali itu bergantung pada hasil
usaha yang benar-benar terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan
syariah.2
Dalam bank syariah nisbah bagi basil merupakan kesepakatan porsi
bagi basil yang akan diperoleh pemilik dana (shahibul mal) dan
pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad perjanjian yang
telah ditandatangani pada awal sebelumnya dilakukan akad kerja sama,
a.

Landasan Syariah
QS. Al-Baqarah [2] : 282

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu melakukan transaksi
utang-piutang untuk jangka waktu yang ditentukan, tulislah......”
QS. Al-Ma’idah [5]: 1

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
1

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Cet. ifi (Jakarta:
Zikrul Hakim, 2007), h. 180.
2
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Cet. III (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h.191.

17

b.

Ketentuan Bagi Hasil
1) Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil (Net
Revenue Sharing) maupun bagi untuk (Profil Sharing) dalam
pembagian hasil usaha dengan kemitraan (nasabah)-nya.
2) Dilihat dan segi kemaslahatan (al-aslah), saat ini, pembagian
hasil usaha sebailcnya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net
Revenue Sharing).
3) Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus
disepakati dalam akad4.

c.

Konsep Bagi Hasil
1) Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga
keuangan atau bank bertindak sebagai pengelola dana.
2)

Pengelola (bank) mengelola dana tersebut dalam sistem pool
of fund selanjutnya akan menginvestasikan dana tersebut
kedalam proyek atau usaha yang layak dan menguntungkan serta
memenuhi aspek syariah.

3)

Kedua belah pihak menandatangani akad yang akan berisi
ruang lingkup kerjasama, nominal, nisbah dan jangka waktu
berlakunya kesepakatan tersebut.5

4

Dewan Syariah Nasional No. : 15/DSN-MUI/ix/2000, Prinsip Distribusi Hasil Usaha
Dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, h. 83.
5
Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep,
Produk Dan Implementasi Operasional (Jakarta: Djambatan, 2001), h.265.

18

Prinsip Bagi Hasil Menurut Syari’ah

2.

Prinsip bagi hasil (profit sharing), secara umum dalam perbankan
syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama6, yaitu al-musyarakah,
al-mudharabah, almuzara’ah dan al-mushaqah. Walaupun demikian,
prinsip yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan almudharabah, sedangkan almuzara‘ah dan al-mushaqah dipergunakan
khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh
beberapa bank Islam.
Istilah mudharabah berasal dan kata dharb fi al-ardh orang yang
bepergian di atas bumi (yadribuna fi al-ardh) mencari karunia Allah
(almuzammil:20). Karena pekerjaan dan perjalanannya, mudharib berhak
atas sebagian keuntungan usaha. Dalam sunnah, para fukaha bersandar
pada praktik mudharabah antara Nabi SAW dan Khadijah sebelum
pernikahannya, ketika Nabi SAW mengadakan perjalanan dagang ke
Syria untuk Khadijah. Jadi, dalil hukum yang dipergunakan untuk
mendukung model ini adalah al-Qur’an dan Sunnah7.
Secara teknis, Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha berdasarkan mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h.98.
7
Latifa M Algaoud dan Mervyn K Lewis, Perbankan Syariah Prinsip. Praktik dan
Prospek, h.38.
6

19

pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kekurangan atau kelalaian si
pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Landasan syariah yang mendasari akad ini adalah Al-Qur’an Surat
Al-Muzzammil ayat 20, yang artinya:
“...dan dari orang-orang yang benjalan dimuka bumi mencari
sebagian karunia Allah...”
Sedangkan Hadist Nabi menyatakan sebagai berikut:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana kemitra usahanya secara
mudharabah Ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa
mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau
membeli

ternak.

Jika

menjalani

peraturan tersebut,

yang

bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan
syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW, dan Rasulullah
membolehkannya.”
Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis8, yaitu:
mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal
dan mudhanib yang cakubannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
Sedangkan mudharabah muqayyadah, atau disebut juga dengan
istilah restricted mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan
8

Wahbah Az-Zahai1y, A1-Fiqhu A1-Islaamiyu wa Adiliatuhu, h. 840. Baca juga
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h.97.

20

dan mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki
jenis dunia usaha.
Kerjasama mudharabah ini merupakan kerjasama kepercayaan
penuh oleh karena itu, mudharib sebagai pihak yang diberi amanah dan
dipercaya untuk mengelola usaha hendaknya dapat meneladani sifat
Rasul yaitu STAF (Siddiq, Tabligh, Amanah, Fathanah). Sikap dan
tingkah laku mudharib hendaknya Shiddiq (benar, jujur), tabligh
(komunikatif, kredibilitas), dan fathanah (cerdik. bijaksana, intelektual).
Tanpa dilandasi hal tersebut, tidak ada keadilan antara pemilik dana dan
pengelola dana. Kejujuran, keterbukaan, amanah sangat diperlukan oleh
para pengelola bank syariah, terutama yang berkaitan dengan pembagian
hasil usaha yang merupakan karakteristik utama bank syariah.
Konsep bagi hasil berlandaskan pada beberapa prinsip dasar.
Selama prinsip-prinsip dasar ini dipenuhi, detail dan aplikasinya akan
bervariasi dan waktu ke waktu. Ciri utama pola bagi hasil adalah bahwa
keuntungan dan kerugian ditanggung bersama baik oleh pemhlik dana
maupun pengusaha.
Beberapa prinsip dasar yang dikemukakan oleh usmani9, adalah
sebagai berikut:

9

M. Taqi Usmani, an introduction to Islamic Finance, idaratul ma’arif (Karachi. 1999).

21

a.

Bagi hasil tidak berarti meminjamkan uang, tetapi merupakan
partisipasi dalam usaha.

b.

Investor atau pemilik dana harus ikut menanggung resiko kerugian
usaha sebatas proposi pembiayaannya.

c.

Para mitra usaha bebas menentukan, dengan persetujuan bersama,
rasio keuntungan untuk masing-masing pihak, yang dapat berbeda
dan rasio pembiayaan yang diisyaratkan.

d.

Kerugian yang ditanggung oleh masing-masing pihak harus sama
dengan proposi investasi mereka.

Prinsip bagi hasil menurut Antonio Syafi’i10:
a.

Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil disepakati pada
waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b.

Besarnya rasio bagi hasil didasarkan pada jumlah keuntungan yang
diperoleh.

c.

Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku,
kecuali diubah atas kesepakatan bersama.

d.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bila
usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama.

e.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan pembagian
keuntungan.
Dapat disimpulkan bahwa bagi basil adalah suatu sistem yang

meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan

10

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : dari Teori ke Praktik.

22

pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini salah satu contohnya dapat
terjadi diantara pihak bank dengan pihak nasabah. Kedua belah pihak
sama-sama sepakat bahwa modal usaha yang diberikan pihak pertama
akan dikelola pihak kedua secara professional dan bertanggung jawab.

3.

Sistem Bagi Hasil
Dalam aplikasi perbankan syariah pada umumnya bank dalam
sisitem bagi hasil dapat menggunakan sistem profit sharing maupun
revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk
memilih salah satu dan sistem yang ada11. Dari pengamatan yang
dilakukan saat ini lembaga keuangan syariah, baik Bank Umum Syariah,
Bank Konvensional yang mempunyai cabang syariah, Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS), dan Baitul Mal Tamwil (BMT) di Indonesia,
dalam melakukan distribusi hasil usaha antara shahibul mal (deposan)
dengan

lembaga

keuangan

syariah

sebagai

mudharib

masih

mempergunakan metode pembagian laba (profit sharing)12.
Berikut ini adalah penjelasan dari sistem bagi hasil yang terdapat
pada perbankan syariah:
a.

Profit Sharing
Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil berdasarkan
kepada hasil hasil net dari total pendapatan setelah dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

11

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional,h. 264.
12
Wiroso, Pernghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah (Jakarta : PT.
Grasindo, 2005), h. 120.

23

tersebut13. Pendapatan-pendapatan tersebut diatas, setelah dikurangi
dengan biaya-biaya operasional, harus dibagi antara bank dengan
para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung, dan
para pemegang saham sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan14.
Sistem profit sharing, dimana bagi hasil dihitung berdasarkan
pendapatan netto setelah dikurangi biaya bank, maka kemungkinan
yang akan terjadi adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para
shahibul mal (pemilik dana) akan semakin kecil, tentunya akan
mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata secara
umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi. Kondisi ini akan
mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menginvestasikan
dananya ke bank syariah, yang berdampak pada jumlah dan pihak
ketiga secara keseluruhan15.
Sistem

profit

sharing,

apabila

dipertahankan

dalam

memperhitungkan bagi hasil mereka, maka jalan satu-satunya untuk
menghindari resiko tersebut diatas adalah dengan cara bank harus
mengalokasikan sebagian dan porsi bagi hasil yang mereka terima
untuk subsidi terhadap bagi hasil yang akan dibagikan kepada
nasabah pemilik dana. Dengan kata lain bank mengurangi porsi bagi

13

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional,h. 264.
14
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 57.
15
Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional, h. 264.

24

hasil yang mereka peroleh untuk menutupi kekurangan bagi hasil
yang akan diterima oleh nasabah (deposan)16.
b.

Revenue Sharing
Revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada
total seluruh pendapatan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut17.
Besarnya pendapatan yang dibagikan dalam perhitungan
distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi hasil (revenue sharing) ini
adalah pendapatan (revenue) dan pengelola dana (penyaluran)
sebesar porsi dan mudharabah (investasi tidak terikat) yang
dihimpun tanpa adanya pengurangan beban-beban yang dikeluarkan
bank syariah18.
Revenue sharing, dimana bagi hasil yang akan didistribusikan
dihitung dan total pendapatan bank sebelum dikurang pendapatan
bank

sebelum

dikurangi

dengan

biaya-biaya

bank,

maka

kemungkinan yang terjadi adalah tingkat bagi hasil yang diterima
oleh pemilik dana untuk mengarahkan investasinya kepada bank
syariah yang nyatanya justru mampu memberikan hasil yang

16

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional, h. 265.
17
Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional, h. 264.
18
Wiroso, Pernghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, h. 121.

25

optimal, dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan total
dana pihak ketiga pada bank syariah19.
Revenue sharing mengandung kelemahan, karena apabila
tingkat pendapatan bank sedemikian rendah maka bagian bank,
setelah pendapatan didistribusikan oleh bank, tidak mampu
membiayai kebutuhan operasionalnya (yang lebih besar dari
pendapatan fee) sehingga merupakan kerugian bank dan membebani
para pemegang saham sebagai penanggung kerugian20.

4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil
a.

Faktor Langsung
Diantara

faktor-faktor

langsung

(direct

factors)

yang

mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah
dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
1) Investment rate, merupakan persentase actual dana yang
diinvestasikan dan total dana. Jika bank menentukan investment
rate sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana yang
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan.

Dana

tersebut

dapat

dihitung

dengan

menggunakan salah satu metode:
19

Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional,h. 265.
20
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 59.

26

a) Rata-rata saldo minimum bulanan
b) Rata-rata total saldo harian
Investment dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia
untuk diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana yang
aktual yang digunakan.

3) Nisbah (profit sharing ratio)
a) Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus
ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
b) Nisbah antara sam bank dengan bank lainnya dapat
dibedakan.
c) Nisbah juga dapat berbeda dari segi waktu ke waktu dalam
satu bank misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan
12 bulan.
d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan
account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh
temponya.
b.

Faktor tidak langsung
1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
a) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan
merupakan pendapatan diterima dikurangi biaya-biaya.
b) Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut
revenue sharing.

27

2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting), bagi hasil
secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan
pendapatan dan biaya21.

5.

Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil
Adapun mekanisme perhitungan bagi hasil (revenue sharing)
sebagai berikut22:
a.

Hitunglah saldo rata-rata harian sumber dana sesuai klasifikasi dana
yang dimiliki.

b.

Hitunglah saldo rata-rata tertimbang sumber dana yang telah
disalurkan kedalam investasi dan produk-produk asset lainnya.

c.

Bandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang telah
tersalurkan.

d.

Alokasi total pendapatan kepada masing-masing klasifikasi dana
yang telah tersalurkan.

e.

Perhatikan nisbah sesuai kesepakatan yang tercantum dalam akad.

f.

Distribusikan bagi hasil sesuai dengan nisbah kepada pemilik dana
sesuai klasifikasi dana yang dimiliki.

Rumus Saldo Rata-Rata Harlan (SRRH)
SSRH = N/D
N = Total dana dalam periode berjalan
D = Jumlah hari dalam periode berjalan
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik, h. 2347-238.
Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep,
Produk dan Implentasi Operasional, h. 265-267.
21

22

28

Contoh simpanan mudharabah tuan R. Mulia dengan data-data transaksi
sebagai berikut:
Setoran awal

02-01-2001

Rp. 1.000.000

Setoran

05-01-2001

Rp. 4.000.000

Setoran

15-01-2001

Rp. 9.000.000

Penarikan

20-01-2001

Rp. 2.000.000

Untuk menghitung berapa besar saldo rata-rata harian adalah
dengan cara menghitung total saldo rata-rata dan total hari masa
simpanan, sebagai berikut:
Tabel 2.1
Contoh Simpanan Mudharabah
No

Tanggal

Hari

Saldo

1.

02 Jan - 04 Jan

3

1.000.000

3.000.000

2.

05 Jan - 14 Jan

10

5.000.000

50.000.000

3.

15 Jan - 19 Jan

5

14.000.000

70.000.000

4

20 Jan - 31 Jan

12

12.000.000

144.000.000
267.000.000

(Sumber: Tim Pengembeng Pcrb,ka Syariala Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah :
Konsep, Produk dan implementasi Openimtmal, h.266)

Rumus Distribusi Pendapatan (RDP)

DP = (R/T) X P
R

= Saldo rata-rata harian tertimbang per klasifikasi dana

T

= Total rat-rata harian tertimbang per klafisikasi dana

P

= Total pendapatan yang diterima periode berjalan

29

Contoh:
Saldo rata-rata harian:
Simpanan mudharabah

= Rp

660.000.000,-

Investasi mudharahah

01

= Rp 1.000.000.000,-

Investasi mudharabah

02

= Rp

820.000.000,-

Investasi mudharabah

06

= Rp

320.000.000,-

Investasi mudharahah

12

= Rp

600.000.000,-

Total Saldo Rata-rata

= Rp 3.400.000.000,-

Misalkan Total Pendapatan

= Rp

102.000.000,-

(Sumber : Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank
Syariah : Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, h.267)

Maka distribusi pendapatan untuk klasifikasi dana sebagai berikut:
Simpanan Mudharabah
= Rp. 660.000.000,- : Rp. 3.400.000.000 x Rp. 102.000.000,- = Rp. 19.800.000,-

Investasi Mudharabah 01
= Rp. 1.000.000.000,- : Rp. 3.400.000.000.- x Rp. 102.000.000,- = Rp. 30.000.000,-

Investasi Mudharabah 03
= Rp. 820.000.000,- : Rp. 3.400.000.000,- x Rp. 102.000.000,- = Rp. 24.600.000,-

Investasi Mudharabah 06
= Rp. 320.000.000,- : Rp. 3.400.000.000,- x 102.000.000,- = Rp. 9.600.000,-

Investasi Mudharabah 12
Rp. 600.000.000,-: Rp. 3.400.000.000,- x Rp. 102.000.000,- Rp. 18.000.000,-

Apabila dalam produk akan simpanan mudharabah nisbah yang
diperjanjikan 40 : 60 dimana 40% bank dan nasabah 60% maka bagi

30

hasil yang didistribusikan kepada pihak deposan adalah 60% x
19.800.000 = Rp. 11.880.000,Sehingga perhitungan bagi hasil yang didapat Tuan R. Mulia adalah
sebagai berikut:
(Rp. 8.612.903,23 : Rp. 660.000.000,-) x Rp. 11.880000,- = Rp. 155.032,26

Keterangan:
Rp. 8.612.903,23,- adalah saldo rata-rata Tuan R. Mulia.
Rp. 660.000.000,- adalah total saldo rata-rata harian simpanan nasabah
Rp. 11.880.000,- adalah total bagi hasil simpanan mudharabah yang akan
dibagikan. (lihat tabel perhitungan dan distribusi bagi hasil).
Rp. 155.032,26,- adalah bagi hasil yang didapatkan oleh Tuan R. Mulia.
Jadi perhitungan bagi hasil yang didistribusikan kepada deposan
dapat dihitung dengan mengetahui jumlah saldo rata-rata nasabah, yang
akan dibagi dengan jumlah total dan seluruh dana deposan yang berada
dalam satu pool fund yang disalurkan oleh bank syariah.
Kemudian jumlah pendapatan yang dihasilkan dari dana deposan
yang disalurkan bank tersebut, akan dibagi sesuai dengan nisbah
kesepakatan antara pihak deposan dan bank syariah. Setelah jumlah
pendapatan untuk pihak deposan telah ditentukan, selanjutnya akan
dihitung bagi hasil yang didapatkan untuk satu orang deposan, yakni
dengan melihat saldo rata-rata deposan individu dalam 1 bulan, yang
kemudian akan dibagikan dengan jumlah total saldo rata-rata deposan

31

secara keseluruhan, yang akan dikalikan dengan jumlah pendapatan yang
dibagikan kepada pihak deposan.
Dari perhitungan itulah deposan mendapatkan bagi hasil sesuai
kesepakatan antara deposan dan bank syariah.

B. Tabungan Haji 23
1.

Pengertian
Tabungan haji BRI Syariah merupakan produk simpanan dan BRIS
menggunakan akad bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah khusus bagi
calon haji yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biaya perjalanan
ibadah haji (BPIH).

2.

Manfaatnya:
a.

Dapat transaksi (setoran haji) di seluruh jaringan kantor cabang
BRIS secara online.

b.

Bagi hasil yang kompetitif

c.

Pemotongan zakat secara otomatis dan bagi hasil yang anda
dapatkan.

d.

Gratis biaya administrasi bulanan tabungan, asuransi jiwa dan
kecelakaan.

e.

Tabungan BRI Syariah IB dijamin oleh lembaga penjamin simpanan
(LPS).

f.

23

Persyaratan dan ketentuan mudah serta cepat.

Bank BRI Syariah ,“Produk Tabungan Haji” , diakses dari http://wwwbrisyariah.co.id/

32

3.

Karakteristik Tabungan Haji
1.

Fitur Tabungan Haji BRI Syariah IB
a.

Dana tidak dapat ditarik sewaktu-waktu agar nasabah lebih
fokus mencapai tujuannya.

b.

Tidak mendapat kartu ATM.

c.

Online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisas

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pemberian Kredit Oleh Bank Dengan Deposito Berjangka Sebagai Jaminan/Back To Back (Studi Pada Bank Bri Cabang Krakatau)

6 75 115

Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan

5 50 91

MANFAAT DAN RESIKO PENERAPAN PRINSIP BAGI HASIL PADA TABUNGAN MUDHARABAH TERHADAP NASABAHNYA PADA BANK BRI SYARIAH PADANG.

0 1 6

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PRODUK BSM TABUNGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP PALUR.

0 1 14

Penerapan Sistem bagi Hasil Produk BSM Tabungan pada Bank Syariah Mandiri KCP Palur IMG 20150603 0001

0 0 1

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENERAPAN KONSEP NILAI KEADILAN TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH (STUDI PADA BRI SYARIAH KCP BANGKALAN MADURA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - PENERAPAN KONSEP NILAI KEADILAN TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH (STUDI PADA BRI SYARIAH KCP BANGKALAN MADURA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK Tugas Akhir - APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK - Test Repository

0 0 99