APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK Tugas Akhir - APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK - Test Repository

  

APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI

BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP)

DEMAK

Tugas Akhir

  Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) DISUSUN OLEH RIFKA ERVANINGROOM NIM : JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRISYARIAH iB DI BRI SYARIAH

KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK

TUGAS AKHIR

Disusun dan Diajukan, Untuk Memenuhi Syarat

  

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md)

Pada Program Studi Perbankan Syariah

Oleh :

RIFKA ERVANINGROOM

  NIM :

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

MOTTO

  • -Kita pasti bisa jikalau kita berfikir bahwa kita bisa-

  • -Ketika kamu hendak menyerah, ingatlah alasan mengapa kamu memulai-

  • -Jika tidak mampu berlari, biarkan dia berjalan. Bila tak mampu berjalan, biarkan dia

    merangkak. Dialah usaha, asal tak berhenti sama sekali-

  PERSEMBAHAN

  Tugas akhir ini, penulis persembahkan untuk: . Bapak, ibu serta adik yang memberikan semangat, dukungan serta do’a.

  . Bapak/Ibu dosen serta staff Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. . Teman-teman seperjuangan angkatan jurusan D III Perbankan Syariah.

  . Pihak BRI Syariah Kntor Cabang Pembantu (KCP) Demak.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di BRI Syariah Kantor

  Cabang Pembantu (KCP) Demak ”.

  Tugas akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan program DIII Perbankan Syariah jurusan Syariah Program Studi DIII Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  . Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. . Bapak Dr. Anton Bawono, SE, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  . Bapak Drs. Alfred L.,M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam Diploma III Perbankan Syariah.

  . Bapak H. Abdul Aziz NP., S.Ag., MM selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan serta pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. . Bapak Mustofa Kamal, selaku Pimpinan Cabang Pembantu Bank BRI telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan magang dan penelitian dalam penulisan Tugas Akhir.

  . Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

  . Teman-teman DIII Perbankan Syariah Angkatan Tahun . . Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis memiliki masih menjadi kendala, sehingga penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Dengan ini penulis mengharapakan masukan dan kritikan dan berbagai pihak untuk menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan. Meskipun demikian, penulis berharap hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

  Salatiga, September

  Penulis

  

ABSTRAK

Ervaningroom, Rifka.

  . Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB Di

  BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak. Tugas Akhir,

  Jurusan D III Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: H. Abdul Aziz NP., S.Ag., MM

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh produk tabungan haji di bank BRI Syariah KCP Demak yang menjadi produk unggulan. Produk tabungan haji tersebut menggunakan akad mudharabah mutlaqah. Dimana pihak bank diberi kebebasan dalam mengelola dana nasabah selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akad

  

mudharabah mutlaqah pada produk tabungan haji, sistem dan prosedur produk

  tabungan haji serta kendala pada produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Demak. Metode penelitian ini menggunkan deskriptif kualitatif melalui wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak, Kabupaten Demak. Hasil uji penelitian menunjukkan bahwa penerapan akad mudharabah mutlaqah yang dilakukan di BRI Syariah KCP Demak telah sesuai berdasarkan teori yang ada. Prosedur pembukaan rekening produk tabungan haji juga tidak jauh berbeda dengan prosedur pembukaan rekening di bank syariah lainnya.

  Kata Kunci: Mudharabah Mutlaqah, Tabungan Haji, BRI Syariah KCP

  Demak

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .......................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ...................................................... vi MOTTO ................................................................................................... vii PERSEMBAHAN .................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... D. Metode Penelitian .......................................................................... E. Sistematika Penulisan ....................................................................

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ............................................................................... B. Kerangka Teoritik ..........................................................................

  . Akad ........................................................................................ . Mudharabah ............................................................................. . Tabungan ................................................................................. . Haji ..........................................................................................

  BAB III DESKRIPSI OBJEK A. Gambaran Umun BRI Syariah ....................................................... B. Visi dan Misi ................................................................................. C. Produk-produk BRI Syariah .......................................................... D. Perkembangan Produk Tabungan Haji .......................................... BAB IV ANALISIS A. Aplikasi Akad Mudharabah Mutlaqah pada Produk Tabungan Haji BRISyariah iB di BRI Syariah KCP Demak .......................... B. Sistem dan Prosedur Produk Tabungan Haji BRISyariah iB di BRI Syariah KCP Demak ............................................................... C. Kendala pada Produk Tabungan Haji BRISyariah iB di BRI Syariah KCP Demak ....................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar Struktur Organisasi BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak tahun .

  Gambar Grafik Perkembangan Tabungan Haji BRI Syariah iB Di BRI Syariah KCP Demak bulan Januari-Juli .

  Gambar Skema Akad Mudharabah

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Perbandingan Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah. Tabel Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha BRI Syariah. Tabel Daftar Perkembangan Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di BRI Syariah KCP Demak bulan Januari-Juni

  . Tabel Perbedaan Ketentuan Tabungan Haji Antara Beberapa Bank Di Indonesia.

  Tabel Perubahan Nisbah Bagi Hasil di BRI Syariah KCP Demak tahun .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun

  , di desa Mit Ghamr, salah satu daerah di wilayah Mesir dibentuk sebuah lembaga keuangan pedesaan yang bernama Mit Ghamr Savings Bank atau biasa disebut Mit Ghamr Bank yang dipelopori oleh seorang ekonom bernama Dr. Ahmad El Najjar. Lembaga keuangan tersebut ternyata sangat sukses, baik dalam penghimpunan modal dari masyarakat berupa tabungan, uang titipan dan zakat, sadaqah, dan infak, maupun dalam memberikan modal kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama di bidang perdagangan dan industri.

  Dalam operasinya, Mit Ghamr Bank tidak membebankan bunga pada peminjam maupun membayar bunga kepada penabung. Bank ini melakukan investasi secara langsung maupun dalam bentuk kemitraan dengan pihak lain dan selanjutnya membagi keuntungan dengan para penabung (Yaya, et al, ).

  Keberhasilan Mit Ghamr Bank menginspirasi banyak pihak untuk melakukan hal yang sama, seperti pemerintah Mesir di bawah pemerintahan Gamal Abdul Naser membentuk Naser Social Investment dengan basis perkotaan pada tahun

  . Masyarakat cendekiawan dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan pemerintah berbagai negara berpenduduk Muslim mendirikan Islamic Development Bank (IDB) pada tahun dan mulai beroperasi tahun dengan kantor pusat di Jeddah.

  Menurut Antonio ( : ) berkembangnya bank-bank syariah di

  • negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas diwujudkan. Diantaranya adalah Baitut Tamwil-Salman, Bandung yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun . Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal - Agustus menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya

  Jakarta,

  • Agustus . Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut di atas. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal

  November . Pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp miliar. Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia, kemudian muncul bank syariah lain yang salah satunya adalah PT. BRI Syariah yang berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada Desember dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada Oktober melalui suratnya o. /KEP.GBI/DpG/ , maka pada tanggal November PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada

  Desember ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal Januari . Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

  Saat ini Bank BRI Syariah memiliki kantor cabang yang tersebar di Indonesia dan salah satunya berada di Kabupaten Demak. Kabupaten Demak berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang di sebelah barat. Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada

  ’ ” – ’ ” LS dan ’ ” BT dan terletak sekitar km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Penduduk Kabupaten Demak sampai dengan tahun adalah . . jiwa. Dengan luas wilayah , km maka kepadatan penduduk per kilometer persegi adalah . jiwa

  Seperti halnya bank pada umumnya, Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak menyediakan beberapa produk penghimpunan dana (funding) yang meliputi: Tabungan BRISyariah iB, Tabunganku BRISyariah iB, Tabungan Haji BRISyariah iB, Tabungan Impian BRISyariah iB, Giro BRISyariah iB, serta Deposito BRISyariah iB.

  Dari berbagai produk penghimpunan dana yang tersedia di Bank BRI Syariah KCP Demak, produk Tabungan Haji BRISyariah iB menjadi salah satu produk unggulan yang banyak diminati oleh mayoritas penduduk kabupaten Demak. Melihat dengan banyaknya penduduk Demak yang mayoritas beragama Muslim, maka tidak heran jika produk Tabungan Haji BRISyariah iB ini banyak peminatnya. Produk tabungan ini menggunakan akad mudharabah mutlaqah, yaitu akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (nasabah) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak pengelola dana (bank) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Secara teknis mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, satu pihak memberikan modal kedapa pihak lainnya untuk berniaga atau usaha. Kemudian keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud ingin membahas lebih lanjut mengenai akad mudharabah mutlaqah yang diterapkan dalam produk tabungan haji tersebut dalam penelitian Tugas Akhir dengan judul “Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak”.

B. Rumusan Masalah

  . Bagaimana aplikasi akad mudharabah mutlaqah pada produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak ?

  . Bagaimana sistem dan prosedur produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak ? . Apa saja kendala produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI

  Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak ? C.

   Tujuan dan Manfaat

  . Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a.

  Memahami produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak dari sisi akad yang digunakan.

  b.

  Mengetahui sistem dan prosedur yang digunakan dalam produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak. c.

  Mengetahui perkembangan dan kendala yang ada pada produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.

  . Manfaat a.

  Bagi Penulis ) Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.

  ) Untuk menambah wawasan mengenai produk Tabungan Haji.

  b.

  Bagi Bank BRI Syariah Sebagai masukan bagi Bank BRI Syariah Kantor Cabang

  Pembantu Demak untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan pelayanan di masa yang akan datang.

  c.

  Bagi IAIN Salatiga ) Untuk menambah perbendaharaan ilmiah di perpustakaan IAIN Salatiga yang dapat dibaca oleh mahasiswa, dosen serta staf.

  ) Sebagai referensi untuk pihak lain yang membutuhkan informasi mengenai permasalahan yang sama.

  d.

  Bagi Pembaca ) Untuk menambah informasi dan wawasan tentang BRI Syariah.

  ) Untuk menambah referensi dalam penelitian yang selanjutnya.

D. Metode Penelitian

  . Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskripsi. Penelitian deskripsi (Descriptive Research) secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat. Pada penelitian ini kegiatan yang dilakukan mencari data untuk dapat menggambarkan atau mencandra secara faktual suatu peristiwa atau suatu gejala secara “apa adanya” (Supardi, : ).

  . Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.

  Metode Dokumentasi Supardi (

  : ) penjaringan data dengan metode ini, adalah penulis mencari dan mendapatkan data-data primer dengan melalui data-data dari prasasti-prasasti, naskah-naskah kersipan (baik dalam bentuk barang, cetakan maupun rekaman), data gambar/foto/blue print dan lain sebagainya.

  b.

  Metode Wawancara Menurut Supardi (

  : ) wawancara (interview) adalah tanya jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan. Metode wawancara dalam kontek ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan melakukan komunikasi langsung (tanya jawab secara lisan) dengan responden penelitian, baik secara temu wicara atau menggunkan teknologi komunikasi (jarak jauh). Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai karyawan di Bank BRI Syariah KCP Demak serta nasabah tabungan Haji BRI Syariah iB.

  . Analisis Upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, : ).

E. Sistematika Penulisan

  Bab I: Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

  Bab II: Landasan Teori Berisi kajian pustaka meliputi penelitian terdahulu serta kerangka teoritik yang meliputi pengertian dari akad, tabungan, mudharabah, serta haji yang diperoleh dari buku referensi.

  Bab III: Laporan Obyek Berisi tentang gambaran umum Bank BRI Syariah, sejarah pendirian, obyek tempat praktik, struktur organisasi, visi dan misi, produk-produk Bank BRI Syariah serta perkembangan tabungan Haji BRISyariah iB di bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.

  Bab IV: Analisa Berisi tentang analisa penulis yang berkaitan dengan aplikasi akad mudharabah mutlaqah yang digunakan dalam produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak, sistem dan prosedur produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak, serta kendala yang terdapat pada produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.

  Bab V: Penutup Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir dan saran dari penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Penulis telah melakukan pengamatan pustaka terhadap penulisan

  terdahulu mengenai penelitian yang mempunyai kesamaan terhadap pokok permasalahan pada penelitian ini. Hal tersebut di lakukan agar penelitian bukan merupakan pengulangan atas penelitian sebelumnya.

  Sofiana Iin Ayuni dalam tugas akhirnya yang berjudul

  “Analisis Akas Wadiah Pada Tabungan iB Hasanah Di Bank Negara Indonesia Syariah KCP UNISSULA Semarang”. Tabungan iB Hasanah

  dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua akad yakni akad wadiah atau mudharabah. Jika menggunakan prinsip mudharabah, bank akan memberikan bagi hasil yang besarnya sesuai dengan yang dijanjikan diawal. Sedangkan apabila menggunakan akad wadiah bank tidak punya kewajiban memberi bagi hasil.

  Sulistiyowati dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis

  Produk Talangan Haji Mabrur Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang”. Pembiayaan Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri

  Semarang dalam pelaksanaannya mengunakan dua jenis akad yaitu akad

  qardh dan akad ijarah. Akad qardh digunakan dalam pemberian dana akad ijarah digunakan dalam mengurusi pendaftaran haji melalui online dengan sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat).

  Akhlis Farida Kurnia Rahmah dalam tugas akhirnya yang berjudul

  “Analisa Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di Bank BNI

Syariah”. Tabungan iB Hasanah ini dilaksanakan berdasarkan dua akad

  yakni akad wadiah atau mudharabah yang berlaku untuk nasabah perorangan ataupun non perorangan. Tabungan iB Hasanah memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keinginan nasabah.

  Mahmud Anwari dalam tugas akhirnya yang berjudul

  

“Produk Simpanan Haji Pada BMT Al Ijtihad Pabelan Kabupaten

Semarang”. Prosedur pengajuan produk simpanan haji di BMT Al Ijtihad

  tidak terlalu rumit dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Nasabah produk simpanan haji akan didaftarkan ke SISKOHAT dan akan mendapatkan porsi antrian calon haji setelah saldo simpanan mencapai Rp . . ,-.

  Berdasarkan kajian terhadap penelitian tersebut, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu terdapat pada tempat objek penelitian dan bagaimana aplikasi akad mudharabah mutlaqah pada tabungan Haji BRI Syariah iB.

B. Kerangka Teoritik . Akad

  Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, disebutkan akad berarti perjanjian dan permufakatan (al-ittifaq), pertalian (tie), mengikat secara bersama-sama (Dahlan, ).

  Suhendi ( : - ) mengemukakan pengertian akad menurut bahasa: (

  ) mengikat (ar-rabtu), mengumpulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang lain sehingga bersambung, kemudian keduanya menjadi sebagai sepotong benda. (

  ) sambungan

  („aqdatun), yaitu sambungan yang memegang kedua ujung itu dan

  mengikatnya. ( ) janji (al-„ahdu), sebagaimana dijelaskan dalam

  Alquran:

  َي قَّتحمْلا ُّب حيُ َ َّللَّا َّن ب ٰ َفَ ْوَأ ْنَم ٰ َلََب إَف ٰىَقَّتاَو ه دْهَع ِ

  “Ya, siapa saja menepati janjinya dan takut kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang- orang yang taqwa” (QS Ali

  Imran: )

  “Hai orang-orang yang beriman tepatilah janji-janjimu” (QS Al-

  Maidah: )

  Akad merupakan perjanjian diantara dua pihak yang sudah teridentifikasikan secara detail dan jelas, dimana masing-masing pihak berkewajiban untuk memenuhinya. Jika salah satu pihak melanggar ditentukan dalam akad. Sedangkan menurut Musthafa Az-arka akad merupakan ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan mengikatkan dirinya (Yudiana, : - ).

  Pengertian akad menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  Tahun Tentang Perbankan Syariah adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.

  Berdasarkan pengertian diatas, akad adalah suatu kesepakatan atau perjanjian antara dua belah pihak yang ditandai dengan ijab dan qabul dalam bentuk ucapan ataupun dalam bentuk tertulis.

  a.

  Rukun Akad Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut yang membentuknya. Rumah misalnya, terbentuk karena adanya unsur- unsur ang membentuknya yaitu fondasi, tiang, lantai, dinding, atap dan seterusnya. Dalam konsepsi Islam, unsur-unsur yang membentuk sesuatu itu disebut rukun (Anwar,

  ). ) Subjek atau pelaku akad, pennjual dan pembeli atau pihak- pihak yang bertransaksi (aqid). Pengertian aqid ialah orang yang berakad, terkadang masing-masing pihak terdiri dari satu orang , terkadang terdiri dari beberapa orang.

  ) Objek akad (ma‟qud „alaih) ialah benda-benda yang menjadi objek akad, seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibah (pemberian), dalam akad gadai, utang yang dijamin seseorang dalam akad kafalah.

  ) Subtansi akad (maudhu‟ul „aqd) ialah tujuan atau maksud pokok dari pengaduan akad. Hal tersebut senada dengan pendapat Zuhaily (

  : - Juz IV), subtansi akad adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam akad yang dilakukan. Hal tersebut menjadi penting karena berpengaruh terhadap implikasi tertentu. Selama akadnya berbeda, maka tujuan pokok akad akan berbeda. ) Serah-terima (ijab qabul). Ijab ialah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan qabul ialah perkataan yang keluar dari pihak berakad, yang diucapkan setelah adanya ijab (Nawawi, : ).

  b.

  Syarat Akad Secara umum suatu akad harus memenuhi persyaratan yaitu:

  ) Pihak-pihak yang melakukan akad sudah memenuhi secara hukum.

  ) Objek akad harus jelas dan tersedia serta dapt diserahkan ketika akad berlangsung.

  ) Akad dan objek akad tidak dilarang syara’.

  ) Ada manfaatnya. ) Ijab dan qabul serta tujuan akad harus jelas dan diakui syara’

  (Yudiana, : ).

   . Mudharabah Al mudharabah berasal dari kata dharaba yang berarti memukul

  atau berjalan. Sedang yang dimaksud dengan memukul atau berjalan, yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan dimuka bumi dalam mencari karunia Allah SWT. Secara praktis akad

  mudharabah yaitu akad kerja sama dua orang atau lebih, salah satu

  pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain menjalankan usaha. Pemilik modal disebut shohibul mal, sedangkan pengusaha disebut dengan mudharib. Antara keduanya terikat kerja sama usaha. Pembagian keuntungan disepakati bersama, sedang kerugiannya ditanggung oleh pemilik modal, jika kerugian disebabkan bukan karena kelalaian pengusaha. Akan tetapi jika kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian pengusaha, maka pengusaha berkewajiban menanggung kerugian tersebut (Ridwan, : ).

  Nawawi ( : - ) kerja sama dalam permodalan

  (mudharabah)

  disyariatkan oleh firman Allah, hadis, ijma’ para sahabat dan para imam. Mudharabah diberlakukan pada zaman Rasulullah Saw., dan beliau merestuinya. Firman Allah dalam Alquran:

  “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah” (QS. Muzammil: )

  Hadis Nabi Muhammad Saw:

  “Abas bin Abdul Muthalib menyerahkan harta sebagai

mudharabah, ia menyaratkan mudharabahnya agar tidak mengarungi

lautan dan menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika

persyaratan itu dilanggar ia harus menanggung resikonya. Ketika

persyaratan yang ditetapkan Abas itu didengar Rasulullah Saw.,

beliau membenarkannya”.

  Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Suhaib r.a., bahwasanya Rasulullah Saw., bersabda,

  “Ada tiga perkara yang diberkahi: jual beli yang ditangguhkan,

memberi modal, dan mencampur gandum dengan delai untuk keluarga

bukan untuk dijual”.

  Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua bagian, yakni

mudharabah mutlaqah (bebas) dan mudharabah muqayyadah (terikat).

  a.

  Mudharabah Mutlaqah (bebas).

  Yang dimaksud dengan akad mudharabah mutlaqah yaitu akad kerja antara dua orang atau lebih, atau antara shahibul mal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas. Artinya dalam akad tersebut tidak ada batasan tertentu, baik dalam jenis usaha, daerah bisnis, waktu usaha maupun yang lain. Intinya pengusaha memiliki kewenangan penuh untuk menjalankan usahanya, sesuai dengan peluang bisnis yang ada. b.

  Mudharabah muqoyyadah (terikat).

  Yang dimaksud dengan mudharabah muqayyadah yaitu kerja sama dua orang atau lebih atau antara shahibul mal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib, investor memberikan batasan tertentu baik dalam jenis usaha, waktu maupun tempat.

  Persyaratan ini tidak boleh dilanggar oleh pengusaha (Ridwan, : - ).

   . Tabungan

  Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  Tahun Tentang Perbankan Syariah adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad

  mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

  syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

  Menurut Kasmir ( : ) ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing. Alat yang dimaksud adalah: a.

  Buku Tabungan Kepada setiap penabung biasanya diberikan buku tabungan.

  Didalam buku tabungan berisi catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.

  Buku ini digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.

  b.

  Slip Penarikan Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang.

  c.

  Kartu yang terbuat dari plastik Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungan baik yang ada di bank maupun di Automated Teller Machine (ATM). ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis. Kepada nasabah pemegang kartu ATM akan diberikan nomor PIN atau kata sandi yang digunakan setiap kali menarik uang dari ATM.

  d.

  Kombinasi Yaitu penarikan tabungan dapat dilakukan kombinasi antara buku tabungan dengan slip penarikan.

  Menurut Karim ( : - ) dalam tabungan, bank syariah mengembangkan dua akad yaitu wadiah dan mudharabah.

  a.

  Tabungan Wadiah Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai kehendak pemiliknya.

  Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah.

  Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Disisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut.

  Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk membagihasilkan keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.

  Berdasarkan uraian diatas, ketentuan umum tabungan wadiah adalah sebagai berikut: ) Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat (on call) sesuai dengan kehendak pemiliknya. ) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau pemanfaatan barang menjadi pemilik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak mengalami kerugian.

  ) Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai sebuah intensif selama tidak diperjanjikan dalam akad pembukaan rekening.

  b.

  Tabungan Mudharabah Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).

  Bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Namun disisi lain, bank syariah juga memiliki sifat sebagai wali amanah

  (trustee), yang berarti bank harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.

  Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dala akad pembukaan rekening.

  Berdasarkan uraian diatas, ketentuan umum tabungan

  mudharabah adalah sebagai berikut:

  ) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. ) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya melakukan akad mudharabah dengan pihak lain.

  ) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

  ) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening

  Tabel Perbandingan Tabungan Wadiah dan Mudharabah menurut Ascarya ( : ) adalah sebagai berikut:

  Tabel . Perbandingan Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah

  

No. Mudharabah Wadiah

. Sifat Dana Investasi Titipan

Penarikan Hanya dapat Dapat dilakukan . dilakukan pada setiap saat. periode/waktu

tertentu.

  . Insentif Bagi hasil Bonus (jika ada) Dijamin Penembalian Tidak dijamin dikembalikan

  .

  Modal dikembalikan . Haji

  Haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut. Kewajiban ibadah haji hanya sekali seumur hidup, kewajiban ini baru disyariatkan pada tahun ke- hijriyah, setelah

  Rasulullah SAW hijrah ke Madinah (Taufiqurrochman, : ).

  Munir dan Sudarsono ( : - ) mengemukakan adapun makna haji menurut istilah, yaitu menyengaja mengunjungi Ka’bah di negeri Mekkah untuk menunaikan perintah Allah Ta’ala (ibadah) yang telah ditentuakan. Pergi haji wajib bagi setiap umat Islam yang mampu selama satu kali hidupnya.

  Firman Allah SWT:

  “Sempurnakanlah ibadat haji dan umrah karena Allah! Tetapi

kalau kamu berhalangan, bayarlah had-nya (pembayaran) mana yang

mudah diperoleh, dan janganlah kamu cukur kepalamu sebelum had-

nya itu sampai di tempatnya.” (Al-Baqarah: )

  “Kewajiban manusia kepada Allah, ialah orang-orang yang telah

kuasa berjalannya (cukup hartanya untuk ongkos-ongkosnya

mengunjungi Baitullah) mengerjakan ibadah haji. Dan barangsiapa

yang kafir (ingkar tidak menurut perintah Allah) maka bahwasanya

Allah itu maha kaya pada sekalian alam (yakni tidak berhajat kepada

siapa pun juga).” (Al-Imron ayat ).

  Sekiranya telah mampu untuk naik haji bagi umat Islam janganlah menunda-nunda waktu lagi karena kita sudah diberi kelonggaran hanya satu kali seumur hidup. Allah maha bijaksana dalam hal ini. Disabdakan lagi oleh Rasulullah yakni :

  “Dari Ibnu Abbas, telah berkata Rasulullah SAW. :”Hendaklah

kamu bersegera mengerjakan haji, karena sesungguhnya seseorang

tidak menyadari akan sesuatu halangan yang merintangi

  .” (Riwayat Ahmad).

  a.

  Syarat-syarat Wajib Haji ) Islam (tidak wajib bahkan tiada sah haji seorang kafir).

  ) Baligh (sampai umumnya), tidak diwajibkan bagi anak-anak. ) Berakal, dalam arti kata tidak wajib bagi orang yang gila.

  ) Merdeka, dalam arti kata tidak wajib bagi orang yang tidak kuasa.

  b.

  Rukun Haji ) Berniat, yaitu menyengaja berhaji.

  ) Ihram, yaitu memakai kain yang tidak berjahit, seperti selimut dan sebagainya, tidak boleh menutup kepala (berkopiah) bagi laki-laki, dan tidak boleh menutup muka serta tangannya bagi perempuan dan pula dibolehkan memakai sandal atau slop.

  ) Wuquf di padang Arafah, yaitu pada tanggal Dzulhijjah. ) Thawaf, yaitu mengelilingi ka’bah tujuh kali. ) Sa’i yaitu berjalan (lari) antara Shafa dan Marwah tujuh kali. ) Bercukur atau bergunting rambut sekurang-kurangnya tiga atau tujuh helai rambut.

  BAB III DESKRIPSI OBJEK A. Gambaran Umum BRI Syariah

  . Sejarah Pendirian BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada

  Desember dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada Oktober melalui suratnya o. /KEP.GBI/DpG/ , maka pada tanggal

  November PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

  Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service

  excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

  Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

  Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada Desember ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal

  Januari . Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.

  Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

  Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah . Objek Tempat Praktik

  Nama Tempat Praktik : Bank BRI Syariah KCP Demak Alamat : Jl. Sunan Kalijaga No.

  RT. /RW. , Kel. Bintoro, Kec. Demak

  Telp. : ( )

  Kode Pos : Bank BRI Syariah KCP Demak di resmikan pada tanggal

  Oktober yang saat ini dipimpin oleh Bapak Mustofa Kamal. Kantor tersebut terletak di Jl. Sunan Kalijaga No.

  Demak. Bank tersebut mulai menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang diberi nama PT. Bank BRI Syariah (yang kemudian disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal

  Oktober . Nama BRI Syariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Bank BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah.

  . Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti (Robbins, ).

  Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak adalah sebagai berikut:

  PIMCAPEM (Pimpinan Cabang Pembantu) AO

  BOS UH (Accounting (Branch Operation (Unit Head)

  Officer) Supervior)

SO

TELLER

  

(Sales Officer)

RO

CS

  

(Relationship

(Customer Service)

Officer)

  SECURITY OB (Office Boy)

  Gambar . Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Demak

  Keterangan:

  a. : Mustofa Kamal Pimpinan Cabang Pembantu

  b. : Habibi Anggoro Kusumo Accounting Officer d.

  Sales Officer : Edy Iswanto Ryan Edwin e.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Syariah - PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

PROSEDUR PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMPEDES DI BANK BRI CABANG PEMBANTU UNAIR SURABAYA TUGAS AKHIR - PROSEDUR PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMPEDES DI BANK BRI CABANG PEMBANTU UNAIR SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 2 14

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN - Test Repository

0 2 90

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PMKR MUSYARAKAH DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) MAJAPAHIT SEMARANG - Test Repository

0 0 116