Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pemilihan Informan

24 studi ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan –masukan dari segi pandangan wanita itu sendiri mengenai aspek kehidupan keluarga, perkawinan dan perceraian.

4.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer antara lain meliputi gambaran umum dan latar belakang keluarga, pandangan tentang kehidupan perkawinan dan hakkewajiban suami istri, alasan-alasan bercerai dan melakukan gugat cerai terhadap pihak suami, serta makna perceraian. Sedangkan data sekunder adalah gambaran mengenai kondisi geografi dan demografi daerah penelitian serta dokumentasiarsip pada instansi terkait yang diperlukan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk data primer adalah wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara berstruktur dilakukan untuk mendapatkan data latar belakang keluarga dan gambaran umum mengenai perkawinan dan perceraian dari subyek penelitian. Sedangkan wawancara tidak berstrukturbebas secara mendalam berdasarkan suatu pedoman wawancara dilakukan terhadap beberapa orang informan yang ditentukan, guna memperoleh informasi yang lebih mendalam khususnya mengenai alasan dan makna perceraian. Keunggulan dari teknik ini adalah peneliti dapat berkreasi terhadap informasi yang diterima, dan segera mencek kebenarannya serta merespon segala stimulus yang diperkirakan bermakna terhadap permasalahan penelitian. Sedangkan pencatatan dan dokumentasi dilakukan untuk pengumpulan data sekunder. 25 Peneliti mewawancarai informan wanita yang telah bercerai di rumah masing- masing, dengan waktu pelaksanaan wawancara yang bervariasi. Bagi ibu-ibu yang tidak bekerja wawancara dapat dilakukan kapan saja tergantung waktu yang disepakati bersama, umumnya dilakukan siang dan sore hari ketika informan mulai sedikit santai dalam urusan rumah tangga. Sedangkan untuk ibu-ibu yang bekerja dilakukan pada sore hari atau pada hari minggulibur.

4.4. Teknik Pemilihan Informan

Informan adalah subyek penelitian yang ditentukan sebagai sumber informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian. Oleh karena itu diharapkan informannya adalah orang yang benar paham mengenai situasi dan kondisi lokasi dan menguasai permasalahan penelitian. Informan biasa dalam penelitian ini adalah wanita yang secara matrilinieal adalah orang Minangkabau, berstatus cerai dan melakukan gugat cerai terhadap pihak suami, serta bertempat tinggal di daerah penelitian. Pemilihan informan tersebut dilakukan secara porpusif, yaitu ditetapkan sendiri secara sengaja berdasarkan pengamatan, pengetahuan peneliti dan informasi lainnya sesuai dengan kriteria informan di atas. Untuk menentukan informan yang akan dipilih untuk diwawancarai maka peneliti terlebih dahulu mencari data sekunder pada Pengadilan agama di lokasi penelitian masing-masing tentang jumlah dan identita umum wanita yang melakukan gugat cerai yang ada untuk mengetahui alamat mereka. Dari data sekunder tersebut barulah peneliti menentukan siapa yang akan ditetapkan sebagai 26 informan berdasarkan variasi dari alasan-alasan yang menyebabkan perceraian. Namun demikian kenyataannya di lapangan penelita sedikit kesulitan menemui beberapa informan yang telah ditetapkan sebelumnya, karena kebanyakan informan tidak tidak berada di temapat atau tidak berdomisili pada alamat tersebut. Dari informasi yang diperoleh, pada umumnya wanita-wanita yang mengajukan kasus perceraian cerai gugat di sini cenderung hanya mengurus surat perceraian di kampung asal mereka sedangkan mereka tidak berdomisil di sana. Akhirnya beberapa informan ditentukan secara snowball sampling, dimana peneliti mengetahui informan berikutnya dari satu orang informan yang peneliti kenal dan mengetahui orang lain, teman atau keluarga yang bercerai dengan kasus cerai gugat. Pada penelitian ini juga ditentukan informan kunci yaitu para pemuka masyarakat seperti Ninik Mamak, Alim Ulama dan Penghulu serta aparat pemerintahan yang terkait, bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah spesifik mengenai perceraian dan sosial budaya masyarakat Minangkabau dan pandangan mereka mengenai perceraian khususnya cerai gugat. Disamping itu juga diperlukan untuk mengkonfirmasikan data-data yang diperoleh dari informan biasa. Pada dasarnya jumlah informan yang diambil adalah berdasarkan azas kejenuhan data, artinya tidak ada pembatasan berapa jumlah informan. Pengambilan informan dihentikan jika dalam proses penelitian tidak ditemukan lagi variasi-variasi jawaban sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, untuk itu informan biasa dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Informan biasa terdiri dari 7 orang wanita berasal dari kota Padang dan 8 orang dari kota Batusangkar serta 4 orang informan 27 kunci, yaitu tokoh masyarakat dan aparat Pengadilan Agama dari ke dua wilayah tersebut.

4.5. Analisa Data