Latar Belakang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN PASIEN DI IRNA RSUD SUNGAI DAREH TAHUN 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia Visi Indonesia sehat 2010 dikutip dari Mubarak, 2005. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat adalah melalui pendidikanpenyuluhan kesehatan, dengan pendidikan kesehatan diharapkan individu tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi mau dan juga melakukan suatu anjuran yang berhubungan dengan masalah kesehatan, perubahan prilaku kearah prilaku sehat Notoatmodjo, 2003. Pengajaran adalah peran utama perawat dalam memperbaiki kesehatan, meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit WHO, 1998. Hidayat 2004 mengatakan ”peran perawat sebagai pendidik adalah dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan”. Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien atau keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya Kusnanto, 2004. Pendidikan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu dan keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu Departemen Kesehatan dikutip dari Effendi, 1998. Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit adalah pendidikan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya Notoatmodjo, 2005. Pendidikan pasien dan keluarga adalah suatu bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan menyeluruh. Menurut American Hospital Association 1992 dikutip dari Craven 2007 mengatakan bahwa pasien tidak hanya mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik tetapi juga berhak untuk menerima informasi atas hasil diagnosa, perawatan, dan prognosis penyakitnya. Pendidikan dalam perawatan kesehatan dewasa ini merupakan topik yang paling diminati di setiap lingkungan tempat perawat berpraktik. Tren terbaru dalam perawatan kesehatan menyatakan bahwa pasien dan keluarganya harus siap memikul tanggung jawab untuk pengelolaan perawatan diri dan bahwa perawat di tempat kerjanya harus bertanggung gugat terhadap pemberian perawatan yang berkualitas tinggi Bastable, 2002. Pendidikan pasien selalu dipertimbangkan sebagai bagian penting dalam asuhan keperawatan holistik. Tiga kecenderungan sosial-tindakan hukum, pengetatan ekonomi, dan rasa tanggung jawab individu akan kesehatannya sendiri-telah menggarisbawahi pentingnya peningkatan asuhan keperawatan melalui pendidikan pada pasien. Penduduk Amerika menjadi lebih memperhatikan masalah hukum sesuai dengan ketatnya ekonomi yang meningkatkan biaya perawatan medik dan asuransi. Tingginya biaya tuntutan hukum telah meningkatkan biaya asuransi malpraktik, dimana pada waktunya akan meningkatkan biaya perawatan. Karena pengaruh kecenderungan ini, maka ada perhatian baru terhadap kebutuhan rencana keperawatan, tindakan, dan pencatatan penyuluhan pasien sebagai bagian dari asuhan keperawatan rutin.Hudak Gallo, 1997 Mendidik pasien tentang penyakit mereka, perawatan, promosi kesehatan atau aktivitas perawatan diri merupakan tanggung jawab perawat untuk semua pasien American Nurses Association [ANA], 1991 dikutip dari Craven 2007. Sebagai pengakuan atas arti penting pendidikan pasien oleh perawat, sejak tahun 1993 Joint Commission on Accredittion of Healthcare Organizations JCAHO dikutip dari Bastable 2002 menentukan standar keperawatan untuk pendidikan pasien. Standar ini dalam bentuk mandat, didasarkan pada deskripsi mengenai hasil positif perawatan pasien yang bergantung pada aktivitas pengajaran asuhan keperawatan yang berorientasi pada pasien dan keluarga. Persyaratan standar akreditasi menjadi daya dorong bagi para manajer pelayanan keperawatan untuk lebih menekankan aktivitas pendidikan klinis berbasis unit dan untuk meningkatkan intervensi keperawatan yang ada kaitannya dengan pendidikan pasien dengan tujuan mencapai kesembuhan klien McGoldrick et al.,1994 dikutip dari Bastable 2002. PEW Health Professions commission 1995, dikutip dari Bastable, 2002 menerbitkan satu paket ketentuan kompetensi yang luas yang diyakini dapat menandai keberhasilan profesi kesehatan di abad ke-21. Tujuh belas rekomendasi bagi profesi kesehatan diusulkan oleh komisi ini. Lebih dari setengahnya menyinggung arti penting pendidikan pasien dan staf serta peran perawat sebagai pendidik. Salah satu rekomendasi mengatakan bahwa komisi melihat perlunya pemberian perawatan yang kompeten dan terkoordinasi secara klinis, melibatkan pasien dan keluarganya dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan intervensi kesehatan, memberikan pendidikan dan konseling mengenai masalah etis, memperluas akses pada perawatan yang efektif, memastikan perawatan yang berbiaya efektif dan tepat, dan mengupayakan pencegahan penyakit serta pemasyarakatan gaya hidup yang sehat. Pendidikan pasien diarahkan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan; mencegah penyakit; dan membantu orang-orang untuk menyesuaikan terhadap efek sisa penyakit. Dalam setiap kontak antara perawat dengan pasien, harus memberikan kesempatan untuk memberikan pengajaran kepada pasien Smeltzer and Bare, 2000 Pendidikan pasien telah menunjukkan potensinya untuk meningkatkan kepuasan konsumen, memperbaiki kualitas kehidupan, memastikan kelangsungan perawatan, secara efektif mengurangi insiden komplikasi penyakit, memasyarakatkan masalah kepatuhan terhadap rencana pemberian perawatan kesehatan, menurunkan ansietas pasien, dan memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Berbagai studi mencatat fakta bahwa pasien yang dibekali informasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mematuhi rencana pengobatan medis dan mendapatkan cara yang inovatif untuk mengatasi penyakit, menjadi lebih mampu mengatasi gejala penyakit, kemungkinannya mengalami komplikasi lebih kecil, dan lebih puas terhadap perawatan jika mereka memperoleh informasi yang memadai tentang cara merawat diri mereka sendiri Bastable, 2002. Pendidikan pasien juga diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan nomor : 94KEPM.PAN112001 tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya. Dalam keputusan tersebut tercantum tentang pemberian pendidikan pasien oleh perawat yang dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatanpangkat perawat. Berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui observasi terhadap 17 orang perawat, dari tanggal 22 sd 25 januari 2010 di Instalasi Rawat Inap IRNA Penyakit dalam RSUD Sungai Dareh didapatkan : 7 orang perawat 40 sudah melaksanakan pendidikan pasien, tetapi dalam pelaksanaan pendidikan tersebut perawat tidak menggunakan media, dan metoda yang digunakan adalah metoda pendidikan individual yaitu bimbingan atau konseling. Materi yang diberikan berkisar pada materi tentang tata cara pemberian obat, dan perawatan pasien pada saat itu, sedangkan waktu pemberianpelaksanaan pendidikan pasien tersebut belum terencana. Bagian Keperawatan RSUD Sungai Dareh mengatakan, pendidikan pasien memang harus dilakukan oleh perawat, tetapi secara tertulis anjuran tersebut tidak ada dan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan pasien oleh perawat tidak ada dilakukan. Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perawat dalam pelaksanaan pendidikan pasien di IRNA RSUD Sungai Dareh.

B. Rumusan Masalah