Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Analisis Sektor Unggulan Dalam Struktur Perekonomian Propinsi Maluku Utara Tahun 2010 (Model Input-Output).

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang pembangunan dan pemerintahan. Perubahan dalam pemerintahan adalah mulai diberlakukannya otonomi daerah yang diatur dalam UU.No.221999 mengenai pemerintahan daerah dan UU.No.25 1999 mengenai perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Artinya, pemerintah dan masyarakat di daerah berwenang dan berhak mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung jawab. Otonomi daerah juga berarti kesempatan membangun struktur pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, membangun sistem dan pola karier politik dan administrasi yang kompetitif, serta mengembangkan sistem manajemen pemerintahan yang efektif Syaukani 2002:174. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa masing-masing daerah serta berdasarkan aspirasi dari masyarakat. Hal ini dikarenakan daerah akan diberi peran yang lebih besar melalui penyerahan semua urusan pemerintahan serta sumber-sumber keuangannya, kecuali kewenangan dalam politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, kebijakan moneter dan fiskal, agama dan perencanaan sosial. Kurang Stabilnya keuangan pusat akibat krisis ekonomi, mengakibatkan daerah diberikan wewenang untuk mencari sumber- sumber pendapatan dan mengurus kebutuhan sendiri agar beban pemerintahan pusat menjadi berkurang Izza, 2001:110. Menurut Kamaluddin 1987:46, maksud dan tujuan dari otonomi daerah dan desentralisasi daerah adalah: 1. Mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah- masalah di daerah, selain itu memberi peluang untuk koordinasi pelaksanaan pada tingkat lokal tersebut. 2. Meningkatkan sinergisitas serta dukungan dari pusat dalam kebutuhan usaha pembangunan daerah. 3. Penyusunan program-program pembangunan untuk perbaikan dan penyempurnaan sosial ekonomi pada tingkat lokal akan menjadi realistis. 4. Melatih dan mengajar masyarakat yang ada di daerah untuk bisa mengatur rumah tangganya masing-masing. 5. Terciptanya pembinaan dan pengembangan daerah dalam rangka kesatuan nasional. Memasuki era otonomi daerah, permasalahan dan tantangan yang dihadapi pemerintah daerah khususnya dalam pembangunan ekonomi, menjadi makin banyak dan berkembang. Hubungan ekonomi antar region menjadi semakin bervariasi dan bertambah intensitasnya. Demikian juga hubungan dan keterkaitan antar sektor ekonomi sudah semakin komplek sehingga tidak tepat lagi pembangunan ekonomi dengan berdasarkan pada ego sektoral. Hal ini karena kemajuan suatu sektor tidak mungkin tercapai tanpa dukungan sektor-sektor lainnya. Dengan kata lain terdapat kaitan mata rantai antar sektor yang satu dengan sektor lainnya. Mencermati tantangan dan permasalahan pembangunan ekonomi yang terjadi saat ini diperlukan suatu perangkat evaluasi yang bersifat lintas sektoral, menyeluruh dan konsisten. Salah satu instrumen tersebut adalah tabel input-output Tabel I-O, 2010. Pembangunan daerah merupakan suatu upaya sadar yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan secara merata bagi segenap lapisan masyarakat. Oleh karenanya keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah tidak hanya merupakan tanggungjawab pemerintah daerah saja, melainkan sebagai tanggungjawab bersama seluruh komponen masyarakat di daerah yang bersangkutan. Agar pelaksanaan pembangunan dapat mencapai sasaran yang diinginkan bersama, proses pembangunan harus terencana dan terprogram secara mapan. Sebagai daerah otonom, sesuai Undang-undang Nomor 46 Tahun 1999, Pemerintah Propinsi Maluku Utara beserta Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Berdasarkan hal tersebut, dalam rangkaian pembangunan daerah, Pemerintah Daerah telah menerapkan konsepsi rencana induk perencanaan pembangunan daerah yang memuat dasar filosofi, visi, misi, arah kebijakan bagi pelaksanaan pembangunan sebagai pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan di daerah. Pola Pembangunan wilayah Maluku Utara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Maluku Utara dilaksanakan melalui beberapa pendekatan, yaitu 1 Pengembangan Wilayah Terpadu, 2 Pengembangan Kawasan Sentra ProduksiAndalan, 3 Kecamatan Sebagai Pusat Pertumbuhan, 4 Pengembangan Kawasan Strategis, 5 Kawasan Tertinggal, 6 Pengembangan Sistem Kota-kota, dan 7 Penataan Ruang dan Pertanahan. Setelah pemekaran wilayah kabupaten di Propinsi Maluku menjadi propinsi otonom dan hanya berselang waktu ± 2 bulan wilayah ini dilanda konflik yang mengakibatkan tatanan ekonomi dan sosial kemasyarakatan maupun prasarana dan sarana yang telah dibangun sebelumnya menjadi hancur. Namun selama periode 1999-2001 perekonomian Maluku Utara mulai kembali menunjukkan perkembangan, seperti ditunjukkan dalam PDRB menurut harga berlaku yang mengalami peningkatan sebesar 3,51 pertahun dengan tingkat pertumbuhan 1,2 pertahun. Pembangunan daerah dalam bidang ekonomi dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan salah satu prioritas pembangunan daerah, yaitu mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Penetapan prioritas dimaksud dilandasi masalah dan tantangan yang dihadapi serta arahan kebijakan Pola Dasar 2005-2010 dalam pembangunan ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka menengah. Krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter pada pertengahan tahun 1997, serta timbulnya konflik horizontal di daerah ini tahun 1999 telah menyebabkan pertumbuhan perekonomian wilayah yang relatif kecil dengan laju inflasi yang meningkat pesat sehingga berdampak kepada semakin beratnya taraf hidup rakyat serta meningkatnya jumlah pengangguran. Kebijakan pembangunan ekonomi Propinsi Maluku Utara diarahkan pada terciptanya kondisi untuk tumbuh dan berkembangnya sistem perekonomian yang memberikan peluang bagi segenap pelaku ekonomi secara proporsional yang terkait secara fungsional, sehingga membentuk kekuatan ekonomi yang sinergis dengan mengintegrasikan beberapa kebijakan regional dan sektoral. Dalam upaya penataan perekonomian, pemerintah daerah ini juga telah berupaya meningkatkan peran usaha kecil dalam pembangunan ekonomi agar dapat bersinergi dengan pelaku ekonomi lainnya, antara lain melalui upaya relokasi dan pemerataan secara seimbang aset-aset produksi dan melalui peningkatan keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antara usaha kecil dan usaha besar. Peranan lembaga pemerintah dalam upaya pengembangan usaha kecil di Propinsi Maluku Utara, lebih dititik-beratkan kepada upaya meningkatkan kemampuan pengusaha kecil, baik internal maupun eksternal. Pembinaan secara internal diarahkan kepada kemampuan pengusaha dalam mengelola usaha melalui kegiatan pelatihan manajerial, wirausaha dan teknologi produksi, sementara pembinaan eksternal lebih diarahkan kepada upaya membuka jalan kepada pengusaha kecil dalam memasarkan produknya baik lokal, nasional atau bahkan ekspor. Adapun sektor unggulan di wilayah ini adalah perikanan laut, pertambangan batu mulia dan wisata bahari Bank Indonesia, 2007 Tinjauan makro ekonomi Propinsi Maluku Utara pada tahun 2010 didominasi oleh sektor perdagangan 32,73, kelapa 15,85 industri furniture 11,44, jasa pemerintahan umum 8,02, tabama lainya 7,03, perikanan lainnya 6,33, kehutanan 5,09, cengkeh 4,64, komunikasi 4,54, dan pertambangan nikel 4,32 diikuti sektor lainya sebesar 33,79. BPS, Maluku Utara 2010 . Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dan daerah, khususnya pembangunan ekonomi di Propinsi Maluku Utara dan untuk dapat memanfaatkan sumberdaya ekonomi daerah secara optimal, maka pembangunan daerah dapat disusun menurut tujuan antar sektor. Perencanaan sektoral dimaksudkan untuk pengembangan sektor-sektor tertentu disesuaikan dengan keadaan dan potensi masing-masing sektor dan juga tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Dengan menggunakan tabel Input-Output I-O Propinsi Maluku Utara tahun 2010 akan dijabarkan sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan di Propinsi Maluku Utara. Selanjutnya diharapkan dapat dipakai sebagai informasi yang komprehensif agar tepat guna dan tepat sasaran bagi perekonomian Propinsi Maluku Utara.

1.2 Perumusan Masalah