Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara Ix, Semarang

PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN
AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN,
P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG

HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Objek
Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan
Nusantara IX, Semarang” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip baik dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Hasdevi Agrippina Dradjat
NIM A44100074

ABSTRAK
HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Pengelolaan Objek Wisata Pertanian
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang.
Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Manusia ingin memiliki pengalaman yang berbeda dari rutinitas kehidupan
mereka sehari-hari dengan cara menikmati area wisata terutama agrowisata.
Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) merupakan agrowisata kopi, karet, dan kakao
yang mengutamakan pemanfaatan lahan pertanian sebagai tempat wisata. Kakoba
memiliki beberapa potensi geografis, seperti lokasi strategis di kawasan
Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang) dan perkebunan kopi sebagai visual
lanskap. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengetahui karakteristik dan
persepsi pengunjung, mengetahui kegiatan pengelolaan lanskap untuk membuat
rekomendasi rencana pengelolaan, dan menyusun rekomendasi untuk
memperkecil kesenjangan mengenai keadaan ideal dan aktual. Kegiatan magang

ini meliputi observasi, wawancara, pengumpulan studi literatur, dan penyusunan
log book. Hasil dari kegiatan magang ini adalah rekomendasi saran berdasarkan
karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi rencana pengelolaan lanskap,
dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan.
Kata kunci: agrowisata, analisis kesenjangan, Kampoeng Kopi Banaran, harapan
pengunjung, pengelolaan lanskap

ABSTRACT
HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Management of Agrotourism Kampoeng
Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang. Supervised by WAHJU
QAMARA MUGNISJAH.
People want an experience that’s completely different from their daily
lives which can be done by enjoying agrotourism area. Kampoeng Kopi Banaran
(Kakoba) is an agrotourism of coffee, rubber and cacao which main priority is to
utilize its agriculural land as a tourism area. Kakoba has some geographically
potencies, such as located in a strategic area among the triangle of Joglosemar
(Jogjakarta, Solo and Semarang) and has a coffee plantation as a visual
landscape. Main goals of this internship are to understand the users’
characteristics and expectations, to make the recommendation of landscape
management plan and to make the recommendation to reduce the gap between

ideal and actual conditions. This internship consists of observation, interviews,
collecting literature study, and reporting the study in a final log book. The results
of this internship are the understanding of the user’s characteristic and
perceptions, a recommendation for Kakoba’s management plan, and
recommendation to reduce the gap between ideal and actual conditions for
agritourism management.
Keywords: agrotourism, gap analysis, Kampoeng Kopi Banaran, landscape
management plan, users’ characteristics and perception

PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN
AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN,
P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG

HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah
melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan
judul “Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran,
P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang” dapat terlaksana dengan baik. Skripsi
ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr. selaku dosen pembimbing
skripsi, atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini;
2. Ir. Adi Sasongko, M.M. selaku Direktur Utama P.T. Perkebunan
Nusantara IX, Widya Banu Ali, S.P. selaku Manajer Unit Usaha Wisata
Agro dan Kopi, Ibu Rahmasari Andriyani selaku Manajer Operasional dan

Petrus Budiman, S.P. selaku General Manager atas segala informasi dan
bimbingan selama kegiatan magang, serta rekan-rekan staf Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran atas bantuannya;
3. Dr. Alinda F. M. Zain, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingannya selama ini;
4. Dr. Ir. Aris Munandar, M.S. dan Dr. Kaswanto, S.P., M.Si selaku dosen
penguji atas masukan bagi perbaikan skripsi penulis;
5. seluruh staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian
yang telah mendidik penulis selama ini;
6. Dr. Ir. H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat
sebagai orang tua atas segala dukungan, doa, dan motivasi yang tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik;
7. Febina Talitha Dradjat sebagai adik atas bantuan doa dan semangat;
8. keluarga besar (Alm.) H. Soerjo Sediono dan (Alm.) H. Azahari atas
motivasinya;
9. para sahabat Sarastika, Diba, Zahra, Fifi, Fildza, dan Atana atas dukungan
yang diberikan selama ini;
10. Agnisaa, Tarmizi, Wisnu, Jaka, Dea, Vivi, serta teman-teman Departemen
Arsitektur Lanskap angkatan 47 atas kebersamaan dan kenangan yang
tidak akan terlupakan;

11. teman-teman dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat sebagai rekan penulis dalam menyelesaikan studi minornya;
12. seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu;
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan arsitektur lanskap, khususnya terkait pengelolaan objek wisata
pertanian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bernilai positif bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2014
Hasdevi Agrippina Dradjat

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

Manfaat

2


Kerangka Pikir

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

Wisata dan Agrowisata

3

Jenis Agrowisata

4

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata

5


Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

6

Analisis Kesenjangan

7

Penelitian Mengenai Agrowisata,
Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

8
8
8

Batasan Studi

10


Alat dan Bahan

10

Tahapan Magang

10

Metode Pelaksanaan Magang

11

Metode

12

Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung

13


Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

13

Analisis Kesenjangan

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Latar Belakang dan Profil Perusahaan

18

Kondisi Biofisik Tapak

19

Letak Geografis dan Batas Tapak

19

Aksesibilitas dan Sirkulasi

20

Topografi dan Tanah

21

Iklim

21

Hidrologi

23

Drainase

23

Vegetasi dan Satwa

24

Visual Lanskap

25

Kondisi Sosial Tapak

25

Karyawan Perusahaan

25

Pengunjung

27

Masyarakat Sekitar

29

Lanskap Agrowisata

29

Perkebunan Kopi

29

Perkebunan Karet

30

Perkebunan Kakao

31

Fasilitas

31

Hardscape

31

Karakteristik dan Persepsi Pengunjung

32

Karakteristik Pengunjung

32

Persepsi Pengunjung

33

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

36

Jenis Pemeliharaan

37

Kegiatan Pemeliharaan

37

Pemeliharaan Hardscapes

40

Struktur Organisasi Pemeliharaan

40

Jadwal Pemeliharaan

41

Efektifitas Tenaga Kerja

42

Alat dan Bahan

44

Rencana Anggaran Biaya

45

Kegiatan Magang dan Evaluasi

47

Analisis Kesenjangan
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan

49
49

Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat

50

Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen

52

Pembahasan

54

SIMPULAN DAN SARAN

56

Simpulan

56

Saran

57

DAFTAR PUSTAKA

57

LAMPIRAN

59

RIWAYAT HIDUP

80

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Jenis data, sumber data dan cara pengambilan
Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman
Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun
Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan
Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan
Format kuesioner analisis kesenjangan
Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual
Format klasifikasi interval kesenjangan
Format klasifikasi kesenjangan menurut responden
Format gabungan rata-rata kesenjangan
Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba
Perbedaan antara commuter dan wisatawan
Jenis dan jumlah hardscape
Perbandingan kegiatan pemeliharaan
Hama/penyakit dan tanaman yang diserang
Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba
Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman
Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman
Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun
Kondisi alat dan bahan
Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan
Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan
Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan
Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan
Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan
Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan
Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat
Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen
Persepsi kesenjangan terbesar
Gabungan rata-rata kesenjangan
Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape

12
14
14
15
15
16
17
17
17
18
26
27
31
37
39
40
41
42
43
44
45
45
46
47
47
50
51
53
54
55
56

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kerangka pikir magang
Pengukuran kerja analisis kesenjangan
Peta lokasi magang
Skema kegiatan magang
Peta batas wilayah
Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm)
Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %)
Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C)
Sumur di Agrowisata Kakoba
Saluran drainase
Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba
Peta visual lanskap

3
7
9
10
20
21
22
22
23
24
25
25

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang)
Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba
Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba
Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba
Grafik asal responden pengunjung (%)
Grafik frekuensi kedatangan responden (%)
Grafik kenyamanan menurut responden
Grafik aksesibilitas menurut responden (%)
Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%)
Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%)
Grafik harapan pengunjung
Struktur organisasi pemeliharaan
Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan
Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan
Grafik analisis kesenjangan menurut masyarakat
Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen

28
30
30
31
32
33
33
34
35
35
36
40
41
48
49
51
53

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Analisis Kesenjangan
2 Kuesioner Pengunjung
3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba
4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba
5 Struktur Organisasi
6 Analisis kesenjangan menurut karyawan
7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat
8 Analisis kesenjangan menurut manajemen
9 Check list Kegiatan Pemeliharaan
10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba

60
63
67
69
71
72
74
76
78
79

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rutinitas kehidupan manusia yang dipenuhi kemacetan lalu lintas, telepon
selular, dan suasana kantor yang hiruk-pikuk seringkali menciptakan kejenuhan.
Manusia ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda dari rutinitas
kesehariannya. Wisata merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan pengalaman berbeda tersebut (Utama 2011).
Menurut Sihite (2000), wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Menurut Suwantoro (2001),
istilah wisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai
suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya.
Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki
kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat,
kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas
pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai
tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai
daya tarik kuat sebagai objek agrowisata.
Pemanfaatan wisata dan potensi pertanian di suatu tempat disebut
agrowisata sebagaimana disampaikan oleh Sutjipta (2001). Secara lebih jelas
didefinisikan oleh Sutjipta (2001), agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang
terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian,
dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Pengelolaan lanskap yang baik pada agrowisata bukan hanya dapat
membuat wisatawan merasa nyaman di tempat tersebut, tetapi juga membuat
wisatawan ingin kembali ke tempat tersebut. Hal ini akan berdampak baik bagi
perolehan devisa dari objek wisata tersebut jika wisatawan berasal dari luar negeri.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari
struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal
pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang
baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut.
Secara geografis, Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba)
merupakan salah satu agrowisata yang memiliki beberapa potensi. Potensi
tersebut adalah (i) lokasi yang strategis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta, Solo
dan Semarang), (ii) aksesibilitas yang mudah dijangkau, dan (iii) pemanfaatan
lanskap kebun kopi sebagai visual lanskap. Sebagaimana agrowisata yang telah
berkembang, fasilitas wisata yang terdapat di Agrowisata Kakoba meliputi kereta
wisata, kolam renang, outbond, flying fox, tenis lapangan, dan kuda tunggangan.

2

Tujuan
Dalam kegiatan magang di Agrowisata Kakoba ini dipelajari dan dipahami
kegiatan pengelolaan lanskap agrowisata dengan tujuan untuk
1. mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung mengenai pengelolaan
agrowisata;
2. mengetahui pengelolaan agrowisata dengan cara terlibat secara langsung
dalam kegiatan lapang guna menyusun rekomendasi rencana pengelolaan
lanskap;
3. menyusun rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan
ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap di Agrowisata Kakoba.
Manfaat

1.
2.
3.
4.

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan magang, antara lain adalah
menambah ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan agrowisata serta
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada kegiatan perkuliahan;
mengetahui tata cara pengelolaan dan pemeliharaan kawasan agrowisata;
menjalin hubungan baik mahasiswa dengan institusi terkait;
memahami teori dan praktik yang terkait dengan pengelolaan kawasan
agrowisata.
Kerangka Pikir

Pelaksanaan kegiatan magang terdiri dari inventarisasi kondisi umum,
pengelolaan lanskap, serta pemeliharaan lanskap. Jenis aspek yang dianalisis
berdasarkan kondisi umum tapak meliputi aspek biofisik, promosi, sosial,
pengelolaan, dan pemeliharaan lanskap. Hasil dari inventarisasi tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis keinginan dan persepsi pengunjung,
deskriptif, serta kesenjangan.
Aspek biofisik meliputi profil perusahaan, letak geografis, aksesibilitas,
topografi, iklim, hidrologi, drainase, vegetasi, satwa, visual lanskap, dan fasilitas.
Aspek promosi meliputi promosi dan paket wisata. Aspek sosial meliputi
pengunjung, masyarakat dan karyawan. Aspek pengelolaan meliputi struktur
organisasi, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal pemeliharaan dan rencana
anggaran biaya. Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan hardscape dan
softscape.
Aspek-aspek tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
persentase (%), analisis deskriptif serta analisis kesenjangan. Analisis persentase
(%) digunakan untuk mengolah data karakteristik dan persepsi pengunjung.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data pengelolaan lanskap
agrowisata. Analisis kesenjangan digunakan untuk mengolah data rekomendasi
untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan ideal yang diharapkan dengan
keadaan aktual di lapang. Hasil analisis digunakan untuk menyusun simpulan dan
saran. Penggambaran urutan kerangka pikir magang adalah sebagai berikut
(Gambar 1).

3
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Inventarisasi

Aspek Biofisik:
1. Profil
Perusahan
2. Letak
geografis
3. Aksesibilitas
4. Topografi
5. Iklim
6. Hidrologi
7. Drainase
8. Vegetasi
satwa
9. Visual lanskap
10. Fasilitas

Pemeliharaan

Pengelolaan

Kondisi Umum

Aspek Sosial:
1. Pengunjung
2. Masyarakat
3. Karyawan

Aspek
Promosi:
1. Promosi
2. Paket
wisata

1. Struktur
Organisasi
2. Jadwal
Pemeliharaan
3. Tenaga Kerja
4. Alat dan
Bahan
5. Rencana
Anggaran
Biaya

Hardscape:
1. Pengontrolan
2. Pembersihan
3. Pengecatan
Softscape:
1. Penyapuan
2. Pengelolaan
sampah
3. Penyiraman
4. Pemangkasan
5. Pemupukan
6. Pendangiran
7. Pengendalian
HPT

Analisis:
1. Presentase (%)
2. Deskriptif
3. Kesenjangan

Simpulan
Rekomendasi Rencana Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Gambar 1 Kerangka pikir magang

TINJAUAN PUSTAKA
Wisata dan Agrowisata
Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam (Sihite, 2000). Berpariwisata adalah suatu proses

4
kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, misalnya
untuk kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, atau
untuk kepentingan lain, seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman,
dan untuk belajar (Suwantoro 2001).
Menurut Suwantoro (2001), istilah pariwisata berhubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk keperluan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki
kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat,
kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas
pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai
tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai
daya tarik kuat sebagai objek agrowisata.
Menurut Subowo (2002), agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan
dalam dua versi/pola, yaitu agrowisata ruang terbuka alami dan agrowisata ruang
terbuka buatan. Agrowisata ruang terbuka alami adalah agrowisata yang berada
pada areal dengan kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani
setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Agrowisata ruang terbuka
buatan adalah agrowisata yang dapat didesain pada kawasan-kawasan yang
spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Sutjipta (2001)
menganggap bahwa agrowisata dapat berkembang dengan baik jika terjadi tri
mitra dan tri karya pembangunan agrowisata yang meliputi pemerintah sebagai
pembuat aturan, rakyat/petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai
penggerak perekonomian rakyat.
Jenis Agrowisata
Menurut Deptan (2005), pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam
bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lanskap),
atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat
berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan
visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian.
Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai
dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani
yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata
ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan atau pun liar,
teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai
sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar
belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.
Menurut Utama (2011), selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat
dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci
sebagai berikut.
1. Agrowisata ruang terbuka alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dengan
kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai

5
dengan kehidupan keseharian mereka. Contoh agrowisata terbuka alami
adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya,
Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya;
Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya
umbi-umbian.
2. Agrowisata ruang terbuka buatan
Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasan-kawasan yang spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh
masyarakat adat. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha,
sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang
memiliki teknologi yang diterapkan.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata
Menurut Departemen Pertanian (2005), terdapat berbagai faktor-faktor yang
berhubungan dengan dinamika agrowisata. Pengembangan agrowisata secara garis
besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam,
promosi, dukungan sarana, dan kelembagaan.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat
berperan penting dalam keberhasilan pengembangan agrowisata.
Kemampuan pengelola agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan
menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi
yang terus-menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat
menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini
keberadaan/peran pemandu wisata dinilai sangat penting. Kemampuan
pemandu wisata yang memiliki pengetahuan ilmu dan keterampilan
menjual produk wisata sangat menentukan.
b. Sumber Daya Alam
Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha agrowisata sangat
mengandalkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan. Sumber daya
alam dan lingkungan tersebut mencakup sumber daya objek wisata yang
dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu, upaya
mempertahankan kelestarian dan keasrian sumber daya alam dan
lingkungan yang dijual sangat menentukan keberlanjutan usaha agrowisata.
c. Promosi
Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan
agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa
(dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi
pada tempat publik (hotel, restoran, bandara, dan lainnya). Dalam kaitan
ini kerja sama antara objek agrowisata dan biro perjalanan, perhotelan, dan
jasa angkutan sangat berperan.
Salah satu metoda promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan
objek Agrowisata adalah metoda "tasting", yaitu memberi kesempatan
kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan
konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga

6
wisatawan merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan
menciptakan promosi tahap kedua dan berantai dengan sendirinya.
d. Sarana Prasarana
Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahankemudahan yang diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan
akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat
sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal dan kaku
serta menciptakan suasana santai, kesan bersih, dan aman merupakan
aspek penting yang perlu diciptakan.
e. Kelembagaan
Pengembangan agrowisata memerlukan dukungan semua pihak
pemerintah, swasta terutama pengusaha agrowisata; lembaga yang terkait
seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya; perguruan tinggi serta
masyarakat.
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap adalah pengelolaan
lingkungan yang termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya alam. Secara
spesifik juga dijelaskan bahwa pengelolaan lanskap yang berkelanjutan adalah
usaha manusia untuk mengatur, mengubah, dan menata ekosistem agar manusia
memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas
produksinya, dan karena keberadaannya yang dipengaruhi oleh faktor ruang,
waktu dan energi. Pengelolaan lanskap merupakan suatu upaya terpadu dalam
penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan
pengembangan lingkungan hidup agar tercipta lanskap yang bermanfaat bagi
semua makhluk hidup.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari
struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal
pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang
baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut. Pemeliharaan taman terdiri dari
pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan
pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Oleh karenanya,
pada periode tertentu perlu dilakukan evaluasi. Pemeliharaan fisik taman meliputi
pekerjaan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman.
Pekerjaan tersebut mencakup kegiatan pembersihan taman, penggantian elemenelemen taman yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, penyiangan
gulma (weeding), pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta penyulaman.
Menurut Arifin dan Arifin (2005) berdasarkan bentuk desain dan
penggunaan elemen keras dan lunaknya, tingkat pemeliharaan taman dapat
diklasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan
sedang (semi-intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu
desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang
memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum) serta elemen buatan,
biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya, yang berarti semakin
memerlukan perhatian, tenaga, dan biaya. Menurut Lestari dan Kencana (2011),
pemeliharaan tanaman dibutuhkan agar tanaman tumbuh optimal. Pemeliharaan

7
tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama
penyakit.
Analisis Kesenjangan
Menurut Seputro (2012), analisis kesenjangan atau gap analysis dapat
didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi. Dengan kata lain, analisis
kesenjangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja
dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Dalam kondisi
umum, kinerja suatu institusi dapat tercermin dalam sistem operasional dan
strategi yang digunakan oleh institusi tersebut (Gambar 2).

Gambar 2 Pengukuran kerja analisis kesenjangan
Menurut Seputro (2012), secara singkat, analisis kesenjangan bermanfaat
untuk
1. menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dan suatu standar
kinerja yang diharapkan;
2. mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan tersebut;
3. menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
Menurut Seputro (2012), ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam
mengerjakan analisis gap. Hal-hal tersebut, antara lain: (i) identifikasi komponen
pelayanan yang akan dianalisis, (ii) penentuan standar pelayanan, (iii) penyebaran
kuesioner atau wawancara terfokus, (iv) analisis data dengan statistik deskriptif,
dan (v) follow up.
Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menunjukkan
sebagai berikut:

8
(a)

(b)
(c)

jika kondisi ideal (expected service) > kondisi aktual (perceived
service), maka kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan
akan membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total,
sehingga masih terjadi kesenjangan;
jika kondisi ideal = kondisi aktual, maka kualitas diterima adalah
memuaskan;
jika kondisi ideal < kondisi aktual, kualitas diterima lebih dari yang
diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan
meningkatkan kesenjangan antara expected service dan perceived
service. Kesenjangan adalah selisih antara kondisi ideal dan kondisi
aktual.
Penelitian Mengenai Agrowisata,
Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha-usaha di bidang
pertanian telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satu penelitian mengenai
strategi pengembangan Agrowisata Kakoba dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal. Menurut
Purba (2009), Agrowisata Kakoba berada pada wilayah Kuadran I (pertama).
Peluang untuk meningkatkan kemampuannya serta didukung oleh kekuatan yang
dimiliki sehingga menempatkan agrowisata tersebut pada posisi yang
menguntungkan untuk berkembang. Perusahaan memiliki keuntungan jika
dibandingkan dengan perusahaan lain.
Penelitian tentang pengelolaan agrowisata di kawasan Taman Mekarsari
(Kurniawati 2012) menghasilkan rekomendasi berupa rencana pemeliharaan yang
meliputi standar, kegiatan pemeliharaan, metode, frekuensi, jumlah bahan, jumlah
alat, dan hari orang kerja (HOK). Rencana pemeliharaan tersebut diharapkan dapat
bermanfaat bagi Taman Wisata Mekarsari dalam mempertahankan dan menjaga
integritas lanskap agrowisata sesuai fungsinya.
Penelitian yang menggunakan analisis kesenjangan untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan mengembangkan metode tersebut untuk mengetahui
kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan dan kondisi aktual
baik menurut pihak perusahaan maupun masyarakat (Maharani 2011). Hasil dari
analisis tersebut kemudian akan disimpulkan dan diikuti oleh rekomendasi yang
sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini sehingga sistem yang selanjutnya
digunakan mampu memenuhi seluruh keinginan pengguna tanpa mengurangi
standardisasi yang ada pada sebuah sistem yang seharusnya.

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang telah dilaksanakan di Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran, Jalan Raya Bawen, Solo Km. 1,5, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran berada di
bawah P.T. Perkebunan Nusantara IX. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

9
terletak di kawasan strategis Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang)
(Gambar 3).
Waktu kegiatan magang telah berlangsung selama 80 hari kerja terhitung
dari mulai bulan Februari hingga Juni 2014. Pengolahan data dilakukan di
Kampus IPB Darmaga pada bulan Juli 2014.

(a)

(b)

(c)
Gambar 3 Peta lokasi magang: (a) peta Jawa Tengah, (b) peta Kabupaten
Semarang, dan (c) peta Agrowisata Kakoba dengan inset peta
keseluruhan kawasan agrowisata

10
Batasan Studi
Dalam kegiatan magang ini, ruang lingkup pengelolaan dibatasi pada
struktur organisasi, alat dan bahan, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan
rencana anggaran biaya. Ruang lingkup pemeliharaan dibatasi pada pemeliharaan
lanskap pada taman di Agrowisata Kakoba. Pembatasan di atas didasarkan pada
pertimbangan keterbatasan sumberdaya (biaya, tenaga serta waktu). Hal ini
menyebabkan pembatasan dilakukan secara lebih spesifik.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan magang ini meliputi kamera digital,
alat tulis, dan software. Bahan yang diperlukan adalah perangkat lunak komputer
untuk mengolah data dan visual editing, antara lain Microsoft Word 2007,
Microsoft Excel 2007, Adobe Photoshop CS3, Google Sketchup 7, dan AutoCad
2010.
Tahapan Magang
Tahapan magang terdiri atas tahap persiapan, pengenalan agrowisata,
pengumpulan data melalui partisipasi aktif dalam kegiatan administrasi, dan
partisipasi aktif di lapangan (pengelolaan lanskap dan pemeliharaan lanskap).
Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data yang
dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengelolaan lanskap (Gambar 4).
Persiapan

Pengenalan Perusahaan

Pengambilan Data
Partisipasi aktif pada
pelaksanaan administrasi
dan pengelolaan
agrowisata

Pengolahan dan Analisis Data

Rencana Pengelolaan Lanskap

Gambar 4 Skema kegiatan magang

11
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, mahasiswa melakukan konsultasi dengan
pembimbing magang dalam menentukan lokasi magang. Persiapan dilanjutkan
dengan survei lokasi magang, pembuatan surat izin magang, pembuatan
proposal magang, dan permohonan magang di Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran ke P.T. Perkebunan Nusantara IX.
2. Pengenalan Tempat Agrowisata
Pengenalan tempat agrowisata terdiri dari orientasi tempat agrowisata
dengan pengenalan staf, struktur organisasi, dan kondisi umum lokasi.
Pengenalan tempat agrowisata bertujuan memudahkan mahasiswa dalam
menyusun analisis data.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data selama kegiatan magang dilakukan dengan cara
partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan administrasi dan dalam kegiatan
pengelolaan agrowisata. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan
administrasi antara lain ditujukan untuk mengetahui sejarah berdirinya tempat
agrowisata, visi misi perusahaan, grafik pengunjung, uraian tugas dan struktur
organisasi.
Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan pengelolaan agrowisata
dilakukan dengan melakukan kegiatan pengelolaan lanskap baik hardscape
maupun softscape, mewawancarai pengunjung dalam rangka mengetahui
harapan pengunjung, dan mengetahui paket wisata. Partisipasi mahasiswa
dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rekomendasi untuk rencana
pengelolaan lanskap agrowisata.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisis yang selanjutnya
dijadikan bahan utama untuk menyusun rencana pengelolaan lanskap
agrowisata. Analisis yang digunakan adalah presentase karakteristik dan
persepsi pengunjung, deskriptif dan kesenjangan.
5.Hasil Pengolahan Data
Hasil pengolahan data menghasilkan rekomendasi mengenai harapan
pengunjung berdasarkan karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi
rencana pengelolaan lanskap dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan
antara keadaan ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap.
Metode Pelaksanaan Magang
Metode kerja yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan magang di
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah sebagai berikut:
1. melakukan partisipasi aktif di lapang yakni turut serta mengamati
pelaksanaan kegiatan agrowisata serta pemeliharaan taman;
2. melakukan wawancara dengan manajer operasional di Kampoeng Kopi
Banaran terkait dengan pengelolaan lanskap, pemeliharaan lanskap,
administrasi, dan pelaksanaan wisata di Kampoeng Kopi Banaran.
3. membaca literatur melalui studi pustaka yang dilakukan dengan cara
mencari jurnal-jurnal, buku, dan data di website guna menambah
informasi yang dibutuhkan mengenai lanskap agrowisata Kampoeng
Kopi Banaran.

12
4. membuat log book yang berisi pencatatan seluruh kegiatan magang
guna membantu mahasiswa dalam pembuatan tugas akhir.
Metode
Metode yang digunakan selama kegiatan magang pengelolaan objek
wisata pertanian di Agrowisata Kakoba ialah (a) inventarisasi, (b) analisis, dan (c)
sintesis. Secara lebih rinci, metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:
(a) inventarisasi yang merupakan proses pengumpulan data-data meliputi
data biofisik, data promosi, data sosial, data pengelolaan lanskap dan
data pemeliharaan lanskap.
(b) analisis yang merupakan proses pengolahan data. Analisis yang
digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu (i) presentase untuk mengetahui
karakteristik dan persepsi pengunjung melalui pengisian kuesioner
oleh 100 responden secara random sampling dengan kuesioner
terlampir pada Lampiran 1, (ii) deskriptif untuk memperbaiki rencana
pengelolaan lanskap di lapang sesuai dengan literatur Arifin dan Arifin
(2005) yang terdiri dari struktur organisasi, alat dan bahan,
ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan rencana anggaran biaya,
serta (iii) kesenjangan untuk memperkecil kesenjangan antara kondisi
ideal dan aktual berdasarkan wawancara secara purposive sampling
dengan responden masyarakat, karyawan dan manajemen. Penyusunan
analisis gap diawali dengan penentuan faktor-faktor yang akan
dianalisis. Faktor-faktor tersebut adalah pengelolaan lanskap, fasilitas
dan hardscape, softscape, sosial dan promosi. Menurut Parasuraman et
al. (1985), penyusunan faktor-faktor yang akan dianalisis dengan
analisis kesenjangan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapang.
Kuesioner analisis kesenjangan terlampir pada Lampiran 2.
(c) sintesis yang merupakan gabungan rekomendasi akhir berupa hasil
pemaparan karakteristik dan keinginan pengunjung, rencana
pengelolaan lanskap serta rekomendasi untuk memperkecil gap bagi
pengelolaan agrowisata.
Pengambilan data seperti data biofisik, promosi, pemeliharaan dan
pengelolaan lanskap dibutuhkan untuk melengkapi data analisis. Data tersebut
kemudian diolah hingga menghasilkan rekomendasi rencana pengelolaan dengan
dasar analisis kesenjangan yang disusun secara deskriptif bagi pengelola
agrowisata. Jenis, bentuk, sumber dan cara pengambilan data magang terlampir
pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis data, sumber data dan cara pengambilan
No.

Jenis Data

Data Biofisik
1 Profil Perusahaan
2 Letak Geografis
3 Aksesibilitas
4 Topografi dan Tanah
5 Hidrologi

Sumber Data

Cara Pengambilan

Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan

Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka

13
Tabel 1 Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan (lanjutan)
No.

Jenis Data

Sumber Data

Cara Pengambilan

6

Iklim

BMKG Semarang

Wawancara, Studi Pustaka

7
8

Drainase
Vegetasi

Perusahaan
Perusahaan

Wawancara, Survei Lapang
Survei Lapang, Studi Pustaka

Satwa
Visual Lanskap

Perusahaan
Perusahaan

Wawancara, Studi Pustaka
Survei Lapang, Studi Pustaka

Perusahaan

Survei, Wawancara

Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan

Wawancara, Survei, Studi Pustaka
Wawancara
Wawancara, Studi Pustaka

Perusahaan
Perusahaan

Wawancara
Wawancara

Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan

Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka
Wawancara, Studi Pustaka

Perusahaan
Perusahaan

Survei Lapang, Wawancara
Survei Lapang, Studi Pustaka

9
10

11 Fasilitas
Data Sosial
11 Pengunjung
12 Masyarakat
13 Karyawan
Data Promosi
14 Paket Wisata
15 Promosi
Data Pengelolaan
16 Alat dan Bahan
17 Struktur Organisasi
18 Ketenagakerjaan
19 Rencana Anggaran Biaya
20 Jadwal Pemeliharaan
Data Pemeliharaan
21 Pemeliharaan Fisik
22 Tenaga Kerja (Efektifitas)

Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
Menurut Widianingrum (1999) dalam Pambudi (2011), karakteristik
adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin,
umur, serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi
dan sebagainya. Allport (1962) diacu dalam Apriyanti (2011) menyebutkan bahwa
persepsi berhubungan dengan kesadaran terhadap suatu objek atau keadaan.
Persepsi seseorang tergantung kepada seberapa jauh kesan suatu objek membuat
arti terhadap seseorang.
Karakteristik responden meliputi identitas dan minat kepariwisataan.
Persepsi responden meliputi kenyamanan, aksesibilitas, fasilitas, hardscape, serta
harapan.
Pengolahan data mengenai karakteristik dan persepsi pengunjung akan
dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh 100 orang responden pengunjung
dengan metode random sampling. Penentuan responden berjumlah 100 orang
berdasarkan sampel minimum penelitian survei.
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
Aspek-aspek mengenai rencana pengelolaan lanskap yang dianalisis,
meliputi struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan,
serta rencana anggaran biaya. Keseluruhan aspek ini mengacu pada rencana
pengelolaan lanskap sesuai Arifin dan Arifin (2005).

14
(a) Struktur Organisasi
Pemeliharaan taman biasanya terdiri dari beberapa seksi yang
bekerja secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas tenaga kerja. Seksi-seksi tersebut terdiri dari seksi pemeliharaan
taman, pemeliharaan bangunan taman, teknik perpipaan dan utilitas, dan
bengkel dan pergudangan (Arifin dan Arifin 2005).
(b) Jadwal Pemeliharaan
Pembandingan mengenai jadwal pemeliharaan dilakukan dengan
merujuk pada literatur. Jadwal pemeliharaan dibandingkan antara keadaan
ideal menurut literatur dengan keadaan aktual di lapang. Tabel 2
merupakan format kondisi ideal dan kondisi aktual jadwal pemeliharaan.
Tabel 2 Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman
No.

Jenis Kegiatan

Jadwal
Ideal

...

...

Aktual

...

...

(c) Ketenagakerjaan
Perhitungan ketenagakerjaan dilakukan dengan cara perhitungan
mengenai kapasitas kerja dan hari orang kerja. Perhitungan jumlah tenaga
kerja untuk pemeliharaan ini menggunakan satuan HOK (Hari Orang
Kerja) sehingga dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tabel 3 merupakan format perhitungan HOK pemeliharaan selama setahun.
Tabel 3 Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun
No

Parameter1

KK2
(m2/
jam)

...

...

Jumlah
3

2

(m )

HOK4

Kebutuhan
waktu (jam)

...

...

...

1

2

Frekuensi
per tahun

...

5

HOK
Setahun

...

...

Total HOK

...

3

Keterangan: Kegiatan pemeliharaan lanskap.; Kapasitas kerja.; Kapasitas kerja
berdasarkan Arifin dan Arifin (2005).; 4Hari orang kerja, dengan
ketentuan 8 jam/orang/hari.; 5Perhitungan total 312 hari kerja selama
satu tahun (6 hari/minggu)

Rumus perhitungan:
1. Kebutuhan waktu

=

3. HOK setahun
4. Jam kerja perminggu

= HOK x Frekuensi per tahun
HO
=

2. Hari Orang Kerja HOK =
. KTK

=





m2
jam

×

15
(d) Alat dan Bahan
Inventarisasi mengenai alat dan bahan dilakukan untuk mengetahui
kuantitas dan kualitas alat dan bahan pemeliharaan di lapang. Tahap
selanjutnya yaitu penyusunan rekomendasi penambahan alat dan bahan
yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di
Agrowisata Kakoba.
(e) Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibutuhkan untuk menghitung
efisiensi biaya yang perlu dialokasikan mengenai pemeliharaan taman.
RAB meliputi RAB beban tenaga pemelihara lanskap, rekomendasi
penambahan alat serta rekomendasi penambahan bahan.
Tabel 4
merupakan format perhitungan RAB beban tenaga pemeliharaan lanskap.
Tabel 5 merupakan format perhitungan RAB rekomendasi penambahan
alat dan bahan pemeliharaan lanskap.
Tabel 4 Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan
No

Parameter
...

HOK setahun

...

Harga HOK 1
tahun

Harga HOK

...

...

...

TOTAL

...

Keterangan:
1. Harga HOK sesuai dengan UMR Kabupaten Semarang tahun 2014, yaitu Rp
1.208.200,00 (Anonim, 2014) dibagi hari efektif kegiatan pemeliharaan
2. Gaji tenaga kerja pemeliharaan/bulan =
×

Tabel 5 Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan
No

...

Alat

...

Jumlah

Harga

Harga

Masa

Harga/

(buah)

satuan
(Rp)

total
(Rp)

susut
(tahun)

tahun
(Rp)

...

...

...

...

...

TOTAL

...

Analisis Kesenjangan
Proses pengolahan data mengenai analisis kesenjangan dimulai dengan
pengisian kuesioner melalui wawancara intensif terhadap 3 pihak. Metode yang
digunakan merupakan metode purposive sampling dimana pemilihan responden
disesuaikan dengan tujuan tertentu. Tiga pihak tersebut meliputi manajemen,
karyawan dan masyarakat. Tabel 6 merupakan format kuesioner analisis
kesenjangan.

16

Tabel 6 Format kuesioner analisis kesenjangan
No

Nilai

Faktor dan Sub-Faktor
1

PENGELOLAAN

Kondisi Aktual

Kondisi Ideal

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

SOSIAL

...

...

...

...

...

PROMOSI2

...

...

...

...

...
FASILITAS DAN HARDSCAPE

1

...
SOFTSCAPE

1

...
2

...
1

2

Sumber: Arifin dan Arifin (2005).; Deptan (2011) diisi dengan skor berikut: 1 = Sangat
buruk sekali; 2 = Sangat buruk; 3 = Buruk; 4 = Agak buruk; 5 = Rata- rata; 6 = Agak
baik; 7 = Baik; 8 = Sangat baik; 9 = Sangat baik sekali

Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menitikberatkan
pada pihak manajemen karena pihak ini diasumsikan sebagai pihak yang paling
mengerti dengan kondisi di lapang. Responden analisis kesenjangan terdiri dari 5
responden mewakili manajemen (pengelola Agrowisata Kakoba dan direksi P.T.
Perkebunan Nusantara IX), 20 responden karyawan Agrowisata Kakoba dan 5
responden masyarakat sekitar.
Proses pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan perhitungan
data analisis kesenjangan sesuai Seputro (2012). Menurut Seputro (2012), analisis
data dengan statistik deskriptif diperoleh dengan cara sebagai berikut.
1. perhitungan rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang
dikalkulasi kesenjangannya.

2. perhitungan kesenjangan untuk masing-masing dimensi, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Kesenjangan (G) = Rata-rata expected service (E) – rata-rata perceived
service (P) = selisih kondisi ideal dan aktual
3. perhitungan rata-rata kesenjangan, yang menggunakan rumus berikut
untuk tingkat kepentingan yang berbeda.

17

Data kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel. Tabel 7 merupakan
format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual, baik menurut manajemen,
masyarakat maupun karyawan.
Tabel 7 Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual

No.

Faktor dan Sub-Faktor

PENGELOLAAN
... ...

Perceptual
Gap

Kondisi Ideal
Mean
SD

...

...

Kondisi Aktual
Mean
SD

...

...

...

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan penghitungan
klasifikasi kesenjangan berdasarkan median (nilai tengah). Penghitungan dengan
median digunakan untuk menghindari terjadinya pencilan. Rumus median yang
digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
Me
= median
Xii
= batas bawah median
n
= jumlah data
fkii
= frekuensi kumulatif data bawah kelas median
fi
= frekuensi data pada kelas median
p
= panjang interval kelas

Penghitungan klasifikasi interval digunakan untuk membagi data menjadi
kesenjangan tinggi dan rendah. Tabel 8 merupakan format klasifikasi interval
kesenjangan. Tabel 9 merupakan format klasifikasi interval masing-masing
menurut manajemen, masyarakat dan karyawan.
Tabel 8 Format klasifikasi interval kesenjangan
Interval Kesenjangan
...
...

Klasifikasi
Rendah (...%)
Tinggi (...%)

Tabel 9 Format klasifikasi kesenjangan menurut responden
Kesenjangan Terbesar
menurut Manajemen
....

Nilai
Kesenjangan
...

Persepsi
Karyawan
...

Persepsi
Masyarakat
...

Simpulan
...

18
Tahap penyelesaian dilakukan dengan cara penggabungan dari
keseluruhan kesenjangan baik menurut manajemen, karyawan maupun
masyarakat. Tabel 10 merupakan format gabungan rata-rata kesenjangan.
Tabel 10 Format gabungan rata-rata kesenjangan
Faktor

Sampel
Hardscape

Pengelolaan
...

...

...

Softscape

Sosial

...

Ratarata

Promosi
...

...

...

Pada tahap kesimpulan, hasil keseluruhan rata-rata kemudian disesuaikan
dengan kesimpulan analisis kesenjangan yang merujuk pada Parasuraman et al.
(1985). Kesenjangan terbesar kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun
rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan mengenai kegiatan pengelolaan di
Agrowisata Kakoba.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Latar Belakang dan Profil Perusahaan
P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan sebuah perusahaan
yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1996 Tanggal 14 Februari 1996. P.T. Perkebunan Nusantara IX
(Persero) juga mengelola komoditi sampingan seperti pala, kapuk, dan kelapa
dalam luasan areal yang terbatas serta agrowisata. Salah satu agrowisata yang
dimiliki oleh P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah Kampoeng Kopi
Banaran yang terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Agrowisata
tersebut merupakan agrowisata yang memiliki potensi pemandangan yang indah
berupa hamparan kebun kopi dengan latar belakang Rawa Pening dan Gunung
Merbabu.
Visi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah menjadi
perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang
bersama mitra. Misi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero), adalah sebagai
berikut:
1. memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula, dan
tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk
menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung
kelestarian lingkungan;
2. mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk
hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja
perusahaan;
3. mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
Tujuan perusahaan adalah menumbuhkembangkan perusahaan guna
memberikan nilai kepada stakeholder dan shareholder dengan menghasilkan laba
yang semakin meningkat (growing profit). Tujuan lain perusahaan adalah
memperhatikan keseimbangan lingkungan dan masyarakat.

19
P.T. Perkebunan Nusantara IX pada awalnya hanya menjual kopi dalam
bentuk biji kopi (green beans). Kemudian, pada tahun 2002, perusahaan ini
membuat suatu terobosan dengan cara memperkenalkan produk hilirnya tersebut
bukan hanya dalam bentuk biji kopi (green bean), tetapi juga dalam bentuk kopi