Pengaruh Vinase Sorgum dan Endomikoriza terhadap Pertumbuhan Semai Pongamia pinnata

PENGARUH VINASE SORGUM DAN ENDOMIKORIZA
TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Pongamia pinnata

TRIARY CASUARINA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Vinase
Sorgum dan Endomikoriza terhadap Pertumbuhan Semai Pongamia pinnata
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Triary Casuarina
NIM E44090076

ABSTRAK
TRIARY CASUARINA. Pengaruh Vinase Sorgum dan Endomikoriza terhadap
Pertumbuhan Semai Pongamia pinnata. Dibimbing oleh SUPRIYANTO.
Pongamia pinnata yang dikenal dengan nama lokal malapari merupakan
tumbuhan hutan pantai yang berpotensi sebagai penghasil bioenergi terbarukan.
Usaha guna menjamin tersedianya bibit malapari yang berkualitas dapat dilakukan
melalui aplikasi pupuk organik cair (POC) dan inokulasi mikoriza. Vinase
merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan bioetanol sorgum,
dan memiliki kandungan nutrisi yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Inokulasi cendawan mikoriza mampu mendukung keberhasilan pertumbuhan
semai malapari melalui penyerapan hara. Tujuan penelitian ini adalah menguji
konsentrasi vinase sorgum dan inokulum endomikoriza yang sesuai, serta menguji
pengaruh aplikasi kombinasi vinase dan endomikoriza terhadap pertumbuhan

semai malapari. Perlakuan vinase terdiri dari 3 taraf : 0% (V0), 2.5% (V1), 5%
(V2), dan perlakuan mikoriza terdiri dari 3 taraf : tanpa mikoriza (M0), inokulasi
Glomus aggregatum (M1), dan inokulasi Glomus mosseae (M2). Hasil penelitian
menunjukkan pemberian mikoriza menunjukkan pengaruh yang sangat nyata
terhadap parameter persentase infeksi mikoriza, dan pengaruh nyata terhadap
tinggi semai, dan berat kering total (BKT) semai malapari.
Kata kunci: mikoriza, Pongamia pinnata, pupuk, vinase.
ABSTRACT
TRIARY CASUARINA. The effect of Sorghum Vinasse and Endomycorrhizae
towards Pongamia pinnata seedling Growth. Supervised by SUPRIYANTO.
Pongamia pinnata known as malapari is a tree species found in coastal areas
that potentially as bioenergy producer. Efforts to ensure the availability of
malapari good quality seedlings can be obtained through application of liquid
organic fertilizer (LOF) and mycorrhizal inoculation. Vinasse is a liquid waste
produced by the process of sorghum bioethanol production, and it contains
nutrients which are useful for plant growth. Inoculation of mycorrhizal fungi is
able to support the growth success of malapari seedlings through nutrients
absorption. The objectives of this research were to test the appropriate
concentration of sorghum liquid organic fertilizer and endomycorrhizal inoculum
as well as to test the combination effect of vinasse and endomychorrizal inoculum

application towards malapari seedling growth. The vinasse treatments were
consisting of 3 levels: 0% (V0), 2.5% (V1), 5% (V2), and mycorrhizal treatment
were consisting of 3 levels: without mycorrhiza (M0), inoculated with Glomus
aggregatum (M1), and inoculated Glomus mosseae (M2). The results of this
research showed that mycorrhizal treatment had very significant effect to promote
the percentage of mycorrhizal infection, and also had significant effect to height
growth and total dry weight of malapari seedlings.
Key words: fertilizer, mycorrhizae, Pongamia pinnata, vinasse.

PENGARUH VINASE SORGUM DAN ENDOMIKORIZA
TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Pongamia pinnata

TRIARY CASUARINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Vinase Sorgum dan Endomikoriza terhadap Pertumbuhan
Semai Pongamia pinnata
Nama
: Triary Casuarina
NIM
: E44090076

Disetujui oleh

Dr Ir Supriyanto
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Pengaruh Vinase Sorgum dan Endomikoriza terhadap Peliumbuhan
Semai Pongamia pinnata
Nama
: Triary Casuarina
NIM
: E44090076

Disetujui oleh

Df If Supriycmto
Pembimbing

Diketahui oleh

MS


Tanggal Lulus:

its FEB 2014

PRAKATA
Alhamdulillahhirabbilalamin puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Mei sampai dengan bulan November 2013 ini ialah pertumbuhan semai, dengan
judul Pengaruh Vinase Sorgum dan Endomikoriza terhadap Pertumbuhan Semai
Pongamia pinnata.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Supriyanto selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayah Sudir Susanto, Ibu
Sumarni, Ika Victoryna, Ina Victorynie, Ibu Aam Aminah S. Hut, MSi, Bapak Edi,
Bimo Aulia Rasyid, Rian Pamujianto, Tria Amelia, Lia Fauziah, dan seluruh
teman-teman Silvikultur 46, serta semua pihak yang telah membantu atas segala
doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Februari 2014

Triary Casuarina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Bahan


2

Alat

3

Prosedur Penelitian

3

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

7
7


Pembahasan

15

Pengaruh Vinase terhadap Pertumbuhan Semai Malapari

15

Pengaruh Endomikoriza terhadap Pertumbuhan Semai Malapari

17

Pengaruh Interaksi Vinase dan Endomikoriza

19

Indeks Mutu Bibit

20


SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan vinase, inokulasi
mikoriza dan interaksi vinase dan mikoriza terhadap pertumbuhan semai
malapari
2 Persentase (%) hidup bibit malapari dengan perlakuan interaksi
vinase dan mikoriza
3 Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi mikoriza terhadap tinggi rata-rata
(cm) semai malapari
4 Pengaruh perlakuan vinase terhadap tinggi rata-rata (cm) semai malapari
5 Pengaruh perlakuan vinase dan inokulasi mikoriza terhadap diameter
(mm) rata- rata semai malapari
6 Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi mikoriza terhadap berat kering
total (BKT) rata-rata semai malapari
7 Pengaruh perlakuan vinase terhadap berat kering total (BKT) ratarata semai malapari
8 Pengaruh perlakuan vinase dan inokulasi mikoriza terhadap nisbah
pucuk akar (NPA) rata-rata semai malapari
9 Jumlah rata-rata nodul akar pada perlakuan vinase dan inokulasi
mikoriza semai malapari
10 Hasil penilaian IMB terhadap tinggi, diameter dan berat kering total
(BKT) semai malapari dari berbagai perlakuan vinase
11 Hasil penilaian IMB terhadap tinggi, diameter dan berat kering total
(BKT) semai malapari dari berbagai perlakuan mikoriza
12 Hasil penilaian IMB terhadap tinggi, diameter dan berat kering total
(BKT) semai malapari pada interaksi vinase dan mikoriza
13 Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi mikoriza terhadap persentase
infeksi mikoriza pada akar semai malapari
14 Pengaruh mikoriza terhadap nilai RFMD semai malapari

7
8
8
8
9
10
10
10
11
12
12
12
13
14

DAFTAR GAMBAR
Posisi lapisan tanah subsoil
Proses penyemaian benih dan penyapihan
Penampilan fisik tinggi semai malapari
Nodul akar dan gejala kahat N pada semai malapari
Persentase infeksi mikoriza semai malapari dengan perlakuan
interaksi konsentrasi vinase 0%, konsentrasi vinase 2.5%,
konsentrasi 5% dengan inokulasi mikoriza.
6 Infeksi mikoriza pada akar semai malapari
7 Pengaruh mikoriza terhadap nilai RFMD semai malapari
8 Nilai RFMD semai malapari dengan perlakuan interaksi konsentrasi
vinase 0%, konsentrasi vinase 2.5%, konsentrasi 5% dengan inokulasi
mikoriza.
1
2
3
4
5

3
3
9
11

13
14
14

14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Rekapitulasi hasil penelitian nilai rata-rata parameter pertumbuhan
semai malapari (V : vinase, M : mikoriza)
2 Hasil sidik ragam setiap parameter
3 Rentang nilai IMB perlakuan vinase terhadap tinggi, diameter, dan berat
kering total
4 Rentang nilai IMB perlakuan mikoriza terhadap tinggi, diameter, dan
berat kering total
5 Rentang nilai IMB perlakuan vinase dan mikoriza terhadap tinggi,
diameter, dan berat kering total
6 Hasil analisis unsur hara pupuk organik vinase dengan bahan utama
sorgum manis

25
25
26
26
27
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan tropis Indonesia merupakan hutan alam tropika basah yang kaya akan
keanekaragaman flora dan fauna, salah satunya adalah Pongamia pinnata
(malapari). Malapari merupakan tumbuhan hutan pantai yang termasuk dalam
famili Fabaceae. Jenis ini banyak ditemukan di sepanjang pantai dan hidup
bergerombol. Putri (2011) menyatakan malapari termasuk pioner pada daerah
marginal, pelindung abrasi untuk konservasi daerah pantai, berguna di industri
tanin (bahan minuman, farmasi), obat-obatan tradisional (penyakit kulit, beri-beri,
reumatik), dan pakan ternak (daun, bunga, limbah pengolahan minyak malapari).
Tanaman malapari dapat mengikat nitrogen bebas (nitrogen fixing ability), selain
itu tanaman ini sangat berpotensi sebagai salah satu tanaman alternatif penghasil
bioenergi terbarukan. Menurut Dwivedi et al. (2011), biji malapari mengandung
30–40% minyak nabati, dan di negara India pemanfaatan malapari sebagai
biodiesel telah digunakan untuk penerangan lampu-lampu di pedesaan. Hal-hal
tersebut menjadi alasan bahwa tanaman malapari perlu untuk dikembangkan dan
dibudidayakan.
Pengembangan jenis malapari memiliki nilai strategis dimasa mendatang
sebagai upaya memenuhi tujuan ekologi (tumbuh di pantai), diversifikasi produk
(kulit kayu, daun, buah), sumber kayu (kayu bakar) dan sumber energi terbarukan
(biodiesel). Keberhasilan pengembangan tanaman malapari diantaranya
dipengaruhi oleh ketersediaan benih dan bibit yang berkualitas. Usaha guna
menjamin tersedianya bibit malapari yang berkualitas dapat dilakukan melalui
pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
pertumbuhan tamanan melalui penambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman, baik pupuk anorganik maupun organik. Salah satu bahan yang
dapat digunakan sebagai pupuk organik adalah limbah cair yang dihasilkan dari
proses pembuatan bioetanol berbahan sorgum manis yang disebut vinase.
Pemanfaatan vinase sebagai pupuk organik cair dapat dilakukan karena
kandungan unsur nutrisi dalam vinase sebagian besar merupakan unsur organik
yang berguna dan dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, diantaranya kalium,
kalsium, nitrogen dan fosfor (Mariano et al. 2009). Upaya lain guna
meningkatkan pertumbuhan malapari juga dapat dilakukan melalui inokulasi
cendawan mikoriza. Mikoriza adalah bentuk asosiasi mutualistik antara perakaran
tanaman dengan cendawan tanah, karena cendawan memperbaiki kemampuan
akar tanaman dalam menyerap air dan unsur hara, lalu tanaman memberikan
makanan berupa fotosintat sebagai sumber karbon cendawan (Simarmata 2007).
Puspitasari (2005), menemukan beberapa jenis CMA di sekitar pohon malapari
yaitu Acaulospora foveata, Acaulospora longula, Acaulospora scrubiculata,
Acaulospora tuberculata, Glomus etunicatum, Glomus geosporum, Glomus
rubiforme, Paraglomus occultum, dan Scutellospora auriglobosa, namun, uji
efektifitas jenis tersebut terhadap pertumbuhan semai malapari belum diteliti.
Pemberian pupuk organik cair vinase belum banyak diketahui pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Adanya penambahan mikoriza telah diketahui
mampu meningkatkan penyerapan unsur hara. Hal tersebut mendorong perlunya

2
kajian mengenai pemberian kombinasi pupuk organik cair berbahan vinase dan
endomikoriza dalam upaya meningkatkan kualitas semai malapari.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsentrasi vinase sorgum dan
inokulum endomikoriza yang sesuai bagi pertumbuhan semai malapari, serta
menguji pengaruh aplikasi kombinasi vinase dan endomikoriza terhadap
pertumbuhan semai malapari.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu diperolehnya informasi pengaruh vinase
sorgum dan endomikoriza yang sesuai bagi pertumbuhan semai malapari, serta
pengaruh kombinasi penggunaan vinase sebagai pupuk organik cair dan
endomikoriza dalam pertumbuhan semai malapari.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan November 2013 (6
bulan). Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Bagian Silvikultur Departemen
Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, Laboratorium Silvikultur Departemen
Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB dan Laboratorium Silvikultur Southeast Asian
Regional Center for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP).

Bahan
Bahan yang digunakan yaitu: benih malapari yang berasal dari Pantai
Batukaras Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pasir, tanah latosol lapisan subsoil,
vinase sorgum dari Laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon SEAMEO
BIOTROP, inokulum Glomus aggregatum dan Glomus mosseae yang telah
dikembangbiakan oleh Laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon
SEAMEO BIOTROP, dan kapur tohor. Bahan yang digunakan dalam pewarnaan
dan pengamatan infeksi akar yaitu sampel akar serabut, aquades, larutan FAA
yaitu formalin : asam asetat: alkohol 100% = 5:5:90 (v/v/v), larutan KOH 10%
(w/v), larutan H2O2 2% (v/v), larutan HCl 2%, larutan asam fuchsin 0.2% dan
larutan gliserin 50%. Posisi tanah lapisan subsoil dapat dilihat pada Gambar 1.

3

Gambar 1 Posisi lapisan tanah subsoil

Alat
Alat yang digunakan yaitu cawan petri, beaker glass, pisau scalpel,
mikroskop stereo, object glass, cover glass, pinset, saringan bertingkat, sentrifuse,
plastik, kamera, bak kecambah, sprayer, gembor, polybag berukuran 10x15 cm,
spidol permanen, penggaris, kaliper, oven, alat tulis, dan tally sheet pengamatan.

Prosedur Penelitian
Penyemaian Benih dan Penyapihan
Penyemaian benih malapari menggunakan media campuran pasir dan tanah
yang disterilkan dengan cara disangrai selama 2 jam menggunakan perbandingan
1:1 (v/v). Benih ditanam berdiri 1–2 cm dalam media yang telah disiapkan.
Pemeliharaan selama pengecambahan dilakukan dengan melakukan penyiraman,
yakni pagi dan sore hari dan penyiangan jika ada gulma yang tumbuh.

Gambar 2

A

B

C

D

Proses penyemaian benih dan penyapihan: benih malapari (A);
penyemaian benih (B); kecambah malapari (C); penyapihan (D)

4
Penyapihan dilakukan pada kecambah yang telah berumur 15 hari setelah
perkecambahan. Semai malapari dimasukkan ke dalam polybag berukuran 10x15
cm yang telah berisi media tanam yang digunakan yaitu tanah latosol lapisan
subsoil yang telah disterilkan dengan cara disangrai selama 2 jam. Benih malapari,
kegiatan penyemaian benih dan kegiatan penyapihan dapat dilihat pada Gambar 2.
Penyiapan dan Pemberian Inokulum Mikoriza
Penyiapan inokulum mikoriza dilakukan melalui perhitungan kepadatan
spora dalam inokulum mikoriza dengan bahan pembawa berupa tanah untuk
mengetahui jumlah spora dalam 10 gram tanah dengan target jumlah spora
sebanyak 50 spora/bibit. Metode yang digunakan dalam perhitungan kepadatan
spora ialah metode tuang saring basah. Inokulasi mikoriza dilakukan pada bibit
yang telah berumur 1 bulan setelah penyapihan dengan memberikan inokulum G.
aggregatum dan G. mosseae masing-masing sebanyak 9 gram dan 20 gram di
sekeliling bibit pada kedalaman antara 1–2 cm dekat sistem perakaran tanaman,
dengan tujuan agar cendawan mikoriza cepat menginfeksi akar semai.
Penyiapan dan Pemberian Vinase
Perlakuan pendahuluan terhadap vinase perlu dilakukan sebelum diberikan
pada bibit, yakni dengan pemberian kapur tohor konsentrasi 0.98% (w/v) untuk
menaikkan pH dengan pH target 5.6. Bibit malapari disiramkan vinase dengan
konsentrasi 0% sebagai kontrol, konsentrasi 2.5%, dan konsentrasi 5% sebanyak
50 ml per bibit pada setiap taraf perlakuan. Penyiraman vinase dilakukan setiap
minggu selama pemeliharaan.
Pemeliharaan
Semai malapari dipelihara di dalam rumah kaca selama tiga bulan.
Penyiraman malapari dilakukan secara rutin sebanyak 2 kali setiap pagi dan sore
hari atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban media dengan menggunakan
sprayer dan gembor. Kegiatan pengendalian hama dilakukan secara manual
dengan mematikan langsung hama yang menyerang tanaman. Selain itu juga
dilakukan pembersihan gulma secara manual dengan mencabut langsung gulma
yang dapat mengganggu pertumbuhan semai malapari.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah persentase hidup bibit,
tinggi semai, diameter semai, berat kering total (BKT), nisbah pucuk akar (NPA),
jumlah nodul akar, indeks mutu bibit (IMB), persentase infeksi mikoriza, dan
Relative Field Mychorrizal Dependency (RFMD).
Pada parameter tinggi semai, diameter semai, berat kering total (BKT),
jumlah nodul akar, dan persentase infeksi mikoriza, peningkatan pertumbuhan
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan (%) =

-

-

-

x 100%

5
Persentase Hidup Bibit
Perhitungan persentase hidup bibit dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Persentase hidup bibit =

(

x 100%

Tinggi Semai
Pengukuran tinggi semai dilakukan dengan menggunakan penggaris dari
pangkal batang yang telah diberi tanda hingga batas titik tumbuh tanaman. Tinggi
semai diukur setiap 2 minggu sekali selama 12 minggu. Nilai tersebut dinyatakan
dalam satuan centimeter (cm).
Diameter Semai
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan kaliper,
diukur pada titik tetap yang telah diberi tanda yaitu di atas pangkal batang.
Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 12 minggu. Nilai tersebut
dinyatakan dalam satuan milimeter (mm).
Berat Kering Total (BKT)
Perhitungan berat kering total dilakukan pada akhir pengamatan. Akar dan
pucuk dipisahkan lalu dioven pada suhu 70°C selama 3 hari (72 jam), ditimbang
dengan Ohauss dan didapat bobot kering pucuk dan akar. Berat Kering Total
(BKT) adalah jumlah dari berat kering pucuk dan akar. Nilai tersebut dinyatakan
dalam satuan gram.
Nisbah Pucuk Akar (NPA)
Nisbah pucuk akar ditentukan dengan membandingkan bobot kering pucuk
dengan bobot kering akar.
NPA =
Jumlah Nodul Akar
Perhitungan jumlah nodul akar dilakukan pada akhir pengamatan dengan
cara menghitung semua nodul akar pada akar tanaman yang telah dibersihkan.
Indeks Mutu Bibit (IMB)
Indeks mutu bibit dapat dihitung dengan cara pembobotan berdasarkan
parameter penduga kunci penentu pertumbuhan semai. Parameter penduga kunci
penentu pertumbuhan semai diantaranya adalah tinggi, diameter dan berat kering
total (BKT) semai (Supriyanto dan Fiona 2010).
Persentase Infeksi Mikoriza
Identifikasi persentase infeksi mikoriza dilakukan dengan cara pewarnaan
akar yang dimodifikasi oleh Supriyanto (1997). Tahapan pewarnaan akar dan
pengukuran persentase infeksi mikoriza dilakukan dengan cara (1) Fiksasi sampel
akar dengan perendaman dalam larutan FAA untuk pengawetan jika sampel tidak

6
langsung diproses, (2) Cuci larutan fiksator (FAA) pada sampel akar dengan air
mengalir, (3) Rendam sampel akar dalam larutan KOH 10% (w/v) selama ± 60
menit, dan jika menggunakan pemanasan dapat dilakukan selama 5 menit pada
suhu didih, (4) Cuci sampel akar dengan air mengalir untuk menghilangkan
larutan KOH, (5) Pindahkan sampel akar ke dalam botol berisi larutan H2O2 2%
(v/v) lalu rendam selama 10 menit tanpa pemanasan, (6) Cuci sampel akar dengan
air mengalir, dan rendam sampel akar dengan larutan HCl 2% (v/v) selama 10
menit atau hingga akar berwarna pucat, (7) Masukan sampel akar ke dalam beaker
glass yang berisi larutan Asam Fuchsine 0.2% dalam larutan laktogliserol,
kemudian panaskan selama 10 menit dihitung sejak mendidih, (8) Cuci sampel
akar dengan air yang mengalir hingga larutan Asam Fuchsine hilang, (9)
Pindahkan sampel akar ke dalam cawan petri dan tambahkan larutan destaining
berupa larutan gliserin 50%, (10) Buat preparat dengan cara potong sampel akar
sepanjang ± 1 cm, letakkan potongan tersebut diatas object glass, kemudian tutup
dengan cover glass, (11) Amati sampel akar di bawah mikroskop untuk
mengetahui infeksi mikoriza, lanjutkan pemotretan dengan mikroskop. Persentase
infeksi mikoriza dihitung dengan rumus:
x 100%

% Infeksi =

Relative Field Mycorrhizal Dependency (RFMD)
Perhitungan Relative Field Mycorrhizal Dependency (RFMD) dilakukan
untuk mengetahui tingkat ketergantungan tanaman terhadap mikoriza, adapun
formula untuk menghitungnya sebagai berikut:
RFMD =

-

x 100%

Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial (3x3) dengan ulangan 3 kali.
Faktor pertama adalah pemberian vinase (V) yang terdiri dari 3 taraf yaitu
V0 = Konsentrasi vinase 0% (kontrol)
V1 = Konsentrasi vinase 2.5% (v/v)
V2 = Konsentrasi vinase 5 % (v/v)
Faktor kedua adalah pemberian mikoriza (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu:
M0 = tanpa mikoriza
M1 = Pemberian mikoriza G. aggregatum
M2 = Pemberian mikoriza G. mosseae
Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan,
setiap ulangan terdapat 10 bibit, sehingga total tanaman seluruhnya adalah 270
tanaman.

7
Model linier yang secara umum digunakan pada rancangan acak kelompok
pola faktorial adalah sebagai berikut:

Yijk
µ
Ai
Bj
Kk
Abij
Єijk

Yijk = µ + Ai + Bj + Kk + ABij + Єijk
= Pengamatan faktor konsentrasi vinase taraf ke-i , faktor pemberian
mikoriza taraf ke-j dan kelompok ke-k
= Rataan Umum
= Pengaruh faktor konsentrasi vinase pada taraf ke-i
= Pengaruh faktor pemberian mikoriza pada taraf ke-j
= Pengaruh Kelompok ke-k
= Interaksi antara faktor konsentrasi vinase dengan faktor pemberian
mikoriza
= Pengaruh galat pada faktor konsentrasi vinase taraf ke-i, faktor
pemberian mikoriza taraf ke-j dan kelompok ke-k

Hasil sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata, dilakukan uji lanjut
dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test/DMRT) pada
taraf 5%. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian menggunakan software
Microsoft Office Excel 2007 dan SAS 9.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 1 diketahui inokulasi
mikoriza memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap persentase
infeksi mikoriza, serta berbeda nyata terhadap tinggi dan berat kering total (BKT).
Pemberian vinase dan perlakuan interaksi vinase dan mikoriza tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter-parameter pertumbuhan semai
malapari. Hasil dari sidik ragam terhadap setiap parameter yang berpengaruh
nyata pada taraf uji 1% dan 5 % dapat dibaca pada Lampiran 1 dan 2.
Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan vinase, inokulasi
mikoriza dan interaksi vinase dan mikoriza terhadap pertumbuhan
semai malapari
Parameter
Tinggi semai
Diameter semai
Berat Kering Total (BKT)
Nisbah Pucuk Akar (NPA)
Jumlah nodul akar
Persentase infeksi mikoriza

Vinase (V)
0.49tn
0.93tn
0.24tn
0.21tn
0.96tn
0.78tn

Probability
Mikoriza (M)
0.01*
0.31tn
0.02*
0.97tn
0.41tn