PERAN PEMERINTAH KABUPATEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)

(1)

PERAN PEMERINTAH KABUPATEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

(Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh: Widhe Ibnu Sandartha

05230034

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Widhe Ibnu Sandartha NIM : 05230034

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: 20-Agustus- 2011 Dihadapan Dewan Penguji

1. Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D (...)

2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si (...)

3. Drs. Krishno Hadi (...) 4. Noenik Sofiati, SH, MH (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Widhe Ibnu Sandartha NIM : 05230034

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan) adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar. Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 20-Agustus- 2011 Yang menyatakan


(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Widhe Ibnu Sandartha NIM : 05230034

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)

Pembimbing :1. Drs. Krishno Hadi 2. Noenik Sofiati, SH, MH

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 07-10-2010 Revisi Bab I /Proposal

Tanggal 17-10-2010 ACC Bab I

Tanggal 23-10-2010 Seminar

Tanggal 04-11-2010 Revisi Bab II/III

Tanggal 05-12-2010 ACC Bab II/III

Tanggal 13-01-2011 Bimbingan Bab IV/V

Tanggal 16-01-2011 Revisi Bab IV/V

Tanggal 18-01-2011 ACC Bab IV dan V

Tanggal 20-01-2011 Ujian

Malang, 20-Agustus- 2011 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Drs. Krishno Hadi) (Noenik Sofiati, SH, MH)

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah AWT, hanya dengan kasih sayangnya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)” dengan lancar. Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini. Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat berarti bagi peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Krishno Hadi, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Noenik Sofiati, SH, MH, kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi


(6)

4. Bapak Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D, selaku penguji terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini

6. Teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Pemerintahan, thanks friends for all.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 20-Agustus- 2011


(7)

ABSTRAKSI

Widhe Ibnu Sandartha, 05230034. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)”, Pembimbing I: Drs. Krishno Hadi; Pembimbing II: Noenik Sofiati, SH, MH.

Kabupaten Lamongan sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam khususnya sektor agraris sebagai leading sektor pembangunan daerah, Arah kebijakan Revitalisasi Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas di Kabupaten Lamongan adalah untuk mendorong pengamanan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, diversifikasi, peningkatan produktivitas dan nilai tambah produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta petani dan nelayan pada khususnya dengan tujuan menjadikan Kabupaten Lamongan sebagai salah satu lumbung pangan di wilayah Jawa Timur. Upaya tersebut diimplentasikan dengan beberapa kebijakan dan program penguatan baik pada tahap off farm dan on farm

utamanya kegiatan teknologi budidaya tanaman serta pengolahan dan pemasaran khususnya tanaman pangan (padi dan palawija). Di sisi lain upaya peningkatan produksi beras menghadapi berbagai tantangan seperti konversi lahan sawah, rusaknya saluran irigasi dan stagnasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi. Permasalahan utamanya adalah kurangnya intensifikasi pada padi lahan kering atau lahan basah dan kurang irigasi bagi padi lahan basah, dan belum efektifnya pengembangan padi pasang surut, demikian juga pada tanaman palawija yang masih dibudidayakan dalam skala kecil. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Salah satunya adalah perluasan areal lahan pertanian tanaman pangan merupakan salah satu pilihan strategis yang tepat dalam menanggulangi problem ketahanan pangan. Karena selama ini keterbatasan lahan pertanian menjadi masalah tersendiri dalam ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil data yang diperoleh (1). Perencanaan program kegiatan ketahanan pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan adalah dengan penyusunan program kegiatan ketahanan pangan dengan memakai sistem bottom up yang memiliki implikasi sangat besar dengan penetapan kegiatannya. Selain itu pemkab Lamongan menyiapkan anggaran untuk dana ketahanan pangan. Dana tersebut itu akan digunakan untuk membeli gabah petani sesuai dengan harga pembelian yang telah ditetapkan. Program kegiatan tersebut mengacu pada visi Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan “Terwujudnya masyarakat pertanian sejahtera, mandiri, berwawasan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam”.


(8)

Mengenai tahapan program kegiatan adalah merekap usulan dari musrembang dan menetapkan skala prioritas, membuat usulan program atau kegiatan dalam bentuk Rencana Kinerja Anggaran (RKA) dan membuat Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). (2) Pelaksanaan program kegiatan ketahanan pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan adalah dioperasionalkan dalam bentuk 4 (empat) kegiatan pokok, seperti peningkatan mutu, peluasan areal tanam, pengamanan produksi dan rehabilitas dan konservasi lahan dan air tanah. Dari pelaksanaan program tersebut perlu didukung dengan tersedianya bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik, sekaligus petani-petani yang memiliki keahlian atau ketrampilan khusus dan kelompok-kelompok petani yang dinamis dan adanya pelaku agribisnis yang berorientasi pasar. (3) Evaluasi pelaksanaan program dalam ketahanan pangan Kabupaten Lamongan dilakukan monitoring atau pelaporan secara berjenjang, dan pembinaan dalam rangka pengawalan program. Hal ini diperlukan mantri pertanian yang handal karena itu sangat penting dan membantu, selain sebagai fasilitas kegiatan peningkatan produksi pangan sekaligus mengkordinir kegiatan pembangunan pertanian di kecamatan. Selain itu penyuluh harus punya keahlian dan wawasan yang luas, khususnya masalah pertanian untuk membantu kensukseskan program dan pelaksanaan keahanan pangan di daerah yang tentu didukung dengan rekayasa teknologi peningkatan produksi padi, pengembangan teknologi pertanian organik, pengembangan kualitas pisang barangan dan peningkatan produksi benih kentang bermutu tinggi.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(9)

ABSTRACT

Widhe Ibnu Sandartha, 05230034. Universitas Muhammadiyah Malang. Faculty of Social and Political Sciences, Department of Government. "Local Government Policy in Effort to Realize Food Security (Studies in the Department of Agriculture Lamongan)", Advisor I: Drs. Krishno Hadi; Advisor II: Noenik Sofiati, SH, MH

Lamongan as one area that has natural resources particularly the agrarian sector as a leading sector of regional development, policy directions for the Revitalization of Agriculture in its broadest sense in Lamongan is to promote food security, increased competitiveness, diversification, increased productivity and value-added production agriculture, plantation, livestock, fisheries and forestry to the welfare of society at large as well as farmers and fishermen in particular with the aim of making Lamongan as one of the barns in the area of East Java. Efforts are implemented with some strengthening of policies and programs both on stage and off farm activities on the main farm crop cultivation and processing technologies and marketing, especially food crops (rice and pulses). On the other hand, efforts to increase rice production to face various challenges such as the conversion of paddy fields, destruction of irrigation canals and the stagnation of technology that can increase rice productivity. The main problem is the lack of rice intensification on dry land or wetlands and less irrigation for paddy wetlands, and to inefficient development of tidal rice, as well as the crops are still cultivated on a small scale. Therefore, various efforts have been made by the government to meet food needs. One is the expansion of crop land is one of the right strategic choices in resolving the problems of food security. Because during this limited agricultural land into its own in the food security problem in Lamongan.

The research was conducted using a qualitative approach with descriptive methods. Techniques of data collection is done through: Observations and interviews and documentation. After examination validity, data were analyzed by way of presenting the data at once analyzed and inferences.

From the data obtained (1). Program planning activities in the Department of Agriculture food security Lamongan is with food security programming activities using bottom-up system that has enormous implications for the determination of its activity. In addition Lamongan district government to prepare a budget to fund food security. The funds will be used to buy grain farmers of the purchase price has been determined. The program of activities refers to the vision of the Department of Agriculture Lamongan "The realization of prosperous farming community, independent, environmentally friendly and conserve natural resources". Regarding the phases of the proposed program of activities is held deliberations development and set priorities, make the proposed program or activity in the form of Budget Performance Plan (RKA) and make the budget document (DPA). (2) The food security program activities in the Department of Agriculture Lamongan is operationalized in the form of 4 (four) main activities, such as quality improvement, expansion of area planted, production safety and


(10)

rehabilitation and conservation of land and groundwater. From the implementation of the program needs to be supported by the availability of materials for the manufacture of organic fertilizer, as well as farmers who have the expertise or specialist skills and farmers' groups and the presence of a dynamic market-oriented agribusiness. (3) Evaluation of program implementation in Lamongan food security monitoring or reporting done in stages, and coaching in order to escort the program. This required a reliable agricultural assistants because it is very important and helpful, as well as excellent activities to increase food production as well as coordinate activities of agricultural development in the district. In addition trainers should have expertise and insight, particularly agricultural issues to help succeed endurance programs and implementation of food in areas that would be supported by engineering an increase in rice production technology, the development of organic farming technologies, development of quality bananas Barangan and increased production of high quality seed potatoes.

approve,

Advisor I Advisor II


(11)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstraksi ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konseptual ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian ... 9

2. Lokasi Penelitian ... 9

3. Subyek Penelitian ... 10

4. Sumber Data ... 11

5 Teknik Pengumpulan Data. ... 11

6. Teknik Analisa Data ... 20

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemerintah Daerah.. ... 17

1. Pengertian Pemerintah Daerah ... 17

2. Unsur Pemerintah Daerah... 17

3. Urusan Pemerintah Daerah ... 19

4. Fungsi Pemerintah Daerah ... 20

B. Ketahanan Pangan ... 21


(12)

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH

A. Potensi Wilayah ... 33

1. Letak Geografis ... 33

2. Faktor Demografis ... 35

3. Tujuan dan Arah Pembangunan Jangka Menengah Daerah ... 38

4. Kondisi Ekonomi ... 40

B. Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan ... 46

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Perencanaan Program Kegiatan ... 50

1. Kemampuan Identifikasi Masalah Ketahanan Pangan ... 50

2. Penentuan Visi Misi Dinas Pertanian ... 54

3. Penentuan Alternatif Kegiatan Program Ketahanan Pangan ... 56

B. Pelaksanaan Program Kegiatan... 61

1. Pengorganisasian Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ... 61

2. Pengembangan Desa Mandiri Pangan ... 66

3. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi ... 71

C. Evaluasi Pelaksanaan Program dalam Ketahanan Pangan ... 73

1. Monitoring Pelaksanaan Program ... 73

2. Pengendalian Program... 76

3. Teknologi ... 80

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2003. Analisis Ketahanan Pangan dalam Era Globalisasi dan

Otonomi Daerah. Kerjasama Badan Bimas Ketahanan Pangan,

Deptan dengan Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian, Deptan Moeloeng, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Preek Udai, 1985. Memahami Proses perilaku Organisasi. Penerbit PT Pustaka Binaman Presindo Jakarta

Pribadi, N. 2005. Program Ketahanan Pangan : Konsep dan

Implementasinya. Makalah disampaikan pada Penyusunan

Indikator Kinerja Program Ketahanan Pangan di Bappenas, tanggal 15 Agustus 2005

Rudi Wibowo, 2000. Penyediaan Pangan dan Permasalahannya. Pertanian dan Pangan. Bunga Rampai Pemikiran Menuju Ketahanan Pangan

Sholichin A. Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara. Jakarta.

Soerjono, Soekanto. 1994. Sosiologi suatu Pengantar, rajawali pers, Jakarta Supanji, Babad. Dkk.2004." Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan

Daerah". Humaniora

Wibawa, S. Purbokusumo Y., Pramusinto A. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2004." Formulir Isian Untuk

Analisi SWOT untuk Sepuluh Fungsi Pemerintah Daerah'" Diakses

pada tanggal 21 sepember 2008 dari www.scbdp.com UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan

http://www.kanghari.com/2010/05/konferensi-dewan-ketahanan-pangan.html Dewan Ketahanan Pangan dan FAO. 2005. Kebijakan Umum Ketahanan

Pangan. Makalah disampaikan pada Perumusan Program Ketahanan Pangan

Nasional, di Hotel Kemang, tanggal 12 September 2005

Wikipedia. 2008. "Pemerintah Daerah". Diakses pada Tanggal 20 September 2008 Dari www.wikipedia.com


(14)

GUIDE INTERVIW

1. Bagaimana perencanaan program kegiatan pemerintah Kabupaten Lamongan dalam penyusunan program dan rencana kerja pembangunan ketahanan pangan?

2. Apa saja yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman?

3. Bagaimana upaya pemerintah Kabupaten Lamongan dalam meningkatkan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Pertanian, serta Pengembangan Kawasan?

4. Strategi apa yang digunakan dalam proses penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat?

5. Bagaimana peran pemerintah Kabupaten Lamongan dalam program Pengembangan Desa Mandiri Pangan?

6. Upaya apa saja yang dilakukan dalam proses Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi?

7. Bagaimana selama ini proses monitoring pelaksanaan program ketahanan pangan?

8. Apa saja yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pengendalian program ketahanan pangan?

9. Teknologi apa saja yang dimiliki pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan?

10.Bagaimana sumber daya pertanian (Potensi pertanian dan Potensi SDM petani) di Kabupaten Lamongan?

11.Bagaimana dengan kesiapan SDM petani?

12.Bagaimana kemampuan petani dalam mewujudkan ketahanan pangan? 13.Apa saja yang digunakan dalam sistem produksi pangan?

14.Bagaimana dengan kesiapan SDM matri pertanian? 15.Bagaimana dengan kemampuan matri pertanian? 16.Bagaimana perhatian matri pertanian terhadap petani?

17.Bagaimana partisipasi anggota kelompok tani pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan program ketahanan pangan?

18.Apa saja yang menjadi penghambat pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan terkait dengan pendanaan, Penyuluhan dan Ketersediaan pupuk?

INFORMAN:

1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan 2. Kepala Bidang Tanaman Pangan

3. Kepala Bappeda 4. Pemerhati Pertanian 5. Kelompok tani 6. Petani


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Ketersediaan pangan merupakan prasyarat penting bagi keberlanjutan konsumsi, namun dinilai belum mencukupi dalam konteks ketahanan pangan, karena masih banyak variabel yang berpengaruh untuk mencapai ketahanan pangan tingkat daerah dan rumah tangga. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Bila terjadi kelebihan, pangan tersebut dapat diperdagangkan antar wilayah. Memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam jumlah besar sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pengolahan pangan. Ada dua cara untuk mencapi ketahanan pangan yaitu:1 (1) swasembada pangan dan (2) kecukupan pangan.

Selanjutnya, bahwa swasembada pangan diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan pangan yang berasal dari pasokan domestik, sedangkan kecukupan pangan selain berasal dari pasokan domestik juga berasal dari perdagangan pangan. Ketahanan pangan dikatakan baik bila setiap orang dapat memperoleh makanan yang cukup sesuai dengan norma gizi untuk kehidupan yang sehat. Oleh sebab itu ada tiga indikator kuncinya, yaitu: (1) ketersediaan pangan (2) jangkauan kualitas pangan (3) kehandalan dari ketersediaan pangan.2

1

Rudi Wibowo, 2000. Penyediaan Pangan dan Permasalahannya. Pertanian dan Pangan. Bunga Rampai Pemikiran Menuju Ketahanan Pangan.

2


(16)

2

Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektar(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa Timur). Kabupaten Lamongan juga merupakan penghasil nomor 5 (lima) terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung, yaitu sebesar 5,61% dari total Jawa Timur.3

Struktur perekonomian Kabupaten Lamongan yang masih besar ditopang oleh sektor pertanian mengakibatkan laju pertumbuhan ekonominya masih dibawah rata-rata Jawa Timur dan Nasional Persoalan struktural yang dialami oleh sektor pertanian selama ini mengakibatkan rendahnya kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan ekonomi yang disumbangkan oleh sektor pertanian selam kurun waktu 2003-2008 relatif stagnan, dimana pada tahun 2008 hanya tumbuh sebesar 1,72%, paling rendah dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor lainnya.

Berkaitan dengan kondisi tersebut, upaya peningakatan nilai tambah produk-produk komoditi pertanian pada tahun-tahun mendatang melalui pengembangan kegiatan pengolahan hasil komoditi pertanian (industri pengolahan berbasis komoditi pertanian) menjadi salah satu pemecahannya. Berdasarkan data perkembangan salama 5 (Lima) tahun terakhir (2003 s/d2008) struktur perekonomian Kabupaten Lamongan masih belum banyak

3


(17)

3

mengalami perubahan yaitu masih ditopang utamanya oleh sektor primer (khususnya oleh sektor pertanian). Meski demikian peranan sektor primer menunjukkan kecenderungan samakin menurun, sedangkan sektor tersier (khususnya sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa) menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2008 sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 43,22% terhadap total PDRB ADHK Kabupaten Lamongan, kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran (29,58%) dan sektor jasa-jasa( 11,48%), dan sektor industri pengaolahan sebesar 5,51%.4

Kabupaten Lamongan sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam khususnya sektor agraris sebagai leading sektor pembangunan daerah, Arah kebijakan Revitalisasi Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas di Kabupaten Lamongan adalah untuk mendorong pengamanan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, diversifikasi, peningkatan produktivitas dan nilai tambah produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta petani dan nelayan pada khususnya dengan tujuan menjadikan Kabupaten Lamongan sebagai salah satu lumbung pangan di wilayah Jawa Timur. Upaya tersebut diimplentasikan dengan beberapa kebijakan dan program penguatan baik pada tahap off farm dan on farm utamanya kegiatan teknologi budidaya tanaman serta pengolahan dan pemasaran khususnya tanaman pangan (padi dan palawija).

4 Ibid


(18)

4

Di sisi lain upaya peningkatan produksi beras menghadapi berbagai tantangan seperti konversi lahan sawah, rusaknya saluran irigasi dan stagnasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi. Permasalahan utamanya adalah kurangnya intensifikasi pada padi lahan kering atau lahan basah dan kurang irigasi bagi padi lahan basah, dan belum efektifnya pengembangan padi pasang surut, demikian juga pada tanaman palawija yang masih dibudidayakan dalam skala kecil. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Salah satunya adalah perluasan areal lahan pertanian tanaman pangan merupakan salah satu pilihan strategis yang tepat dalam menanggulangi problem ketahanan pangan. Karena selama ini keterbatasan lahan pertanian menjadi masalah tersendiri dalam ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan.

Oleh karena itu, lahan pertanian di Kabupaten Lamongan adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting, karena lahan merupakan media tumbuh bagi tanaman. Banyak lahan-lahan pertanian yang sementara tidak diusahakan, apabila ditangani maka lahan dimaksud dapat menghasilkan produksi yang optimal. Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usaha tani tanaman pangan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif.

Optimalisasi lahan dilaksanakan pada beberapa lahan yang sudah atau pernah dilakukan penanaman padi namun memiliki produksi yang rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan optimalisasi lahan, seperti perbaikan


(19)

5

pematang, pengaturan tata guna air dan teknis budidaya, hal ini dilakukan guna mendukung peningkatan produksi pangan daerah, khususnya di Kabupaten Lamongan.

Tujuan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah untuk memanfaatkan lahan yang sementara tidak diusahakan menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan indeks pertanaman untuk memperluas areal tanam. Selain itu untuk meningkatkan produksi pertanian dan melestarikan sumber daya lahan pertanian serta memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di daerah yang pada akhirnya dapat mendukung program ketahanan pangan Nasional.

Dari uraian diatas maka dapat difahami bahwa kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya menwujudkan tetahanan pangan daerah merupakan salah satu faktor yang menentukan tercapainya tujuan ketahanan pangan daerah yaitu Ketersediaan pangan yang mencakup produksi, cadangan dan pemasukan, Distribusi/aksesibilitas serta Konsumsi mencakup mutu dan keamanan pangan.

B. Rumusan Masalah

1. Sejauhmanakah permasalahan ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan ?

2. Bagaimana peran pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan ?


(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan penelitian yang ingin dicapai, yang dimaksudkan untuk memberikan arah kepada setiap peneliti dalam menjalankan tugasnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui identifikasi permasalahan ketahanan pangan di

Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mendeskripsikan peran pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari suatu panelitian pada umumnya sangat diharapkan dapat mempunyai kegunaan dan manfaat yang besar baik bagi penulis maupun orang lain yang membacanya. Dengan demikian, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Akademis

Secara akademis penelitian ini dapat digunakan untuk menambah, memperdalam wawasan dan mengembangakan pengetahuan bagi mahasiswa ilmu pemeritahan pada khususnya, dan sebagai pembelajaran bagi peneliti dan menganalisis masalah secara ilmiah. Mendapatkan jawaban dari masalah yang ada dalam proses mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat menjadi masukan dan memberikan kontribusi yang positif disektor Pertanian pada khususnya masalah ketahanan pangan,


(21)

7

dan sebagai bahan perbandingan dan dasar bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan masalah ini. Memberikan gambaran tentang pertahanan pangan khususnya di Kabupaten Lamongan.

E. Defenisi Konseptual

Dengan mengacu pada judul “Peran Pemerintah Kabupaten dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan (Studi Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan)”, maka dijelaskan secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Peran Pemerintah Daerah dapat di artikan sebagai keikut sertaan, partisipasi segala usaha tindakan proaktif dalam mempengaruhi proses dalam mencapai penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan UUD 1945.5 Peran Pemerintah Daerah dapat pula sebagai rangkaian kegiatan atau tindakan yang teratur yang memegang fungsi tertentu, sehingga dapat memiliki manfaat utama atau fungsi yang penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengertian Peran menurut sosiologi adalah aspek dinamis dari kesibukan, perangkat hak-hak dan kewajiban, perilaku aktual dari pemegang kebijakan dan bagian dari aktivitas yang di mainkan oleh seseorang. Jadi yang dimaksud dengan peran Pemerintah Daerah disini yaitu sebagai aspek dinamis dari kedudukan Pemerintah Daerah yang berisi

5


(22)

8

seperangkat hak dan kewajiban juga tugas dan fungsi yang harus dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan.

2. Ketahanan Pangan menurut Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah ataupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dipenuhi dengan persediaan makanan yang akan dikonsumsi, akan bermanfaat bagi kesehatan dan daya tahan tubuh.6

F. Definisi Operasional

a. Perencanaan program kegiatan

- Identifikasi masalah ketahanan pangan - Penentuan visi misi Dinas pertanian

- Penentuan alternatif kegiatan atau program ketahanan pangan b. Pelaksanaan program kegiatan

- Pengorganisasian Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat - Pengembangan Desa Mandiri Pangan

- Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi c. Evaluasi pelaksanaan program dalam ketahanan pangan

- Monitoring pelaksanaan program - Pengendalian program

- Teknologi

6

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan.


(23)

9

G. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu metode, karena dapat memberikan petunjuk kepada peneliti dalam urutan-urutan kerja, alat-alat yang digunakan, serta bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Metode merupakan prosedur untuk mencapai hasil penelitian yang diinginkan. Dalam penelitian ini adalah temuan tentang peran pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan sekaligus faktor pendukung dan penhambat dalam mewujudkan ketahanan pangan.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini di kategorikan dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dan penjelasan sehubungan dengan proses lahirnya kebijakan pemerintah Kabupaten Lamongan yang menyangkut ketahanan pangan daerah data yang dikumpulkan berupa kutipan-kutipan laporan dan bukan angka-angka yang akan memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.7 Berdasarkan hal tersebut maka peneliti hanya melukiskan keadaan atau peristiwa tertentu yang terjadi selama penelitian. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

7

Moeloeng, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm: 4.


(24)

10

Lamongan, dengan pertimbangan kemudahan akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.

3. Subyek Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka sudah seharusnya memiliki subyek penelitian. Yang dimaksud subyek penelitian adalah sumber data dalam suatu penelitian, yaitu orang-orang yang bisa memberikan informasi tentang hal-hal yang diteliti. Adapun proses penetapan subyek penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk memperoleh informan yang punya pengalaman dalam hal ketahanan pangan dan menjadi bagian inti dari organisasi dinas pertanian. Selain itu peneliti memperoleh informan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang beragam dalam memahami ketahanan pangan.

Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah: a. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan b. Kepala Bidang Tanaman Pangan

c. Kepala Bappeda d. Pemerhati Pertanian e. Kelompok tani f. Petani


(25)

11

4. Sumber Data a) Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung didalamnya yang dapat dipertanggung jawabkan kapabilitasnya sebagai nara sumber untuk mendapat data yang akurat.

b) Data Skunder

Data Sukunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data skunder tersebut dapat berupa buku-buku ilmiah dokumen-dokumen resmi, koran-koran maupun dari internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi obyek penelitian, maka diperlukan alat pengambilan data sesuai permasalahan yang diteliti, sebab kualitas data ditentukan oleh alat pengumpulan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau memperoleh data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan, agar dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam


(26)

12

penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview)

Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecek anggota. Dengan adanya wawancara ini diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian antara peneliti dengan responden, serta teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dari subyek peneliti secara langsung.8

Dalam penelitian ini wawancara hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok masalah yaitu peran Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Keadaan demikian ini memungkinkan wawancara berlangsung secara

8


(27)

13

luwes, arahnya bisa berlangsung secara lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap dan pembicara tidak terlalu terpaku dan pada akhirnya menjemukan kedua belah pihak.

2) Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Artinya data dapat diperoleh secara langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian dengan melakukan pengamatan yang sistematis dengan cara merekam kejadian dan mencatatnya.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Selain itu, dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat dikategorikan peneliti sebagai sumber data sekunder atau pendukung.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini maka data akan dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek berdasarkan data obyektif, sehingga data-data yang ada dapat disimpulkan setelah analisa. Adapun tahapan dalam menganalisa data adalah sebagai berikut :


(28)

14

1.Pengumpulan Data, yang terdiri dari :

a)Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul berkenaan dengan kelengkapan dan kebenaran sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

b)Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan.

c)Klasifikasi data, yaitu mengadakan seleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

2.Pengelolaan dan penyajian data dilakukan setelah data terkumpul diklasifikasikan dengan beberapa kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian. 3.Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.9

Oleh karenanya dengan menerapkan metode analisa yang lazim digunakan dalam penelitian lapangan. Peneliti berpedoman pada tahapan penelitian, bahwa:

1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin dengan proses pengamatan.

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan gejala sosial yang diamati, dan menemukan penyimpangan-penyimpangan pola-pola tindakan atau norma sosial tersebut.

9


(29)

15

3. Membentuk taksonomi tindakan sosial yang diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi-proposisi teoritis, berkenaan dengan hubungan antar kategori yang dikembangkan atau dihasilkan dari penyusunan taksonomi tersebut diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

6. Mengevaluasi proposisi teoritis untuk menghasilkan kesimpulan. 7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan

upaya: (a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi, (b) menjaga kepekaan sosial dan kesadaran sebagai peneliti.


(1)

Lamongan, dengan pertimbangan kemudahan akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.

3. Subyek Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka sudah seharusnya memiliki subyek penelitian. Yang dimaksud subyek penelitian adalah sumber data dalam suatu penelitian, yaitu orang-orang yang bisa memberikan informasi tentang hal-hal yang diteliti. Adapun proses penetapan

subyek penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk

memperoleh informan yang punya pengalaman dalam hal ketahanan pangan dan menjadi bagian inti dari organisasi dinas pertanian. Selain itu peneliti memperoleh informan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang beragam dalam memahami ketahanan pangan.

Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah:

a. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan

b. Kepala Bidang Tanaman Pangan

c. Kepala Bappeda

d. Pemerhati Pertanian

e. Kelompok tani

f. Petani


(2)

4. Sumber Data a) Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung didalamnya yang dapat dipertanggung jawabkan kapabilitasnya sebagai nara sumber untuk mendapat data yang akurat.

b) Data Skunder

Data Sukunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data skunder tersebut dapat berupa buku-buku ilmiah dokumen-dokumen resmi, koran-koran maupun dari internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi obyek penelitian, maka diperlukan alat pengambilan data sesuai permasalahan yang diteliti, sebab kualitas data ditentukan oleh alat pengumpulan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau memperoleh data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan, agar dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam


(3)

penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview)

Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecek anggota. Dengan adanya wawancara ini diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian antara peneliti dengan responden, serta teknik ini digunakan untuk

memperoleh data primer dari subyek peneliti secara langsung.8

Dalam penelitian ini wawancara hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok masalah yaitu peran Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Keadaan demikian ini memungkinkan wawancara berlangsung secara

8


(4)

luwes, arahnya bisa berlangsung secara lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap dan pembicara tidak terlalu terpaku dan pada akhirnya menjemukan kedua belah pihak.

2) Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Artinya data dapat diperoleh secara langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian dengan melakukan pengamatan yang sistematis dengan cara merekam kejadian dan mencatatnya.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Selain itu, dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat dikategorikan peneliti sebagai sumber data sekunder atau pendukung.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini maka data akan dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek berdasarkan data obyektif, sehingga data-data yang ada dapat disimpulkan setelah analisa. Adapun tahapan dalam menganalisa data adalah sebagai berikut :


(5)

1.Pengumpulan Data, yang terdiri dari :

a)Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul berkenaan

dengan kelengkapan dan kebenaran sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

b)Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu dan

dikelompokkan.

c)Klasifikasi data, yaitu mengadakan seleksi data yang terkumpul sesuai

dengan sumber data masing-masing.

2.Pengelolaan dan penyajian data dilakukan setelah data terkumpul

diklasifikasikan dengan beberapa kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian.

3.Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan

penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.9

Oleh karenanya dengan menerapkan metode analisa yang lazim digunakan dalam penelitian lapangan. Peneliti berpedoman pada tahapan penelitian, bahwa:

1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara

jalin-menjalin dengan proses pengamatan.

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan

gejala sosial yang diamati, dan menemukan penyimpangan-penyimpangan pola-pola tindakan atau norma sosial tersebut.

9


(6)

3. Membentuk taksonomi tindakan sosial yang diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi-proposisi teoritis, berkenaan

dengan hubungan antar kategori yang dikembangkan atau dihasilkan dari penyusunan taksonomi tersebut diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang

berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

6. Mengevaluasi proposisi teoritis untuk menghasilkan kesimpulan.

7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan

upaya: (a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi, (b) menjaga kepekaan sosial dan kesadaran sebagai peneliti.