PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA SEKOLAH DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak yang sehat merupakan impian setiap orang tua, namun untuk
mewujudkan anak yang sehat diperlukan berbagai usaha dan perhatian dari orang tua.
Angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita cukup tinggi (Widjaja, 2002).
Menurut laporan WHO pada 2002, lembaga ini memperkirakan terdapat kematian
balita sebesar 1,4 juta jiwa yang disebabkan oleh karena penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, yaitu campak 540.000 (38%), Haemophilus influenzae type b
386.000 (27%), pertussis 294.000 (20%) dan tetanus 198.000 (14%).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu ( Soekidjo Notoatmojo, 1997 ). Menurut WHO (2011) imunisasi
merupakan proses dimana seseorang dibuat menjadi kebal atau memiliki kekebalan
atau ketahanan terhadap sutau penyakit menular tertentu dan biasanya dengan cara
memberikan vaksin . Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga
kesehatan anak untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit yang
berbahaya dan sering terjadi pada tahun awal kehidupan seorang anak. Imunisasi
dasar diberikan sejak umur anak 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali pada
kurun usia 0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali pada usia 011 bulan, campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3 kali pada usia 0-11
bulan. Sedangkan imunisasi ulangan (lanjutan) adalah pemberian kekebalan setelah
imunisasi dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan IV (Supartini,
2004).
Imunisasi ulang yang perlu diberikan pada sekolah dasar yaitu imunisasi
campak dan DT (kelas 1), dan TT (kelas 2, 3 dan 6). Sebanyak 28,3% anak yang
sudah divaksinasi waktu bayi ternyata pada umur 5 -7 tahun masih terkena campak
dan umur >10 tahun masih dijumpai kasus difteria. Untuk pemberantasan tetanus
neonatorium sedikitnya dibutuhkan 5 kali suntikan tetanus toksoid sejak bayi sampai
dewasa (Satgas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI, Sari Pediatri
2000). Hasil studi yang dilakukan oleh Muljati Prijanto, dkk (2002) tentang status
kekebalan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia 4-5 tahun dan siswa SD kelas
VI menunjukkan bahwa anak balita umur 4-5 tahun dengan siswa SD kelas VI
memiliki tingkat perbedaan kekebalan terhadap difteri. Dimana anak usia 4-5 tahun
tingkat kekebalan 77,8%
dan anak siswa SD kelas VI dibanding yang pernah
mendapat imunisasi ulangan DT 2 dosis pada waktu kelas I SD dengan status
kekebalan terhadap difteri sebesar 98,92%. Sehingga sangat dianjurkan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengimunisasikan anaknya, agar kekebalan
akan berlangsung sekitar 20 tahun lagi.
Imunisasi ulang prnting dilakukan pada anak SD, masyarakat berharap adanya
pemberitahuan berupa surat ijin kepada orang tua. Hal ini dikarenakan imunisasi
tergolong dalam tindakan medis yang mana akan menimbulkan rasa nyeri pada saat
pemberian imunisasi. Selain itu, fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat
adalah anak-anak mereka mengalami demam setelah beberapa hari dilakukannya
imunisasi ulang yang berakhir dengan kecacatan secara fisik. Kondisi ini sangat
memprihatinkan karena jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat imunisasi
tersebut, siapa yang akan bertanggungjawab kalau terjadi sesuatu, yang dirugikan
tetap orangtua si anak. Kepala Diskes Pekanbaru Syaiful Bahri Rab di Pekanbaru
mengatakan pihak kesehatan mengharapkan kegiatan imunisasi di sekolah harus
terlebih dahulu minta izin kepada orangtua murid. Namun untuk pelaksanaan
imunisasi di sekolah, pihak sekolah harus meminta izin orangtua murid terlebih
dahulu sebelum imunisasi. Dengan adanya surat izin, orang tua akan memutuskan
apakah anaknya boleh diimunisasi atau tidak karena orangtualah yang lebih
memahami akan kesehatan anaknya. Selain itu dengan adanya surat izin dari orangtua
juga dapat membantu pihak kesehatan apakah anak memenuhi kriteria untuk
mendapatkan imunisasi ulang atau tidak (News Riau Info, 2007)
Imunisasi sangatlah tidak menyenangkan bagi anak. Rasa sakit atau nyeri yang
dialami oleh anak atau pengalaman yang pernah didapatkan oleh anak dapat
mengakibatkan anak merasa cemas, takut, marah dan diekspresikan secara verbal
karena diusia ini anak mampu menyampaikan secara verbal. Selain penyebab nyeri,
penilaian anak terhadap petugas kesehatan sangatlah negatif dengan arti bahwa
petugas kesehatan merupakan orang dewasa yang perlu diwaspadai karena meraka
akan menyakiti tubuh anak. Dengan adanya rasa sakit, pemahaman yang kurang
tentang kesehatan baik untuk anak sendiri maupun tentang pelayanan petugas
kesehatan
maka
mengakibatkan anak
berespon maladaptif.
Respon yang
menghambat anak untuk menjalani suatu tindakan kesehatan. Tindakan imunisasi
diperlukan adanya kerja sama dua orang atau lebih yang bekerja menuju satu tujuan
yang sama. Dalam aktivitas bersama itu, perlu koordinasi semua kegiatan untuk
mencapai tujuan bersama (Mussen, 2001 dalam Harsono, 2005). Tindakan perawatan
yang dilakukan tanpa melalui pendekatan terapeutik akan menimbulkan ketakutan
pada anak yang selanjutnya menjadi trauma psikologis yang akan berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya (Mott, 1990). Trauma yang sering dialami oleh anak antara
lain problem emosi pada anak usia 6 - 12 tahun adalah kesulitan belajar yang
diakibatkan oleh adanya kesulitan dalam berkonsentrasi dan kegelisahan, adanya
interaksi sosial yang buruk dengan perilaku agresivitas yang menonjol, reaksi depresi,
kesulitan dalam tidur dan takut akan berkontak dengan orang dewasa. Reaksi ini
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit,
sistem pendukung yang tersedia, kemampuan koping yang dimiliki dan berat
ringannya penyakit. Umumnya reaksi ini dikarenakan kecemasan akibat perpisahan,
kehilangan, perlukaan tubuh dan nyeri (Supartini, 2004).
Hartono (2002) menjelaskan kondisi stres yang juga dipengaruhi oleh emosi
terdiri dari respon perilaku, otonom dan hormonal. Respon otonom dan hormonal
banyak disebut sebagai penyebab seseorang memiliki kesehatan yang buruk.
Sedangkan respon perilaku selalu dihubungkan dengan tindakan yang mengikuti
sebagai respon dari stres tersebut. Keadaan yang ”mengancam” atau membuat
seseorang tidak nyaman membuat adrenal gland mensekresi norephineprin,
epinephrinedan hormon steroid. Saraf otonom mengeluarkan senyawa yang
memberikan pengaruh sama dengan produk adrenal gland. Saat seseorang mengalami
keadaan stres tubuh akan memberikan tanda bahaya, pada hipotalamus, kemudian
hipotalamus akan mempengaruhi hipofisis akan menskresikan ACTH (adeno cortico
hormon) yang pada akhirnya mempengaruhi kelenjar adrenal yang kemudian
menghasilkan kortisol dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menekan system
imun. Hal ini mengakibatkan resiko terserang penyakit lebih besar dan
memungkinkan terjadi penyakit otoimunitas. Seperti yang dikatakan oleh Ide (2008)
bahwa Stres kalau berkepanjangan bisa membuat kita terkena infeksi akibat sistem
kekebalan yang menurun. Sehingga akan membuat upaya penyembuhan anak
semakin lama atau sulit tercapai (Hidayat, 2005).
Upaya perawat untuk menurunkan stres pada anak usia sekolah dapat
memanfaatkan perkembangan kognitif dan perkembangan sosial. Kemampuan
kognitif dimana pada usia ini, anak mulai berpikir secara konkret artinya pada usia ini
anak mulai menghubungkan sesuatu dengan kenyataan yang ada. Sedangkan
perkembangan sosial pada anak usia ini mulai menyesuaikan diri dengan teman
sebayanya dan orang dewasa lainnya. Sehingga dengan adanya kemampuan kognitif
dan sosial, perawat dengan mudah melakukan pendekatan terapeutik. Upaya perawat
dalam meningkatkan respon adaptif anak dengan cara membantu menguasai dan
mengatasi masalah, memberikan informasi dan melakukan distraksi pada anak.
Terapeutik yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa takut dengan cara terapi
bermain dimana manfaat terapi ini, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
bermain tetapi dapat bermanfaat sebagai edukasi pada anak. Hasil studi yang
dilakukan oleh Rahma dan Ni Putu Dewi Puspasari (2008) tentang pengaruh terapi
bermain terhadap tingkat kooperatif selama menjalani perawatan pada anak usia pra
sekolah (3 – 5 tahun) di rumah sakit panti rapih yogyakarta didapatkan hasil bahwa
setelah dilakukan terapi bermain kepada anak umur 3-5 tahun sebagian besar perilaku
anak-anak mengalami perubahan yang baik saat menerima tindakan keperawatan.
Pendekatan yang dilakukan oleh perawat melalui bermain bersama merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
menurunkan stres pada anak dan penting untuk mensejahterakan mental serta
emosional anak (Champbel & Glaser, 1995 dalam Supartini, 2004). Bermain dapat
dijadikan sebagai suatu terapi karena berfokus pada kebutuhan anak untuk
mengekspresikan diri mereka melalui penggunaan mainan dalam aktivitas bermain
dan dapat digunakan untuk membantu anak mengerti tentang penyakitnya (Mc.
Guiness, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap perilaku adaptif anak
usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
“Apakan ada pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap
perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut? “
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi bermain peran dengan media
boneka terhadap perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani
imunisasi lanjut
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengkaji perilaku adaptif anak usia sekolah pada kelompok
intervensi selama menjalankan imunisasi lanjut
2. Mengkaji perilaku adaptif anak usia sekolah pada kelompok
kontrol selama menjalankan imunisasi lanjut
3. Menganalisis pengaruh terapi bermain peran dengan media
boneka terhadap perilaku adaptif anak usia sekolah antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam menjalankan
imunisasi lanjut.
1.4
Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan perilaku adaptif anak usia sekolah (6 sampai 8 tahun)
terhadap kegiatan imunisasi dengan pendekatan aktivitas bermain peran
dengan media boneka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan anak
2.
Sebagai bahan pertimbangan yang relevan bagi peneliti lain di masa
yang akan datang.
1.4.2 Praktisi
1.
Sebagai rekomendasi tindakan awal pada anak sebelum dilakukannya
tindakan imunisasi
1.5
Batasan Penelitian
1. Peneliti hanya meneliti tentang pemberian terapi bermain peran dengan
media boneka kepada anak dengan tujuan agar anak dapat bertindak
adaptif pada saat melakukan imunisasi
2. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar yang berusia 6
sampai 8 tahun.
3. Area penelitian berada di sekolah dasar.
1.6
Batasan Istilah Penelitian
1. Terapi bermain peran
Merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri
untuk memperoleh kesenangan (Fosler, 1989).
2. Imunisasi
Berasal dari kata imun, dari bahasa Latin “immunitas” yang berarti
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi
selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara
biasa dan terhadap dakwaan. Jadi, imunisasi adalah perlindungan terhadap
penyakit menular (Conan, 2007).
3. Adaptasi
Merupakan proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah
dalam berespon terhadap stress (Potter, 2005)
4. Perilaku adaptif
Merupakan mekanisme koping yang mendukung aktivitas sehari-hari,
pertumbuhan, belajar dan tujuan. Mekanisme koping yang efektif berupa
respon berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif.
5. Perilaku maladaptif
Merupakan mekanisme koping yang menghambat fungsi aktivitas seharihari, memecahkan masalah, pertumbuhan
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF
ANAK USIA SEKOLAH
DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
SKRIPSI
Oleh:
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF
ANAK USIA SEKOLAH
DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
(S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
i
LEMBARAN PERSETUJUAN
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA
TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA SEKOLAH DALAM
MENJALANI IMUNISASI LANJUT
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
Skripsi ini Telah Disetujui
Tanggal 01 Februari 2012
PEMBIMBING I,
PEMBIMBING II,
Prof. Dr. Sudjono, M. Kes
NIP. UMM . 131.8770.94
Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep
NIP. UMM.112.9311.0305
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, M. Kep
NIP.UMM. 112.0501.0419
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA
TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA SEKOLAH DALAM
MENJALANI IMUNISASI LANJUT
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
Di Ujikan
Tanggal 01 Februari 2012
Penguji I
Penguji II,
Prof. Dr. Sudjono, M. Kes
NIP. UMM . 131.8770.94
Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep
NIP. UMM.112.9311.0305
Penguji III,
Penguji IV,
Solichati, S. Kep. Ns
NIDN. 706098302
Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep, Sp. Kom
NIP. UMM.112.0309.0405
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat
NIP.UMM.112.9311.0304
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Nur Fitriani Laitupa
NIM
: 07060072
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi
: Pengaruh Terapi Bermain Peran Dengan Media Boneka Terhadap
Perilaku Adaptif Anak Usia Sekolah Dalam Menjalani Imunisasi
Lanjut
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan,
Nur Fitriani Laitupa
NIM. 07060072
iv
Motto dan Persembahan
v
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam yang melimpahkan Rahmat dan
Kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah
kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang menjadi teladan dalam menjalankan
aktivitas.
Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang terkasih :
Kedua orang tuaku, kedua abangku (a’ril, a’ipul) dan kedua adikku (ati, putri)
keluarga tersayang dan tercinta terima kasih yang tak terkira ku ucapkan atas segala
doa dan dukungan yang diberikan selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan
balasan yang setimpal dari sisi-NYA.
Keluarga Besar Laitupa, Laisouw, Mulud, Malawat, Pelupessy. terima kasih atas
dukungan moril dan motivasi yang selalu diberikan saat masa2 yang sulit. Terma
kasih atas kasih sayang yang selalu tercurah untuk ku.
Terima kasih buat segenap dosen dan staff PSIK FIKES UMM, atas semua ilmu
yang diberikan, semoga bernilai amal jariah di sisi ALLAH..
Sahabat2 ku: buat Syarifah dangke banyak atas bantuan dan luang waktunya.
Nunung terima kasih atas segala canda dan tawa serta kesedihan yang mengeringi
kebersamaan kita. Buat Riska,Irma,Paska,Tika,Ani,Devi dan Winda, terima kasih
untuk semua kebaikan, support, kemurahan hati, senyum, cerewet2nya, sedihnya.
Makasih C’rinni atas supportnya dan k’esti makasih atas peminjaman buku
statistiknya.
Teman2 PSIK angkatan 2007 kelas B, terima kasih buat teman2 smw yg menjadi
inspirasi.
Teman2, abang2, caca2 maupun ade2 seperjuangan HAMMAS Terima kasih untuk
ilmu dan pengalaman yang sangat membangun.
Terima kasih untuk mas2 foto copy IMANDA, dan yang memproduksi sarina,
energen,Frisian flag, indocafe dan kukis (pisang goreng) terima kasih karena telah
menemaniku disaat kelaperan tengah malam.
Teman2 Masohi, tuti, fidya, rollas, merinda, hajra, kaka winner, argan, wahyudi,
rini, nandar, asis, yasni, Hilda, tojer, niar, suri, sari, eva dan pasangannya ipul, bom,
cita , lia, ade bong, sandi, kahar, Dila rumakey, dan yang lainnya .
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan seikhlas-ikhlasnya kepada Allah SWT karena
atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah penyususnan skripsi dengan judul “Pengaruh
Terapi Bermain Peran Dengan Media Boneka Terhadap Perilaku Adaptif
Anak Usia Sekolah Dalam Menjalani Imunisasi Lanjut” dapat diselesaikan
meskipun dalam jangka waktu yang cukup lama. Shalawat dan salam semoga sselalu
tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua dari jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang yakni Addinul Islam.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat. selaku dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, M. Kep selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Prof. Dr. Sudjono, M. Kes. selaku pembimbing I yang telah sabar dan
bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep. selaku pembimbing II yang telah memberikan
ilmu dan menginspirasi penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.
5. Solichati, S. Kep. Ns. Selaku Penguji I yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini
vii
6. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep. Sp.Kom. Penguji II yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini
7. Edi Suswanto. S. Kep. Ns, selaku dosen wali PSIK kelas B angkatan 2007,
saya ucapkan terima kasih atas setiap ilmu yang telah diberikan.
8. Kepada Ayah, Ibu dan saudara-saudara tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan do`a dalam menempuh perkuliahan ini.
9. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril,
spirit, dan materi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya, saya berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Malang, 27 Januari 2012
Penulis
viii
INTISARI
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA
SEKOLAH DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
Nur Fitriani Laitupa.1, Prof. Dr. Sujono, M. Kes.2, Aini Alifatin, S.Kep, M. Kep.3
Latar Belakang: Imunisasi sangatlah tidak menyenangkan bagi anak. Rasa sakit atau
nyeri yang dialami oleh anak atau pengalaman yang pernah didapatkan oleh anak
dapat mengakibatkan anak merasa cemas, takut, marah dan diekspresikan secara
verbal karena diusia ini anak mampu menyampaikan secara verbal. Selain penyebab
nyeri, penilaian anak terhadap petugas kesehatan sangatlah negatif dengan arti bahwa
petugas kesehatan merupakan orang dewasa yang perlu diwaspadai karena merasa
akan menyakiti tubuh anak. Pendekatan terapeutik dalam bentuk terapi bermain
peran dengan tujuan membantu menguasai dan mengatasi masalah, memberikan
informasi dan melakukan distraksi pada anak.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan
menggunakan rancangan Posttest Only Control Group Design dengan sampel 25 anak dari
SDN Ketawang Gede 2 sebagai kelompok intervensi dan 20 anak SDN Sumber Sari
1 sebagai kelompok kontrol. Sedangkan, analisah data yang digunakan yaitu uji
Mann-Whitney
Hasil: Pada kelompok intervensi didapatkan perilaku adaptif pada anak selama
menjalankan imunisasi dengan skor T > 50 dan kelompok kontrol didapatkan
perilaku maladaptif pada anak selama menjalankan imunisasi dengan skor T ≥ 50.
Sedangkan, hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai probabilitas 0,000. Nilai
probabalitas ini < nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima.
Kesimpulan: Ada pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap
perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut pada kelompok
intervensi dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai probabilitas 0,000.
Saran: Terapi bermain peran sebagai rekomendasi tindakan awal pada anak sebelum
dilakukannya tindakan imunisasi.
Kata kunci: Perilaku Adaptif, Anak Usia Sekolah, Terapi Bermain Peran
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Universitas
Muhammadiyah Malang
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE ROLE PLAYING THERAPY WITH DOLL
MEDIA ON THE ADAPTIVE BEHAVIOR OF SCHOOL AGE
CHILDREN WHO UNDERGO ADVANCED IMMUNIZATION
Nur Fitriani Laitupa1, Prof. Dr. Sujono, M. Kes2, Aini Alifatin, S. Kep, M. Kep3
Background: The immunization is not pleasant moment for children. Sickness or
pain experienced by or exposed to the children may lead them into anxiety, fear,
angry, and verbal expression. The school-age children have been able to give verbal
expression easily. In addition to pain, children perception on the health officer will
be very negative, in which the health officer is regarded as the adult who is to be
aware of because of the possibility to harm the children. Therapeutic approach in the
form of therapy is aimed to help the children to empower and solve the problem, to
give information, and to operate the controlled distraction upon children.
Method: Research design is Quasi Experiment using Post-Test Only Control Group Design.
The sample is 25 children from SDN Ketawang Gede 2 as intervention group and 20
children from SDN Sumber Sari 1 as control group. Analysis data tool is MannWhitney Test.
Result: In the intervention group obtained an adaptive behavior at children's during
the run of immunization with a T score> 50 and the control group obtained
maladaptive behavior in children during the run of immunization with a T score ≥
50. Meanwhile, Mann-Whitney test results obtained probability value 0.000.
Probabalitas value is
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak yang sehat merupakan impian setiap orang tua, namun untuk
mewujudkan anak yang sehat diperlukan berbagai usaha dan perhatian dari orang tua.
Angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita cukup tinggi (Widjaja, 2002).
Menurut laporan WHO pada 2002, lembaga ini memperkirakan terdapat kematian
balita sebesar 1,4 juta jiwa yang disebabkan oleh karena penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, yaitu campak 540.000 (38%), Haemophilus influenzae type b
386.000 (27%), pertussis 294.000 (20%) dan tetanus 198.000 (14%).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu ( Soekidjo Notoatmojo, 1997 ). Menurut WHO (2011) imunisasi
merupakan proses dimana seseorang dibuat menjadi kebal atau memiliki kekebalan
atau ketahanan terhadap sutau penyakit menular tertentu dan biasanya dengan cara
memberikan vaksin . Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga
kesehatan anak untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit yang
berbahaya dan sering terjadi pada tahun awal kehidupan seorang anak. Imunisasi
dasar diberikan sejak umur anak 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali pada
kurun usia 0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali pada usia 011 bulan, campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3 kali pada usia 0-11
bulan. Sedangkan imunisasi ulangan (lanjutan) adalah pemberian kekebalan setelah
imunisasi dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan IV (Supartini,
2004).
Imunisasi ulang yang perlu diberikan pada sekolah dasar yaitu imunisasi
campak dan DT (kelas 1), dan TT (kelas 2, 3 dan 6). Sebanyak 28,3% anak yang
sudah divaksinasi waktu bayi ternyata pada umur 5 -7 tahun masih terkena campak
dan umur >10 tahun masih dijumpai kasus difteria. Untuk pemberantasan tetanus
neonatorium sedikitnya dibutuhkan 5 kali suntikan tetanus toksoid sejak bayi sampai
dewasa (Satgas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI, Sari Pediatri
2000). Hasil studi yang dilakukan oleh Muljati Prijanto, dkk (2002) tentang status
kekebalan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia 4-5 tahun dan siswa SD kelas
VI menunjukkan bahwa anak balita umur 4-5 tahun dengan siswa SD kelas VI
memiliki tingkat perbedaan kekebalan terhadap difteri. Dimana anak usia 4-5 tahun
tingkat kekebalan 77,8%
dan anak siswa SD kelas VI dibanding yang pernah
mendapat imunisasi ulangan DT 2 dosis pada waktu kelas I SD dengan status
kekebalan terhadap difteri sebesar 98,92%. Sehingga sangat dianjurkan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengimunisasikan anaknya, agar kekebalan
akan berlangsung sekitar 20 tahun lagi.
Imunisasi ulang prnting dilakukan pada anak SD, masyarakat berharap adanya
pemberitahuan berupa surat ijin kepada orang tua. Hal ini dikarenakan imunisasi
tergolong dalam tindakan medis yang mana akan menimbulkan rasa nyeri pada saat
pemberian imunisasi. Selain itu, fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat
adalah anak-anak mereka mengalami demam setelah beberapa hari dilakukannya
imunisasi ulang yang berakhir dengan kecacatan secara fisik. Kondisi ini sangat
memprihatinkan karena jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat imunisasi
tersebut, siapa yang akan bertanggungjawab kalau terjadi sesuatu, yang dirugikan
tetap orangtua si anak. Kepala Diskes Pekanbaru Syaiful Bahri Rab di Pekanbaru
mengatakan pihak kesehatan mengharapkan kegiatan imunisasi di sekolah harus
terlebih dahulu minta izin kepada orangtua murid. Namun untuk pelaksanaan
imunisasi di sekolah, pihak sekolah harus meminta izin orangtua murid terlebih
dahulu sebelum imunisasi. Dengan adanya surat izin, orang tua akan memutuskan
apakah anaknya boleh diimunisasi atau tidak karena orangtualah yang lebih
memahami akan kesehatan anaknya. Selain itu dengan adanya surat izin dari orangtua
juga dapat membantu pihak kesehatan apakah anak memenuhi kriteria untuk
mendapatkan imunisasi ulang atau tidak (News Riau Info, 2007)
Imunisasi sangatlah tidak menyenangkan bagi anak. Rasa sakit atau nyeri yang
dialami oleh anak atau pengalaman yang pernah didapatkan oleh anak dapat
mengakibatkan anak merasa cemas, takut, marah dan diekspresikan secara verbal
karena diusia ini anak mampu menyampaikan secara verbal. Selain penyebab nyeri,
penilaian anak terhadap petugas kesehatan sangatlah negatif dengan arti bahwa
petugas kesehatan merupakan orang dewasa yang perlu diwaspadai karena meraka
akan menyakiti tubuh anak. Dengan adanya rasa sakit, pemahaman yang kurang
tentang kesehatan baik untuk anak sendiri maupun tentang pelayanan petugas
kesehatan
maka
mengakibatkan anak
berespon maladaptif.
Respon yang
menghambat anak untuk menjalani suatu tindakan kesehatan. Tindakan imunisasi
diperlukan adanya kerja sama dua orang atau lebih yang bekerja menuju satu tujuan
yang sama. Dalam aktivitas bersama itu, perlu koordinasi semua kegiatan untuk
mencapai tujuan bersama (Mussen, 2001 dalam Harsono, 2005). Tindakan perawatan
yang dilakukan tanpa melalui pendekatan terapeutik akan menimbulkan ketakutan
pada anak yang selanjutnya menjadi trauma psikologis yang akan berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya (Mott, 1990). Trauma yang sering dialami oleh anak antara
lain problem emosi pada anak usia 6 - 12 tahun adalah kesulitan belajar yang
diakibatkan oleh adanya kesulitan dalam berkonsentrasi dan kegelisahan, adanya
interaksi sosial yang buruk dengan perilaku agresivitas yang menonjol, reaksi depresi,
kesulitan dalam tidur dan takut akan berkontak dengan orang dewasa. Reaksi ini
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit,
sistem pendukung yang tersedia, kemampuan koping yang dimiliki dan berat
ringannya penyakit. Umumnya reaksi ini dikarenakan kecemasan akibat perpisahan,
kehilangan, perlukaan tubuh dan nyeri (Supartini, 2004).
Hartono (2002) menjelaskan kondisi stres yang juga dipengaruhi oleh emosi
terdiri dari respon perilaku, otonom dan hormonal. Respon otonom dan hormonal
banyak disebut sebagai penyebab seseorang memiliki kesehatan yang buruk.
Sedangkan respon perilaku selalu dihubungkan dengan tindakan yang mengikuti
sebagai respon dari stres tersebut. Keadaan yang ”mengancam” atau membuat
seseorang tidak nyaman membuat adrenal gland mensekresi norephineprin,
epinephrinedan hormon steroid. Saraf otonom mengeluarkan senyawa yang
memberikan pengaruh sama dengan produk adrenal gland. Saat seseorang mengalami
keadaan stres tubuh akan memberikan tanda bahaya, pada hipotalamus, kemudian
hipotalamus akan mempengaruhi hipofisis akan menskresikan ACTH (adeno cortico
hormon) yang pada akhirnya mempengaruhi kelenjar adrenal yang kemudian
menghasilkan kortisol dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menekan system
imun. Hal ini mengakibatkan resiko terserang penyakit lebih besar dan
memungkinkan terjadi penyakit otoimunitas. Seperti yang dikatakan oleh Ide (2008)
bahwa Stres kalau berkepanjangan bisa membuat kita terkena infeksi akibat sistem
kekebalan yang menurun. Sehingga akan membuat upaya penyembuhan anak
semakin lama atau sulit tercapai (Hidayat, 2005).
Upaya perawat untuk menurunkan stres pada anak usia sekolah dapat
memanfaatkan perkembangan kognitif dan perkembangan sosial. Kemampuan
kognitif dimana pada usia ini, anak mulai berpikir secara konkret artinya pada usia ini
anak mulai menghubungkan sesuatu dengan kenyataan yang ada. Sedangkan
perkembangan sosial pada anak usia ini mulai menyesuaikan diri dengan teman
sebayanya dan orang dewasa lainnya. Sehingga dengan adanya kemampuan kognitif
dan sosial, perawat dengan mudah melakukan pendekatan terapeutik. Upaya perawat
dalam meningkatkan respon adaptif anak dengan cara membantu menguasai dan
mengatasi masalah, memberikan informasi dan melakukan distraksi pada anak.
Terapeutik yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa takut dengan cara terapi
bermain dimana manfaat terapi ini, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
bermain tetapi dapat bermanfaat sebagai edukasi pada anak. Hasil studi yang
dilakukan oleh Rahma dan Ni Putu Dewi Puspasari (2008) tentang pengaruh terapi
bermain terhadap tingkat kooperatif selama menjalani perawatan pada anak usia pra
sekolah (3 – 5 tahun) di rumah sakit panti rapih yogyakarta didapatkan hasil bahwa
setelah dilakukan terapi bermain kepada anak umur 3-5 tahun sebagian besar perilaku
anak-anak mengalami perubahan yang baik saat menerima tindakan keperawatan.
Pendekatan yang dilakukan oleh perawat melalui bermain bersama merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
menurunkan stres pada anak dan penting untuk mensejahterakan mental serta
emosional anak (Champbel & Glaser, 1995 dalam Supartini, 2004). Bermain dapat
dijadikan sebagai suatu terapi karena berfokus pada kebutuhan anak untuk
mengekspresikan diri mereka melalui penggunaan mainan dalam aktivitas bermain
dan dapat digunakan untuk membantu anak mengerti tentang penyakitnya (Mc.
Guiness, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap perilaku adaptif anak
usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
“Apakan ada pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap
perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut? “
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi bermain peran dengan media
boneka terhadap perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani
imunisasi lanjut
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengkaji perilaku adaptif anak usia sekolah pada kelompok
intervensi selama menjalankan imunisasi lanjut
2. Mengkaji perilaku adaptif anak usia sekolah pada kelompok
kontrol selama menjalankan imunisasi lanjut
3. Menganalisis pengaruh terapi bermain peran dengan media
boneka terhadap perilaku adaptif anak usia sekolah antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam menjalankan
imunisasi lanjut.
1.4
Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan perilaku adaptif anak usia sekolah (6 sampai 8 tahun)
terhadap kegiatan imunisasi dengan pendekatan aktivitas bermain peran
dengan media boneka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan anak
2.
Sebagai bahan pertimbangan yang relevan bagi peneliti lain di masa
yang akan datang.
1.4.2 Praktisi
1.
Sebagai rekomendasi tindakan awal pada anak sebelum dilakukannya
tindakan imunisasi
1.5
Batasan Penelitian
1. Peneliti hanya meneliti tentang pemberian terapi bermain peran dengan
media boneka kepada anak dengan tujuan agar anak dapat bertindak
adaptif pada saat melakukan imunisasi
2. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar yang berusia 6
sampai 8 tahun.
3. Area penelitian berada di sekolah dasar.
1.6
Batasan Istilah Penelitian
1. Terapi bermain peran
Merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri
untuk memperoleh kesenangan (Fosler, 1989).
2. Imunisasi
Berasal dari kata imun, dari bahasa Latin “immunitas” yang berarti
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi
selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara
biasa dan terhadap dakwaan. Jadi, imunisasi adalah perlindungan terhadap
penyakit menular (Conan, 2007).
3. Adaptasi
Merupakan proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah
dalam berespon terhadap stress (Potter, 2005)
4. Perilaku adaptif
Merupakan mekanisme koping yang mendukung aktivitas sehari-hari,
pertumbuhan, belajar dan tujuan. Mekanisme koping yang efektif berupa
respon berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif.
5. Perilaku maladaptif
Merupakan mekanisme koping yang menghambat fungsi aktivitas seharihari, memecahkan masalah, pertumbuhan
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF
ANAK USIA SEKOLAH
DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
SKRIPSI
Oleh:
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF
ANAK USIA SEKOLAH
DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
(S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
i
LEMBARAN PERSETUJUAN
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA
TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA SEKOLAH DALAM
MENJALANI IMUNISASI LANJUT
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
Skripsi ini Telah Disetujui
Tanggal 01 Februari 2012
PEMBIMBING I,
PEMBIMBING II,
Prof. Dr. Sudjono, M. Kes
NIP. UMM . 131.8770.94
Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep
NIP. UMM.112.9311.0305
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, M. Kep
NIP.UMM. 112.0501.0419
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA
TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA SEKOLAH DALAM
MENJALANI IMUNISASI LANJUT
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NUR FITRIANI LAITUPA
NIM. 07060072
Di Ujikan
Tanggal 01 Februari 2012
Penguji I
Penguji II,
Prof. Dr. Sudjono, M. Kes
NIP. UMM . 131.8770.94
Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep
NIP. UMM.112.9311.0305
Penguji III,
Penguji IV,
Solichati, S. Kep. Ns
NIDN. 706098302
Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep, Sp. Kom
NIP. UMM.112.0309.0405
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat
NIP.UMM.112.9311.0304
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Nur Fitriani Laitupa
NIM
: 07060072
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi
: Pengaruh Terapi Bermain Peran Dengan Media Boneka Terhadap
Perilaku Adaptif Anak Usia Sekolah Dalam Menjalani Imunisasi
Lanjut
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan,
Nur Fitriani Laitupa
NIM. 07060072
iv
Motto dan Persembahan
v
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam yang melimpahkan Rahmat dan
Kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah
kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang menjadi teladan dalam menjalankan
aktivitas.
Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang terkasih :
Kedua orang tuaku, kedua abangku (a’ril, a’ipul) dan kedua adikku (ati, putri)
keluarga tersayang dan tercinta terima kasih yang tak terkira ku ucapkan atas segala
doa dan dukungan yang diberikan selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan
balasan yang setimpal dari sisi-NYA.
Keluarga Besar Laitupa, Laisouw, Mulud, Malawat, Pelupessy. terima kasih atas
dukungan moril dan motivasi yang selalu diberikan saat masa2 yang sulit. Terma
kasih atas kasih sayang yang selalu tercurah untuk ku.
Terima kasih buat segenap dosen dan staff PSIK FIKES UMM, atas semua ilmu
yang diberikan, semoga bernilai amal jariah di sisi ALLAH..
Sahabat2 ku: buat Syarifah dangke banyak atas bantuan dan luang waktunya.
Nunung terima kasih atas segala canda dan tawa serta kesedihan yang mengeringi
kebersamaan kita. Buat Riska,Irma,Paska,Tika,Ani,Devi dan Winda, terima kasih
untuk semua kebaikan, support, kemurahan hati, senyum, cerewet2nya, sedihnya.
Makasih C’rinni atas supportnya dan k’esti makasih atas peminjaman buku
statistiknya.
Teman2 PSIK angkatan 2007 kelas B, terima kasih buat teman2 smw yg menjadi
inspirasi.
Teman2, abang2, caca2 maupun ade2 seperjuangan HAMMAS Terima kasih untuk
ilmu dan pengalaman yang sangat membangun.
Terima kasih untuk mas2 foto copy IMANDA, dan yang memproduksi sarina,
energen,Frisian flag, indocafe dan kukis (pisang goreng) terima kasih karena telah
menemaniku disaat kelaperan tengah malam.
Teman2 Masohi, tuti, fidya, rollas, merinda, hajra, kaka winner, argan, wahyudi,
rini, nandar, asis, yasni, Hilda, tojer, niar, suri, sari, eva dan pasangannya ipul, bom,
cita , lia, ade bong, sandi, kahar, Dila rumakey, dan yang lainnya .
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan seikhlas-ikhlasnya kepada Allah SWT karena
atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah penyususnan skripsi dengan judul “Pengaruh
Terapi Bermain Peran Dengan Media Boneka Terhadap Perilaku Adaptif
Anak Usia Sekolah Dalam Menjalani Imunisasi Lanjut” dapat diselesaikan
meskipun dalam jangka waktu yang cukup lama. Shalawat dan salam semoga sselalu
tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua dari jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang yakni Addinul Islam.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat. selaku dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, M. Kep selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Prof. Dr. Sudjono, M. Kes. selaku pembimbing I yang telah sabar dan
bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Aini Alifatin, S. Kp. M. Kep. selaku pembimbing II yang telah memberikan
ilmu dan menginspirasi penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.
5. Solichati, S. Kep. Ns. Selaku Penguji I yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini
vii
6. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep. Sp.Kom. Penguji II yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini
7. Edi Suswanto. S. Kep. Ns, selaku dosen wali PSIK kelas B angkatan 2007,
saya ucapkan terima kasih atas setiap ilmu yang telah diberikan.
8. Kepada Ayah, Ibu dan saudara-saudara tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan do`a dalam menempuh perkuliahan ini.
9. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril,
spirit, dan materi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya, saya berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Malang, 27 Januari 2012
Penulis
viii
INTISARI
PENGARUH TERAPI BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA
BONEKA TERHADAP PERILAKU ADAPTIF ANAK USIA
SEKOLAH DALAM MENJALANI IMUNISASI LANJUT
Nur Fitriani Laitupa.1, Prof. Dr. Sujono, M. Kes.2, Aini Alifatin, S.Kep, M. Kep.3
Latar Belakang: Imunisasi sangatlah tidak menyenangkan bagi anak. Rasa sakit atau
nyeri yang dialami oleh anak atau pengalaman yang pernah didapatkan oleh anak
dapat mengakibatkan anak merasa cemas, takut, marah dan diekspresikan secara
verbal karena diusia ini anak mampu menyampaikan secara verbal. Selain penyebab
nyeri, penilaian anak terhadap petugas kesehatan sangatlah negatif dengan arti bahwa
petugas kesehatan merupakan orang dewasa yang perlu diwaspadai karena merasa
akan menyakiti tubuh anak. Pendekatan terapeutik dalam bentuk terapi bermain
peran dengan tujuan membantu menguasai dan mengatasi masalah, memberikan
informasi dan melakukan distraksi pada anak.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan
menggunakan rancangan Posttest Only Control Group Design dengan sampel 25 anak dari
SDN Ketawang Gede 2 sebagai kelompok intervensi dan 20 anak SDN Sumber Sari
1 sebagai kelompok kontrol. Sedangkan, analisah data yang digunakan yaitu uji
Mann-Whitney
Hasil: Pada kelompok intervensi didapatkan perilaku adaptif pada anak selama
menjalankan imunisasi dengan skor T > 50 dan kelompok kontrol didapatkan
perilaku maladaptif pada anak selama menjalankan imunisasi dengan skor T ≥ 50.
Sedangkan, hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai probabilitas 0,000. Nilai
probabalitas ini < nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima.
Kesimpulan: Ada pengaruh terapi bermain peran dengan media boneka terhadap
perilaku adaptif anak usia sekolah dalam menjalani imunisasi lanjut pada kelompok
intervensi dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai probabilitas 0,000.
Saran: Terapi bermain peran sebagai rekomendasi tindakan awal pada anak sebelum
dilakukannya tindakan imunisasi.
Kata kunci: Perilaku Adaptif, Anak Usia Sekolah, Terapi Bermain Peran
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Universitas
Muhammadiyah Malang
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE ROLE PLAYING THERAPY WITH DOLL
MEDIA ON THE ADAPTIVE BEHAVIOR OF SCHOOL AGE
CHILDREN WHO UNDERGO ADVANCED IMMUNIZATION
Nur Fitriani Laitupa1, Prof. Dr. Sujono, M. Kes2, Aini Alifatin, S. Kep, M. Kep3
Background: The immunization is not pleasant moment for children. Sickness or
pain experienced by or exposed to the children may lead them into anxiety, fear,
angry, and verbal expression. The school-age children have been able to give verbal
expression easily. In addition to pain, children perception on the health officer will
be very negative, in which the health officer is regarded as the adult who is to be
aware of because of the possibility to harm the children. Therapeutic approach in the
form of therapy is aimed to help the children to empower and solve the problem, to
give information, and to operate the controlled distraction upon children.
Method: Research design is Quasi Experiment using Post-Test Only Control Group Design.
The sample is 25 children from SDN Ketawang Gede 2 as intervention group and 20
children from SDN Sumber Sari 1 as control group. Analysis data tool is MannWhitney Test.
Result: In the intervention group obtained an adaptive behavior at children's during
the run of immunization with a T score> 50 and the control group obtained
maladaptive behavior in children during the run of immunization with a T score ≥
50. Meanwhile, Mann-Whitney test results obtained probability value 0.000.
Probabalitas value is