7. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dahulu calin nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan
yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung dengan melalui notaris.
8. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. 9. Penyaluranpenarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu
sekaligus atau secara bertahap. Maka berdasarkan pernyataan di atas, proses realisasi pemberian kredit
relative lama atau ditolak jika prosedur yang diberikan calon debitur belum lengkap begitupun sebaliknya jika prosedur yang diberikan calon debitur sudah
lengkap maka kredit akan secepatnya diberikan.
2.2 Kerangka Pemikiran
Undang-undang Perbankan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang barang atau jasa kepada pihak lain dengan
pembayaran pengembalian secara mengangsur setalah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan bunga yang telah ditetapkan.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Dalam pemberian kredit hendaknya pihak bank memperhatikan ukuran-ukuran yang
sudah ditetapkan yang menjadi standar penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
menggunakan analisis 6C Menurut Kasmir 2002:104, yaitu : Character watakkepribadian bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon
peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu
yang telah ditetapkan. Peminjam harus mempunyai reputasi yang baik. Capacity kemampuan pihak bank harus mengetahui dengan pasti sampai dimana
kemampuan menjalankan usaha daripada calon peminjam, Capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur modal yang dimiliki oleh
calon peminjam, Condition Of economy kondisi perekonomian asaz kondisi dan situasi ekonomi perlu juga diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit,
terutama dalam hubungannya dengan keadaan usaha calon peminjam, Collateral
Jaminan atau agunan ialah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik calon peminjam atau pihak ketiga yang diikat sebagai tanggungan andai kata terjadi
ketidakmampuan calon peminjam tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit, Constraints merupakan faktor hambatan berupa faktor-
faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur
utama dalam kredit benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya dan terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada
waktunya sesuai dengan perjanjian. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk lebih jelasnya penulis tuangkan
kerangka pemikiran berikut ini :
Pemberian Kredit 1. Character
2. Capacity 3. Capital
4. Condition of economy 5. Collateral
6. Constraints Kasmir, 2002:104
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek peneliti adalah mengenai analisis pelaksanaan pemberian kredit pensiun pada Bank Tabungan Pensiun
Nasional BTPN Kantor Kas Padalarang. Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit yang tidak sehat. Maka upaya yang dilakukan penulis yaitu menganalisis
pelaksanaan pemberian kredit. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data- data yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Unit Penelitian
Unit penelitian yang penulis analisis yaitu mengenai pemberian kredit pensiun pada BTPN Kantor Kas Padalarang.
Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara bagian kredit BTPN Kantor Kas Padalarang. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan
rencana kerja yang dilakukan oleh bagian unit bagian Kredit. Dalam penelitian ini analisis pemberian kredit pensiun adalah objek utama yang diteliti.
3.2.2 Desain Penelitian
Metode penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis
dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif. Menurut Winarno 2000:145,
mengatakan bahwa
metode deskriptif
adalah suatu
bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan suatu keadaan
atau suatu masalah dimana data yang diambil dianalisis kebenarannya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad 1996:140 tentang
ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut :
1.
Memusat pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual.
2.
Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisis karena metode ini sering pula di sebut metode analitik.
3.2.3 Operasional Variabel Penelitian
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independent
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya Sugiyono, 2006:11
Sesuai dengan judul penelitian yang akan diangkat oelh penulis yaitu “Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Pensiun Pada BTPN Kantor Kas
Padalarang”. Maka terdapat satu variabel dalam penelitian ini yaiatu pelaksanaan pemberian kredit pensiun.